Bab 4

Pagi itu, setelah melakukan operasi lebih dari 8 jam yang menguras tenaga, dokter nina bisa bernafas lega karena dia bisa mengistirahatkan badannya sejenak. tapi belum juga nina membaringkan tubuhnya, suara ketukan pintu dari luar terdengar begitu menyebalkan di telinga dokter nina. bagaimana tidak suranya nyaris merubuhkan pintu itu. "siapa sih??gak mungkin kan anak buah rentenir itu?kan gue janjian nanti sore di cafe x".dumel nina sambil meraih gangang pintu untuk membukanya. nina tampak terkejut karena dilur dugaan bahwa eijaz lah yang seenak jidatnya gendor pintu kayak penagih hutang.

"ngapain sih anda, bisa gak kentuk pintu biasa saja. gak kayak penagih hutang"kata dokter nina dingin menatap tajam eijaz, yang ditatap malah biasa saja nyelonong masuk tanpa izin dan langsung duduk di kursi yang memang sudah tersedia di ruangan dokter nina.

"gak sopan"ucap nina pelan tapi masih didengar eijaz.

"ck.. (eijaz berdecak) saya masih bisa dengar apa kata anda dokter, jangan kira saya budek" suara bariton eijaz memenuhi ruangan dokter kanina.

"hhhhh... maksud kedatangan anda apa yah kalau boleh tahu, karena anda sudah mengganggu jam istirahat saya!!"ucap nina dingin sedingin es di kutub utara.

"sudah tugas anda melayani pasien tanpa mengeluh, kalau anda mau tidur sana di rumah gak usah di rumah sakit" eijaz meremehkan.

(percuma ngomong panjang sama laki-laki menyebalkan ini, apalagi gue menjelaskan haaahh langsung ke intinya saja lah) isi hati dokter nina.

"okeh to the point aja maksud anda datang ke sini apa yah bapak Eijaz Eliandro Nugroho?" ucap nina masih dingin dengan sorot mata tajam setajam silet.

"wah gila gue udah sedingin ini irit bicara masa nih cewek lebih dingin sih, kayak mau makan gue lagi"( eijaz dalam hati makin penasaran sama dokter nina, cewek satu-satunya yang melihat dia kayak melihat santapan yang kapanpun bisa di terkam). "saya mau mendengar perkembangan ayah saya, apakah beliau sudah bisa pulang dan rawat jalan?" ucap Eijaz.

"saya sudah periksa beliau tadi pagi, keadaannya memang sudah cukup baik. tapi beliau masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, takutnya nanti terjadi komunikasi lagi" jelas dokter nina kepada eijaz.

"apakah bisa dengan rawat jalan?"tanya eijas lagi.

"bisa, tapi untuk keadaan beliau sekarang alangkah baiknya pemeriksaannya dilakukan seminggu sekali, beliau juga harus banyak-banyak istrihat" ucap nina menjelaskan.

"oke kalau gitu terimakasih dokter Kanina atas penjelasan anda, minggu depan saya akan kesini lagi untuk periksa ayah saya"ucap eijaz berdiri dan langsung pergi begitu saja..

"wah sombong sekali datang tak di jemput pulang tak diantar udah kayak syaiton''. dumel nina setelah kepergian eijaz, laki-laki termenyebalkan menurut nina. kanina kemudian kembali mengistirahatkan tubuhnya yang tadi gagal akibat gangguan eijaz.

di sebuah cafetaria duduk seorang gadis cantik dengan tatapan yang begitu dingin, siapapun yang melihat pasti bergidik ngeri. Kanina, gadis cantik tapi dingin itu sedang duduk menunggu seorang yang sudah muak dia temui, siapa lagi kalau bukan rentenir sialan yang sudah mengganggu hidupnya setelah ayahnya kabur entah kemana meninggalkan hutang yang cukup banyak.

"haii gadis cantik..(tiba-tiba rentenit botak tua itu duduk di depan kanina), kamu sudah menungguku??" ucap rentenir botak itu genit.

