Bab 17

Sesampai di apartemen, kanina mengistirahatkan tubuhnya diikuti oleh eijaz.

"Kamu kenapa??" tanya eijaz yang melihat kanina sedikit murung. Kanina hanya diam tak menyahut, tapi dengan mata yang cukup sulit eijaz artikan, seolah-olah kanina mau ngomong sesuatu tapi masih menahannya.

" Katakan apapun itu, sebisa mungkin saya akan membantumu, kamu adalah istriku sekarang, masalahmu adalah masalahku juga. please jangan diam saja, aku tak tahu harus bagaimana!" ucap eijaz lagi. Kanina hanya diam tampak berpikir, apakah laki-laki ini bisa di percaya?? batin kanina.

" mmm..  apakah aku boleh minta sesuatu?" tanya kanina akhirnya membuka suara.

"boleh" balas eijaz sambil melihat kanina yang masih tampak ragu.

"mmm.... apakah kita bisa menyewa rumah saja, untuk bisa kita tinggali??" ucap kanina ragu,

" apakah apartemen ini tidak kamu sukai?? atau design dan warnanya membuat kamu tidak nyaman??" balas eijaz lagi

" bukan,,, bukan itu maksudku, apartemenmu bagus sekali, aku suka (sambil melihat sekeliling apartemen itu). Hanya saja aku khawatir sama nenek" jelas kanina

" aku kan sudah menambah art baru di rumah nenek, mereka akan menjaganya" ucap eijaz lagi.

" ya sudah kalau kamu gak mau, aku mau istirahat dulu. Kamarku di mana?" ucap kanina pasrah ke depannya bagaiman. Eijaz semakin di buat bingung oleh kanina, ada apa sebenarnya istrinya itu,

" aku antar" eijaz mengantar kanina ke kamar mereka.

Kanina masih diam seribu bahasa, karena masih cuti menikah dia bangun cukup siang, kemudian pergi mencuci muka dan langsung ke dapur untuk memasak sesuatu untuk mereka makan pagi itu. kanina membuka kulkas yang isinya sungguh di luar prediksi nina, dia pikir karena eijaz adalah seorang laki-laki bujang kulkas itu akan kosong, tapi tidak kulkas itu penuh bahkan lengkap dengan bahan makanan. kanina yang lumayan gemar memasakpun mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan, dia berencana memasak udang goreng crispy, capcai dan sambal cumi balado. Itu saja cukup untuk dua orang pikir kanina.

selain itu di dalam kamar eijaz bangun, dia mencari keberadaan istrinya tapi tidak ada, eijaz memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu, karena dia pikir kanina pasti sedang masak dari bau harum yang menyeruak indra penciumannya membuat perut eijaz langsung ingin menikmati masakan itu. selesai mandi, eijaz langsung ke dapur dan benar saja kanina sedang memasak. Eijaz hanya memperhatikan istrinya yang sumpah menurut dia tambah cantik berkali-kali lipat.

Kanina sudah hampir selesai, tinggal menumis capcai. Dia menghidangkan makanan yang sudah jadi dan menemukan eijaz sedang duduk memperhatikannya.

" Kamu sudah bangun? tunggu sebentar masakan akan segera selesai. kamu mau minum apa?" tawar kanina yang membuat eijaz menghangat. Di perhatikan oleh istrinya membuat eijaz tersenyum bahagia.

" kopi saja" jawab eijaz. kanina mengerutkan keningnya, walaupun dia pencinta kopi tapi sungguh kopi di pagi hari tidak baik apalagi belum ada makanan yang masuk ke perut. Kanina kemudian pergi membuatkan eijaz minuman.

" kok susu, aku kan minta kopi" tanya eijaz heran karena kopi yang dia minta diganti segelas susu putih.

" Kopi tidak bagi pagi hari, ganti itu saja" jawab kanina sambil meletakkan makanan yang sudah siap di santap. kemudian kanina mengambil piring eijaz,

" segini cukup?" tanya kanina mengambilkan eijaz nasi, eijaz yang melihat pelayanan istrinya hanya bisa diam sambil mengangguk pelan, dia masih belum terbiasa mungkin atau terkejut akan kehangatan kanina pagi itu.

" kamu mau lauk apa?" tanya kanina lagi

" semuanya aku mau cicipi" jawab eijaz tampa berhenti memandang kanina.

