Sebagai serangan balasan Basilist membuka rahangnya untuk menyemburkan api, pemandangan yang terlihat aneh saat seekor ular bisa melakukannya layaknya seekor naga.
Pesawat jet mulai terbakar lalu saling bertubrukan di udara sebelum meledak dan jatuh menjadi puing-puing berserakan di tanah.
"Jangan khawatir, itu hanya pesawat tanpa awak, sekarang giliran kalian," kata Risa memberi instruksi untuk Fern dan Ardi memulai rencana mereka.
Masing-masing dari mereka bertugas sebagai tim pendukung sedangkan Estel sebagai seorang penyerang.
Dari bawah tanah masing-masing akar menyeruak ke atas, satu sama lain merupakan bentuk tangan raksasa yang dikendalikan oleh Ardi maupun Fern. Dengan tangan itu mencengkeram sosok Basilist hingga tidak bisa bergerak selanjutnya menyerahkan semuanya pada Estel yang menjatuhkan dirinya dari atas kepala ular sembari menebaskan pedangnya, alih-alih dia berhasil membunuhnya pedangnya malah hancur sebelum terhantam jatuh menabrak puing-puing rerutuhan.
Di saat yang sama tangan kayu yang mencengkeram keberadaan ular tidak bisa bertahan lagi.
"Ardi bawa Estel mundur, aku akan menahannya."
Ardi jelas tidak memiliki pilihan lagi selain membawa Estel untuk berlari bersamanya, sementara itu Fern berusaha mungkin untuk menutupi jalur Basilist dengan berbagai pepohonan merambat.
Pohon jelas tidak akan berguna dalam pertarungan ini, nafas api sudah cukup membakarnya menjadi debu. Tubuh Fern kembali dihantam mulut Basilist hingga dia dibawa untuk menabrak beberapa bangunan di belakangnya.
"Lepaskan aku Ardi, aku masih bisa bertarung."
"Ular ini terlalu kuat untuk kita kalahkan."
"Omong kosong, Fern akan mati jika kita membiarkannya begitu saja."
Untuk pertama kalinya Estel peduli pada seseorang. Kemungkinan keseharian yang mereka lewati telah membuatnya sedikit berubah, apa yang dipikirkan Ardi saat ini.
Estel mendorong tubuh Ardi sebelum terbang melayang ke arah pertarungan terjadi, Fern sendiri tidak begitu menerima nasib selagi ada kesempatan dia terus menggunakan kekuatannya entah untuk menghentikan pergerakan, bertahan ataupun menyerang.
Estel yang terbang dari belakang bersiap menyerang, pergerakannya lebih dulu diketahui hingga hanya dengan cambukan ekor, mengirimnya jatuh ke tanah. Dia melesat keluar sembari mengirimkan pedang-pedang di sekelilingnya untuk maju lebih dulu.
Basilist yang seutuhnya fokus terhadap pergerakan Estel dimanfaatkan baik oleh Fern yang menciptakan pohon-pohon tajam yang menusuk ular dari segala arah.
"Apa berhasil?"
Basilist meronta-ronta sebelum akhirnya kembali mengamuk dengan menyemburkan api ke segala arah menjadikan kota sebagai lautan api. Dia bisa lolos dari kematian dan mulai menyerang Estel dan Fern sebagai balasan.
"Apa-apaan ini semua, makhluk ini terlalu kuat."
"Sudah kuduga, monster abnormal memang sulit dihadapi.. ini misi S, kalian semua mundur."
Tidak ada yang menggubris permintaan Risa karena pada dasarnya jika mereka tidak mengalahkannya saat ini maka bukan hal aneh monster ini akan sekaligus menyerang wilayah lain.
Akan banyak manusia yang mati nantinya, Estel terlempar ke dekat Ardi hingga dia mengerang kesakitan.
"Makhluk ini terlalu kuat, kita tidak bisa mengatasinya."
"Aku juga akan bertarung," balas Ardi mendekat.
"Sihir pohon tidak akan berpengaruh padanya."
"Tidak, aku akan menggunakan yang lain."
Sebelum Estel mengetahui apa yang terjadi, sebuah ciuman lembut telah dirasakan bibirnya, Ardi secara inisiatif membuat kontrak tanpa persetujuan Estel. Dan sekarang dia hanya bertaruh. Jika Estel menyukainya kontrak akan dibuat dan jika tidak maka semua ini hanya sia-sia.
Risa memberikan komentarnya terhadap Vina yang sudah muncul selagi membawa kopi dan terkejut karena melihat adegan ciuman di layar monitor.
"Dia benar-benar berani."
"Dia pasti gagal."
"Tidak juga, lihat baik-baik."
Ardi menjaga jarak dan tubuhnya seketika diselimuti cahaya.
"LIHAT KAN, DIA TERLAHIR SEBAGAI PLAYBOY," teriak Risa yang segera mendapatkan bantahan Vina.
"Kata itu tidak cocok digunakan komandan, lagipula kita yang mendorongnya untuk melakukan hal seperti itu."
Estel sedikit memerah namun dia tidak terlalu memikirkannya dan bertanya ke arah prioritas saat ini.
"Apa yang akan kau lakukan?"
"Alihkan perhatiannya lagi, selanjutnya aku akan mengakhirinya dengan satu serangan."
Kekuatan Estel adalah membentuk pedang yang mana menjadikannya kemampuan bertarung paling atas. Sekarang Ardi hanya harus menggunakannya dengan cara berbeda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Rezenit ORE
Nagisa moment
2024-02-08
0
Falah35
si ardi keknya dapat istri baru wkwkw
2024-02-06
1