Bab 7

Hari minggu adalah hari bebas untuk Kanina, pagi-pagi sekali kanina bagun untuk berolahraga. olahraga yang dilakukan biasanya joging di sekitar komplek perumahan sejak 3 tahun yang lalu. karena rumah neneknya sudah terjual untuk membayar hutang-hutang ayahnya.

selesai joging nina istirahat di taman sebentar, karena lapar nina pergi mencari sarapan di sekitar taman tersebut. bubur ayam adalah makanan pilihannya, selagi menikmati bubur ayamnya tiba-tiba ponselnya berbunyi. jangan sampai panggilan dari rumah sakit, gerutu kanina.  kanina mengerutkan alisnya, "nomor baru, dari siapa??" kanina pun mengangkat panggilan itu.

" hallo.. ini siapa?" tanya Nina to the point.

"saya" suara bariton yang nina kenal "anda tidak menyimpan no telpon saya" ucap suara itu lagi di sebrang sana.

" maaf saya lupa" ucap nina tanpa rasa bersalah.

"sekarang anda harus menyimpan no ini, karena anda mempunyai hutang sama saya "ucap eijaz mengingatkan (ya penelponya tak lain adalah tuan eijaz) .

"jangan mengingatkan saya juga akan membayar anda"ucap nina kesal karena dia juga sebenarnya tidak ingin berhutang kepada eijaz, tapi yang namanya kepepet dan gak mau jadi istri dari rentenir botak itu, dengan terpaksa nina menerima bantuan eijaz.

"apakah anda punya waktu untuk bertemu dengan saya??" tanya eijaz disebrang sana

"ada,,, emangnya kenapa?" ucap nina lagi.

"mari bertemu di cafe x" kata eijaz lagi

"oke" balas nina

"sampai bertemu nanti, sebelum makan siang" ucap eijaz lalu mematikan ponselnya nya. Kanina buru-buru menghabiskan sarapannya, selesai membayar nina kemudian pulang.

"assalamu'alaikum nenek cantiknya kanina" kanina mengucapkan salam kemudian memeluk neneknya yang sedang duduk santai di depan teras rumahnya.

"wa'alaikumsalam nduk, kamu sudah olahraga?" kata nenek asih mengelus kepala cucu kesayangannya.

"iya nek"jawab kanina dengan masih memeluk neneknya.

"ihhh.. sana mandi bau asem" kata nenek asih meledek cucunya sambil memegang hidungnya. Kanina yang di ledekpun segera masuk kedalam untuk membersihkan dirinya.

Sesuai perjanjian, Kanina dan eijaz kini berada di sebuah cafe. Dan tanpa basa basi kanina langsung menanyakan ada apa gerangan eijaz memintanya untuk bertemu.

"bisakah saya mencicil hutang itu"tanya kanina kepada eijaz, karena dia beranggap pertemuan ini hanya untuk membahas hutangnya.

"apakah anda mengira saya bertemu dengan anda itu karena hutang" tanya eijaz dengan ekspresi yang tidak bisa di tebak.

"memang untuk apalagi anda meminta saya bertemu?" tanya nina lagi. eijaz kemudian menyerahkan sebuah map.

"apa ini??"tanya nina lagi, nina kemudian membuka map itu, dan membacanya.

"apa maksud anda?" kata nina dingin sambil meletakkan map itu kembali.

"sudah jelaskan, itu kontrak. apakah anda perlu membacanya lagi??"kata eijaz serius.

"anda sama saja seperti rentenir gila itu, kalau saya tahu anda akan meminta saya menikah dengan anda, maaf saya menolak. saya akan membayar uang itu"ucap nina geram

"kalau begitu bayar sekarang atau saya akan melaporkan anda ke polisi dengan tuduhan penipuan" bariton eijaz gak kalah dingin. Kanina sontak terkejut dengan apa yang barusan di dengarnya, bagaimana tidak disuruh membayar dengan jumlah uang yang begitu banyak, mustahil kan dia dapat uangnya sekarang. Bingung, kesal, mau nangis, mau teriak itu yang nina pikirkan.

