Bab 15

Setelah lama menunggu jawaban di seberang sana, akhirnya tari menjawab telpon nina juga.

"woiii koper yang lho bawa salah ni" ucap nina langsung pada tari. Tari yang mendengar itu cuma tertawa,

"gak kok, gak salah itu baju khusus buat lho. udah dulu ya gue di panggil sama mama, bikinin gue keponakan yah" tari lansung mematikan ponselnya sambil cengar-cengir. Tari sengaja menukar pakaian-pakaian nina dengan lingerie, sebenarnya bukan tati aja sih, ini semua ide ibu-ibu rempong yang sudah kebelet pengen cucu , siapa lagi kalau bukan mama Arini dan mama kasih. Nenek tari cuma ikut-ikutan, toh juga dia kepingin segera punya cicit.

***

Di kamarnya kanina bingung, apakah ia akan memakai pakaian yang kurang bahan itu, lama nina berpikir tanpa dia sadari eijaz sudah selesai dengan ritual mandinya.

"kamu kenapa bengong?" tanya eijaz tiba-tiba di belakang eijaz. Kanina yang mendengar suara eijaz sontak kaget,

"ha enggak kok, aku ganti baju dulu" ucap kanina sedikit kaget, kemudian berlari menuju kamar mandi dengan membawa salah satu lingerie tadi. Pas di dalam kanina sontak kaget, karena dia membawa baju yang menurutnya mending tidak pakai baju sekalian. Kanina prustasi didalam, daripada gak pakai baju lebih baik dia pakai aja toh juga ada bathrobe yang akan dia pakai nantinya, pikir nina.

Setelah itu nina keluar dari kamar mandi, eijaz yang melihatnya begitu heran, "katanya tadi mau ganti baju, kok dia keluar memakai bathrobe lagi" batin eijaz memeperhatikan kanina.

"Kamu kenapa pakai bathrobe lagi?? kenapa dengan baju kamu?" eijaz bertanya karena penasaran. Kanina yang tadi bersikap cuek-cuek aja pas ditanya eijaz dia menjadi gugup,

"mampus gue, bisa-bisa nanti dia kira gue ngerayu dia lagi kalau tau gue pakai baju kurang bahan, aaahhh mentariii awas lho ya" batin kanina prustasi.

Eijaz yang melihat kanina gugup lantas berdiri dan menghampiri istrinya itu, sementara yang di hampiri tambah gugup. Eijaz kemudian senyum menyeringai, dia menyadari kalau istrinya pasti sedang memakai lingerie, eijaz tadi sempat melihat isi koper istrinya pas nina di kamar mandi. eijaz juga tahu itu ulah siapa, dia hanya akan melanjutkan permainan orang-orang yang sudah mengerjai istrinya itu. Semakin dekat eijaz, kanina memundurkan dirinya. sampai tubuh kanina jatuh di atas kasur, melihat itu eijaz tambah menghimpit kanina. Nina reflek menendang tubuh eijaz, tapi kekuatan eijaz lebih besar dari tendangan nina, walaupun tadi eijaz sempat meringis.

" Aku mau hakku malam ini" ucap eijaz penuh penekanan. Sungguh kanina merinding kala mendengar suaminya meminta haknya malam ini, dia belum siap. " Kita belum makan malam" jawab nina beralasan, faktanya mereka memang belum makan. Tapi itu alibi kanina supaya bisa bernapas lega, Eijaz yang mendengar alasan kanina hanya senyum menyeringai, dia tahu kanina sedang gugup.

Eijaz kemudian bangkit untuk memesan makanan untuk diantar ke kamar mereka. "Aduh gue beralasan apalagi nanti kalau eijaz meminta haknya lagi, gue belum siap. apa gue beralasan lagi datang bulan aja ya!! tapi dia tidak akan percaya gitu saja" batin kanina gugup. Lama menunggu akhirnya makanan mereka datang juga, eijaz memesan steak.

" ayo makan, setelah itu persiapkan dirimu" ucap eijaz lagi yang membuat kanina merinding. Kanina tidak fokus menikmati santapannya, dia hanya memikirkan bagaimana caranya menolak ajakan suaminya itu.

