Tanpa melibatkan Fern dalam rencana ini, Risa telah membawa Ardi ke sebuah markas Dating Game Simulation yang merupakan bangunan bawah tanah dengan koridor yang panjang. Banyak dari mereka mengenakan seragam militer dan hanya sedikit orang-orang yang mengenakan jubah laboratorium putih misalnya seorang wanita di depan keduanya. Wanita tersebut memiliki rambut putih sepinggul serta mengenakan pakaian kasual dari balik jasnya, ia memiliki mata panda yang menandakan dia terlihat seorang yang penting yang dengan rela akan menghabiskan waktu tidurnya hanya untuk sebuah pekerjaan.
"Komandan kamu di sini juga? Mungkinkah di sebelahmu adalah kandidatnya."
"Ah, namanya Ardi... dia yang akan menjadi kunci kemenangan kita."
"Begitu."
"Dan ini Vina, dia ilmuwan yang merancang kacamata yang kau kenakan termasuk game yang banyak beredar di pasaran."
"Salam kenal."
Vina mengambil permen loli dari sakunya, sempat menawarkan pada Ardi namun di tolak dengan sopan.
"Sayang sekali, ini rasa stroberi loh."
"Meski terlihat aneh, dia orang yang baik."
Ardi tidak mempermasalahkan bagaimana kepribadian orang-orang di sekelilingnya, menjadi diri sendiri dan bersikap jujur tanpa menyembunyikan sesuatu adalah hal yang patut dihargai.
Vina memandu mereka untuk tur sesaat, pusat Dating Game Simulation bukan hanya organisasi yang bermalas-malasan untuk mengembangkan game melainkan mereka juga terlibat langsung dalam peperangan di garis depan, di sini ada bengkel untuk pembuatan pesawat tempur, senjata dan bahkan pelatihan yang diikuti para gadis yang dengan senang memamerkan bakat bela diri mereka dari balik kaca.
"Semuanya perempuan."
"Itu permintaanku, para gadis lebih bisa diandalkan dalam pertempuran dibandingkan para pria."
Secara tidak langsung Risa mungkin tidak terlalu suka jika tempat bekerjanya dipenuhi banyak pria.
"Alat yang aku kembangkan juga lebih cocok memaksimalkan pergerakan wanita dibandingkan pria," tambah Vina sembari menunjukan sebuah hologram yang menampilkan pakaian menyerupai body suit dengan senjata diletakan di berbagai tempat tertentu.
"Bisa menembakkan misil, tebang melesat di angkasa serta tidak membebani penggunanya, aku juga memberikan tambahan pedang laser yang cukup kuat untuk menghabisi monster, bagaimana apa kamu terkesan?"
"Aku hanya terkesan seberapa ketatnya pakaian itu."
"Hehe bukannya bagus ini juga tahan air dan api, aku menyebutnya Armor Tempur."
Risa mendesah pelan sebelum membawa mereka ke tempat lain yang lebih tertutup. Dia menjelaskan apa yang harus dilakukan Ardi dengan memberikan pakaian serba putih yang ditunjukan untuk tahanan.
"Kami akan memenjarakanmu selama dua Minggu di sini, di sebelah sel milik Estel. Saat itu, cobalah untuk melakukan pendekatan agar dia mau membuka hatinya, seharusnya itu akan baik-baik saja bukan?'
"Aku akan berusaha."
Dengan hanya kata-kata tersebut, Ardi telah dijebloskan ke dalam penjara, ada sel jeruji yang membagi antara dirinya dan Estel, dan sisanya hanyalah ruangan dengan kamar mandi, tempat tidur yang jauh dari penjara biasanya. Untuk hiburan ditaruh juga televisi serta beberapa buku novel yang bisa dibaca dengan santai.
Ardi melirik ke arah seorang yang terus menatapnya dengan pandangan kosong, seperti di dalam game dia memiliki rambut merah dengan hiasan kepangan melingkar, aura yang dikeluarkannya cukup misterius yang membuat seseorang akan ragu untuk hanya bertanya ke arahnya.
Dialah Estel, roh pedang.
Ardi yang sudah mengenakan kacamatanya mulai mendapati pilihan pembicaraan. Tidak terbatas pembicaraan terkadang pilihannya juga akan berubah jadi tindakan.
Katakan :
A. Halo.
B. Berhenti melihatku dengan mata burukmu itu!"
C. Apa lihat-lihat?"
D. Gadis cantik, siapa namamu?"
Dari baik kamera Risa dan Vina memantau tanpa kendor.
"Nah, sekarang tunjukan padaku kemampuanmu sesungguhnya Ardi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Rezenit ORE
menarik
2024-01-31
0