Kanina

Kanina

Bab 1

Kanina Senja Arumi, dokter cantik yang kehidupannya berubah setelah perceraian kedua orang tuanya. Kanina atau kerap disapa nina, dulunya gadis ceria yang dengan siapapun dia bertemu pasti akan selalu menampilkan senyuman lebarnya dan keramahtamahan nya tanpa terkecuali laki-laki maupun perempuan di semua kalangan. Akan tetapi semua berubah, nina tinggal sama nenek dari bundanya,  tapi untuk saudara laki-laki bundanya dia tidak terlalu akrab. Malah ada hal yang menurut kanina telalu sadis untuk di ceritakan tentang pamannya, tapi kanina memilih diam saja hidup tenang dan jauh bersama neneknya karena kakek ( dari ibunya) sudah lama meninggal dan untuk keluarga ayahnya semua berada di luar negri. Ayah kanina adalah anak tunggal, dan kakek neneknya juga sudah meninggal. keluarga ayah ya yang tinggal di luar negri adalah saudara sepupu dari pihak ayahnya.

Setelah berjuang dengan kuliah kedokteran dengan predikat cumlaude di universitas ternama, kanina memutuskan untuk bekerja di salah satu rumah sakit cukup terkenal di kotanya. tidak mudah memang untuk sampai pada titik dimana dia menjadi dokter paling disegani di rumah sakit itu.

" kalau mengingat perjuanganku untuk sampai saat ini, mungkin akan kutulis sebuah cerpen saja. hehe" kata nina menghibur dirinya ketika dia mengingat masa-masa pahitnya.

" ingat masa indahnya saja rumi( panggilan sayang dari neneknya dan sahabatnya ). gak usah ingat akan hal pahit itu lagi." Mentari menimpali perkataan nina.

Mentari atau sering di sapa tari adalah sahabat nina sejak mereka berada di bangku sekolah SMA, tari juga sudah tau lika liku kehidupan sahabatnya itu. tari juga paling tidak suka kalau nina sedih setiap kali mengingat akan hal pahit yang nina sudah atau sedang alami. tari akan menjadi garda terdepan nina jikalau nina diganggu atau disusahkan oleh siapapun tanpa terkecuali, keluarga mentari juga lumayan berpengaruh di rumah sakit dimana nina bekerja, makanya gak ada dokter ataupun atasan yang berani mendekati dokter nina dengan alasan pdkt lah atau apa. karena tari juga tau pasti tanpa dia turun tanganpun Kanina juga akan melakukan hal yang sama jika ada laki-laki yang mau pdkt sama dia.

Mentari juga salah satu dokter di rumah sakit itu tapi beda profesi dengan nina, tari adalah dokter kandungan sedangan Kanina adalah dokter bedah.

"lho mau langsung pulang ?? emang gak kencan sama gebetan lho?" nina menyindir tari yang terlalu bucin.

" gak gue pulang ke rumah lho aja, lagi males kencan dan males pulang. gue mau ketemu nenek kangen gue udah seminggu gak ketemu". kata tari menimpali.

"terserah putri mentari sajalah". nina menimpali sebelum benar-benar pergi dari ruangan sahabatnya itu.

kehidupan kanina berjalan dengan baik setelah dia bekerja di rumah sakit. Harinya cukup menyenangkan bebas dari kenyataan pahit yang selalu menghantuinya selama ini.

pagi itu kanina terburu-buru pergi ke rumah sakit, nina baru saja mendapatkan telpon dari atasannya.

" kamu ke rumah sakit secepatnya, ada pasien penting yang butuh pertolangan kamu". atasan nina di seberang telpon,

"iya dok". nina langsung bangun untuk sekedar cuci muka dan menggosok gigi, karena sebenarnya ini hari libur untuk dokter nina setelah sekian lama dia tidak mengambil liburan. tapi baru saja mau liburan dengan full tidur seharian dia dapat telpon emergency dari atasanya.. pupus sudah tidur berkedok liburan yang selama ini dia idam idamkan.

" nduk, ndak sarapan dulu??" kata neneknya yang baru keluar dari dapur.

" tidak nek, rumi pergi dulu. emergency ada pasien penting. nenek istirahat aja gak usah kerja uang rumi masih banyak kok, ada bi ningsih juga kan yang masak" kata nina yang tak tega melihat neneknya kelelahan.

