Setelah tarik tambang perlombaan dimulai kembali dengan lomba memasukan bola keranjang, disusul lomba lari estafet, lomba lompat tali dan lainnya.
Semua apapun yang dikenal sebagai permainan olahraga semuanya mulai dimainkan, Ardi memberikan minuman dingin ke arah Vina yang terkapar di tanah.
"Kamu baik-baik saja?"
"Terima kasih, sudah sejak lama aku melakukan hal-hal seperti ini hehe."
"Aku bisa melihatnya, tapi kelihatannya kamu juga bersenang-senang."
"Kelihatannya sekali kah."
"Sesekali seperti ini bukan hal buruk."
Ardi beralih ke arah Risa sebelum akhirnya ke Estel. Dia merasakan sesuatu yang aneh dan langsung menyergap keberadaan Estel untuk menunduk bersamanya hingga sebuah peluru melintas melewatinya.
"Risa?"
"Bukan aku, aku tidak memerintahkan siapapun untuk menembak," balasnya cepat.
Semua orang yang menyadarinya menengadah ke langit dan mereka bisa melihat sesosok gadis melayang di sana dengan rambut coklat bergaya twintail, ia memiliki sepasang mata berbeda yang kiri berbentuk kotak dan yang kanan segitiga, itu mirip seperti tombol pada sebuah konsol game.
"Heh, ada orang yang menyadariku padahal aku sudah dengan baik menyembunyikan hawa membunuhku."
Di bawah langit cerah, angin mengibarkan roknya.
"Kenapa dia ada di sini?"
"Dia bisa melayang di udara, siapa dia?"
"Dia adalah roh.. tidak seperti roh lainnya dia suka membunuh roh lainnya," jawab Risa.
"Haha benar sekali, tujuanku adalah membunuh semua roh dan hanya akan menyisakan diriku sendiri di dunia ini.. aku juga tidak segan jika harus membunuh kalian untuk melakukannya."
Gadis itu mengarahkan musket yang sejak lama dia bawa dan dengan itu pistol-pistol raksasa bermunculan di belakangnya seolah berasal dari dimensi berbeda.
"Haha sekarang kalian tidak akan bisa lolos dari ini, matilah."
Tidak ada yang memiliki kemampuan untuk menghalau puluhan tembakan darinya, Ardi meletakan tangannya di tanah bersamaan itu sebuah kubah raksasa dari akar pepohonan muncul lalu menutup keberadaan semua orang, ledakan masih bisa terdengar jelas, yang tanpa henti membombardir pelindung.
"Kau mampu melakukannya."
"Aku sudah lama berlatih, namun sepertinya kekuatanku tidak akan cukup untuk menahannya terus menerus."
Estel bangkit selagi memunculkan pedang di tangannya.
"Kalau begitu maka biar aku saja yang membunuhnya."
Tubuh Estel di selimuti cahaya hingga pakainya berubah menjadi pakaian yang sedikit berbeda, itu berwarna gelap dan terlihat seperti apa yang dikenakan kesatria pada umumnya.
Beberapa pedang tampak berputar di punggungnya.
"Apa itu?" tanya Ardi pada Risa yang menjelaskannya sebaik mungkin.
"Namanya Astral Armor, itu penampilan saat roh dalam mode bertarung. Singkatnya roh dalam mode ini bisa menggunakan seluruh kekuatan mereka dengan maksimal, yang punya Fern lebih terbuka kau pasti akan menyukainya."
"Bukan itu yang ingin aku tahu."
Pelindung yang menyelimuti tempat ini telah hancur dan menjadi kepingan reruntuhan, bersamaan itu dari lubang yang terbentuk Estel terbang cepat melewatinya hingga dia bisa saling berhadapan dengan roh sebelumnya.
"Biar aku perkenalkan lebih dulu, namaku Evagilia.. aku dikenal sebagai pembunuh roh."
"Aku tidak butuh perkenalan."
"Tidak sabaran sekali, aku perlu memberitahukan namaku agar roh yang aku bunuh bisa menyesalinya saat mereka mati."
"Jika manusia akan pergi ke surga dan neraka, kemana roh akan pergi?"
"Pertanyaan yang sulit, tapi aku pikir akan ada di salah satunya juga.. pada dasarnya bukannya kita juga sebelumnya manusia."
"Apa maksudmu?"
"Ah, jadi begitu... kau roh yang tidak utuh, ingatanmu hilang, kupikir kematian akan lebih cocok untukmu."
"Coba saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments