003. Une nouvelle star qui attire l'attention (Bintang baru yang menarik perhatian)
Kyen pantas disebut sebagai surga dunia. Selain terkenal akan keindahan alam, penduduk asli di tempat tersebut juga sangat ramah dan bersahabat. Dari generasi ke generasi, salah satu wilayah paling kaya di Robelia itu selalu melahirkan ksatria yang namanya dikenal dunia. Salah satu ksatria yang masih menjadi panutan hingga saat ini adalah Pahlawan Kekaisaran sekaligus Pengemban Perdamaian terakhir, yaitu Khiev de Pexley. Purnawirawan Mayor Jendral itu masih menjadi orang yang paling disegani hingga saat ini.
Selain mantan Grand Duke Kyen dari marga Pexley yang namanya disegani, putra-putrinya juga sangat dihormati. Guna menghormati keluarga Pexley yang selalu melahirkan orang-orang hebat dalam setiap generasi, rakyat Kyen membangun sebuah monument di depan kediaman keluarga Pexley yang masih kosong hingga saat ini.
“Apa Kakak menyadari sesuatu? Patung Pahlawan Kekaisaran yang kita lewati tadi, bukannya mirip dengan Kakek? Lalu patung ksatria yang ada di depan pintu masuk balai ksatria, bukankah itu Ayah, Paman Khayansar dan Paman Cesare?”
Theon dan rasa penasarannya yang tidak terbendung bukan sesuatu yang baru bagi Orvel. Tanpa bicara pun, Orvel sejatinya sudah tahu jika sang adik penasaran akan patung-patung pahlawan yang mirip kakek, ayah, serta ke-dua pamannya.
“Nanti kita cari tahu,” kata Orvel dengan suara pelan. Saat ini mereka sudah tiba di balai ksatria, bahkan sudah memasuki area diselenggarakannya turnamen tingkat junior.
Sepanjang perjalanan yang mereka lalui guna mencapai tempat ini, Kyen menyuguhkan keindahan yang tidak ada duanya. Selain itu, di tempat ini kesejahteraan rakyat sangat terjamin. Para pahlawan yang lahir di tanah ini sangat disegani serta dihormati. Bahkan patung-patung para pahlawan berdarah Kyen juga ada di berbagai penjuru.
“Kakak!” panggil Theon, lagi. Untuk ke-sekian kalinya, ada ‘sesuatu’ yang menarik perhatian anak itu. “Lihat patung itu? bukankah mirip Ibu?”
Orvel menoleh, menatap ke arah yang dimaksud oleh adiknya. Ketika sepasang obsidian hitamnya bekerja, isi kepalanya juga langsung menerjemahkan maksud dari ucapan sang adik. “Hm. Patung itu sepertinya memang mirip dengan Ibu.”
Theon mengangguk-anggukan kepala mendengar persetujuan kakaknya. Patung wanita setinggi dua kaki itu memang mirip ibu mereka, tetapi versi lebih muda. Berada di tengah halaman dalam yang menjadi salah satu bagian dari balai ksatria, membuat siapa pun dapat melihat patung itu ketika hendak menuju arena pertarungan.
“Sebaiknya kita segera pergi. Turnamennya akan segera dimulai,” kata Orvel sebelum meraih tangan adiknya.
Mereka tidak boleh membuang waktu, karena turnamen yang diselenggarakan oleh balai ksatria hanya berlangsung selama 2 hari. Sebelum turnamen selesai, mereka harus bisa melaju ke babak final. Lebih baik mereka segera masuk ke arena—hari ini juga, sebelum orang tua atau orang-orang suruhan orang tua mereka datang ke Kyen.
“Kita akan bermain dalam satu tim?”
“Hm. Kita mengambil pertarungan tim saja, supaya lebih cepat masuk babak penyisihan.”
“Baik, Kak.”
Orvel tersenyum tipis melihat raut antusias adiknya. Selama ini mereka sudah banyak berlatih di balai ksatria Saba. Mereka juga kerap melakukan pertarungan persahabatan dan memenangkan pertarungan di antara rekan sesama bakal calon ksatria Saba. Turnamen kali ini adalah salah satu bentuk latihan paling kompleks bagi ke-duanya. Selain dapat bertarung di tempat baru—di arena yang lebih luas dengan fasilitas lengkap—mereka juga dapat bertemu dengan berbagai jenis lawan. Selain harus menguasai soft skill dan hard skill, sangat penting untuk memahami berbagai karakteristik lawan.
“Orvel dan Theon?” panggil seorang pria berseragam pengawas—seperti seragam ksatria pada umumnya, hanya saja tugas mereka dapat dibedakan lewat ban lengan berwarna merah.
“Kami di sini,” sahut Orvel yang duduk bersama Theon di dekat pintu masuk. Mereka sedang menonton pertandingan peserta lain ketika nama mereka dipanggil.
“Segera bersiap. Tunggu di dekat pintu masuk nomer dua. Kalian akan segera masuk ke arena.”
“Yes, Sir.”
