Chapter 16 : Akhir Basilist

Fern dan Estel secara mati-matian terus bertahan dari serangan Basilist, Fern membentuk dinding sementara Estel menyerang dari tempat berbeda, tidak seperti sebelumnya mereka sebaik mungkin menghindari serangan balasan lalu mengirim kembali apa yang bisa mereka lakukan.

Memang benar hal ini cukup efektif sebagai pengalihan sayangnya jelas bertahan dalam waktu lama merupakan masalah yang akan menimpa mereka cepat atau lambat.

Ketika mereka terduduk dengan nafas tersengal-sengal, di atas langit sosok pemuda telah berdiri dengan segala yang dia miliki, tentu tidak sulit untuk mengindentifikasi bahwa dia adalah Ardi yang telah membentuk pedang jauh lebih besar dari ukuran ular tersebut, bukan hal aneh jika seseorang memiliki kontrak roh mereka bisa memiliki kekuatan yang sama dan juga pemilik kontrak dari manusia bisa meminjam sedikit kekuatan roh yang dikontraknya.

Singkatnya apa yang dilakukan Ardi tidak jauh berbeda sedang melawan ular tersebut dengan jumlah tiga orang, untuk Estel sendiri membuat pedang sebesar itu jelas akan kesulitan, dari ketajaman serta kepadatannya bukan sesuatu yang mudah diciptakan.

Ardi berteriak selagi melepaskan seluruh kekuatan yang dimilikinya, dia tidak peduli dengan dirinya hanya berfokus bagaimana cara dia mengalahkan Basilist dengan satu kali serangan ini.

Seolah menerima tekad kuat yang dilontarkannya, pedang tersebut menukik dengan kecepatan tinggi, ujung bilahnya membelah udara, yang terjadi selanjutnya ular itu terhantam di kepalanya selanjutnya pandangannya menjadi gelap gulita, beruntung sebelum Ardi jatuh ke tanah entah Fern atau Estel menangkapnya bersama-sama.

"Yang barusan."

"Fern, kamu juga merasakannya?"

"Benar, seharusnya menggunakan kekuatan dari dua roh secara bersamaan sangatlah mustahil, tidak, sejak awal memiliki kontrak lebih dari satu roh juga cukup beresiko, jika gagal dia bisa mati tapi Ardi dapat melakukannya."

"Risa benar-benar kejam, meskipun aku tahu dia menyuruhku jika tubuhnya sulit menahan dua roh aku akan segera membatalkan kontraknya tapi sepertinya itu tidak diperlukan lagi."

"Kurasa umat manusia akan baik-baik saja ke depannya."

Pembicaraan tersebut hanya menjadi pembicaraan rahasia diantara keduanya.

Ardi terbangun di tempat tidur dengan sedikit rasa sakit menjalar ke kepalanya, selain itu dia tidak merasakan hal aneh di tubuhnya.

"Aku masih baik-baik saja."

"Selamat pagi Ardi, akhirnya kamu bangun.. yeah."

Dari pintu yang terbuka sosok Fern melompat dengan celemek merah muda di balik pakaiannya, sebelum dadanya benar-benar menghantam wajah Ardi yang panik, Estel sudah lebih dulu menangkapnya di udara.

"Hentikan itu, senjata menakutkan umat manusia ini bisa membunuh seseorang di masa depan nanti."

"Jangan menamai dadaku dengan nama aneh, lebih dari itu... Apa ada yang masih sakit Ardi, tanganmu, kakimu?"

"Aku baik-baik saja, bagaimana dengan ularnya?"

"Dia sudah mati, berkatmu juga dia akhirnya bisa ditangani dengan baik."

"Syukurlah."

Ardi menarik nafas lega dengan pernyataan Estel yang menjelaskan keseluruhan dari pertarungan sebelumnya.

Bagi Ardi yang menjalaninya secara langsung masih terasa seperti mimpi, jika bukan keberadaan dua orang di depannya, dia jelas tidak mungkin menyangkalnya bahwa semua yang dilaluinya hanya sebuah kekeliruan.

Fern mengangkat sendok sayur sebelum meletakannya di bahunya.

"Mari makan, aku sudah membuat makanan khusus untukmu."

"Lalu bagaimana denganku, apa ada yang khusus juga?" Intonasi Estel masih datar meski begitu aura di sekelilingnya terasa berbeda.

"Aku tidak memiliki menu khusus jadi makanlah yang ada di meja."

Meski Fern mengatakan itu, sulit untuk memakan apa yang dihidangkan untuk Estel, dia meringis seolah melihat sesuatu yang baru dihidangkan untuknya.

Ardi yang duduk di depan keduanya juga menaruh perasaan aneh pada pemandangan tersebut.

"Apa ini?"

"Semur jengkol, jika pengolahannya baik rasanya enak loh.. aku teringat makanan yang sama di dunia yang lama."

"Hmm, aku tidak yakin ini bisa dimakan, bagaimana menurutmu Ardi?"

"Tidak masalah, aku percaya dengan kehebatan Fern dalam memasak."

Ardi mengambil suapan lebih dulu menunjukan bahwa masakannya benar-benar enak, Estel mengikuti dan merasa bahwa tidak seburuk itu.

"Ngomong-ngomong kenapa kamu masak ini?" tanya Ardi sedikit penasaran.

