NovelToon NovelToon

Kanina

Bab 1

Kanina Senja Arumi, dokter cantik yang kehidupannya berubah setelah perceraian kedua orang tuanya. Kanina atau kerap disapa nina, dulunya gadis ceria yang dengan siapapun dia bertemu pasti akan selalu menampilkan senyuman lebarnya dan keramahtamahan nya tanpa terkecuali laki-laki maupun perempuan di semua kalangan. Akan tetapi semua berubah, nina tinggal sama nenek dari bundanya,  tapi untuk saudara laki-laki bundanya dia tidak terlalu akrab. Malah ada hal yang menurut kanina telalu sadis untuk di ceritakan tentang pamannya, tapi kanina memilih diam saja hidup tenang dan jauh bersama neneknya karena kakek ( dari ibunya) sudah lama meninggal dan untuk keluarga ayahnya semua berada di luar negri. Ayah kanina adalah anak tunggal, dan kakek neneknya juga sudah meninggal. keluarga ayah ya yang tinggal di luar negri adalah saudara sepupu dari pihak ayahnya.

Setelah berjuang dengan kuliah kedokteran dengan predikat cumlaude di universitas ternama, kanina memutuskan untuk bekerja di salah satu rumah sakit cukup terkenal di kotanya. tidak mudah memang untuk sampai pada titik dimana dia menjadi dokter paling disegani di rumah sakit itu.

" kalau mengingat perjuanganku untuk sampai saat ini, mungkin akan kutulis sebuah cerpen saja. hehe" kata nina menghibur dirinya ketika dia mengingat masa-masa pahitnya.

" ingat masa indahnya saja rumi( panggilan sayang dari neneknya dan sahabatnya ). gak usah ingat akan hal pahit itu lagi." Mentari menimpali perkataan nina.

Mentari atau sering di sapa tari adalah sahabat nina sejak mereka berada di bangku sekolah SMA, tari juga sudah tau lika liku kehidupan sahabatnya itu. tari juga paling tidak suka kalau nina sedih setiap kali mengingat akan hal pahit yang nina sudah atau sedang alami. tari akan menjadi garda terdepan nina jikalau nina diganggu atau disusahkan oleh siapapun tanpa terkecuali, keluarga mentari juga lumayan berpengaruh di rumah sakit dimana nina bekerja, makanya gak ada dokter ataupun atasan yang berani mendekati dokter nina dengan alasan pdkt lah atau apa. karena tari juga tau pasti tanpa dia turun tanganpun Kanina juga akan melakukan hal yang sama jika ada laki-laki yang mau pdkt sama dia.

Mentari juga salah satu dokter di rumah sakit itu tapi beda profesi dengan nina, tari adalah dokter kandungan sedangan Kanina adalah dokter bedah.

"lho mau langsung pulang ?? emang gak kencan sama gebetan lho?" nina menyindir tari yang terlalu bucin.

" gak gue pulang ke rumah lho aja, lagi males kencan dan males pulang. gue mau ketemu nenek kangen gue udah seminggu gak ketemu". kata tari menimpali.

"terserah putri mentari sajalah". nina menimpali sebelum benar-benar pergi dari ruangan sahabatnya itu.

kehidupan kanina berjalan dengan baik setelah dia bekerja di rumah sakit. Harinya cukup menyenangkan bebas dari kenyataan pahit yang selalu menghantuinya selama ini.

pagi itu kanina terburu-buru pergi ke rumah sakit, nina baru saja mendapatkan telpon dari atasannya.

" kamu ke rumah sakit secepatnya, ada pasien penting yang butuh pertolangan kamu". atasan nina di seberang telpon,

"iya dok". nina langsung bangun untuk sekedar cuci muka dan menggosok gigi, karena sebenarnya ini hari libur untuk dokter nina setelah sekian lama dia tidak mengambil liburan. tapi baru saja mau liburan dengan full tidur seharian dia dapat telpon emergency dari atasanya.. pupus sudah tidur berkedok liburan yang selama ini dia idam idamkan.

" nduk, ndak sarapan dulu??" kata neneknya yang baru keluar dari dapur.

" tidak nek, rumi pergi dulu. emergency ada pasien penting. nenek istirahat aja gak usah kerja uang rumi masih banyak kok, ada bi ningsih juga kan yang masak" kata nina yang tak tega melihat neneknya kelelahan.

