0016. Disappointment in the air (Kekecewaan yang mengudara)
Si kembar tidak datang memenuhi panggilan. Kenyataan tersebut tentunya saja membuat Raja Robelia ke-VIII, Kaizen Alexander Kadheston merasa semakin risau. Dari penuturan sang pembawa pesan, ke-dua anak hanya menyuarakan permintaan maaf dan tidak menyertakan alasan apa pun. Kaizen sampai tidak bisa beristirahat dengan tenang karena memikirkan anak-anaknya. Ia juga mengerahkan Khris dan beberapa anggota pasukan khusus untuk berjaga di sekitar penginapan, guna meminimalisasi kejadian yang tidak diinginkan terjadi.
Keesokan harinya, kecemasan masih melanda Kaizen yang harus segera kembali ke ibu kota. Matahari Kekaisaran itu harus meninggalkan Kyen sebelum matahari terbit. Ia bahkan tidak sempat bertemu dengan ke-dua putranya, dikarenakan mereka menolak bertemu. Kaizen takut anak-anaknya kembali menghilang, padahal Ruby telah meyakinkan jika sepasang anak kembar itu akan tinggal cukup lama di Robelia.
“Apakah mereka sudah tiba di Robelia?” tanya Kaizen pada salah satu kaki-tangannya.
Khris masih ditugaskan untuk mengawasi gerak-gerik ke-dua pangeran. Pertandingan final akan digelar di istana, itulah kenapa Kaizen kembali lebih awal. Nantinya, rakyat ibu kota juga diperbolehkan menonton pertandingan final, mengingat pertandingan diselenggarakan di istana dan terbuka untuk umum. Setelah pemenang turnamen tahunan diumumkan, di hadapan rakyat Robelia pula hadiah serta posisi kehormatan akan diberikan.
“Belum, Yang Mulia. Kapten Khris juga belum kembali ke istana.”
Mendengar informasi itu, Kaizen merasa semakin gelisah. Pertandingan babak final akan segera dibuka, tetapi ke-dua putranya belum tiba. Jika mereka tidak datang sampai pengawas menghitung mundur, makan pihak lawan akan langsung dinyatakan sebagai pemenang. Dari beberapa informasi akurat yang pernah Kaizen dapatkan, putra-putranya sangat berambisi untuk memenangkan turnamen tahunan ini. Mereka juga telah menenangkan banyak turnamen yang diselenggarakan 3 kekaisaran yang ada di benua Lervia; Berg, Astoria, serta Obelia.
“Pastikan tidak ada yang keluar dari Robelia sebelum pertandingan dimulai,” titah Kaizen, mencegah si kembar pergi lagi dari jangkauannya.
“Tunggulah sebentar lagi, Yang Mulia. Mereka pasti datang.”
Suara lembut datang dari gadis pemilik silver eyes yang hari ini telah didandani begitu cantik. Vintage dress sederhana yang terbuat dari kain berkualitas tinggi melekat di tubuhnya yang kecil. Penampilannya disempurnakan dengan perhiasan model sederhana yang menghiasi ujung kepala hingga ujung kaki.
“Hm. Kau sendiri duduklah. Hari ini para bangsawan juga akan datang, suasananya akan jauh lebih ramai.” Kaizen menoleh pada lawan bicaranya. Gadis tunanetra itu sempat menolak didandani seperti saat ini, tetapi Kaizen tetap meminta pelayan mempersiapkannya dengan baik.
Hari ini para bangsawan juga akan datang. Kemunculan Ruby Chevalier telah mengambil banyak atensi dari berbagai lapisan masyarakat. Statusnya hingga saat ini masih dipertanyakan. Namun, melihat bagaimana sang Matahari Kekaisaran memperlakukannya, banyak spekulasi bermunculan tentang Ruby Chevalier. Para bangsawan juga mulai mewaspadai kemunculan Ruby yang hangat diperbincangkan sebagai wanita raja.
Sebagian bangsawan ada yang terang-terangan menolak kedekatan Kaizen dengan Ruby Chevalier yang dianggap sebagai gadis asing dengan latar belakang yang abu-abu. Ada pula sebagian kubu yang mendukung bangsawan bersama Kaizen, mengingat Raja Robelia telah lama melajang. Mereka harap Ruby dapat menjadi pasangan yang sesuai dengan kriteria para penatua, sekalipun usianya masih sangat belia.