" Makanlah" perintah kanina dengan suara begitu lembut sambil meletakkan piring berisi nasi dan semua lauk yang dimasak kanina tadi. Melihat makanan sudah di depan mata yang sungguh menggiurkan, lantas eijaz mencicipi dengan tidak lupa membaca doa terlebih dahulu kemudian menyendok dan dimasukkan kemulutnya.

Kanina memperhatikan eijaz yang memakan makanannya tanpa ada komentar apapun penasaran dengan rasa dari masakannya. soalnya eijaz makan dengan lahap, kanina kemudian mencicipi masakannya dan lumayan enak sih tapi dia adalah perempuan yang ingin masakannya di puji oleh suaminya. Lama menikmati makanan pagi itu dengan eijaz yang nambah lagi, membuat kanina senang, walaupun tidak mengatakan kata-kata pujian tapi dari respon eijaz pasti masakannya enak dan pas dimulut suaminya.

" Kamu besok masak lagi ya, masaknmu enak pas dimulutku" ucap eijaz tiba-tiba setelah mereka di balkon apartemen. Tadi selesai makan dan mencuci piring eijaz mengajak kanina ke balkon apartemen itu, kanina yang mendengar pujian itu lantas mengangguk kemudian tersenyum.

" Aku mau tahu alasan kamu berat meninggalkan nenek padahal nenek tidak sendirian, kita juga bisa sering-sering kesana" tanya eijaz tiba-tiba membuat kanina melihat kearahnya. eijaz melihat keraguan dari sorot mata kanina, mungkin ragu untuk terbuka kepadanya, pikir eijaz.

" sebisa mungkin aku akan menolongmu, aku sekarang adalah suamimu. apapun yang terjadi sudah menjadi tanggungjawab ku kanina, aku hanya ingin tahu alasannya, itu saja" ucap eijaz dengan suara baritonnya. Lama berpikir, kanina akhirnya buka suara, mungkin dengan pertolongan eijaz semua akan baik-baik saja pikir kanina. Baru mau buka suara terdengar suara dering hp kanina, panggilan dari rumah sakit.

" iya halo" jawab kanina

" maaf mengganggu cuti kamu nina, bisakah kamu ke rumah sakit sekarang? ada pasien darurat yang membutuhkan pertolongan kamu" ucap orang di sebrang sana yang tak lain adalah prof adi paman suaminya.

" iya prof aku ke sana sekarang" ucap kanina kemudian mematikan handphone nya. Kanina memandang eijaz dengan sedikit memohon, tampa nina duga eijaz menganggukkan kepalanya tanda setuju. eijaz tadi mendengar perbincangan istrinya dan paman adi.

Kanina dengan cepat menganti bajunya, karena mobilnya masih di rumah nenek kanina akan memesan gojek saja biar cepat sampai, tapi eijaz mencegahnya dan membawa kanina sedikit berlari ke arah besment apartemennya. Eijaz mempunya motor yang kadangkala dia pakai jika keadaan genting seperti sekarang ini, kanina tanpa bertanya memasang helm dan naik ke motor itu. eijaz melajukan motornya dengan cukup kencang, " astaga dia kayak pembalap saja, dan dari mana motor ini, ahh sudahlah nanti saja aku bertanya" batin kanina.

Sesampai di rumah sakit kanina langsung saja menemui prof adi yang memang sudah ada di ruang operasi, tapi sebelum itu dia pergi untuk ganti baju dan mencuci tangannya.

selesai operasi kanina langsung keruangannya, dan betapa terkejutnya dia karena eijaz berada disana.

" astaga kamu disini, kamu gak pulang?" tanya kanina kaget karena operasinya memakan waktu cukup lama yaitu sekitar 7 jam dan eijaz masih disana.

"hmmm... dan aku lapar" jawab eijaz

" astaga ini udah sore eijaz, kenapa kamu belum makan" ucap nina prustasi karena eijaz.

" aku menunggu kamu" jawab eijaz santai.

" astaga,,, kita pesan aja ya. aku mau mandi dulu sebentar" ucap kanina setelah itu mengotak-atik aplikasi di hp nya untuk memesan makanan.

"Nanti kamu yang ambil" ucap kanina lagi dan langsung pergi mandi. Eijaz hanya menjawab dengan anggukan, sungguh dia menahan lapar hanya karena menunggu istrinya untuk makan bersama, selama itu. astaga apakah dia sejatuh cinta itu sama kanina?? entahlah hanya dia yang tahu pasti. Selesai makan mereka memutuskan untuk pulang, karena kanina juga belum aktif bertugas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!