0013. The return of the imperial twin stars Robelia (Kembalinya bintang kembar kekaisaran Robelia)
“Kukira kalian akan absen lagi tahun ini.”
Kalimat itu berasal dari seorang pemuda rupawan yang baru saja datang seraya membawa nampan saji berisi kudapan asin.
“Sejak kapan kalian kembali ke Saba?” Ia kembali bertanya ketika telah mengambil posisi duduk di hadapan lawan bicaranya.
“Belum lama ini,” sahut Orvel yang baru saja menyelesaikan menu makan malamnya.
“Sebenarnya aku berencana untuk mengunjungi kalian. Duke of Carlt... maksudku, Ayahku, kebetulan akan pergi ke kekaisaran Astoria.”
Ducal Prince yang mewarisi ketampanan serta kecakapan bicara dari Duke of Carlt, yaitu Cesare de Pexley itu berkata lagi. Jika dilihat sekilas pun, ia memang begitu mirip dengan sang ayah.
“Kami tidak akan kembali ke kekaisaran Astoria dalam waktu dekat.”
“Kami juga sudah memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sini,” tambah Theon yang baru saja selesai menikmati dessert makan malamnya, yaitu pie peach kesukaannya. “Bagaimana dengan Kak Lyon?”
Pemilik nama itu tampak tersenyum tipis sebelum akhirnya kembali bersuara. “Sebagai anak laki-laki tertua, tentu saja aku harus bersiap untuk menggantikan Ayahku. Sebelum itu, Ayah kemungkinan akan membuangku ke kavaleri paling mematikan yang dimiliki kerajaan kami.”
Orvel dan Theon paham akan tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh sepupu tertua mereka selaku anak laki-laki pertama. Ducalyon de Pexley atau Ducal Prince of Carlt memang berpotensi besar untuk menggantikan ayahnya sebagai Duke of Carlt. Berbeda dengan si kembar yang diberi kebebasan untuk memilih; mereka bisa menjadi ksatria yang mengabdi pada kekaisaran atau Gereja, menjadi ksatria tidak bertuan, melanjutkan tugas sebagai Daegun Kwang il dan Daegun Kwang in, ataupun ingin menuntut hak atas pewaris tahta kekaisaran Robelia yang hingga detik ini belum memiliki penerus.
“Penampilan kalian tadi sangat luar biasa. Kemampuan bermain pedang kalian juga sudah meningkat pesat,” kata Lyon, memuji kemahiran sepupu-sepupunya. “Bagaimana jika setelah ini kita pergi mencari udara segar? Banyak tempat hiburan di sekitar sini.”
Ajakan tersebut terdengar menggiurkan. Di sekitar balai Ksatria memang terdapat banyak tempat hiburan serta pusat perbelanjaan. Namun, si kembar dengan tegas menolak. Mereka memang tipikal pemuda yang tidak terlalu suka keramaian. Jiwa muda mereka yang selalu fokus pada satu tujuan, berbanding terbalik dengan Ducalyon yang masih kerap kelayapan di sela-sela usahanya meraih sesuatu.
Khusus untuk malam ini, si kembar berpisah lebih cepat dengan sepupunya. Besok mereka akan bertemu di medan pertarungan, karena tim Ducalyon akan menjadi lawan mereka di seperempat final.
“Apa kalian sudah mendengarnya? Ada hadiah tambahan untuk pemenang turnamen tingkat dewasa tahun ini.”
“Aku belum mendengar. Memangnya apa hadiah tambahan yang ditawarkan Matahari Kekaisaran?”
“Posisi ksatria penjaga untuk selir baru Raja.”
Pembicaraan empat orang pria beda ras yang duduk di seberang meja tampak menarik perhatian Orvel dan Theo. Apalagi ketika topik yang sedang mereka bahas adalah sang Matahari Kekaisaran Robelia yang tidak lain dan tidak bukan merupakan ayah kandung mereka.