“Mereka telah tiba,” kata Ruby tiba-tiba.
Kaizen yang sejak tadi gelisah, langsung berdiri dari tempatnya duduk. Dengan langkah tergesa, ia segera menghampiri pembatas balkon untuk melihat situasi di arena pertandingan. Rupanya perkataan Ruby benar, si kembar baru saja tiba di tempat tersebut.
“Ada yang berbeda dari mereka,” lirih Ruby, tetapi Kaizen yang sedang menatap putra-putranya dengan intens tidak sempat menyadari.
Mengetahui Orvel dan Theon muncul setelah sekian lama nunggu, sudah lebih dari cukup bagi Kaizen. Setelah pertandingan final selesai, ia sendiri yang akan mendatangi mereka. Rasa rindu yang telah ditahan satu windu lamanya, kini telah mencapai titik puncak. Sementara itu, si kembar yang dipandang dengan sorot kerinduan, justru tampak acuh ketika menatap ayah biologis mereka. Ada sorot kebencian yang dilayangkan tanpa alasan. Kaizen sampai-sampai tersentak ketika putra-putranya melayangkan tatapan demikian.
“Kita tuntaskan pertandingan, lalu segera pergi dari sini.”
Kalimat itu dilontarkan Orvel ketika memutuskan pandang dari Matahari Kekaisaran yang merupakan ayah biologisnya. Tidak berselang lama, Theon juga melakukan hal yang sama; memutuskan pandangnya begitu saja. Mereka berdua kemudian bersiap untuk tampil di pertandingan final. Lawan mereka adalah pria berwajah kaukasia yang jumpai pada hari pertama turnamen. Mereka rupanya cukup tangguh sehingga berhasil masuk ke babak final.
“Jangan membuka celah sedikitpun untuk mereka,” pesan Orvel yang baru saja mengeluarkan pedang penguasa samudra miliknya.
Theon sendiri kembali menggunakan senjata ikonik para ksatria dan tidak lupa membawa belati jantung samudra untuk berjaga-jaga. “Baik, Kak. Pertandingan ini memang harus menjadi kemenangan terakhir kita.”
Sejak awal Orvel dan Theon memang memiliki ambisi untuk menang. Namun, kali ini mereka memiliki ambisi berlipat ganda untuk menang dari lawan.
“Ayo, tunjukkan kemampuanmu kalian dan menangkan pertarungan ini. Posisi ksatria penjaga selir memang cocok untuk kalian. Dengar-dengar wanita yang sekarang berhasil menaiki ranjang Matahari Kekaisaran adalah seorang penipu yang berpura-pura buta.”
Celotehan itu datang dari lawan; si pria berwajah kaukasia. Rekannya juga ikut memprovokasi Orvel dan Theon. Namun, ke-dua putra mantan Queen Consort itu tampak tidak terpengaruh sama sekali.
“Tutup mulut kalian. Terlalu banyak bicara omong kosong membuat kalian terlihat seperti peng*cut.”
Orvel sempat bersuara sebelum berjalan ke tengah arena. Pertandingan akan segera berlangsung. Kali ini penonton lebih banyak dari hari-hari sebelumnya. Selain itu, ke-dua tim juga diperbolehkan saling melukai, asalkan tidak menimbulkan luka fatal yang mengakibatkan kematian. Arena pertandingan juga telah disesuaikan, sehingga para peserta lebih leluasa ketika bertarung.
Ketika pengawas pertandingan akhirnya memberikan aba-aba, ke-dua tim langsung menyerang secara agresif dengan senjata masing-masing. Jika dibandingkan, pedang penguasa samudra milik Orvel masih kurang besar dari pedang lawan. Namun, kemenangan bukan dilihat dari besarnya senjata, melainkan kemampuan bertarung serta taktik yang dimainkan agar dapat mengalahkan lawan sebelum waktu pertandingan habis.
Dari tempatnya berada, Kaizen menonton dengan cemas. Masih didampingi oleh Ruby yang juga ikut menyaksikan pertandingan lewat kemampuan istimewa milik silver eyes-nya. Orang lain mungkin tidak sadar karena tidak memiliki kepekaan seperti Ruby. Hanya gadis itu yang bisa menangkap perbedaan signifikan pada aura ke-dua putra Kaizen ketika mereka bertarung di babak final.
