Bab 5

    Setelah kejadian di cafe yang mengingatkan tentang kehidupan di masa-masa sulitnya, nina kembali menjadi pribadi yang gila akan kerja. Setiap hari dia melakukan operasi, 5 atau 6 pasien akan dokter nina operasi setiap hari. entah itu operasi yang dilakukannya sendiri atau membantu dokter lainnya yang membutuhkan asisten. apalagi untuk sekedar pulang istirahat, selama 3 minggu ini nina sudah tidak pulang ke rumah, dia akan istirahat sejenak di dalam ruangannya. Lembur adalah jalan satu-satunya yang nina lakukan untuk melupakan sejenak tentang pahitnya kehidupan, hmmm terlalu menyiksa diri sendiri. "seminggu lagi adalah tenggang waktu untuk aku bisa melunasi hutang-hutang ayah. bagamana caranya aku bisa dapat uang segitu banyak?? walapun aku sudah lembur sekalipun uang itu masih kurang". nina berargumen sendiri dalam ruangannya. tanpa nina sadari, sedari tadi mentari sudah duduk di kursi yang sudah tersedia di ruangan itu.

"gue bisa bantu rumi" ucap tari tiba-tiba dan mengagetkan kanina.

"astagaa.. tar, lho bikin kaget saja" ucap nina langsung duduk di kasur yang memang sudah disediakan tempat istirahat di ruangan pribadi dokter nina.

"makanya jangan melamun sendiri, bengong mulu. kalau butuh bantuan itu ngomongg jangan pendam sendiri" ucap tari kesal

"apaan sih gak ya.. lho sudah banya membantu gue selama ini. gue gak mau ngerepotin lho lagi" ucap nina kepada sahabatnya

"lho gak pernah ngerepotin gue rumi, lho itu sudah gue anggap saudara gue. sebut aja sisa hutang bokap lho gue lunasi"ucap tari kesal sudah tidak terkontrol.

"gak tar,, ini masalah gue. hutang bokap gue bukan urusan lho. gue gak mau lho bertanggung jawab, sudah cukup selama ini lho ngebantuin gue"ucap nina kepada tari, sebenarnya nina gak mau ngerepotin tari karena selama ini tari dan keluarganya sudah begitu baik mengulurkan tangan kepadanya. keluarga tari lah yang selama ini ngebantu tari dari mulai masuk universitas kedokteran, bantu dari segi kerjaan pokonya banyak yang nina gak bisa sebut satu persatu kebaikan yang dilakukan keluarga tari. karena sekarang nina sudah punya pekerjaan tetap dan gajinya juga lumayan, makanya nina bersikukuh untuk melunasi sendiri hutang-hutang ayahnya.

Mentari pergi begitu saja meninggalkan kanina, mentari marah dan kesal sama sahabatnya itu.

"maafkan aku tar,,, kamu pasti mengerti suatu saat nanti"ucap nina sedih setelah kepergian tari.

seminggu telah berlalu mentari masih cuek kepada nina, tapi tari masih perhatian kok sama sahabat bebalnya itu. setiap pagi tari pasti menaruh sarapan dan kopi kesukaan nina di meja ruangan pribadi dokter nina, yang pastinya nina tahu akan hal itu. sama-sama gengsi memang. Hari ini adalah hari dimana nina harus melunasi hutang ayahnya, tapi uang yang di pegang nina masih kurang. bingung, itu yang di rasakan nina saat ini.

di cafetaria yang biasa nina dan rentenir itu buat janji, seorang laki-laki sedang duduk santai menyeruput kopinya.. ya dia eijaz. Eijaz baru saja menyelesaikan rapat penting bersama kliennya, ketika sedang menikmati kopinya tanpa sengaja arah pandangnya menuju salah satu pengunjung perempuan yang lumayan dia kenal. "dokter dingin itu lagi nunggu siapa? kok kelihatan gelisah gitu?"eijaz bergumam sendiri tanpa memalingkan pandangannya terhadap nina. Dari kejauhan eijaz melihat laki-laki tua botak menghampiri dokter nina, eijaz penasaran. Lama eijaz perhatikan keadaan makin tak terkendali, para bodyguard dari laki-laki tua itu seakan menyeret nina dari pandangan eijaz. dia kemudian berdiri dan menghampiri nina yang tampaknya butuh pertolongan.

"lepaskan gadis itu tuan, kenapa anak buah anda menyeretnya??"suara bariton eijaz tegas. Nina yang tampak melawan para bodyguard itu kaget dengan kehadiran eijaz.

