Bab 11

Tiba di kediaman orang tua eijaz, nina langsung keluar dari mobil. tapi ketika dia akan masuk ke rumah itu tangannya tiba-tiba ditarik dari arah belakang.

"aku tidak bermaksud buang-buang uang atau apalah yang ada dipikiranmu, aku hanya ingin memberikan apa yang pantas untuk ku berikan padamu. ini bukan masalah uang ataupun harga, walaupun aku memberikan mu yang lebih mahal dari cincin ini itu tidak akan bisa membandingkanmu. karena kamu berhaga kanina, apakah kamu mengerti?" Ucap eijaz menjelaskan pada nina. Nina yang mendengar itu terharu, rasanya dia mau menangis saja. karena untuk pertama kalinya ada laki-laki yang mengatakan dia berharga, selama ini selain neneknya dan mentari, tidak ada yang pernah bilang begitu kepadanya. ayah ataupun ibunya pergi entah kemana, penolakan dari keluarga ibunya yang membuat nina tidak pernah di harapkan.

"heii...apakah ada kata-kataku ada yang menyinggungmu?" kata eijaz menghapus air mata kanina yang sudah tidak bisa kanina tahan lagi,

"tidak,,, aku hanya sedikit terharu" kata nina. Eijaz kemudian mengajak nina masuk, orang tuanya sudah menunggu mereka di dalam.

"assalamu'alaikum"ucap nina santun kepada orang tua eijaz, tidak asataga nina kaget bukan hanya orang tua eijaz yang ada di ruangan itu. semua keluarga eijaz kakek, profesor adi, mama kasih (istrinya prof adi), dan yaahh mentari sahabatnya. Mentari yang melihat sahabatnya kaget akan kehadirannya hanya bisa melengos, mereka belum baikan setelah hari itu, dan mentari semakin dibuat kesal karena baru tahu kalau sahabatnya kanina senja arumi akan menikah dengan sepupunya.

"wa'alaikumsalam,,, ehh calon menantuku sudah datang" sambut hangat mama arini pada kanina, kanina yang memang diajarkan sopan santun pun menyalami satu persatu orang yang ada di ruangan itu termasuk mentari, tapi mentari masih kesal. Kemudian Kanina duduk di dekat sahabatnya itu,

"aku enggak nyangka lho mbak, ternyata calon menantumu adalah sahabat anakku tari" ucap mama kasih kepada mama arini.

"aku juga sama terkejutnya awal dia di bawa kesini sama eijaz, tapi alhamdulilah eijaz pinter milih calon istri" jelas mama arini bahagia. Untuk kakeknya karena memang sudah mengenal kanina dia cukup senang karena calon cucu menantunya dokter ternama di rumah sakitnya, iya kakek Purnomo sendirilah yang merekomendasikan kanina untuk bekerja di rumah sakitnya itu.

Eijaz, pak bima, prof adi dan kakek purnomo sibuk akan pembicaraan tentang perusahaan dan rumah sakit. ibu-ibu sibuk memilih vendor pernikahan karena eijaz dan nina menyerahkan urusan pernikahan ke mereka. sementara kanina sedang membujuk sahabatnya agar tari mau berbicara dengannya.

"tariiii,,,,,(sambil menarik-narik baju tari)" ucap nina dengan nada membujuk, tari masih mode kesal.

"Aku tidak mmm belum menceritakan karena kamu masih ngambek, setiap ketemu pasti kamu menghindariku" ucap nina lagi dengan air mata yang mengalir dengan sendirinya, dia sedih karena memang tari setiap ketemu denganya akan pura-pura tidak melihat atau menghidari dirinya. Eijaz yang melihat kanina menangis pun, langsung menghampiri mereka berdua lalu menjitak kepala adik sepupunya itu.

"kamu apakan calon istriku ahh" tanya eijaz serius.

"Tanya sama calon istri kakak, apa dia masih menganggap tari sebagai sahabatnya?" ucap tari kepada eijaz yang dimana sebenarnya tari juga sedih melihat sahabatnya menangis tapi dia masih kesal.

