Berkatmu Basilist bisa diatasi dan sekarang kami sudah memulai memperbaiki kota, terima kasih atas kerja kerasnya.
Setelah membaca pesan yang disematkan dalam ponselnya, Ardi berjalan melalui koridor menuju kelasnya. Dia baru tiba di sekolah dan yang langsung menghampirinya adalah pria bernama Udin yang entah sejak kapan dia memegangi lututnya berlinang air mata.
Adegan ini terlihat klise saat ada pekerjaan rumah mendesak, namun setahu Ardi sekarang tidak ada hal seperti itu.
"Ardi, syukurlah kau datang hari ini.. kami ada pertandingan selepas sekolah, kau harus ikut jadi pemain dan bantu kami untuk mengalahkan sekolah lain."
"Aku tidak pandai sepak bola, kau tahu aku tidak bergabung ke klub manapun."
"Bukannya kau sering membantu OSIS, kenapa sekarang tidak mau?"
"Hal itu dan ini jelas berbeda."
"Aku akan mentraktirmu jika kau mau membantuku, aku berjanji tidak perlu tampil bagus hanya datang untuk memenuhi jumlah pemain saja."
Jika Udin mengatakan hal itu, Ardi sedikit lebih santai. Dia akan baik-baik saja walaupun hanya berdiri di tengah lapangan tanpa melakukan apapun.
Memangnya seburuk apa.
Ketika dia meremehkan hal itu maka kesengsaraan akan datang lebih cepat dari yang dia bayangkan, di tonton banyak orang membuat perut Ardi merasa sakit, Udin berada di antara dua klub sepak bola dan basket dia menjadi pemain di antara keduanya jadi atmosfer seperti ini tidak akan mempengaruhinya.
Di sisi lain.
"Bolehkan aku pulang sekarang?"
"Pulang jidatmu, lihat kau akan membuat semua orang kecewa, Bu Fern bahkan menyempatkan diri untuk melihat penampilanku, kita tidak boleh kalah."
Untuk memotivasi Ardi. Udin bertanya ke setiap orang untuk mendengarkan motivasi mereka. Tapi yang keluar dari mulut mereka sesuatu yang sama.
"Hal itu tidak perlu ditanyakan lagi, aku bermain sepak bola demi dapat perhatian banyak gadis, disukai lebih tepatnya."
Jadi beginilah bagaimana pria menjalani sekolahnya hanya untuk bertingkah keren di depan para gadis.
"Berjuanglah, menangkan pertandingan ini."
Semua orang tersipu malu saat melihat Fern yang melompat-lompat dengan riangnya.
"Meskipun mati aku sudah tidak memiliki penyesalan sekarang."
"Aku juga."
Ardi berfikir kenapa klub sepakbola isinya orang-orang bodoh.
Di sisi lain lawan mereka merupakan sekolah elit yang dipenuhi pemuda tinggi yang kuat, dilihat sekilas mereka sudah keren tanpa perlu menunjukkannya lagi, lebih heboh dari sekolah Ardi mereka membawa pemandu sorak juga.
"Oi Udin, apa pertandingan ini bukan sekedar pertandingan persahabatan saja kan?"
Udin menepuk kepalnya ringan selagi menjulurkan lidahnya yang terlihat menjengkelkan.
"Aku lupa mengatakannya tapi ini sebenarnya sebuah final turnamen."
"Kau melibatkan orang cupu sepertiku bertanding, kini semua orang akan menyalahkanku jika kalah."
"Yah, jangan diambil pusing... semua orang di sini juga tidak mempermasalahkannya, selagi bisa tampil keren. Oke."
"Oke jidatmu."
Ardi mengambil posisi sayap kiri, sementara yang lainnya berada di posisi sisanya, dia hanya berdiri di sana dan sesekali berlari ke sana kemari selagi mengoper ringan.
Musuhnya menertawainya seberapa Ardi telihat kikuk, ketika dia dapat bola dia akan langsung memberikannya agar tidak diincar musuh.
Ardi yang kesal memilih untuk menendang ke arah gawang musuh, sebagian orang masih menertawainya sebelum akhirnya memasang wajah terkejut saat bola yang ditendangnya dengan cepat mengoyak jaring.
Komentator berteriak terkejut.
"Apa-apaan itu? Bukannya barusan tendangan geledek yang luar biasa, ini pertama kalian seorang mencetak gol dari jarak sejauh itu."
Tendangan geledek apanya?
"Aku pikir sekolah kita memiliki kekuatan tersembunyi." Jika diperhatikan kedua komentar itu adalah figuran A dan B.
"Benar sekali."
Ardi tidak habis pikir apa yang dia lakukan sekarang, jelas sekali kontrak roh juga telah merubah tubuhnya tanpa dia sadari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Rezenit ORE
kapan 33 Heroin S2
2024-02-08
0
Rezenit ORE
langsung jadi Tsubasa gess
2024-02-08
0