Bab 13

Kanina yang sedang mondar-mandir di kamar hotel tempat dia menginap khawatir akan sahabatnya, dia tahu seperti apa mentari. Nina takut, kalau eijaz marah karena sudah memberi tahu tari.

Tari yang melihat gantungan kunci sedikit bingung, karena biar bagaimanapun gun gantungan kunci itu belum cukup bukti kalau itu nina bagaimana sepupunya bisa tahu kalau itu nina sahabatnya.

"Gue masih belum paham, terus dari mana lho tahu dengan cuma mengandalkan bukti inisial R yang notabennya inisial itu banyak sekali, gantungan kunci ini juga belum bisa membuktikan walaupun iya memang itu gantungan hanya gue dan rumi yang memilikinya,karena kita memesan langsung dari tukang ukir kayu dulu" ucap tari.

"Kebetulan aku tak sengaja menemukan gantungan kunci yang sama di kamarmu, waktu aku meminjam charger saat aku ke rumahmu beberapa bulan yang lalu. Saat papa di rawat pun aku belum tahu kalau dia adalah gadis yang ku cari, selama bertahun-tahun aku mencarinya dan selama itu tidak ada hasil. secara kebetulan di saat aku sudah mulai putus asa aku menemukan gantungan kunci yang sama dan tanpa sengaja aku melihat foto kalian berdua" ucap eijaz menjelaskan.

"Dan setelah lho tahu, kenapa gak lho samperin aja kanina jelaskan kalau lho mencarinya. kenapa harus dengan ancaman hutang yang sungguh sangat pengecut sekali anda tuan"hardik tari masih kesal pada eijaz, dia juga gak memanggilnya dengan embel-embel kakak dan perkataan sopan. malah dengan sebutan lho, sadis memang.

"apa kamu pikir dia akan mau sama aku begitu aku jelaskan kalau aku sudah lama menaruh hati padanya?? kamu lebih tahu kenapa dia bisa sangat tertutup seperti itu, sebelumya pas di taman duli dia gadis yang begitu ceria penuh senyuman, sekarang apa?? dan satu lagi ubah cara bertutur katamu sopan lah sedikit aku itu kakak mu!!" ucap eijaz dingin. mentari yang mendengar dan melihat kakak sepupu laki-lakinya itu begitu serius dan dengan tatapan seakan-akan mau memakanya sedikit bergidik ngeri.

"kalau kamu mau menghancurkan acara besok silahkan!! beritahu kakek dan semuanya, tapi kamu akan menyesal setelahnya. aku akan menghalalkan berbagai macam cara supaya rumi jadi milikku. ingat itu!! dan jangan kasih tahu rumi, nanti aku sendiri yang akan kasih tahu dia" ucap eijaz kembali menekankan dengan sedikit ancaman, sebenarnya dia tidak ingin melakukannya tapi dia sedikit waspada dengan sifat mentari yang sedikit ember. Mentari yang menerima ancaman dari sepupunya itu sebenarnya tidak terima, tapi dia juga sedikit perhatian terhadap kakaknya itu. setelah kematian alina, eijaz yang dulunya adalah sosok laki-laki hangat dan menyenangkan berubah drastis, eijaz menjadi pemurung lebih menutup diri tidak sehangat dulu dan dingin seakan tak tersentuh. Tapi sekarang seolah-olah dia melihat eijaz yang sama walaupun belum sehangat dulu.

"oke aku akan tutup mulut, aku biarkan sahabatku satu-satunya untuk menikah dengan kakak, tapi ingat jangan pernah sakiti dia dengan alasan apapun. jangan pernah buat dia menangis, mengerti kakaku tercinta??kalau tidak akan ku laporkan pada kakek" ucap mentari akhirnya luluh juga. Eijaz menjawab kata-kata ancaman mentari dengan anggukan, dia cuku yakin dengan dirinya. dia mampu membahagiakan kanina senja arumi.

