How To Convince You
Warning: Cerita ini hanya fiksi dan apa pun bisa terjadi.
Latar belakang cerita ini ada di Eropa dan latar imajinasi (Robelia, Obelia & Berg). Akan tetapi, untuk komponen berbau tradisional yang digunakan diambil dari kerajaan Inggris dan kerjaan Francis.
Semua gambar bukan milik Author, tetapi milik beberapa narasumber dan bukan untuk dikomersialkan.
Cerita ini Murni milik Author Kaka Shan atau Shan Ge. Hanya tersedia di Noveltoon & Mangatoon. Untuk dibaca, bukan ditulis ulang. Jika suka, jangan lupa tambahkan ke perpustakaan, like, vote, rate 5 bintang, follow Author.
Gambaran Kasar Visual Utama
001. Voyage de deux Petits soleils 2 Empires (Perjalanan Dua Matahari Kecil 2 Kekaisaran)
Gema suara ombak yang menarik seluruh atensi, menjadi satu-satunya bunyi-bunyian di sepanjang pesisir pantai dengan perairan yang begitu jernih. Tidak jauh dari bibir pantai, tampak sepasang anak laki-laki yang tengah berlatih dengan pedang kayu dalam genggaman. Dari postur tubuh, bentuk fisik, hingga pembawaan, jelas sekali jika ke-dua anak laki-laki itu adalah anak yang terlahir kembar identik. Namun, jika diperhatikan lebih teliti, ada perbedaan yang cukup menonjol.
Ayunan pedang di masing-masing tangan tidak pernah berhenti, sampai salah satu di antara mereka tumbang. Namun, sejauh ini, tidak ada yang menunjukkan gerak-gerik akan tumbang dalam waktu dekat. Selain terlahir kembar identik, mereka juga diberkahi intuisi yang kuat sejak lahir ke dunia. Dalam beberapa kesempatan, mereka bisa saling terhubung dengan pikiran dan perasaan masing-masing. Pada umumnya, anak yang terlahir kembar identik—kembar yang dihasilkan dari pembuahan antara satu sel telur dan satu sp**ma—memang lebih terikat.
“Sudah.”
Salah satu dari sepasang anak kembar itu bersuara ketika pertarungan tersebut tidak juga mencapai akhir. Tujuan mereka bertarung memang bukan untuk mencari pemenang, tetapi mengasah kemampuan berlatih.
“Kita kembali sekarang, Kak?” Satu lagi bertanya, setelah menyeka lelehan peluh di pelipis menggunakan sapu tangan buatan wanita yang melahirkannya ke dunia. “Apakah Ibu sudah tidak marah?”
“Entahlah.”
Ragu. Itulah yang ditangkap pendengaran adik dari anak laki-laki yang terlahir lebih awal.
“Bagaimana jika kita bertanya pada Ayah? Mungkin saja Ayah akan memberi izin?”
“Dengar, Theon. Aku tahu kamu sangat ingin pergi ke turnamen itu, tapi Ayah tidak mungkin memberikan izin jika Ibu sudah berkata tidak,” kata sang kakak, menjelaskan. “Ayah selalu mempertimbangkan keputusan Ibu.”
Pemilik nama lengkap Clayton Theon of Icréa yang baru berusia 8 tahun itu menghela napas dalam. Sudah dua jam berlalu semenjak mereka menunjukkan formulir pendaftaran pada sang ibu. Kegagalan mengantongi izin, berhasil membuat suasana hati si kembar kacau balau. Itulah kenapa mereka pergi meninggalkan rumah lagi setelah sarapan. Bukannya pergi menuntut ilmu, mereka justru pergi ke pantai yang lokasinya tidak jauh dari balai ksatria.
Salah satu target mereka pada tahun ini adalah mengikuti turnamen tahunan yang di yang diselenggarakan oleh balai ksatria kekaisaran Robelia—salah satu balai ksatria paling bergengsi yang selalu memilik agenda tahunan dengan pencapaian paling luar biasa di antara 4 kekaisaran. Bukan hadiah utama yang mereka jadikan target pada usia yang baru menginjak 8 tahun ini, melainkan kejuaraan junior atau bakal calon ksatria.
Menurut para senior, junior yang memenangkan kejuaraan pada tingkat junior, akan mudah mendapatkan promosi ketika memasuki balai ksatria di setiap kekaisaran. Intinya, memenangkan kejuaraan tersebut dapat dijadikan sebagai batu loncatan untuk karir yang lebih cemerlang di masa depan.
“Kira-kira kenapa Ibu melarang kita pergi, Kak?” Theon kecil menatap sang kakak.
Cassian Orvel of Icréa, kakaknya yang lahir lebih awal juga tidak dapat memberikan jawaban yang pasti. Setelah menyodorkan formulir pendaftaran turnamen pada ibu mereka, wanita itu hanya memberikan jawaban singkat. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai alasan kenapa mereka dilarang mengikuti turnamen tersebut, padahal mereka memiliki kemampuan yang cukup untuk menantang para jenius dari 4 kekaisaran.
“Apa kita harus meminta bantuan Ayah ke-dua?” usul Theon yang masih berharap bisa pergi ke kekaisaran Robelia untuk mengikuti turnamen.
“Tidak. Kita tidak boleh merepotkan Ayah ke-dua,” tolak Orvel yang kini mengambil posisi duduk di bawah willow three berdaun cukup lebat.
“Selain Ayah ke-dua, tidak ada lagi yang bisa menolong kita.”
