Bab 16

Pulang dari supermarket, eijaz langsung ke kamar tari, dia mau mengambil baju-baju kanina.

tok...tok..tok

Bunyi suara ketukan pintu membuat yang punya kamar merasa terganggu.

"siapa sih, ganggu tidur gue saja" gerutu tari menuju arah pintu. Tari kaget karena yang mengetuk pintu adal pengantin baru yaitu sepupunya.

" ada apasih, lho ganggu istirahat gue" omel tari nyerocos.

" mana baju-baju rumi?" eijaz langsung saja menyerobot masuk tanpa permisi yang membuat tari kesal. tari melihat barang belanjaan eijaz dan membuatnya tertawa.

" astaga.. kakak gagal buat keponakan buat aku" ledek tari yang membuat eijaz semakin kesal, eijaz langsung pergi begitu barang-barang kanina dia masukkan kedalam koper.

" ciee yang gagal jangan cemberut gitu dong" ledek tari lagi sambil tertawa terbahak-bahak.

Eijaz kembali ke kamarnya dengan muka yang kesal karena di ledek tari tadi.

"ini" sambil memberikan pembalut yang lumayan banyak ke kanina.

"astaga.. kok banyak sekali, aku bisa pakai berbulan-bulan" kaget tari karena pembalutnya memang sebanyak itu, kalau tidak salah satu kantong kresek besar, bisa di bayangi gak tuh.

" aku asal beli saja, kamu kan gak kasih tau aku mau beli yang mana!" ucap eijaz dingin.

" kan kamu yang tiba-tiba pergi" ucap nina ketus tak mau disalahkan. Lalu kanina masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

" astaga dia kesal, seharusnya aku yang kesal kan, apes banget aku malam ini" gerutu eijaz,

Keluar dari kamar mandi kanina memutuskan untuk istirahat saja, dari pada meladeni suaminya yang malam sungguh sangat menyebalkan, cuma gara-gara dia datang bulan eijaz bersikap cuek.. ahh sudahlah mending aku istirahat, pikir kanina. Di sofa eijaz uring-uringan, dia kemudian bangkit dan melihat kanina sudah terlelap. Entahlah malam ini eijaz hanya kecewa, padahal kanina tidak salah.

Ke esokan harinya eijaz malas-malasan untuk bangun, entahlah badannya seakan malas saja untuk beraktifitas kalau kanina tidak menyuruhnya bangun untuk sarapan bersama keluarga mereka, sumpah demi apapun eijaz hanya mau tidur saja. Rasa malas karena tidak dapat jatah mungkin, dan nantinya mentari sepupunya pasti akan meledeki dirinya, pikir eijaz. sehabis membersihkan kan diri mereka berdua kemudian keluar untuk sarapan di restoran di hotel itu. Keluarga mereka memang menginap malam itu, tanpa terkecuali nenek asih, neneknya kanina.

"assalamu'alaikum semua, selamat pagi! maaf baru datang aku tadi menunggu eijaz dulu" ucap kanina sungkan karena semua keluarga sudah berkumpul menunggu mereka.

" kok manggil suaminya begitu nduk, ubah panggilanmu sayang, dia sudah menjadi imammu sekarang" tegur nenek asih pada cucunya. Kanina yang mendengar itu menjadi diam sekaligus bingun, dia harus manggil eijaz dengan sebut apa? sibuk dengan pikiranya kanina mencubit tangan eijaz yang memang laki-laki itu berada di sampingnya. Eijaz yang mengerti akan kanina yang gugup pun lantas membantu istrinya itu,

" gak apa-apa nek, nina belum biasa. nanti kita belajar bersama-sama" bela eijaz karena semua kelurga memperhatikan mereka setelah nenek asih ngomong begitu. Semua kelurga hanya ber ohh ria, sedangkan tari yang mengetahui semuanya cuma bisa geleng-geleng kepala. Tari memang tidak khawatir, karena dia yakin sepupunya itu mampu dan sanggup membuat kanina bahagia, dia cukup mengenal eijaz.

Semua keluarga kemudian menikmati santapan paginya dengan cukup tenang tanpa ada pembicaraan, setelah sarapan mereka semua kemudian pulang. Eijaz dan nina memutuskan akan menginap di rumah kontrakan kanina dulu. sebelum nina di boyong ke apartemen eijaz, sampai di kontrakan kanina eijaz memeperhatikan semua sudut yang ada di rumah itu tanpa terkecuali foto kelurga kanina, foto yang cukup harmonis untuk dilihat. tapi siapa yang tau kalau didalamnya kehancuran lah yang terjadi, melihat foto ayah dan ibu kanina eijaz mengerutkan kedua alisnya.

