Estel yang selalu bersantai di sofa jika tidak ada misi menyambut keduanya yang baru masuk ke dalam rumah.
"Selamat datang kembali kalian berdua."
"Kami pulang, biar aku siapkan makan malam. Kami sudah makan sebelum datang kemari jadi."
"Ah, tidak adil... kalian makan di luar sementara aku tidak diajak."
Fern tersenyum jahil.
"Hehe, jelas sekali aku yang lebih penting di hati Ardi karena itulah hanya aku yang diajak."
Estel mengembungkan pipinya, dia mengambil sebuah ponsel yang tergeletak di meja sebelum melakukan panggilan misterius.
"Risa, masukan aku ke dalam sekolah."
"Eh, kenapa mendadak?"
"Buat aku sekelas dengan Ardi."
"Aku mengerti, besok kau bisa langsung pergi."
Estel merubah pakaiannya dengan pakaian seragam sama persis yang dikenakan di sekolah Ardi, Fern terlihat terkejut.
"Sekarang aku pastikan bahwa aku yang akan lebih banyak menghabiskan waktu."
"Aku tidak akan kalah."
"Sayang sekali tapi guru dilarang terlalu dekat dengan muridnya, karena itu."
"Curang."
Bagi Ardi mereka berdua sama-sama licik, sekarang akan banyak masalah yang akan menimpanya, menahan pandangan kebencian dari murid-murid lain adalah salah satunya terlebih dia juga akan menjadi bahan gosipan seluruh sekolah.
Pada akhirnya Ardi hanya harus menerima hal itu.
Fern dengan acuh tidak acuh memperkenalkan sosok Estel di depan muridnya.
"Dia murid pindahan, bersikaplah kasar padanya."
"Tunggu bukannya perkataan Bu Fern sedikit ambigu."
"Benar, apa beliau sudah mengenal siswa pindahan ini."
Para pengamat kelas memberikan komentarnya sementara Estel memilih memperkenalkan dirinya dengan baik layaknya seorang bangsawan.
"Ini pertama kalinya aku ke sekolah, akan menyenangkan jika kita bisa berteman mulai sekarang."
Semua orang jatuh ke dalam teriakan bahagia.
"Dia seorang malaikat."
Salah satu gadis usil bertanya.
"Apa kamu sudah memiliki pacar?"
"Pacar hmm aku sudah menikah, tentu saja di sana orangnya."
Dengan wajah tidak bersalah Estel menunjuk ke arah Ardi yang memucat. Udin menggebrak meja dengan kekuatan penuh.
"Pengkhianat, aku kira kita sudah berjanji di bawah pohon besar bahwa kita akan jomblo seumur hidup kita."
"Oi, sejak kapan aku janji seperti itu."
Lebih banyak orang yang mulai menyerang Ardi. Karena situasinya seperti ini mau tidak mau Ardi harus mengembalikannya ke jalan seharusnya.
"Kami belum menikah, kami hanya tunangan."
"Itu tidak merubah apapun kau memiliki bunga indah di tanganmu."
Tidak bisa terbendung lagi, semua murid pria di kelas yang sama telah mengejar-ngejar Ardi di sepanjang lapangan.
"Sebelum aku bisa memukulnya, emosiku tidak akan hilang."
"Aku juga."
"Oi, jangan limpahan kejombloan kalian padaku."
"Berisik."
Estel melirik ke arah Fern yang duduk selagi menopang dagunya lelah.
"Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?"
"Kamu benar-benar belum mengetahui pengetahuan umum di dunia ini."
Estel hanya memiringkan kepalanya tidak mengerti, ekspresinya memang datar walau demikian sedikit demi sedikit Estel ingin merubah hal itu bagaimana dia berusaha sebaik mungkin bersosialisasi..
Ketika bel akhir terdengar ketiganya menemukan sebuah pesan untuk misi berikutnya, itu bukan misi untuk penaklukkan monster melainkan untuk penaklukan roh berikutnya.
Roh selanjutnya yang harus ditaklukkan Ardi adalah roh es.
"Jadi roh itu, hmmm... ini akan sulit."
"Kelihatanya kau sudah mengenalnya?" tanya Estel sedikit penasaran.
"Aku hanya pernah mendengarnya dari orang-orang yang melintasi hutan yang aku jaga, mereka mengatakan ada sebuah roh yang membekukan sebuah kota, aku kira itu roh yang sama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Rezenit ORE
Yoshino cuy
2024-02-14
0