“Ada,” sahut Orvel, tiba-tiba. “Jika kamu benar-benar ingin pergi, maka kita akan pergi dengan kemampuan kita sendiri,” tambahnya dengan suara deep yang khas. Ada tekad yang tergambar di sepasang obsidian hitam miliknya.
Clayton sangat ingin pergi ke turnamen tahunan yang diselenggarakan di kota Kyen, salah satu wilayah kekaisaran Robelia. Jika berhasil masuk ke babak penyisihan, maka pertandingan final akan dilakukan di ibu kota kekaisaran Robelia. Cassian juga memiliki ambisi yang sama—memenangkan turnamen tahunan tingkat junior. Untuk memenuhi ambisi tersebut, agaknya kali ini mereka harus mengambil cara yang salah.
“Kakak yakin dengan ide ini?” Theon bertanya dengan ragu, setelah mengetahui rencana sang kakak.
“Jika kamu ragu, lebih baik kita berhenti di sini.”
Theon menggelengkan kepala dengan segera. “Aku hanya takut Ibu marah.”
“Ibu memang sudah marah,” sahut Orvel yang sedang membenahi beberapa potong baju serta kebutuhan yang diperlukan. “Putuskan sekarang, kamu akan pergi atau tidak? Kesempatan ini hanya datang satu kali dan aku tahu kamu sangat menantikannya.”
Theon terdiam. Ucapan sang kakak seratus persen benar. Kesempatan bagus ini hanya datang satu kali, mana mungkin ia membiarkannya begitu saja.
“Kita akan pergi menggunakan apa, Kak?”
“Kapal bongkar-muat barang,” balas Orvel yang sudah selesai mengemas kebutuhannya. Keputusannya sudah bulat; ia akan pergi ke turnamen itu.
Orvel yang masih berusia 8 tahun tahu hukuman apa yang diberi jika ia melanggar perintah sang ibu. Mungkin sebelumnya ia dan Theon tidak pernah melanggar perintah, tetapi kali ini mereka setuju untuk menanggung konsekuensinya bersama. Perjalanan kali ini juga merupakan perjalanan pertama mereka meninggalkan rumah tanpa didampingi oleh siapa pun.
Di tengah malam yang sepi, sepasang anak kembar itu menyelinap pergi demi memenuhi ambisi kecil yang mereka miliki. Dewi Keberuntungan juga seolah memberkati si kembar, karena perjalanan mereka menuju pelabuhan begitu lancar. Ketika menyelinap, menjadi penumpang gelap di salah satu kapal bongkar-muat barang dengan tujuan kekaisaran Robelia pun, mereka tidak mendapatkan kendala sedikit pun.Kekaisaran Robelia bukanlah negeri yang dapat dijangkau dengan mudah. Dari tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan, waktu tempuh yang dihabiskan bisa mencapai 26 jam perjalanan jalur perairan serta daratan.
Di sisi lain, ada seorang ibu yang merasa gelisah dalam tidurnya. Ada rasa tidak nyaman yang bercokol di hati, karena hingga menutup mata di malam hari, hubungannya dengan ke-dua putranya masih belum membaik. Ia tahu betul seberapa besar keinginan ke-dua putranya untuk mengikuti turnamen. Namun, ia memiliki alasan yang kuat untuk melarang buah hatinya pergi.
“Ada apa?”
Tidurnya yang tidak nyenyak sempat disadari oleh sang suami. Pria yang masih rupawan itu kemudian bertanya seraya membuat sang istri menghadap ke arahnya, tanpa membangunkan si kecil Kaytlin yang tidur bersama mereka.
“Perasaanku tidak tenang.”
“Kenapa? Masalah Orvel dan Theon lagi?”
Ibu empat anak itu mengangguk. “Aku melarang mereka pergi karena aku … belum siap menjelaskan semuanya pada mereka. Orvel dan Theon kita masih terlalu kecil untuk mengerti.”
“Keputusan kamu sudah benar,” sahut sang suami. “Kita memang harus memberitahu Orvel dan Theon secara perlahan,” tambahnya.
Kerumitan kisah di masa lalu, belum bisa dimengerti oleh ke-dua putra mereka. Itulah mengapa pasangan suami-istri ini belum memberitahukan perihal kebenaran yang ada. Mereka baru mengatakan bahwa Orvel dan Theon memiliki ayah lain, selain Kaezar of Icréa dan Kaisar Astoria.
“Aku akan pergi melihat Orvel dan Theon terlebih dahulu.”
Ibu dari empat anak itu beranjak dari tempat tidur. Berniat mengunjungi ruangan yang digunakan anak-anak laki-lakinya setelah memastikan si kecil tetap terlelap. Ia hanya perlu keluar kamar, lalu belok ke arah kiri untuk menemukan ruangan yang di maksud.
“Orvel? Theon?” panggil Kayena ketika memasuki kamar anak-anaknya dan hanya satu tempat tidur yang terisi. Sedangkan dua tempat tidur lainnya tampak kosong. Kayena tentu saja kebingungan.
Kemana anak kembarnya pergi di tengah malam seperti ini?
🌞🌞
TBC
Semoga suka. Kalau ramai, aku double update jam 20.00 WIB 🥳
Sukabumi 17-01-24
11.08
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Wulan
mampir 😌😌
2024-09-15
1
Bunda
langsung hadir disini thor...😁
2024-05-11
2
👑Queen of tears👑
menyeludup 🙈🙈🙈
putra raja bahkan harus bersembunyi ke negri ayahnya sendri
2024-05-01
1