Bab 6

Setelah membaca semua informasi tentang dokter Kanina, dan tidak ada yang mencurigakan cuma perceraian orangtuanya dan hutang yang ditinggalkan ayahnya itu saja. nothing special kalau kata author. tapi eijaz masih penasaran tentan gading itu, entahlah kenapa. yang pastinya gadis itu berbeda dari gadis-gadis yang dia temui selama ini. tidak manja, manipulatif, gadis tangguh tidak matre apalagi dengan kecantikannya dia bisa memikat hati seorang laki-laki kaya raya. itu semua membuat eijaz penasaran akan dokter itu.

"cari tahu nomor handphone dokter Kanina, sekarang!!"kata eijaz menelpon asistennya dan langsung mematikan ponselnya. Bagas yang sedang menikmati istirahatnya kembali terkejut oleh telepon bosnya.

"kalau bukan bos gue, udah gue lempar dia ke kandang harimau"kesal bagas yang lagi-lagi tidurnya terganggu oleh telpon eijaz. Tidak butuh waktu lama untuk menemukan nomor yang bosnya minta, bagas kembali mengirim nomor itu ke eijaz , semoga ini gangguan terkahir dari tuan muda, gerutunya.

setelah mendapatkan nomor yang dia minta, eijaz ragu untuk menelpon nomor itu, karena waktu sudah menunjukkan waktu tengah malam. "besok sajalah, mungkin dia sedang istirahat. tapi kan tadi gue antar ke rumah sakit. telpon gak ya?"ucap Eijaz ragu. tapi setelah lama berpikir mau telpon atau tidak, eijaz akhirnya menelepon nya juga. lama menunggu jawaban,,, "halo.. selamat malam dengan dokter Kanina, ada yang bisa saya bantu??kalau boleh tau ini siapa ya??"ucap nina di sebrang sana.

"hmmm.. ini saya" suara bariton eijaz.

"maaf dengan siapa?"ucap dokter Nina bingung.

"ini saya Eijaz, apakah saya mengganggu waktu anda?". ucap aja ragu

"oh.. ada apa ya anda menelpon saya malam-malam, dan dari mana anda mendapatkan nomor saya? "ucap dokter Nina lagi di seberang sana.

"tidak penting anda tahu dari mana saya mendapat nomor telepon anda, yang penting sekarang apakah besok kita bisa bertemu?. nggak usah bertanya kenapa, luangkan waktu anda besok sebelum makan siang di cafe yang kemarin. Oke selamat malam"ucap eijaz lalu dengan tidak sopannya mematikan telpon itu.

"waahhh.. tidak sopan sekali dia, telpon juga langsung dimatikan semau dia. emang gue mau ketemu apa. ckk.. dasar laki-laki gak sopan" kanina membanting ponselnya kesembarang arah saking kesalanya.

Keesokan harinya Eijaz sudah menunggu nina di cafe tempat mereka janjian, bukan mereka sih tapi tepatnya eijaz memaksa membuat janji bertemu. satu jam dua jam eijaz menunggu nina, tidak ada tanda-tanda bahwa dokter nina akan datang. Untuk pertama kalinya dalam hidup ada wanita yang menolak untuk bertemu dengannya, el merasa kesal karena penolakan yang dilakukan kanina. karena kesal el pergi dari cafe itu, mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. sampai di tempat tujuannya, memarkirkan mobilnya sembarang arah. dan berjalan secepat mungkin untuk sampai di ruangan dokter yang sudah menolaknya, ya sekarang el berada di rumah sakit untuk menemui dokter nina. El langsung saja tanpa mengantuk pintu langsung membuka pintu ruangan dokter Nina, akan tetapi ruangan itu kosong tidak ada seorangpun yang ada di sana.

lama menunggu akhirnya dokter yang dia cari pun datang.

(sambil membuka pintu) "astaga (kaget) apa yang Anda lakukan di sini, dan siapa yang mengizinkan anda masuk di ruangan saya!!"hardik dokter Nina yang masuk tiba-tiba di kejutkan oleh eijaz.

