Pintar X Nakal'
Happy Reading!!!
♥️♥️♥️♥️ ♥️♥️♥️♥️
♥️♥️♥️♥️♥️
Suara alarm pun berbunyi kencang yang tampak berisik,terdengar mengganggu di telinga Rahman yang sedang lelap tertidur,namun Rahman membiarkannya begitu saja dan terus melanjutkan tidurnya.Hingga tiba tiba ada suara orang membuka pintu di samping kanannya.
Beberapa saat setelah itu suara langkah kaki terdengar semakin mendekati Rahman.Yang tak lain adalah suara langkah kaki dari ibunya sendiri yaitu Alista Risanti,dia adalah satu satunya keluarga yang dekat dengan Rahman. Setelah beberapa tahun yang lalu ketika Rahman masih berusia setengah tahun ayahnya meninggalkan dirinya dan ibunya, serta ayahnya memilih hidup dengan wanita lain.
Walau begitu, Rahman juga masih memiliki satu tante(adik ibunya) yang tinggal di Surabaya sangat jauh dari Jakarta tempat dia dan ibunya tinggal. Walau hanya hidup berdua, mereka masih mampu untuk berbahagia walaupun tidak sebahagia seperti keluarga keluarga lain yang masih lengkap.
“Bangun Sayang udah jam 5 loh, kamu belum sholat subuh.” Alista menggoyang goyang bahu kanan anaknya yang masih tertidur.
Rahman pun menyingkirkan tangan ibunya dan belum membuka matanya.
"Susah banget bangunnya nih anak," kesalnya."Hobinya itu terlambat terus kalau ke sekolah, hampir mirip sama ayahnya dulu waktu sma." Setelah mengucapkan itu Alista kembali mengingat memori saat suaminya meninggalkannya dengan wanita lain yang membuatnya sakit hati.
“Gak, dia lebih baik dari ayahnya,dia gak mungkin berbuat seperti ayahnya,”kedua tangannya mengepal ketika mengingat kejadian itu.
Sehingga Alista pun melihat sebotol air di meja samping kasur anaknya. Tanpa pikir panjang Alista langsung menyiram wajah anaknya dengan air itu sehingga Rahman pun terkejut dan langsung membuka kedua matanya.
"Harus berapa kali lagi Ibu banguninnya hah?" ucapnya dengan raut wajah yang marah, namun Rahman menanggapi itu dengan santai.
"Iya Ibu, ini juga udah bangun kok." Rahman berdiri dari kasur, tempat dirinya tidur.
"Yaudah langsung sholat loh, udah jam 5 sekarang." Alista tersenyum ke anaknya dan mengelus rambut bermodel mullet milik anaknya itu.
"Iya, Ibu yang paling cantik sedunia." Rahman tersenyum ke ibunya, kemudian dia berjalan meninggalkan kamarnya.
Alista pun tersenyum mendengar ucapan anaknya itu.
...EGSATO...
Beberapa saat setelah itu,Alista dan Rahman pun duduk di meja makan untuk makan bersama. Tak beda seperti biasa biasanya, Alista memasak makanan kesukaan anaknya yaitu tahu goreng dan tempe goreng, serta sambal pedas khas ulekan tangannya.
“Ibuku yang cantik,”ucapnya dengan senyuman yang keluar dari wajahnya.
Alista tersenyum mendengar ucapan anaknya itu.“Pasti ada maunya kan?” tanyanya.
“Eh Ibu tau aja deh.” Rahman tersenyum.
“Coba bilang, mau apa?” tanya Alista dengan penasaran serta senyuman yang terus keluar dari wajah cantiknya itu.
“Uang saku aku hari ini tambahin 5000 ya Bu?” mintanya sembari memohon.
“Mau buat nongkrong di warung kopi ya, terus sambil enak enak merokok?” tanya Alista, seketika membuat hati Rahman berdebar kencang.
“Eh gak jadi deh,Bu,” ucapnya dengan tersenyum.
“Mau sampai kapan sih kamu gini terus Sayang? Ibu kerja loh dari pagi sampai sore bahkan malam, untuk biaya sekolah kamu, tapi kamu gini terus kelakuannya." Alista menghela nafas. "Padahal sekarang udah kelas 12 loh kamu, kalau kamu bisa gak lulus gimana? Ibu malu sayang di panggil ke sekolah mulu gara gara kelakuan kamu.”
“Iya Bu maaf,” ucapnya dengan santai.
“Berapa kali kamu sudah minta maaf? tapi masih saja kamu ulangi kesalahan kamu dan gak mau berubah sama sekali.” Alista menghela nafas dan menundukkan kepalanya.“ Maafin Ibu ya sayang udah gagal mendidik kamu, ibu belum bisa menjadi ibu yang baik buat kamu.” Alista meneteskan air mata.