"menjijikkan.. ini setoran bulan ini sisanya gue lunasi bulan depan tinggal 30 juta kan sama bunganya yang elo bilang" kata kanina dingin dengan sorot mata tajam tanpa rasa takut sedikitpun.

"kenapa kamu tidak menjadi istri ke tiga ku saja, kan semua hutang ayahmu bisa lunas"ucap rentenir itu lagi.

Kanina sudah muak sama rentenir gila itu, tanpa basa basi dia kemudian pergi tanpa sepatah kata apapun meninggalkan cafe itu, tapi pas nina buka pintu dia tidak sengaja menabrak seseorang.

"aduh.. maaf maaf anda tidak apa-apa kan?? saya minta maaf tadi buru buru"ucap nina tanpa melihat muka siapa yang dia tabrak.

"kalau jalan pakai mata dong"bariton laki-laki yang nina kenal.

"anda".. kata eijaz dan nina barengan

"pantesan saya sial mulu kalau ketemu anda, cewek dingin" ucap eijaz tanpa memperdulikan perasaan kanina

"saya sudah minta maaf ya sama anda, kok anda sewot. dan satu lagi tanpa bertemu dengan saya memang hidup anda sudah sial" kata kanina dingin dan beralalu pergi meninggalkan eijaz. karena eijaz juga ada kepentingan di cafe itu tanpa memperdulikan ucapan kanina lagi dia langsung masuk begitu saja.

"klien sudah menunggu di ruang privat bos,"kata asisten eijaz.

"oke,, oh ya jangan sampai pertemuan saya dengan klien itu bocor. kamu berjaga-jaga saja di luar, antisipasi orang orang yang mencurigakan" suara bariton eijaz kepada asistennya

"oke bos" kata bagas asisten eijaz yang sudah menemani eijaz dari awal merintis perusahaannya sendiri, bagas adalah orang kepercayaan eijaz.

***

dilain tempat nina pergi ke sebuah taman, ya dia ingin sendiri. sendiri melampiaskan kesedihan kekesalan setelah bertemu rentenir gila itu. sejak SMA setelah perceraian ke dua orang tuanya, ayahnya pergi entah kemana. tinggal bersama neneknya dan di tinggalkan hutang yang nominalnya tidak sedikit. sejak saat itu nina banting tulang mencari uang, kerja part time untuk mencicil hutang ayahnya yang dilimpahkan kepadanya, pernah nina tidak bisa membayar hutang-hutangnya dan bayarannya dia harus menikah dengan rentenir gila tua bangka itu. untung waktu itu ada mentari sahabat nina yang selalu ada di saat-saat susah membatunya.

kalau saja bisa memilih nina tidak ingin dilahirkan ke dunia ini. penolakan dari keluarga ibunya, ayahnya yang meninggalkan hutang dan ibunya setelah itu yang pergi entah kemana. ke dua orang tuanya bagai hilang di telan bumi, nina sudah mencari mereka, tapi tidak ada satupun informasi yang nina dapat. sebenarnya kalau saja nina tidak hidup dengan neneknya, mungkin saja dia sudah pergi meninggalkan dunia yang begitu kejam menurutnya. tiada hari tanpa menangis, di caci maki. tapi ketika nina melihat senyum nenek asih, nina seakan begitu semangatnya, pikiran untuk bunuh diri lenyap begitu saja. pokusnya sekarang melunasi hutang-hutang yang ditinggalkan ayahnya setelah itu hidup bahagia dengan neneknya tanpa ada beban. Kanina tidak egois, yaa... dia masih mencari keberadaan ibunya yang menurutnya janggal, setelah perceraian itu ibunya entah hilang kemana. tanpa ada sepatah kata apapun ibunya pergi meninggalkannya. hanya nenek dan mentari saja yang dia punya selama ini, yang menguatkannya dikala kesedihan mengingat apa yang nina alami. perceraian kedua orang tuanya lah yang membuat nina seakan menolak setiap laki-laki yang ingin mendekatinya. seakan-akan dia takut kegagalan ke dua orang tuannya dialami nina di kemudian hari, makanya setiap bertemu laki laki-laki nina akan bersikap dingin, ketus dan jutek.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!