"Harganya sedang turun, sebagai istri baik bukannya akan membantu jika mampu sedikit mengurangi pengeluaran keluarga."

Kepala Ardi terasa sakit, dia hanya penasaran darimana Fern mempelajari semuanya, untuk makanan spesial bagi Ardi itu hanya sebuah omelet rice dengan saos yang dibentuk menyerupai hati.

Paling tidak semuanya memang enak.

"Bisakah nasiku juga diberi hati seperti itu?"

"Lakukan sendiri."

"Itu curang."

Di depan Ardi dia seperti disuguhi pemandangan drama antara istri pertama dan kedua saja.

Terpopuler

Comments

Rezenit ORE

Rezenit ORE

jadi Ardi enak makan ada yg buatin

2024-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Pria Sederhana Dengan Banyak Kemungkinan
2 Chapter 02 : Roh Pertama
3 Chapter 03 : Tinggal Bersama
4 Chapter 04 : Latihan
5 Chapter 05 : Acara Kencan
6 Chapter 06 : Estel
7 Chapter 07 : Penaklukan Pertama
8 Chapter 08 : Perasaan Sesungguhnya
9 Chapter 09 : Manusia
10 Chapter 10 : Roh Pembunuh
11 Chapter 11 : Evagilia
12 Chapter 12 : Alasan Serangan Monster
13 Chapter 13 : Misi Pertama
14 Chapter 14 : Basilist
15 Chapter 15 : Kontrak Kedua
16 Chapter 16 : Akhir Basilist
17 Chapter 17 : Kehidupan Sekolah Biasanya
18 Chapter 18 : Setelah Permainan
19 Chapter 19 : Roh Berikutnya
20 Chapter 20 : Perjalanan Bersama
21 Chapter 21 : Hutan Es
22 Chapter 22 : Duel
23 Chapter 23 : Tiga Roh Yang Terkumpul
24 Chapter 24 : Rencana
25 Chapter 25 : Roh Api dan Roh Pelacak
26 Chapter 26 : Acara Kencan Masal
27 Chapter 27 : Kembali Ke sekolah
28 Chapter 28 : Menuju Samudra Pasifik
29 Chapter 29 : Lautan Es
30 Chapter 30 : Pohon Yggdrasil
31 Chapter 31 : Nemilus
32 Chapter 32 : Roh Tambahan
33 Chapter 33 : Pulang Ke Rumah
34 Chapter 34 : Teman Masa Kecil
35 Chapter 35 : Omelet
36 Chapter 36 : Sekolah Khusus Dan Acara Minum Teh
37 Chapter 37 : Informasi Tambahan
38 Chapter 38 : Gadis Kutukan
39 Chapter 39 : Ramalan Masa Depan
40 Chapter 40 : Ajakan
41 Chapter 41 : Pembukaan Festival
42 Chapter 42 : Penutupan Festival
43 Chapter 43 : Sebuah Pilihan
44 Chapter 44 : Pertarungan Akhir
45 Chapter 45 : Epilog
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Chapter 01 : Pria Sederhana Dengan Banyak Kemungkinan
2
Chapter 02 : Roh Pertama
3
Chapter 03 : Tinggal Bersama
4
Chapter 04 : Latihan
5
Chapter 05 : Acara Kencan
6
Chapter 06 : Estel
7
Chapter 07 : Penaklukan Pertama
8
Chapter 08 : Perasaan Sesungguhnya
9
Chapter 09 : Manusia
10
Chapter 10 : Roh Pembunuh
11
Chapter 11 : Evagilia
12
Chapter 12 : Alasan Serangan Monster
13
Chapter 13 : Misi Pertama
14
Chapter 14 : Basilist
15
Chapter 15 : Kontrak Kedua
16
Chapter 16 : Akhir Basilist
17
Chapter 17 : Kehidupan Sekolah Biasanya
18
Chapter 18 : Setelah Permainan
19
Chapter 19 : Roh Berikutnya
20
Chapter 20 : Perjalanan Bersama
21
Chapter 21 : Hutan Es
22
Chapter 22 : Duel
23
Chapter 23 : Tiga Roh Yang Terkumpul
24
Chapter 24 : Rencana
25
Chapter 25 : Roh Api dan Roh Pelacak
26
Chapter 26 : Acara Kencan Masal
27
Chapter 27 : Kembali Ke sekolah
28
Chapter 28 : Menuju Samudra Pasifik
29
Chapter 29 : Lautan Es
30
Chapter 30 : Pohon Yggdrasil
31
Chapter 31 : Nemilus
32
Chapter 32 : Roh Tambahan
33
Chapter 33 : Pulang Ke Rumah
34
Chapter 34 : Teman Masa Kecil
35
Chapter 35 : Omelet
36
Chapter 36 : Sekolah Khusus Dan Acara Minum Teh
37
Chapter 37 : Informasi Tambahan
38
Chapter 38 : Gadis Kutukan
39
Chapter 39 : Ramalan Masa Depan
40
Chapter 40 : Ajakan
41
Chapter 41 : Pembukaan Festival
42
Chapter 42 : Penutupan Festival
43
Chapter 43 : Sebuah Pilihan
44
Chapter 44 : Pertarungan Akhir
45
Chapter 45 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!