"Dalam latihan menggunakan kekuatan roh yang harus diperhatikan adalah seberapa hebat seseorang bisa mengendalikannya, cobalah untuk membuat bunga ini tumbuh besar dan kecil tanpa kesulitan."
Pagi hari di cuaca cerah, Ardi telah menerima bimbingan dari Fern. Fern sendiri tidak mengenakan pakaian pekerjannya melainkan gaun putih yang membuatnya terlihat lebih muda dari seharusnya.
Ardi mengarahkan tangannya ke sebuah pot bunga matahari di depannya dan ketika dia mencoba mengalirkan energi roh, bunga tersebut tumbuh setinggi rumah.
Dia sedikit mundur karena terkejut walau begitu bunga tersebut bisa mempertahankan ukurannya sesaat sebelum kembali mengecil dengan sendirinya.
"Untuk percobaan pertama yang barusan sudah bagus."
"Tapi rasanya kepalaku sedikit pusing."
"Setelah terbiasa rasa sakitnya juga akan menghilang."
Fern menjentikkan jarinya dan bunga itu kembali besar, tak hanya itu bunga tersebut bahkan bisa bergerak dengan sulur yang meluak-liuk sesuai keinginan Fern.
"Lihat ini Ardi, jika kamu sudah ahli kamu bisa menggerakkan seluruhnya dan mampu mengikat wanita siapapun dan mulai melecehkannya dengan tentakel ini."
"Memangnya aku mau melakukan hal semacam itu."
Ardi merentangkan tangannya untuk berbaring menatap langit. Sementara itu Fern lebih memilih duduk untuk menemani.
"Ngomong-ngomong kenapa ras dunia lain malah memilih tinggal di dunia ini?"
"Itu karena kami sudah kehilangan tempat tinggal kami di dunia asal, mungkin ini namanya takdir, dunia kami terhubung dengan planet bumi hingga kami bisa beralih kemari."
"Apa karena monster-monster tersebut?"
"Benar, dunia kami hancur karena itu."
"Bukannya berarti kalian malah membawa mereka kemari."
Fern menggelengkan kepalanya dengan berat hati.
"Tentu saja tidak, meski kami tidak kemari monster tersebut tetap akan berada di dunia ini dan lebih buruk tanpa persiapan tertentu dunia ini juga akan hancur."
Sejauh ini mengapa bumi masih belum hancur adalah karena informasi yang diberikan penduduk dunia sana.
"Meski kami tidak bisa kembali ke dunia yang lama, tempat ini sudah menjadi rumah kami yang baru, para manusia juga tidak mendiskriminasi seperti manusia di dunia sana."
"Aku ingin tahu bagaimana manusia dari duniamu sebelumnya?"
"Kebanyakan mereka lebih suka menjadi seorang petualang dan manusia di sana mampu menggunakan sihir."
Itu mengingatkan Ardi bahwa tidak ada manusia dunia lain yang datang ke bumi, singkatnya mereka sudah dinyatakan punah. Jika ada mereka pihak manusia tidak akan dianggap sebagai ras lemah dibandingkan ras lainnya.
Ardi bangkit untuk pergi ke kamar mandi, melihat Fern mengikutinya dia memandang dengan sinis.
"Apa yang kau lakukan?"
"Aku pikir Ardi perlu seseorang menggosok punggungnya."
"Tidak, aku tidak butuh seseorang melakukanya dan juga kita harus menjaga jarak aman, tidak ada yang tahu apa yang terjadi jika pria dan wanita mandi bersama."
"Mana mungkin seperti itu, kalau demikian maka hubungan kita tidak akan meningkat, di kampung halamanku mandi bersama bisa mempererat hubungan."
Bagi Ardi alasannya terdengar dibuat-buat.
"Bukannya kampung halamanmu hanya hutan? Lagipula temanmu pasti hanya binatang-binatang kecil."
"Ugh, darimana kamu mengetahuinya?"
"Untuk hari ini aku ingin mandi sendiri."
Fern sedikit menundukkan kepalanya karena kecewa, membuat Ardi sedikit bersalah.
"Setelah mandi mari kita jalan-jalan ke luar."
"Owh, apa ini namanya kencan?'
"Yah, kurasa begitu."
"Aku akan bersiap juga."
Ardi akan sedikit tidak nyaman jika wanita di depannya terus bersikap murung. Dia mengganti pakaiannya lalu mulai merapihkan rambutnya sebelum turun dari tangga.
Di sana Fern sudah menunggu dengan pakaian seperti sebelumnya dan hanya menambahkan aksesoris topi dan tas untuk dia bawa. Biasanya ia akan membiarkan rambutnya tergerai namun saat ini dia mengikatnya dengan gaya ponytail.
"Kencan pertama ini akan aku buat sukses."
Ardi baru kali ini melihat seseorang bersemangat seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Rezenit ORE
Bu Fern pengen ku bawa pulang dah
2024-01-28
0