" gak kok nduk, nenek cuma bantu sedikit saja, nenek sebenarnya cuma gak bisa kalau cuma duduk diam saja. paling cuma sedikit membantu bu ningsih". kata nenek sambil minum teh bikinannya tadi di dapur.

" ya sudah kalau begitu rumi pamit, assalamu'alaikum". Nina kemudian pergi setelah berpamitan sama neneknya. nina berangkat menggunakan mobil yang baru dibelinya bulan kemarin ya walapun mobil second tapi masih lumayanlah. maklum dia belum bisa membeli yang baru walapun gajinya lumayan dari rumah sakit, tapi dia juga harus menghemat karena masih ada hutang yang harus dia cicil. Bukan hutangnya sih tapi bisa dibilang hutang yang ditinggalkannya ayahnya setelah kabur entah kemana.

setelah mengoperasi pasien yang membutuhkan waktu lama dan keadaan pasien yang cukup memprihatinkan, akhirnya nina bisa bernafas lega karena operasi berjalan cukup lancar walapun ada sedikit insiden yang menguras tenaga. " operasinya berjalan lancar, walapun tadi sedikit kendala. pasien akan segera sadar dan akan kami pantau setelah pasien dipindahkan ke ruangan".

"terimakasih dok, telah menyelamatkan suami saya". kata ibu itu lega karena suaminya baik baik saja.

"sama-sama bu, kalau ada apa-apa hubungi saya. saya permisi dulu" kemudian nina pergi keruangannya untuk membersihkan diri. setelah membersihkan kan diri kanina pergi kekantin untuk mengisi perutnya yang lumayan keroncongan.

" gak jadi cuti lho" tari tiba-tiba datang dan duduk sambil makan makanan yang tadi nina pesan. "ehh buset ni anak asal comot aja, gue laper tau abis operasi mana tadi pagi gak sarapan di rumah" nina merebut kembali makanan yang direbut tari.

"makanya kalau kerja sarapan dulu" tari kesal kerena nina selalu lalai akan isi perutnya.

" hehe.. pisss ( sambil mengangkat dua jari membentuk huruf V ). tadi itu buru buru gue di telpon ama bokap lo, katanya pasien penting butuh pertolongan gue makanya gue gak keburu sarapan". nina tanpa rasa bersalah, nina sebenarnya sadar tari peduli akan dirinya tapi dia juga sadar kalau dirinya sedikit bebal.

"pasien penting?? emang siapa??" kata tari.

" gak tau gue, lupa gue tanya namanya tapi agak sedikit aneh sih tadi, masa ada penyakit pasien yang gak mau diberitahu sama pihak keluarganya! agak sebal sih kok bisa gitu. tapi untung otak gue pintar dan cepat mengetahui, kalau gak pasien itu bisa meninggoi" kata nina sebal

"kok bisa gitu sih?? kan bahaya buat pasien, bahaya juga kan nanti lo dikira malapraktik lagi" tari juga kesal kok bisa sih keluarga pasien merahasiakannya.

" makanya gue sekarang mau keruangan bokap lho mau tanya". nina segera menghabiskan sisa makanannya lalu berdiri dan beranjak mau pergi

" gue ikut ya siapa tau gue bisa bantu". tari berjalan berdampingan dengan sahabatnya menuju ruangan ayahnya

tok...tok..tok.. ( suara ketukan pintu ) nina mengetuk ruangan prof. Adi Sucipto ayah dari mentari andini sucipto.

"masuk" suara sahutan dari dalam ruangan. Nina dan mentari kemudian masuk, "duduk nina, dan untuk kamu tari, kamu keluar dulu ini urusan ayah sama nina". kata ayah mentari

"iihhh ayahh.. aku juga mau dengar siapa pasien penting itu!!" kata tari memohon.

" keluar atau ayah seret!!". ayahnya menimpali dengan serius. dengan terpaksa mentari keluar dengan cemberut.

Bab 2

Kini hanya ada prof Adi dan dokter Kanina yang ada di ruangan itu.

"maaf dokter nina, tadi sedikit menyulitkanmu. itu diluar kendaliku, keluarga pasien bersikukuh tidak ingin ada yang tahu penyakit dari pasien yang kamu operasi tadi. karena mereka belum yakin akan kamulah dokter yang mengoperasi pasien tadi". kata profesor Adi sedikit menyesal.

"apakah mereka meragukan kemampuanku sebagai dokter prof??. (nina sedikit emosi), oke tidak apa-apa jika mereka meragukanku, tapi apakah mereka tidak mementingkan keselamatan dari pasien itu??". nina emosi kok bisa ada keluarga seperti itu.

"bukan mereka meragukan kemampunmu tapi penyakit pasien itu sedikit rahasi hanya keluarga yang tau". prof adi menjelaskan agak sedikit bingung karena tidak bisa menjelaskan secara detail, karena pasien itu cukup penting. " oke nina terima, tapi alasannya apa?? bukankah prof tahu jika sedikit saja saya lengah atau telat menyadari pasien bisa meregeng nyawa di meja operasi. prof lebih tau dari pada nina kan apa saja yang akan terjadi setelahnya??." nina tidak habis pikir, seberapa pentingkah pasien itu, sehingga dia sebagai dokter yang mengoperasi beliau tidak boleh tau.

"orang luar memang tidak perlu tau!!"suara bariton dari arah pintu tiba-tiba memotong pembicaraan prof Adi dan dokter kanina.

"saya bukan orang luar, saya dokter yang mengoperasi pasien. jika terjadi apa-apa, siapa yang harus disalahkan, ohh atau anda mau menjebak saya jikalau terjadi sesuatu anda bisa menyalahkan saya  semau anda dengan kasus malapraktik iya??" ucap dokter kanina dingin.

laki-laki tadi sedikit tertegun karena baru kali ini ada yang bicara dingin kepadanya apalagi dia seorang perempuan. "tidak ada yang akan menuduh anda, hanya saja ayah saya itu orang penting yang penyakitnya harus di rahasiakan dan tidak ada orang luar yang boleh tau akan hal itu" suara bariton itu menimpali lagi.

"anda pikir saya mulut ember?? saya ini dokter, dan sudah kewajiban saya untuk merahasiakan apapun itu tentang pasien. apa anda meragukan kinerja saya hah".ucap dokter kanina dengan dingin dan tatapan tajamnya, siapapun yang melihat akan bergidik ngeri.

"saya tidak pernah mengatakan itu, anda salah paham!!" suara bariton itu tak mau kalah.

" sudah-sudah gak usah berdebat, nina perkenalkan ini Eijaz Eliandro Nugroho, anak dari Bima Nugroho pasien yang kamu tangani tadi. ini adalah keponakan ayah ( nina memanggil prof adi ayah kalau diluar rumah sakit, prof adi sudah menganggap nina sebagai anaknya karena nina juga sahabat mentari anaknya). kamu tau kan kenapa pasien tidak boleh ada yang tau penyakitnya tanpa ayah harus jelaskan, karena tari pasti sudah menceritakan keluara ayah ke kamu". kata profesor adi menengahi perdebatan keponakannya dan sahabat anaknya itu.

tari coba mencerna perkataan prof adi tadi. "ohh iya prof sekarang nina mengerti, akan tetapi alangkah baiknya prof memberi tahu nina sebelumnya supaya tidak terjadi kesalahan yang nantinya membuat semua menyesal". kata nina lembut.

"tadi dia bicara dingin pada saya sekarang bicara lembut pada om adi, siapa sih cewek ini" ( kata eijaz dalam hati). " gimana keadaan ayah saya apakah anda berhasil mengoperasinya?? saya sarankan jangan sampai gagal, kalau tidak saya pastikan andak tidak tidur nyenyak". suara bariton eijaz memenuhi seisi ruangan itu.

"kamu tidak perlu khawatir el ( eijaz sering dipanggil el kalau di keluarganya), karena dokter kanina adalah dokter bedah jantung terbaik di rumah sakit ini". kata profesor adi menenangkan keponakannya.

"oke kalau om percaya sama dokter ini, el pergi dulu dan untuk kesehatan ayah saya percayakan sama om. coba yang mengoperasi ayah saya tadi om saja, tapi ya sudahlah nasi sudah menjadi bubur. semoga dokter yang om percaya ini bisa memulihkan ayah saya secepatnya" kata eijaz lalu pergi meninggalkan ruangan omnya dengan tidak merasa bersalah sedikitpun. Kanina yang mendengar perkataan laki-laki menyebalkan itu mau menimpali lagi tapi.. " udah.. dia memang begitu maklumi saja, kamu harus extra sabar setelah ini. karena kamu yang akan mengurus bima dan tidak menutup kemungkinan kamu bertemu dengannya lagi, kamu boleh kembali ke ruanganmu". kata profesor adi.

Kanina lalu pergi meninggalkan ruangan profesor adi dengan keadaan hati yang jengkel karena perkataan laki-laki yang katanya keponakan ayah Adi.. "berarti dia sepupu tari dong, kok tari gak pernah cerita kalau dia punya sepupu yang begitu menyebalkan. pengen gue cekek karena begitu menyebalkan, huuuhh". kanina bergumam sambil berjalan menuju ruangannya. tanpa nina sadari perkataannya di dengar oleh laki-laki tadi, siap lagi kalau bukan Eijaz Eliandro Nugroho.

setelah drama yang membuat hati dan pikirannya jengkel, kanina memutuskan untuk pulang toh pekerjaannya cuma mengoperasi pasien tadi. tapi sebelum nina pulang dia harus memeriksa dan memastikan kalau pasien tadi keadaannya baik-baik saja.

tok..tok..tok (kanina mengetuk pinta dan masuk). "maaf bu, saya harus memeriksa pasien".kata dokter nina

"oh ya silahkan dok, apakah suami saya baik-baik saja?" kata ibu tadi "oh ya perkenalkan saya arini nugroho istri dari bima Nugroho pasien yang sedang anda periksa". Kanina lalu memeriksa pak bima Nugroho selaku pasiennya.

"keadaan pak bima sudah stabil, efek biusnya masih beraksi mungkin nanti malam atau besok beliau sudah sadar. kalau begitu saya permisi bu, kalau ada apa-apa nanti panggil saja suster yang sedang berjaga".kanini kemudian pamit dan pergi dari ruangan itu.

"cantik dan lembut sekali dokter itu, semoga suatu saat nanti saya dapat menantu seperti dia". kata ibu arini setelah kepergian dokter kanina.

sebelum nina pulang ke rumah, nina mampir dulu ke panti asuhan. ya,, selama ini selain menyibukan dirinya di rumah sakit nina juga sesekali ke panti asuhan. Panti asuhan Bunga kasih adalah panti asuhan yang dulu semasa kuliah pernah dengan tidak sengaja ia kunjungi, entahlah mengapa dia mengunjungi tempat itu hanya dialah yang tahu. tapi yang pasti dia nyaman berada di tempat itu. mungkin juga dia punya kisah di panti itu, setelah bertemu dengan ibu panti dan memberikan hadiah kepada anak-anak panti nina memutuskan untuk pulang dan istirahat. sampai rumah Nina langsung ke kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

"neneknya nina lagi ngapain?". kata nina lalu duduk disamping neneknya yang sedang duduk di teras belakang.

"kamu sudah pulang nduk, udah makan?". neneknya menimpali sambil membuat syal yang dirajut. "udah tadi di panti nek". kata nina sambil makan buah apel yang memang sudah di hidangkan di atas meja.

"rumi masih mencarinya??". neneknya berhenti merajut syal dan bertanya ke cucu kesayangannya.

"nenek jangan marah ke rumi ya.. bagaimanapun dia harus rumi temukan nek". nina was was jikalau neneknya marah. "itu hakmu nduk, toh kamu sudah besar tau mana baik dan buruk. nenek hanya berdoa supaya kamu sehat dan baik baik saja tidak seperti waktu dulu". nenek asih kemudian memeluk cucu satu-satunya itu dengan penuh kasih sayang. dia tau kalau cucunya berjuang untuk kehidupanya setelah anaknya bercerai dan pergi meninggalkannya.

Bab 3

Hari yang sedikit mendung tidak memudarkan semangat Kanina hari ini, bangun pagi menunaikan kewajiban, bersih-bersih dan mandi sebelum berangkat kerja. rutinitas setiap hari dokter cantik idaman semua laki-laki, sesudah rapi kanina menuju meja makan untuk sarapan (tumben nih mimpi apa kanina semalam).