***

Kanina yang sudah lama menunggu dan tanda-tanda tari akan datang belum juga ada, karena khawatir tari akan melakukan tindakan yang bisa menggagalkan pernikahannya besok pun tanpa pikir panjang langsung ke kamar eijaz.

tok,,,,tok,,,tok ( suara ketukan pintu dari luar). Eijaz dan tari yang sedang serius mengobrol pun saling memandang kaget, mereka pikir yang datang orang tua mereka atau kakeknya. Mereka juga was-was kalau obrolan mereka tadi didengar oleh orang dibalik pintu itu. Lama dengan pikiran masing-masing akhirnya eijaz memutuskan untuk segera membuka pintu yang berulang-ulang diketuk itu.

"Kanina, kamu ngapain kesini??" tanya eijaz yang tadinya gugup akhirnya sedikit lega karena kanina yang mengetuk pintu, tapi dia kembali gugup karena mungkin saja kanina sudah lama dibalik pintu dan mendengar obrolannya dengan mentari.

Mentari yang mendengar eijaz menyebut nama sahabatnya langsung berdiri dan menghampiri mereka.

"rumi, kamu belum istirahat besok kan kamu harus bangun pagi-pagi sekali untuk di makeup" ucap mentari

"kamu sudah lama?" tanya eijaz lagi dia takut kalau kanina benar-benar mendengar pembicaraannya.

"mmm.. aku baru datang dan mencari kamu ( sambil melihat tari) aku belum bisa tidur, aku butuh kamu" ucap kanina pada eijaz dan tari.

"maksud kamu membutuhkan kak eijaz atau aku?? sungguh rumi kata-kata mu sedikit ambigu

"maksud aku aku sedang mencari kamu ayo" kanina langsung saja menarik tangan mentari dan langsung pergi begitu saja tanpa pamit, dia malu karena perkataannya memenang sedikit ambigu. Eijaz yang melihat kanina malu dengan wajah sedikit memerah karena ledekan mentari tersenyum. Eijaz akhirnya kembali ke kamar dan memutuskan untuk beristirahat saja karena masalahnya dengan tari sudah selesai, dia bisa membungkam mulut ember tari.

Sampai dikamar kanina langsung mencecar tari dengan banyak pertanyaan, bagaimana tidak sahabatnya itu lama sekali tadi di kamar eijaz, bukan cemburu tapi nina khawatir nanti tari akan memberi tahu semua keluarga alasan dibalik pernikahannya besok.

"lho ngomong apa sama eijaz??" ucap nina penuh selidik.

"apa?? gak ada gue cuma ngomong apa adanya dari cerita lho, tadinya gue mau lunasi hutang lho tapi bunga yang dia mau terlalu banyak gue tidak punya uang sebanyak itu" kata tari berbohong, tadinya dia mau jujur saja tapi takut dengan ancaman eijaz alhasil dia lebih baik mencari alasan, biar nanti kakak sepupunya itu yang menjelaskan kepada kanina.

"kamu gak lagi bohong kan" tanya nina lagi sedikit ragu dengan perkataan mentari.

" astaga rumii,, sejak kapan lho gak percaya sama gue" ucap tari membuat wajahnya sedikit terlihat sedih biar kanina percaya akan ucapannya itu.

"baiklah gue percaya kata-kata lho" ucap kanina kemudian menghibur mentari yang sedih karena dia tadi sedikit tidak percaya dengan sahabatnya itu.

"Kita istirahat saja , besok lho bangun kesiangan" kata tari, merasa bersalah pada kanina. Kanina memang mudah sekali berempati kepada orang, apalagi jika orang itu terlihat sedih. Selama bersabat dengan kanina, mentari adalah saksi dimana kanina harus berjuang dengan begitu kerasnya untuk menghidupi neneknya dan membayar hutang ayahnya, tapi walaupun dia banyak kekurangan, kalau dia bertemu dengan orang yang membutuhkan bantuan, kanina akan menjadi garda terdepan untuk membantu orang itu, mentari dulu khawatir kalau-kalau sahabatnya itu membantu orang yang salah. Tapi setelah cukup mengenal kanina dia tahu kalau kanina juga pilih-pilih kalau menolong orang. kanina bisa membedakan orang yang minta pertolongan dengan berpura-pura sedih, ataupun orang yang memang sedang membutuhkan pertolongan. Tapi kanina malam ini sedikit ceroboh kalau kata mentari, dia tidak tahu atau pura-pura tidak tahu kalau mentari sedang mengelabui dirinya. atau kanina memang benar-benar tidak tahu kalau mentari berbohong.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!