Bab 2

Kini hanya ada prof Adi dan dokter Kanina yang ada di ruangan itu.

"maaf dokter nina, tadi sedikit menyulitkanmu. itu diluar kendaliku, keluarga pasien bersikukuh tidak ingin ada yang tahu penyakit dari pasien yang kamu operasi tadi. karena mereka belum yakin akan kamulah dokter yang mengoperasi pasien tadi". kata profesor Adi sedikit menyesal.

"apakah mereka meragukan kemampuanku sebagai dokter prof??. (nina sedikit emosi), oke tidak apa-apa jika mereka meragukanku, tapi apakah mereka tidak mementingkan keselamatan dari pasien itu??". nina emosi kok bisa ada keluarga seperti itu.

"bukan mereka meragukan kemampunmu tapi penyakit pasien itu sedikit rahasi hanya keluarga yang tau". prof adi menjelaskan agak sedikit bingung karena tidak bisa menjelaskan secara detail, karena pasien itu cukup penting. " oke nina terima, tapi alasannya apa?? bukankah prof tahu jika sedikit saja saya lengah atau telat menyadari pasien bisa meregeng nyawa di meja operasi. prof lebih tau dari pada nina kan apa saja yang akan terjadi setelahnya??." nina tidak habis pikir, seberapa pentingkah pasien itu, sehingga dia sebagai dokter yang mengoperasi beliau tidak boleh tau.

"orang luar memang tidak perlu tau!!"suara bariton dari arah pintu tiba-tiba memotong pembicaraan prof Adi dan dokter kanina.

"saya bukan orang luar, saya dokter yang mengoperasi pasien. jika terjadi apa-apa, siapa yang harus disalahkan, ohh atau anda mau menjebak saya jikalau terjadi sesuatu anda bisa menyalahkan saya  semau anda dengan kasus malapraktik iya??" ucap dokter kanina dingin.

laki-laki tadi sedikit tertegun karena baru kali ini ada yang bicara dingin kepadanya apalagi dia seorang perempuan. "tidak ada yang akan menuduh anda, hanya saja ayah saya itu orang penting yang penyakitnya harus di rahasiakan dan tidak ada orang luar yang boleh tau akan hal itu" suara bariton itu menimpali lagi.

"anda pikir saya mulut ember?? saya ini dokter, dan sudah kewajiban saya untuk merahasiakan apapun itu tentang pasien. apa anda meragukan kinerja saya hah".ucap dokter kanina dengan dingin dan tatapan tajamnya, siapapun yang melihat akan bergidik ngeri.

"saya tidak pernah mengatakan itu, anda salah paham!!" suara bariton itu tak mau kalah.

" sudah-sudah gak usah berdebat, nina perkenalkan ini Eijaz Eliandro Nugroho, anak dari Bima Nugroho pasien yang kamu tangani tadi. ini adalah keponakan ayah ( nina memanggil prof adi ayah kalau diluar rumah sakit, prof adi sudah menganggap nina sebagai anaknya karena nina juga sahabat mentari anaknya). kamu tau kan kenapa pasien tidak boleh ada yang tau penyakitnya tanpa ayah harus jelaskan, karena tari pasti sudah menceritakan keluara ayah ke kamu". kata profesor adi menengahi perdebatan keponakannya dan sahabat anaknya itu.

tari coba mencerna perkataan prof adi tadi. "ohh iya prof sekarang nina mengerti, akan tetapi alangkah baiknya prof memberi tahu nina sebelumnya supaya tidak terjadi kesalahan yang nantinya membuat semua menyesal". kata nina lembut.

"tadi dia bicara dingin pada saya sekarang bicara lembut pada om adi, siapa sih cewek ini" ( kata eijaz dalam hati). " gimana keadaan ayah saya apakah anda berhasil mengoperasinya?? saya sarankan jangan sampai gagal, kalau tidak saya pastikan andak tidak tidur nyenyak". suara bariton eijaz memenuhi seisi ruangan itu.

"kamu tidak perlu khawatir el ( eijaz sering dipanggil el kalau di keluarganya), karena dokter kanina adalah dokter bedah jantung terbaik di rumah sakit ini". kata profesor adi menenangkan keponakannya.