"Maaf.. " ucap nina pelan

" Maaf kamu bilang!!" ucap tari sedikit membentak kanina,

"kamu jangan bentak calon istri gua dong"hardik eijaz tak terima kanina di bentak oleh sepupunya itu.

"lho jangan ikut campur ini masalah gua sama dia( sambil menunjuk nina), lho juga awas aja bikin sahabat gua nangis, gue suruh kakek keluarin lho dari ahli waris,walapun rumi sedikit menjengkelkan dia sudah gue anggap saudara gue." balas tari, memang tari kesal dengan kanina tapi bagaimanapun dia juga bersalah karena kemarin-kemarin dia menghindari sahabatnya itu. sebenarnya tadi saat nina menangis tari sudah luluh tapi dia pura-pura saja masih kesal. Kanina yang mendengar ungkapan sayang tari untuk dirinya semakin menangis, dan memeluk sahabatnya itu. "Maafin gue tar,, dari kemarin gue mau cerita. tapi lho menghindari gue terus" ucap nina jujur.

"Dasar cengeng,,, lho tau gue kan, kenapa gak lo samperin, kenapa lho gak hubungi gue,, ihhh kesel gue" jawab tari cemberut. Eijaz yang melihat drama dari calon istri dan sepupunya itu cuma bisa geleng-geleng kepala, dia kemudian kembali bergabung sama ayahnya.

"lho sejak kapan pacaran sama kakak sepupu gue? kok lho gak pernah cerita?" tanya tari menyelidik, kanina yang di tanya seperti itu gugup, dia tidak tahu harus menjawab apa.

tari yang melihat sahabatnya tidak nyaman dengan pertanyaan itu sedikit mengangkat sebelah alisnya "ada yang tidak beres"batin tari, niat tari untuk mengintrogasi kanina urung dia lakukan karena mama arini dan mamanya datang menghampiri mereka

" sayang apakah kamu setuju dengan design ini?" tanya mama arini seraya menunjukkan dekorasi vendor pernikahannya. Kanina yang ditanya seperti itu bingung,,

"Kanina punya impian kalau menikah nanti, untuk gaun warna putih simple tapi elegant, yang pasti gak ribet. untuk vendornya outdoor dengan dihiasi bunga mawar putih dan biru, sama dia mau undang orang-orang panti, sesederhana itu impian calon mantu mama arini" jelas tari panjang lebar, dia mengetahui itu sebelum orang tua kanina bercerai, mereka sering bercerita dulu masa-masa SMA. Tapi setelah perceraian orang tua kanina, tari tidak pernah lagi mendengar ataupun melihat nina membicarakan dan dekat dengan laki-laki. Tari mengetahui kanina memeliki rasa trauma yang begitu dalam, makanya setelah mendengar dari mamanya kemarin kalau kanina akan menikah dengan eijaz sepupunya, tari begitu shock tidak percaya.

Eijaz yang dari tadi mendengar perbincangan antara mereka dan mendengar perkataan sepupunya lantas memandang kanina lekat, "akan ku wujudkan semua impianmu rumi" batin eijaz. Nahh eijaz memanggil kanina dengan sebutan rumi, ada apa ya?? karena panggilan itu hanya untuk orang yang memang sudah mengenal nina lebih lama, hanya eijaz yang tahu.

"el sini sayang"panggil mama arini setelah mendengar penuturan mentari.

"apakah kamu mendengar pembicaraan kita tadi?" tanya mama arini lagi. eijaz hanya mengangguk mengiyakan mamanya.

"kalau begitu bagaimana pendapatmu?" tanya mama arini lagi pada anaknya.

"atur saja sesuai perkataan tari" kata eijaz kemudian yang membuat kanina memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Tari juga memandangi sepupunya karena untuk yang pertama kalinya dia tidak membantah apapun yang mungkin dia pikir eijaz tidak akan setuju. Tari menaruh curiga kepada sepupunya itu, nanti dia akan cari tahu. setelah semua sepakat, keluarga eijaz besok akan berkunjung ke rumah kanina, biar bagaimanapun nina masih mempunyai nenek yang sudah sejak lama bersamanya.

Terpopuler

Comments

📴

📴

jgn² eijaz adlh org yg rumi cari dipanti asuhn ya 🤔

2024-01-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!