"tumben nduk sarapan, setelah sekian lama cuma kerja dan kerja saja yang kamu pikirkan".kata nenek asih menyindir cucunya,

"hehe.. cucu nenek yang cantik ini lagi mau memperbaiki gizi nek, (sambil nyengir tanpa rasa bersalah)".

selesai sarapan Nina berpamitan untuk kerja, lumayan pagi sih berangkatnya.

"aku beli brownies ajalah untuk nanti, lumayan masih pagi".kanina pergi ke toko kue langganannya, tokonya sudah buka setengah jam yang lalu maklum toko itu toko yang sudah terkenal maknya bukanya pagi, tapi habisnya lumayan cepat.

selesai membeli brownies nina melajukan mobilnya menuju rumah sakit, pas mau memarkirkan mobilnya tiba-tiba mobil lain menyerobot tempat parkir itu. Nina yang kaget kemudian turun dan mengetuk kanca mobil itu, sang empunya kemudian keluar dari mobil itu.

"oh pantesan si manusia menyebalkan,(dumel nina dalam hati)". "maksud anda apa ya menyerobot tempat parkir saya??" kata nina dingin dan menatap laki-laki itu tajam.

"ini parkiran rumah sakit, bukan tempat parkir anda dokter!". kata laki-laki yang tak lain adalah eijaz

"maaf pak Eijaz Eliandro Nugroho, ini khusus tempat parkir dokter. bukan tempat parkir sembarang orang". nina masih menatap laki-laki itu dingin

"anda masih mengingat nama saya, terimakasih. dan juga saya bukan orang sembarangan". suara bariton eijaz berseru dan meninggalkan tempat parkir menuju ruangan rawat ayahnya.

" yaaaaa... dasar laki-laki sombong gak punya perasaan, semau-maunya yang pengen gue cekek". nina ngedumel sendiri di tempat parkir dan mencari tempat parkir kosong.

sampai di ruangannya kanina masih ngedumel sendiri, tok.. tok.. tok( suara ketuan pintu dari luar).

"masuk". sambil memasang baju kebanggaannya,

"maaf dok, hari ini ada operasi darurat yang dokter kanina sendiri yang harus menanganinya. karena prof adi sedang tugas operasi pasien lain dok,"kata perawat nindi yang bertugas pagi itu menemani dokter kanina visit.

"oke kalau gitu, oh ya bagaimana keadaan pasien atas nama pak bima Nugroho??"kata nina sambil berjalan menuju ruang operasi.

"beliau sudah sadar tadi malam dok, keadaanya stabil. tapi masih butuh pemeriksaan lagi, oh ya dok tadi saya bertemu istri beliau katanya pak bima mau bertemu dengan dokter". kata perawat nina

"oke.. setelah operasi selesai saya akan kesana". kanina langsung mengganti pakaiannya dan langsung ke ruang operasi.

selesai operasi dokter kanina langsung ke ruangan dimana tamu VVIP berada.

"selamat pagi menjelang siang pak, bagaimana keadaanya?? apakah ada yang bapak rasakan setelah operasi? maaf kalau saya lancang saya adalah dokter kanina yang bertugas untuk mengoperasi bapak, dan sedikit saya tahu tentang penyakit komplikasi yang bapak idap yang di rahasiakan untuk umum". kata dokter kanina setelah di izinkan masuk oleh istri pak bima.

"oh ya dokter kanina, sebelumya saya sudah mendengar dari adik saya bahwa anda yang mengoperasi saya. terimakasih sebelumnya dan untuk penyakit lainnya yang anda ketahui mohon untuk tidak mempublikasikan karena mungkin anda tahu siapa saya. maaf sebelumnya sudah merepotkan dokter". pak bima cukup terkesan dengan keramahan dan kepintaran dokter kanina ya, sedikit dia tau dari cerita adiknya prof adi Sucipto Nugroho.

"sudah tugas saya sebagai dokter untuk menyelamatkan pasien dan merahasiakan penyakit pasien pak"ucap kanina tersenyum.

Eijaz yang dari tadi sibuk dengan laptopnya menimpali perbincangan dokter dengan ayahnya, " dokter memang lagi berutung saja waktu itu"suara bariton menyebalkan.. huuhh

kanina hanya bisa tersenyum tapi dalam hati mengutuk mengucapkan sumpah serapahnya ( dasar laki-laki sya*ton kok bisa ya ada laki-laki kaya dia padah ayah sama ibunya kaya malaikat).