"foto lelaki dan perempuan itu kan..." Eijaz mengantungkan ucapannya setelah mengetahu kedatangan istrinya sambil membawa air minum untuk dirinya.

" itu ayah dan bundaku, mereka berpisah waktu aku SMA, tapi setelah itu aku tak tahu kabar tentang mereka. Ayah pergi meninggalkan hutang dan bunda tak tahu dia kemana" jelas kanina pada eijaz, ada raut sedih di saat mengingat kenangan waktu mereka mengambil gambar foto itu, keluarga mereka sungguh sangat harmonis. Waktu itu kanina sangat bahagia, tapi semuanya hancur dalam hitungan detik. Eijaz yang melihat istrinya sedih, kemudian memeluk kanina. Mungkin dia harus menyelidikinya, pikir eijaz. setelah kanina sedikit tenang, eijaz menyuruhnya untuk istirahat saja di dalam kamar.

Memastikan kanina sudah tidur, eijaz kemudian mengotak-atik hp nya, entahlah sedang apa hanya dia yang tahu. Seminggu menginap di rumah kontrakan kanina, hari ini kanina harus pindah ke apartemen eijaz. Berat memang, sebenarnya kemarin mereka hanya akan menginap satu hari sekedar untuk membereskan keperluan-keperluan yang akan dibawa kanina ke kediaman eijaz. Tapi nina merasa sedih meninggalkan neneknya di rumah itu, padahal neneknya tidak sendiri, eijaz menambahkan ART baru walapun sebelumnya sudah ada tapi eijaz tidak mau menambah kekhawatiran istrinya itu. Kanina dan Eijaz juga sudah menawarkan untuk neneknya bisa ikut tinggal di apartemen mereka, tapi nenek asih tidak mau merepotkan cucunya lagi.

Dengan rasa yang belum rela meninggalkan rumah dan neneknya, kanina berjalan dengan membawa barang bawaanya, tidak banyak hanya beberapa baju dan keperluan lainnya.

"ayo" ajak Eijaz pada nina yang masih berat untuk pergi. Kanina masuk ke mobil dengan suasana hati yang cukup sedih.

" kapan-kapan kita bisa menengok nenek," ucap eijaz lagi menghibur istrinya. Kanina hanya menghembuskan nafas beratnya ketika eijaz ngomong, dia tidak tahu harus menjawab apa. sungguh hatinya sangat gelisah untuk meninggalkan neneknya, dia tidak mau kejadian waktu dia pergi melanjutkan pendidikannya di Amerika terulang kembali.

***

Kanina melanjutkan pendidikan kedokteran di salah satu universitas bergengsi di dunia, dia mendapatkan beasiswa karena kanina cukup pintar dan berpotensi di bidangnya. Banyak dosen yang kagum akan gadis itu, Makanya banyak dosen yang merekomendasikannya beasiswa masuk universitas-universitas bergengsi tapi kanina memilih Harvard university untuk melanjutkan pendidikannya. Selesai menempuh pendidikan di sana, kanina juga bekerja di rumah sakit terbesar disana, bukan untuk tetap tinggal, tapi hanya sekedar menambah pengalaman. siapa yang tahu setelahnya kanina akan menjadi dokter kebanggaan disana, tapi dia harus kembali setelah beberapa bulan kerja di rumah sakit disana. Kanina dikejutkan dengan kabar kalau neneknya berada di rumah sakit dengan keadaan yang cukup memprihatinkan kan, nina memutuskan kembali ke Indonesia.

sebenarnya pihak rumah sakit di Amerika cukup berat melepaskan dokter yang kompeten, berbakat masih muda seperti kanina.

Pulang ke Indonesia, kanina harus di hadapkan dengan keadaan neneknya yang cukup parah dengan banyak luka-luka penganiayaan. ya,,,, neneknya di aniaya oleh orang yang belum dia ketahui sampai saat ini, orang yang dengan kejamnya memukul neneknya. Kalau saja waktu itu bibi marni tidak ada di sana, mungkin neneknya sudah tidak ada, dengan terikan cukup keras warga berkerumun datang ke rumahnya dan membantu neneknya. Tapi warga tidak berhasil menangkap sang pelaku. Walaupun sekarang alhamdulilah neneknya baik-baik saja, tapi tidak menutup kemungkinan kalau orang itu kembali, entahlah untuk motif mereka menyerang neneknya nina tidak tahu, padahal nenek dan kanina hidup juga pas-pasan waktu itu. Jika pencuri juga mustahil, pikir kanina waktu itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!