Orvel dan Theon menjawab dengan kompak. Giliran mereka untuk bertanding datang juga. Mereka telah menunggu seharian untuk kesempatan ini. Sebelum memasuki arena turnamen, mereka dipersilahkan untuk menitipkan barang-barang penting terlebih dahulu. Ada dua orang pengawas yang bertugas menjaga barang bawaan peserta. Dikarenakan Orvel dan Theon tidak banyak membawa barang, mereka hanya menitipkan tas punggung yang mereka gunakan untuk membawa beberapa barang.
Penitipan barang bertujuan untuk mencaritahu, apakah ada peserta yang curang; misalnya menyelundupkan doping, senjata tajam yang dilarang, serta benda-benda lain. Si kembar Orvel dan Theon seharusnya bisa merasa santai, karena mereka tidak membawa barang-barang yang dilarang. Selain tag, surat-surat penting, uang tabungan, pedang kayu, dan tanda pengenal, mereka tidak membawa apa-apa lagi.
Satu lagi, mereka juga membawa brooch pin yang berkilauan ketika tertimpa cahaya. Sang ibu pernah berpesan, jika benda tersebut merupakan identitas para laki-laki di keluarga mereka. Jadi, kemana pun mereka pergi, brooch pin dengan blue diamond itu harus dibawa.
“Ini … milik kalian?” tanya pengawas yang bertugas mengecek barang-barang Orvel dan Theon.
“Yes, Sir,” jawab Orvel, mewakili. “Benda itu milik kami.”
Pengawas itu tampak terpaku untuk beberapa saat, sebelum akhirnya membiarkan Orvel dan Theon memasuki area turnamen—setelah pengawas itu menyampaikan sesuatu pada salah satu rekannya.
Karena Orvel dan Theon mengikuti turnamen sebagai anggota satu tim. Itu artinya mereka juga akan mendapat lawan yang seimbang. Setiap peserta diperbolehkan menggunakan alat bantu, seperti pedang kayu, tombak, atau panah yang telah dimodifikasi.
Pada kelas junior, dilarang keras melukai fisik. Mereka hanya diperbolehkan untuk bertanding dengan seimbang, menggunakan kemampuan yang telah mereka miliki. Jika berhasil menumbangkan lawan sebelum terompet berbunyi, maka peserta tersebut akan dinyatakan sebagai pemenang. Jika peserta bertarung terlalu beringas dan berhasil melukai fisik lawan, makan akan secara otomatis didiskualifikasi.
“Kita gunakan cara seperti biasa, Theon. Amati cara mereka bertarung, baru ambil tindakan untuk menyerang balik.”
“Baik, Kak.”
Orvel mungkin memiliki pengendalian diri yang baik dan sudah terlahir sebagai leader. Namun, Theon juga sosok yang sangat baik dalam mengendalikan diri. Sebagai partner, ia bisa menjadi rekan yang memadai dalam melancarkan taktik yang telah disusun otak cemerlang Orvel. Kekompakan Orvel dan Theon adalah kunci dari setiap kemenangan yang mereka raih.
“Tiga kemenangan berturut-turun,” kata pengawas yang bertugas menjadi penengah di pertandingan. “Orvel dan Theon masuk ke babak berikutnya.”
Mendengar pengumuman tersebut, si pemilik nama tampak saling berpandangan sebelum tersenyum tipis dan melakukan tos ala mereka berdua. Pada babak awal, mereka telah membungkam penonton dengan penampilan yang matang dan penuh perhitungan. Tiga kemenangan berturut-turut kemudian didapatkan. Pada babak berikutnya, mereka siap membuat para penonton kembali terperangah.
“Sepertinya bintang baru kembali lahir di balai ini,” puji seorang ksatria senior yang menonton pertandingan Orvel dan Theon sejak awal. “Ke-dua anak laki-laki ini sangat berpotensi. Yang Mulia pasti akan terhibur jika melihat pertandingan mereka.”
Dalam sekejap, nama Orvel dan Theon terus menjadi buah bibir. Kursi-kursi di sekitar arena pertandingan yang tadinya kosong, mulai terisi oleh orang-orang yang penasaran dengan bintang baru yang berhasil menenangkan 6 pertarungan tim kelas junior secara berturut-turut. Banyak sponsor yang siap menjadi pendukung mereka berdua. Sayang, perjalanan mereka pada pertandingan hanya bisa sampai ke perempat final. Ketika berhasil menyelesaikan pertarungan, mereka telah ditunggu oleh seseorang di depan pintu masuk balai ksatria.
“A-yah?”
Pria yang sudah berjam-jam menunggu si kembar di depan pintu masuk itu tersenyum tipis seraya memberi kode. “Waktunya pulang, anak-anak.”
🌞🌞
TBC
Semoga suka. Jangan lupa dukung Author dengan cara tonton iklan sampai habis, like, rate 5 bintang, komentar & follow Author supaya tidak ketinggalan informasi 🥰
Sukabumi 20-01-24 || 22.36 WIB
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Truely Jm Manoppo
yahhhh .... ayah Kaezar udah jemput deh
2024-02-12
1
Shai'er
lanjut Thor💪💪💪
makasih banyak🥰🥰🥰
sehat selalu💙💙💙
2024-01-21
7
Shai'er
sukaaa😍😍😍
2024-01-21
7