"kamu jangan begitu el, bagaimanapun dokter kanina sudah menyelamatkan ayahmu'' kata mama arini

"iya..kamu mana ngerti tentang ilmu kedokteran,kamu diam aja sudah jangan buat keributan!!" ucap pak bima kepada El anaknya, Eijaz memang begitu sensitif terhadap dokter dia hanya percaya kepada om adi. Eijaz mungkin trauma dengan dokter yang dulu malapraktik terhadap adik satu-satunya yang menyebabkan kan dia merenggang nyawa di meja operasi. tapi kan dokter kanina beda woiii emang dasar kalau orang sudah di butakan oleh kesalahan dokter lain.

"gak apa apa kok pak..bu. mungkin cuma salah paham aja, ( hadeehh dia belum tahu gue dokter paling di cari di negeri ini, malah dokter luar negripun ngemis hubungi gue, nina ngedumel dalam hati). kalau gitu saya permisi dulu ya pak, istirahat yang cukup jangan kebanyakan makan gula atau makanan yang berminyak, selamat siang". kanina kemudian pergi tanpa melihat kearah laki-laki yang sedari tadi memperhatikannya, kanina cuma pamit kepada suami istri di ruangan itu. haha Kanina pendendam pemirsahh.

"kalau sama aku kenapa ya dokter itu dingin jutek dan ketus, kalau sama om adi ayah sama mama aja gak gitu". kata eijaz kepada mama dan ayahnya.

"kamu mungkin sudah menyinggung dokter itu, makanya dia begitu. kamu sih ngebandingin dia sama dokter yang ngebunuh adik kamu sama dokter nina yang notabennya dokter terbaik di rumah sakit ini". ucap pak bima kepada eijaz, pak bima tahu pasti anaknya satu itu masih trauma akan kehilangan orang yang di sayangi di meja operasi oleh dokter. tapi ya mau bagaimana dokter kanina beda.

"emang apa sih hebatnya?? cuma kebetulan aja kan ayah bisa selamat ditangannya". ucap el bego otak bebal ( author gereget pemirsahh)

"huuhh dibilangi bebal mah anakmu, papah istirahat ajalah capek ngomong sama otak bebal kaya anakmu mah". pak bima sudah lelah berbicara dengan anaknya yang memang sulit percaya sama orang. " eehh.. ehh anakmu juga pa, bukan anakku saja" mama Arini menimpali suaminya.

" kamu juga el dikasih tau, kenapa sulit sekali percaya sama orang, dokter kanina itu beda kalau gak percaya ya kamu cari tahulah sendiri". ucap mama arini lagi.

eijaz tidak menyahuti lagi perkataan mamanya karena kalau di landeni nanti ujung-ujungnya dia juga yang kena lebih baik dia pergi ke kantor saja dari pada di sini di cercoki mulu ( ini juga salah lho sih kenapa bebel di kasih tahu huuhh kok author makin gemas ya ).

ohh ya Eijas Eliandro Nugroho adalah salah satu pewaris di keluarga Nugroho, kakeknya Gunawan Nugroho adalah pembisnis handal pada jamannya, Nugroho grup adalah perusahaan ternama dikota b. dan rumah sakit ini juga pemiliknya ya nugroho grup. Gunawan mempunyai dua orang anak ayah Bima sama prof Adi. Bima mempunyai dua orang anak yaitu Eijas dan Alina( tapi alinanya meninggal ya pemirsah, iya adik eijas yang meninggal di meja operasi itu). oke lanjut, untuk prof adi, dia cuma punya anak satu yaitu Mentari anindi sucipto Nugroho (panjang kali ya..hee).

untuk perusahaan memang dipegang oleh bima setelah ayahnya pensiun dan memilih istirahat di rumah saja, menikmati masa tua. dan untuk rumah sakit di oegang oleh prof adi, karena bima lagi di rumah sakit makanya perusahaan langsung di handle oleh Eijaz, sebenarnya Eijaz juga memiliki perusahaan sendiri yang keluarganya pun tidak tahu menahu akan itu, rahasia niih ceritanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!