"kita sudah membuat janji kalau anda lupa, dan anda dengan gampangnya membatalkan janji anda"suara bariton eijaz memenuhi ruangan itu.

"dan kalau anda lupa, saya belum mengiyakan kalau saya bisa datang untuk bertemu dengan anda"ucap dokter Nina acuh dan dingin.

ketika mereka sedang berbicara tiba-tiba perawat yang berjaga membuka pintu ruangan dokter Nina tanpa mengetuk. "maaf dok ada keributan di luar, ada seorang laki-laki tua botak. katanya sedang cari anda"tak perawat itu tergesa-gesa.

(hhhh.... pasti itu rentenir tua bangka, gue udah bilang kita ketemuan di cafe biasa), gerutu dokter Nina sambil berdiri dan sedikit berlari ke arah yang ditunjukkan oleh perawat tersebut. Eijaz ikut pergi di belakang Kanina.

"bisa kita bicara di luar"ucap Nina dingin kepada rentenir botak gitu, Nina kemudian keluar ke tempat yang jauh dari kerumunan di rumah sakit.

"aku sudah bilang kita bertemu di cafe, kenapa Anda datang ke sini? saya bukan pengecut yang akan lari dari tanggung jawab saya"hardik nina dingin dengan sorot mata tajam.

"ohhhh tidak bisa, ini sudah lewat dari jam yang anda tentukan, sekarang mana uangnya?"kata rentenir tua bangka.

"saya belum mengambilnya "ucap Nina berbohong, padahal uangnya belum ada.

"saya bukan anak kemarin sore yang bisa anda bohongi, cepat tangkap dia (si botak menyuruh kedua anak buahnya untuk menangkap Nina). eijaz yang melihat itu pun berlari untuk membantu Nina, "berapa sisa hutangnya? saya yang akan membayarnya, sebut saja berapapun"bariton eijaz sambil mengeluarkan sebuah check.

"100 juta,, Karena dia sudah melewati tenggang waktu yang saya berikan 100 juta itu serta bunganya"bilang rentenir botak itu.

"nggak ya sisanya tinggal 15 juta,, Anda mau peras saya??"ucapin nina kesel tapi masih dengan muka dinginnya.

"ini check nya,,,(memberikan sebuah chek ke pria botak itu). semua hutangnya sudah lunas, jangan ganggu dia lagi. sekarang anda boleh pergi" bariton eijaz menyuruh laki-laki itu pergi. Namanya juga rentenir, kalau sudah mendapatkan apa yang dia mau ya dia akan pergi, toh dia sudah mendapatkan uang lebih.

"yaaahhh... apa anda sudah gila?? mentang-mentang anda punya banyak uang, dengan gampangnya anda memberikan yang bukan haknya?? itu melebihi hutang yang akan saya bayar" omel nina kepada eijaz.

"tidak masalah saya mengeluarkan uang banyak,, emang anda mau menikah dengan si botak itu,??" ucap eijaz. Nina yang kehabisan kata-kata cuma bisa menghembuskan nafasnya pasrah.

"saya akan menggantinya" ucap nina pelan tanpa embel-embel dingin atau sorot mata tajamnya. Eijaz yang melihat itu tersenyum pelan. "oke"balas eijaz pada dokter nina.

"ohh ya,,, kenapa anda mau bertemu dengan saya?? apakah ada kepentingan??.. maaf tidak datang ke cafe itu, saya ada operasi darurat tadi" ucap nina lembut yang membuat eijaz agak sedikit heran tapi cukup senag karena dokter jutek itu tidak ketus dan dingin lagi.

"mmm... lain kali saja, anda sudah kelihatan sangat lelah. istirahatlah, saya akan ke kantor ada yang harus saya urus" ucap Eijaz lalu pergi meninggalkan kanina yang bingung. karena efek dari operasi yang menguras tenaganya dokter kanina pun pergi tanpa perduli lagi dengan ucapan eijaz, dia memilih pergi keruangannya untuk sekedar mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!