"oke kalau om percaya sama dokter ini, el pergi dulu dan untuk kesehatan ayah saya percayakan sama om. coba yang mengoperasi ayah saya tadi om saja, tapi ya sudahlah nasi sudah menjadi bubur. semoga dokter yang om percaya ini bisa memulihkan ayah saya secepatnya" kata eijaz lalu pergi meninggalkan ruangan omnya dengan tidak merasa bersalah sedikitpun. Kanina yang mendengar perkataan laki-laki menyebalkan itu mau menimpali lagi tapi.. " udah.. dia memang begitu maklumi saja, kamu harus extra sabar setelah ini. karena kamu yang akan mengurus bima dan tidak menutup kemungkinan kamu bertemu dengannya lagi, kamu boleh kembali ke ruanganmu". kata profesor adi.

Kanina lalu pergi meninggalkan ruangan profesor adi dengan keadaan hati yang jengkel karena perkataan laki-laki yang katanya keponakan ayah Adi.. "berarti dia sepupu tari dong, kok tari gak pernah cerita kalau dia punya sepupu yang begitu menyebalkan. pengen gue cekek karena begitu menyebalkan, huuuhh". kanina bergumam sambil berjalan menuju ruangannya. tanpa nina sadari perkataannya di dengar oleh laki-laki tadi, siap lagi kalau bukan Eijaz Eliandro Nugroho.

setelah drama yang membuat hati dan pikirannya jengkel, kanina memutuskan untuk pulang toh pekerjaannya cuma mengoperasi pasien tadi. tapi sebelum nina pulang dia harus memeriksa dan memastikan kalau pasien tadi keadaannya baik-baik saja.

tok..tok..tok (kanina mengetuk pinta dan masuk). "maaf bu, saya harus memeriksa pasien".kata dokter nina

"oh ya silahkan dok, apakah suami saya baik-baik saja?" kata ibu tadi "oh ya perkenalkan saya arini nugroho istri dari bima Nugroho pasien yang sedang anda periksa". Kanina lalu memeriksa pak bima Nugroho selaku pasiennya.

"keadaan pak bima sudah stabil, efek biusnya masih beraksi mungkin nanti malam atau besok beliau sudah sadar. kalau begitu saya permisi bu, kalau ada apa-apa nanti panggil saja suster yang sedang berjaga".kanini kemudian pamit dan pergi dari ruangan itu.

"cantik dan lembut sekali dokter itu, semoga suatu saat nanti saya dapat menantu seperti dia". kata ibu arini setelah kepergian dokter kanina.

sebelum nina pulang ke rumah, nina mampir dulu ke panti asuhan. ya,, selama ini selain menyibukan dirinya di rumah sakit nina juga sesekali ke panti asuhan. Panti asuhan Bunga kasih adalah panti asuhan yang dulu semasa kuliah pernah dengan tidak sengaja ia kunjungi, entahlah mengapa dia mengunjungi tempat itu hanya dialah yang tahu. tapi yang pasti dia nyaman berada di tempat itu. mungkin juga dia punya kisah di panti itu, setelah bertemu dengan ibu panti dan memberikan hadiah kepada anak-anak panti nina memutuskan untuk pulang dan istirahat. sampai rumah Nina langsung ke kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

"neneknya nina lagi ngapain?". kata nina lalu duduk disamping neneknya yang sedang duduk di teras belakang.

"kamu sudah pulang nduk, udah makan?". neneknya menimpali sambil membuat syal yang dirajut. "udah tadi di panti nek". kata nina sambil makan buah apel yang memang sudah di hidangkan di atas meja.

"rumi masih mencarinya??". neneknya berhenti merajut syal dan bertanya ke cucu kesayangannya.

"nenek jangan marah ke rumi ya.. bagaimanapun dia harus rumi temukan nek". nina was was jikalau neneknya marah. "itu hakmu nduk, toh kamu sudah besar tau mana baik dan buruk. nenek hanya berdoa supaya kamu sehat dan baik baik saja tidak seperti waktu dulu". nenek asih kemudian memeluk cucu satu-satunya itu dengan penuh kasih sayang. dia tau kalau cucunya berjuang untuk kehidupanya setelah anaknya bercerai dan pergi meninggalkannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!