“Ini gak salah Ibu kok, Rahman aja yang nakal selalu membuat Ibu kecewa.” Rahman menghela nafas. “Rahman janji, bentar lagi akan berubah kok Bu.” Rahman tersenyum.
Alista tersenyum dan mengelus pipi anaknya.“Iya Sayang, maafin Ibu ya tadi udah sedikit marah sama kamu.”
“Gak apa apa,Bu.” Rahman tersenyum.
“Yaudah sekarang kita makan ya Sayang!" ajaknya.
“Iya Ibu,” ucapnya setuju.
Alista mulai menyendok satu persatu nasi yang ada di dalam piringnya dan tak lupa senyuman yang menghiasi wajah wanita cantik yang kini telah menginjak usia 37 tahun itu. Sementara Rahman juga tidak jauh berbeda dengan ibunya, dia menikmati makanan itu dengan begitu bahagia.
“Ibu nikah lagi enak kali ya?” celetuknya.
Mendengar ucapan anaknya, Alista langsung tersedak makanan yang ada di dalam mulutnya dan di susul dengan batuk batuk setelahnya. Dia kaget dengan ucapan yang sangat aneh dari anaknya itu.
“Minum dulu, Bu!” Rahman memberikan segelas air minum ke ibunya dan ibunya langsung meminumnya.
“Kamu ngomong apaan sih Sayang?” Alista tersenyum.
“Kan Ibu juga masih lumayan muda, terus cantik lagi. Masa sih gak ada laki laki yang mau sama ibu?" ucapnya dengan tersenyum.
“Emang kamu pengen punya ayah baru?” tanyanya dengan tersenyum.
“Pengen, tapi lebih pengennya agar Ibu gak capek capek bekerja, kalau udah punya suami kan, suaminya yang kerja." Rahman tersenyum.
“Selagi Ibu masih kuat, Ibu akan tetap bisa lakuin semuanya kok." Alista menghela nafas."Nikah itu gak main main loh Sayang."
"Tapi Bu, kalau Ibu nikah kan enak Bu, mungkin nanti kita bisa lebih bahagia," ucapnya.
“Emang kamu punya calon buat Ibu?” tanya Alista dengan tersenyum.
Rahman mengernyitkan dahinya.“Kok aku Bu jadinya?" ucapnya dengan tersenyum.
Alista tersenyum."Kan kamu yang nyuruh Ibu nikah, jadi otomatis kamu lah yang carikan calon untuk Ibu," ucapnya.
“Ibu kan cantik,masa sih mau di cariin sama anaknya segala.” Rahman tersenyum.“Tapi tega banget ya ayah, ninggalin Ibu karena wanita lain."
Alista kembali mengingat kejadian di hari itu, penghianatan suaminya dengan wanita lain di depan matanya, yang membuat hatinya sangat hancur di hari itu.
“Kamu gak boleh ngomong gitu Sayang.” Alista tersenyum.“Dan kamu gak boleh benci sama ayah kamu," lanjutnya.
“Tapi ayah gak pernah sekalipun mengunjungi anaknya ini. Apa ayah juga benci sama kita berdua, Bu?.”
“Walaupun ayah benci sama kita, kita gak boleh balik benci ke ayah dan kita harus menerima kapan saja, jika ayah datang ke rumah ini.” Alista tersenyum.
“Tapi ayah punya keinginan gak untuk datang kesini?” Rahman menghela nafas. “Tapi izinkan aku untuk membenci wanita yang selalu membuat Ibu menangis itu.”
“Andai kamu tau Sayang,jika wanita itu adalah wali kelas kamu sendiri,” ucapnya dalam hati.
“Tapi Ibu gak pernah melihatkan foto ayah sama aku.” Rahman tersenyum.
Alista tersenyum.“Ibu gak punya Sayang, kalau punya pasti Ibu lihatkan kok.”
“Aneh juga ya, masa anaknya sendiri gak tau wajah ayahnya,” ucapnya dengan senyuman yang terpancar dari wajahnya, sehingga membuat Alista pun ikut bahagia melihat senyuman anaknya itu.
Karena keasikan mengobrol tidak terasa makanan di piring mereka berdua pun sudah habis, nasi serta lauknya telah masuk kedalam perut. Rahman berdiri dan hendak mencuci piringnya, namun Alista menghentikan terlebih dahulu anaknya yang hendak pergi ke tempat cuci piring. Sehingga Rahman pun terdiam dan melihat ke arah ibunya yang masih duduk di meja makan.
“Apasih, Bu?”