"anda tidak perlu ikut campur tuan, ini urusan nona itu dengan saya"suara tua bangka yang sudah mau menjemput ajalnya.

"lepaskan"teriak nina dingin. kemudian para bodyguard itu melepaskan cekatannya terhadap nina karena nina juga di bantu sih sebenarnya oleh eijaz.

"okeh kalau begitu,, dokter cantikku kalau dalam waktu 24 jam kamu belum melunasi hutangmu, mau tidak mau kamu harus menikah dengan saya. sisa hutangmu tinggal 50 juta beserta bunganya"laki-laki bangkotan itu besuara sambil tertawa memenuhi ruangan. pengunjung yang ada di sana cuma bisa menonton drama sore hari tanpa ada yang berniat membantu kecuali eijaz.

"dasar laki-laki tua bangka licik, hutang saya masih 30 juta dan saya sudah kasih anda 15 juta tadi, masa sekarang jadi 50 juta" suara nina dingin menatap tajam laki-laki tua itu.. ya tapi namanya juga rentenir kalau gak licik ya gak rentenir. tanpa melihat nina laki-laki tua itu pergi dengan para bodyguard nya meninggalkan nina dan eijaz. Kanina kemudian keluar dari cafe tapi sebelum dia membuka pintu mobilnya, sebuah tangan menariknya dan membawanya pergi ke mobil si tukang tarik, siapa lagi tuan eijaz.

"Lepasin, mau anda apa sih??"prustasi dokter nina, eijaz hanya diam dan melajukan mobilnya.. hening tak ada yang bersuara selain suara mobil yang lalu lalang.

Mobil eijaz berhenti di sebuah taman yang cukup sepi, eijaz keluar memberikan ruang kepada kanina. entahlah eijaz hanya sedikit kasihan karena dia tau gadis itu sedang tidak baik-baik saja. cukup lama eijaz diluar mobil, kemudian dia masuk membawa es krim rasa coklat dan memberikannya kepada kanina. Nina yang di seledori es krim kesukaannya hanya diam tapi tangannya mengambilnya. Nina menikmati es krim sambil sesekali melirik ke arah eijaz.

"terimakasih" ucap nina kemudian setelah es krim yang ada ditangannya habis. gak ada suara dari eijaz dia hanya diam. "kamu pasti bertanya-tanya, seorang dokter seperti diriku kenapa bisa punya banyak hutang di rentenir gila tadi kan"ucap nina lagi. nina seolah tau isi pikiran laki-laki yang ada di sebelahnya itu. Eijaz hanya diam tanpa menjawab perkataan nina.

"bukan aku, tapi ayahku. ayahku berhutang kepada rentenir itu dan lari entah kemana"lanjut nina lagi, seolah-olah dia percaya ke pada eijaz,menceritakan hal pahit yang selama ini ia pendam. eijaz hanya diam mencerna tanpa menjawab perkataan nina. tak ada ucapan lagi setelahnya sampai nina berkata kalau ia ingin diantar ke rumah sakit saja.

setelah mengantar kanina eijaz langsung pulang ke apartemennya, yaa.. dia tidak tinggal sama kedua orang tuanya, karena males aja kalau ketemu mamanya. biasa kalau ketemu mamanya pasti ada pertanyaan-pertanyaan konyol seperti kapan nikah?? mama pengen punya cucu. blablabla. pusing, lebih baik tinggal sendiri biar gak stres ya kan.

eijaz langsung ke kamarnya untuk membersihkan kan diri, selesai membersihkan diri dia langsung pergi ke ruang kerjanya. eijaz lalu mengambil handphonenya menelpon bagas sang asisten. "cari tahu tentang dokter Kanina Senja Arumi, secepatnya. kalau bisa malam ini, jangan banyak tanya cari saja"eijaz langsung mematikan ponselnya.

"astaga.. bos kenapa malam-malam begini nyuruh saya cari tahu tentang dokter siapa tadi,, Kanina.. teleponnya langsung dimatikan lagi tanpa gue bertanya"kesal bagas yang tidurnya terganggu gara-gara bosnya itu. tapi yang namanya bos ya semau-maunya, kan kita di gaji. Bagas langsung mencari tahu siapa dokter Kanina, oh ya bagas sebenarnya juga ahli IT handal. hanya eijaz yang tahu akan hal itu. gak sampai 30 menit semua informasi tentang dokter Kanina sudah bagas temui, dia langsung mengirim informasi itu lewat email.

Terpopuler

Comments

KnuckleDuster

KnuckleDuster

Keren abis nih karya, besok balik lagi baca baruannya!

2024-01-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!