“Selir baru? Semenjak kapan Matahari Kekaisaran negeri ini memiliki selir? Bukankah katanya Yang Mulia impoten?”
“Hahaha. Impoten? Kau tidak tahu saja jika dulunya Matahari Kekaisaran negeri ini sangat suka mempermainkan wanita. Itulah mengapa Ratu Kayena...”
Kalimat tersebut tidak dapat diselesaikan, karena tiba-tiba saja dua buah pisau makan terlempar ke pria tersebut. Jika saja refleknya tidak cepat, ke-dua benda itu pasti telah melukai lehernya.
“Jaga bicaramu jika tidak tahu kebenaran tentang apa yang terjadi di mana lalu.”
Kalimat dengan nada bicara yang terdengar mengintimidasi itu dilontarkan oleh pemilik obsidian black eyes dan honey brown eyes yang kini berkilat dingin.
Pria yang diperlakukan demikian tentu saja tidak terima. Dengan wajah memerah akibat menahan amarah, pria berwajah kaukasia itu mendatangi meja Ovel dan Theon, kemudian menggebraknya. Si kembar sendiri tidak terlihat gentar dan malam menatap tajam ke arah pria tersebut.
“Ada masalah apa dengan ucapanku? Ini mulutku, kawan.”
“Mulutmu hanya mengatakan omong kosong,” sahut Orvel tanpa ekspresi. “Kau pikir pantas membicarakan seorang Matahari Kekaisaran seperti itu?”
“Kalian bicara sok tahu tentang masa lalu sang Matahari Kekaisaran. Hukuman penggal seharusnya cocok diberikan padamu,” timpal Theon. Auranya tidak kalah dingin dari sang kakak.
“Tutup mulut kalian yang sok bijak itu!” seru pria itu, marah. “Asal kalian tahu, sekuat apapun ditutupi, masa lalu Raja Tiran yang suka mempermainkan wanita tidak akan terlupakan. Raja yang kalian bela itu bahkan tega menghukum dan menceraikan istrinya demi seorang jal*ng rendahan.”
Theon mengeratkan rahang dengan marah. Tidak terima sang ayah terus dicemooh. “Tutup mulutmu sebelum aku merobeknya.”
“Memangnya kau memiliki kebenaran sebesar itu?” cemoohan pria berwajah kaukasia tersebut.
Alih-alih terpancing, Theon justru tersenyum miring seraya melipat tangan di depan dada. “Di pertandingan besok, pastikan untuk bisa bertahan hingga babak final.”
Setelah berkata demikian, Theon beranjak pergi bersama kembarannya. Meninggalkan tempat yang sudah mulai tidak kondusif. Mereka bukannya takut, tetapi lebih memilih taat pada peraturan. Selama masih sebagai peserta turnamen tahunan, mereka dilarang terlibat pertarungan di luar arena pertandingan. Jika mereka melanggar, nama mereka akan masuk daftar hitam dan dilarang mengikuti turnamen tahunan tersebut selama 2 periode.
“Bisa-bisanya mereka menjelek-jelekkan Ayah.” Theon menggerutu pelan ketika tiba di tempat peristirahatan mereka untuk malam ini. Rasa marahnya masih belum reda sama sekali.
Lagi pula, anak waras mana yang terima jika orang tuanya dicemooh dan dijelek-jelekkan secara verbal. Padahal, sejauh yang mereka ketahui, setelah Matahari Kekaisaran Robelia bercerai, kondisi Robelia di bawah pemerintahannya sangat stabil bahkan negeri tersebut berkembang semakin pesat. Hingga saat ini, pemilik otoritas tertinggi itu belum memiliki wanita dambaan baru, karena dipercaya belum bisa melupakan mantan istrinya.
“Bukannya Ayah belum memiliki istri lagi hingga saat ini, Kak?”
“Hm.”
“Banyak yang percaya bahwa Ayah belum bisa melupakan Ibu. Oleh karena itu, Ayah melajang selama bertahun-tahun.”