“Cuciin piring Ibu ya sayang, nanti Ibu kasih uang saku tambahan.” Alista tersenyum.
“Iya Ibuku yang cantik.” Kemudian Rahman langsung mengambil piring ibunya.
“Ibu mau langsung berangkat, takut nanti Ibu terlambat.” Alista tersenyum.
“Eh enak aja, uang sakunya mana Bu?” tanyanya.
Alista memegang kepalanya.“Oh Ibu lupa Sayang.” Kemudian Alista mengambil dompet di tasnya,namun dia hanya ada uang 50 ribuan empat lembar di dompetnya.“Yah Sayang, gak ada uang 5 ribu,” lanjutnya.
“Terus gimana, Bu?” tanyanya.
Alista tersenyum.“Kalau nanti Ibu pulang kerja ya Sayang,” ucapnya.
“Tapi jadi 10 ribu ya,Bu,” mintanya.
Alista mengerutkan dahinya.“Kok jadi naik sih Sayang?.”
Rahman tersenyum.“Kan gak tepat waktu Bu, aku aja sekolah gak tepat waktu di hukum.”
“Pintar banget ya kalau soal ginian. Yaudah nanti Ibu kasih, sama Ibu beliin jajan deh nanti.” Alista tersenyum.
Rahman mengulurkan jari kelingkingnya.“Janji ya Ibu?.”
Alista tersenyum dan menempelkan jari kelingkingnya ke jari kelingking anaknya.“Ibu janji sayang.”
“Oke, jangan lupa ya,Bu.”
“Tapi ada syaratnya,” ucapnya.
Rahman mengerutkan dahinya. “Syaratnya apa Bu?” tanyanya dengan penasaran.
“Jangan bolos pelajaran loh! Apalagi tawuran,” ucapnya.
Rahman tersenyum lega,namun dia berusaha untuk mengikuti syarat ibunya walau itu berat baginya. “Iya Bu,” jawabnya.
“Yaudah Ibu berangkat dulu ya sayang,” pamitnya.
Rahman mencium tangan ibunya dengan penuh kasih sayang, namun tiba tiba dia lupa jika ibunya belum mencuci tangannya.Sehingga Rahman langsung melepaskan tangan ibunya itu.
Alista tertawa terbahak bahak melihat anaknya.“Maaf ya Sayang, Ibu tadi lupa gak cuci tangan,” ucap maafnya.
“Ibu jahat.”
Kemudian ibunya berjalan menjauh meninggalkan anaknya dan melambaikan tangannya."Bye Sayang, jangan sampai terlambat loh ke sekolahnya.”
“Iya Ibu, hati hati di jalan,” balasnya.
“Kamu juga hati hati ya Sayang, jangan ngebut ngebut bawa motornya.” pesannya.
“Siap Ibu,” ucapnya dengan tersenyum.
Alista berjalan keluar rumah dan berangkat menuju ke tempat kerjanya. Rahman bangga dan beruntung sekali memiliki ibu seperti Alista, dia adalah wanita yang kuat, dia wanita yang baik, dia rela melakukan semuanya hanya untuk anak satu satunya yang paling dia sayangi.
“Maafin Rahman Bu, selama ini selalu ngecewain Ibu,” ucapnya dengan air mata yang keluar dari matanya.
Kemudian Rahman berjalan perlahan menuju ke tempat cuci piring, untuk mencuci piringnya dan piring milik ibunya.Namun ketika dia melihat jam ternyata jam masih menunjukan pukul 6 dan masih ada waktu satu jam lagi untuk bersiap siap ke sekolah.
...EGSATO ...
Beberapa saat setelah itu, Rahman pun sudah berseragam rapi dengan Hoodie berwarna biru yang menutupi seragam putihnya itu. Dia menaiki motor matic miliknya yang berwarna hitam, kemudian dia menyalakan mesin motornya dan langsung menjalankan motornya menuju ke sekolah.
Tidak seperti biasanya, dia hari ini lebih memiliki niat untuk pergi ke sekolahan dan mendengarkan penjelasan guru, dari pada membolos di warung warung kopi seperti biasanya.
“Indahnya hari ini,” ucapnya sembari fokus menyetir motornya.
...BERSAMBUNG...
update setiap hari, jika ada waktu😀
Ini adalah cerita aku yang keempat, jika ada kesalahan kata atau penulisan mohon di maklumi ya kak namanya juga masih belajar.
Dan aku membuat cerita ini, hanya meluangkan sedikit waktu untuk hobiku. Jika anda suka saya justru berterima kasih🥰
Mohon kritik dan sarannya ya kak dan jangan lupa vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
marrydiana
hai kak, aku mampir nih semangat yaaa
2024-01-21
1