" berikan saya waktu, saya akan melunasinya" ucap nina lagi,

" mmm...oke saya akan memberikan waktu sampai jam 8 malam nanti, tapi kalau lewat dari jam itu maaf saya tetap akan melaporkan anda" kata eijaz mengintimidasi kanina.

Setelah pertemuan kanina bersama eijaz, dia tidak pulang ke rumah melainkan dia sekarang berada di sebuah taman sepi. kanina sedang melampiaskan kesedihan dan kekesalan nya saat ini,

" gimana cara aku mendapatkan uang segitu banyak, apalagi waktu untuk mencarinya tinggal 6 jam lagi" gerutu kanina prustasi. Kanina hanya bisa menangis meratapi kehidupan yang benar-benar tidak seperti yang di inginkannya, ya tawaran menikah yang di ajukan eijaz di luar expetasi dia. Perceraian yang dilakukan kedua orang tuanya membuat dia tidak ingin menikah, itulah sebabnya selama ini jika ada laki-laki yang mendekatinya dia akan berubah menjadi wanita tidak berperasaan.  trauma, yaaa.. kegagalan kedua orangtuanya membuat nina merasa trauma akan sebuah hubungan, mengapa menikah kalau akhirnya memilih berpisah. itu yang selama ini yang ada di pikirannya, " ya allah,,,, apa yang harus aku lakukan" kata nina sedih.

"apa aku harus meminta bantuan pada tari??, tidak...tidak... aku tidak ingin lagi merepotkan dia" argumen nina di dalam mobilnya. "jika aku menjual mobil ini juga masih akan kurang" ucap nina lagi prustasi. Karena tidak mendapat jawaban yang bisa membantunya kanina memilih untuk pulang dulu, karena sudah sore dan cuaca juga sedang tidak mendukung, mungkin alam juga merasakan kesedihannya pikir nina.

waktu terus berjalan dengan begitu cepatnya, belum ada tanda-tanda bahwa Nina mendapatkan uang yang jumlahnya sangat banyak.

"apakah aku harus menerima tawaran itu??, toh cuma satu tahun. tapi aku ingin menikah sekali seumur hidup, bukan diakhiri oleh perceraian"gumam nina gelisah karena waktu sudah menunjukkan pukul 7.00 WIB. Lama berpikir nina kemudian mengambil ponselnya,, setelah nomor yang nina telpon mengangkat panggilannya nina cuma bisa diam tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"apakah anda menyetujui tawaran yang saya berikan??" sura bariton eijaz,

"bisakah kita bertemu?" tawar nina membuka suaranya.

"oke... saya akan memberikan alamat apartemen saya, anda kesini saja" balas eijaz.

"hmm.. di luar saja, maksud saya pertemuan kita di luar rumah saja" ucap nina

"oke.. saya akan share lokasinya, dimana kita bertemu" balas eijaz di sebrang sana kemudian mematikan telponya.

setelah Eijaz memberikan alamat sebuah cafe nina kemudian bersiap-siap untuk pergi.

"Nek... nenek,( mencari neneknya ke dalam kamar) nina keluar sebentar dulu ya!!"pamit nina ke neneknya.

"kamu mau ke rumah sakit nduk??"tanya nenek asih ke cucunya.

"hmmm... iya nek" jawab nina berbohong ( maaf nek nina berbohong ucapnya dalam hati).

Kanina membutuh kan waktu setengah jam untuk sampai ke cafe itu, setelah sampai nina masuk kedalam, mencari orang yang sudah membuat kehidupannya berantakan. setelah menemukan orang yang nina cari, nina kemudian duduk.

"anda mau pesan apa?"tanya eijaz yang memang sudah dari setengah jam yang lalu dia menunggu nina di cafe itu, kebetulan cafe itu dekat dengan apartemennya makanya dia sudah di sana dari setengah jam yang lalu.

"kopi saja" ucap nina. sambil menunggu kedatangan pesanannya nina belum berani memulai pembicaraan, otaknya masih blank. apakah keputusannya sudah tepat, itu yang dia pikirkan saat ini. sampai pesanannya datang pun cuma hening, belum ada pembicaraan antara mereka berdua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!