" gak kok nduk, nenek cuma bantu sedikit saja, nenek sebenarnya cuma gak bisa kalau cuma duduk diam saja. paling cuma sedikit membantu bu ningsih". kata nenek sambil minum teh bikinannya tadi di dapur.

" ya sudah kalau begitu rumi pamit, assalamu'alaikum". Nina kemudian pergi setelah berpamitan sama neneknya. nina berangkat menggunakan mobil yang baru dibelinya bulan kemarin ya walapun mobil second tapi masih lumayanlah. maklum dia belum bisa membeli yang baru walapun gajinya lumayan dari rumah sakit, tapi dia juga harus menghemat karena masih ada hutang yang harus dia cicil. Bukan hutangnya sih tapi bisa dibilang hutang yang ditinggalkannya ayahnya setelah kabur entah kemana.

setelah mengoperasi pasien yang membutuhkan waktu lama dan keadaan pasien yang cukup memprihatinkan, akhirnya nina bisa bernafas lega karena operasi berjalan cukup lancar walapun ada sedikit insiden yang menguras tenaga. " operasinya berjalan lancar, walapun tadi sedikit kendala. pasien akan segera sadar dan akan kami pantau setelah pasien dipindahkan ke ruangan".

"terimakasih dok, telah menyelamatkan suami saya". kata ibu itu lega karena suaminya baik baik saja.

"sama-sama bu, kalau ada apa-apa hubungi saya. saya permisi dulu" kemudian nina pergi keruangannya untuk membersihkan diri. setelah membersihkan kan diri kanina pergi kekantin untuk mengisi perutnya yang lumayan keroncongan.

" gak jadi cuti lho" tari tiba-tiba datang dan duduk sambil makan makanan yang tadi nina pesan. "ehh buset ni anak asal comot aja, gue laper tau abis operasi mana tadi pagi gak sarapan di rumah" nina merebut kembali makanan yang direbut tari.

"makanya kalau kerja sarapan dulu" tari kesal kerena nina selalu lalai akan isi perutnya.

" hehe.. pisss ( sambil mengangkat dua jari membentuk huruf V ). tadi itu buru buru gue di telpon ama bokap lo, katanya pasien penting butuh pertolongan gue makanya gue gak keburu sarapan". nina tanpa rasa bersalah, nina sebenarnya sadar tari peduli akan dirinya tapi dia juga sadar kalau dirinya sedikit bebal.

"pasien penting?? emang siapa??" kata tari.

" gak tau gue, lupa gue tanya namanya tapi agak sedikit aneh sih tadi, masa ada penyakit pasien yang gak mau diberitahu sama pihak keluarganya! agak sebal sih kok bisa gitu. tapi untung otak gue pintar dan cepat mengetahui, kalau gak pasien itu bisa meninggoi" kata nina sebal

"kok bisa gitu sih?? kan bahaya buat pasien, bahaya juga kan nanti lo dikira malapraktik lagi" tari juga kesal kok bisa sih keluarga pasien merahasiakannya.

" makanya gue sekarang mau keruangan bokap lho mau tanya". nina segera menghabiskan sisa makanannya lalu berdiri dan beranjak mau pergi

" gue ikut ya siapa tau gue bisa bantu". tari berjalan berdampingan dengan sahabatnya menuju ruangan ayahnya

tok...tok..tok.. ( suara ketukan pintu ) nina mengetuk ruangan prof. Adi Sucipto ayah dari mentari andini sucipto.

"masuk" suara sahutan dari dalam ruangan. Nina dan mentari kemudian masuk, "duduk nina, dan untuk kamu tari, kamu keluar dulu ini urusan ayah sama nina". kata ayah mentari

"iihhh ayahh.. aku juga mau dengar siapa pasien penting itu!!" kata tari memohon.

" keluar atau ayah seret!!". ayahnya menimpali dengan serius. dengan terpaksa mentari keluar dengan cemberut.

Terpopuler

Comments

Rina Zulkifli

Rina Zulkifli

disinopsis tinggal bersama nenek dr Bunda nya..

2024-03-15

0

LISA

LISA

Mampir nih

2024-01-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!