“Untuk semua omong kosong yang telah kalian ucapkan, kalian harus membayarnya satu per satu.”
Itu adalah janji Theon ketika berhasil meninggalkan luka di lengan lawan duelnya. Tidak berbeda jauh, Orvel juga semakin mendesak lawan dengan kemampuan berpedangnya yang telah diakui.
“Apa yang keluar dari mulutku bukanlah omong kosong, tetapi kebenaran,” sabar pria berwajah kaukasia yang tetap bebal hingga titik paling krusial. “Pergi dan tanyakan apa yang telah kalian dengar. Masa lalu pria yang duduk di singgasana itu memang begitu kotor.”
Itu adalah kalimat terakhir yang dapat diucapkan oleh pria tersebut, sebelum erangan kesakitan terdengar menggema di seluruh arena. Orvel adalah pelaku yang berhasil membuat pria itu tumbang setelah mengerang kesakitan. Tulang keringnya kemungkinan berhasil dipatahkan atau paling tidak berhasil dibuat retak.
Melihat rekannya tumbang, pria yang menjadi lawan Theon tentu saja marah besar. Emosi yang tersulut membuat serangannya menjadi brutal dan tidak berpola. Namun, Theon yang selalu mempertahankan ketenangan, berhasil melawan semua serang lawan. Pada detik-detik paling krusial, ia justru berhasil mengambil kesempatan ketika lawan lengah. Pedang yang menemaninya bertarung, digunakan untuk menik*m lawan hingga tidak dapat berkutik.
Pertandingan final dapat disebut sebagai pertandingan Orvel dan Theon yang paling berdarah. Mereka tampak tidak segan-segan melukai lawan, tetapi mereka juga telah memperhitungkannya dengan baik. Tim terakhir yang menjadi lawan mereka kemungkinan besar mengalami fraktur atau patah tulang kering, luka tik*m tidak terlalu dalam, serta luka gores dan sayat di beberapa bagian tubuh. Sedangkan mereka berdua tidak terluka sama sekali. Dengan demikian, ke-duanya yang keluar sebagai pemenang turnamen Ksatria pada tahun ini.
Waktu pemberian penghargaan pun tiba. Orvel dan Theon dipersilahkan untuk menghadap Matahari Kekaisaran Robelia, karena pria itulah yang akan memberikan hadiah serta brooch pin emas yang menjadi simbol bagi setiap pemenang turnamen Ksatria tahunan Robelia.
“Selamat atas kemenangan kalian,” ucap Kaizen ketika selesai menyematkan brooch pin emas yang menjadi simbol bagi pemenang turnamen Ksatria tahunan Robelia pada pakaian Orvel dan Theon. “Orang tua kalian pasti sangat bangga.”
“Ya,” jawab Orvel dan Theon bersamaan.
Kaizen yang mendengar kekompakan ke-dua putranya diam-diam menerbitkan senyum. Namun, ketika matanya membangun kontak dengan anak-anaknya, ia menemukan kebencian yang begitu besar tersirat pada mata lawan bicaranya. Dadanya tiba-tiba terasa sesak.
“Kenapa kalian terlihat tidak senang? Bukankah ini tujuan kalian mengikuti turnamen?”
“Benar,” jawab Orvel. “Tujuan kami memang ini.”
“Tujuan kami yang lain adalah berjumpa dengan seorang pengecut yang membuat kami lahir ke dunia,” tambah Theon yang seketika berhasil membuat lawan bicaranya bungkam.
🌞🌞
TBC
Semoga suka. Jangan lupa dukung Author dengan cara tonton iklan sampai habis, like, rate 5 bintang, komentar & follow Author supaya tidak ketinggalan informasi 🥰
Sukabumi 16-02-24 || 06.41 WIB
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Truely Jm Manoppo
thor 😍😍😍😍
2024-02-16
4
Shai'er
yang mulia, 💪💪💪
2024-02-16
3
Shai'er
lanjut ,Thor💪💪💪
makasih banyak🥰🥰🥰
sehat selalu💛💛💛
2024-02-16
3