" aku tau kamu lagi memikirkan apa, aku cuma minta hakku jangan kau memperumitnya" jawab eijaz meperingati, dia melihat gerak gerik kanina yang terlihat gugup.

" astaga... apa dia cenayang?? dia seolah-olah tahu apa isi hati gue" batin kanina.

Mereka menghabiskan makan malam dengan keheningan, setelah itu mereka memilih untuk duduk di sofa.

" apa kamu belum siap? aku tak akan memaksamu jika kamu belum siap. tapi suatu saat nanti juga kita akan tetap melakukan nya" ucap eijaz pada nina yang memang setelah eijaz meminta haknya, kanina menjadi tidak nyaman, dan Eijaz menyadari itu. Dia tidak mau kalau kanina terpaksa, makanya dia memilih mengalah saja.

Kanina yang mendengar itu menjadi tidak tega, tapi dia kan baru pertama di sentuh oleh laki-laki makanya sedikit gugup dan belum siap saja.

" aku takut, ini untuk pertama kalinya aku bersama laki-laki, walaupun aku dokter tapi banyak yang bilang kalau untuk yang pertama kalinya akan sedikit sakit" ucap nina polos yang membuat eijaz tersenyum, senyuman yang hanya dia yang tahu.

" kau pikir aku juga tidak gugup, ini juga yang pertama kalinya buat aku. tapi ya sudahlah aku tidak memaksamu, mungkin memang kamu tidak mau saja" ucap eijaz sedikit dingin, kanina yang mendengar itu merasa bersalah. bukan dia tidak mau tapii, ahhh percuma juga menjelaskan pada laki-laki di depannya.

" baiklah aku mau " ucap kanina lagi yang membuat eijaz mendongakkan kepalanya, tanpa aba-aba karena sudah mendapat lampu hijau, eijaz langsung saja memeluk kanina. Bahagia, itu yang dirasakan oleh eijaz, karena dia tidak di tolak oleh Kanina, orang yang dia cari selama ini, yah kanina adalah perempuan pertama yang masuk kedalam hatinya.

***

Eijaz tampak cemberut, kanina hanya bisa geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak cemberut malam yang di impikan oleh eijaz harus tertunda karena kanina kedatangan tamu bulanan nya. Padahal eijaz sudah sangat siap, tapi belum ngapa-ngapain udah gagal total itulah gambaran jelas di wajah Eijaz,

"aku boleh minta tolong?" tanya kanina ragu.

"hmmm" jawab eijaz seadanya, kanina yang mendengar jawaban suaminya yang begitu acuh tampak ragu meminta tolong, tapi kalau bukan eijaz siapa lagi.

"boleh aku menyuruhmu membelikan ku pembalut dan mengambil baju-bajuku di kamar tari?" jawab kanina masih tampak ragu melihat kedinginan suaminya yang malam ini gagal total mendapatkan haknya. Tanpa menjawab nina, eijaz langsung saja berdiri dan pergi begitu saja tanpa menoleh kepada nina,

kanina yang melihat suaminya seperti itu kepadanya menjadi sedih dan menitikkan air matanya. Emang dia harus disalahkan atas apa yang tidak dia inginkan, itu kan di luar rencananya, pikir kanina.

Eijaz merasa bersalah karena dirinya tadi sangat keterlaluan pada kanina, tapi dia juga tidak bisa mengontrol moodnya yang rusak karena keinginannya tidak terpenuhi. Egois memang, Eijaz ke supermarket terdekat untuk membelikan kanina pembalut. Banyak orang yang memandang dirinya karena berada di rak pembalut, tapi eijaz adalah orang yang cuek dan dingin juka berada di keramain seperti supermarket contohnya. Setelah membeli semua pembalut yang memang tidak nina jelaskan pembalut seperti apa yang akan di beli, eijaz memborong semua jenis pembalut kemudian ke kasir untuk membayarnya.

"Beruntung ya perempuan yang menjadi kekasihnya" bisik-bisik pembeli yang sedang mengantri di belakang eijaz. Eijaz mendengarnya tapi dia seolah-olah tidak peduli akan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!