“Belum bisa melupakan Ibu, bukan berarti Ayah tidak akan menikah lagi,” sanggah Orvel yang kini duduk di samping adiknya. “Ayah adalah seorang pemimpin. Pastinya banyak pihak yang selalu mendesak Ayah agar segera menikah lagi, kemudian memiliki penerus.”
“.”
“Kita juga tidak sepenuhnya mengenal Ayah. Tidak seperti Ayah Kaezar dan Ayah ke-dua, Ayah Kaizen adalah sosok yang masih awam dalam benak kita.”
Theon mengangguk paham. Berbeda dengan Kaezar dan Kwang Sun yang telah memperlihatkan citra terbaik sebagai seorang ayah dalam hidup mereka, Kaizen Alexander Kadheston adalah sosok yang masih abu-abu.
“Kita akan segera bertemu Ayah dan secara perlahan mengenal kepribadiannya,” kata Orvel yang kini mulai merebahkan punggungnya di atas permukaan tempat tidur. “Ibu bilang Ayah adalah pria yang baik. Kita harus percaya pada ucapan Ibu.”
Walaupun masih ada yang mengganjal dalam benak Theon, pemuda rupawan itu tidak bertanya lebih lanjut. Istirahat lebih awal menjadi pilihan, supaya di pertandingan besok tubuh mereka bugar.
Tujuh jam berlalu, kini Orvel dan Theon sudah bersiap untuk meninggalkan penginapan sebelum matahari meninggi. Mereka juga menyempatkan waktu untuk sarapan dan berlatih, sebelum memasuki arena pertandingan. Untuk menginjakkan kaki di babak final, mereka harus memenangkan 4 pertandingan; termasuk pertandingan melawan Ducalyon dan pria kaukasia semalam.
Selain itu, tidak ada yang menyangka jika Matahari Kekaisaran akan muncul di balai Ksatria Kyen untuk memberikan sambutan pada para peserta yang masih bertahan. Padahal biasanya Matahari Kekaisaran muncul di babak final saja. Orvel dan Theon juga sempat membeku dengan sepasang netra indah mereka terpaku pada Matahari Kekaisaran yang berdiri dengan gagah di balkon tribun naratama.
“Kakak, itu Ayah,” ujar si bungsu dengan suara lirih. Netra coklat madunya menyorotkan kerinduan serta rasa takjub.
“Hm. Itu Ayah. Orang yang ingin kita jumpai sejak lama,” jawab Orvel yang juga tidak dapat melepaskan pandangan pada Raja Robelia ke-VIII.
Dari jarak yang cukup jauh, sepasang anak kembar yang merupakan anak biologis Raja Robelia ke-VIII dengan mantan istrinya itu hanya dapat melihat tanpa melakukan apa-apa. Ini adalah pertemuan ke-dua mereka selama si kembar hidup 16 tahun lamanya. Rasa penasaran mereka kemudian tertuju pada seorang gadis berambut pirang pucat yang berada di sisi sang Matahari Kekaisaran. Gadis itu tampak diperlakukan istimewa, bahkan tempat duduknya di atur dekat sang pemimpin.
“Gadis itu... apakah selir baru yang dibicarakan pria kemarin?” gumam Orvel, tetapi masih dapat didengar dengan baik oleh Theon.
🌞🌞
TBC
Semoga suka. Jangan lupa dukung Author dengan cara tonton iklan sampai habis, like, rate 5 bintang, komentar & follow Author supaya tidak ketinggalan informasi 🥰
Sukabumi 09-02-24 || 11.00 WIB
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Yeni Fitriani
org waras pasti mikir....klo ayah biologismu baik mengapa ibumu diceraikan dan hrs bersembunyi jaauh dr tanah kelahirannya.
2025-02-06
1
👑Queen of tears👑
wahhh wahhhh wahhhh
apa ini🧐🧐
2024-05-02
2
👑Queen of tears👑
sm gak bisa kocak jg kyk ayahnya Cesare?🤣
2024-05-02
1