Anak Suamiku (Cinta Kasih Seorang Ibu)
"Yah, kamu bawa siapa?" netra Soraya berbinar-binar saat melihat anak kecil cantik berada di depan rumahnya, bersamaan dengan suaminya yang baru pulang dari luar kota. Seperti biasa, Zaki-suaminya itu akan pergi ke luar kota menemani atasannya. Dan kali ini, wanita itu benar-benar kaget dan bahagia saat mendapati gadis kecil ada di depannya, bahkan saat ini wanita itu tengah berlutut memandangi wajah cantik nan mungil itu. Bagaimana tidak senang, saat Soraya ingin sekali memiliki anak perempuan, dan saat ini tiba-tiba ada di depannya.
"Nama kamu siapa, Cantik?" Tanya Soraya.
"Sora, dia adalah Gadis, anakku dengan Lana."
Seketika raut wajah Soraya berubah datar, ia mendongak saat suaminya mengatakan seperti itu, mengerutkan kening dan berdiri dengan buru-buru. "Kamu ngomong apa, Yah?" Tanyanya memastikan.
Zaki, melihat ke arah istrinya. "Maafkan aku, Sora," ucapnya.
Soraya menganga tak percaya, sampai pada akhirnya ....
"Sora!" Zaki berteriak saat istrinya tiba-tiba pingsan. Pria itu segera membopong wanita cantik itu dan membawanya masuk. Sementara Gadis, ia hanya bisa mengikuti langkah ayahnya yang masuk membawa istrinya.
"Ayah, kenapa dengan Tante?" tanya Gadis saat ayahnya duduk di samping Sora yang terbaring belum sadarkan diri.
"Gadis, sini. Ini Ibu Sora, dia bakal jadi Ibu kamu," jelas Zaki dengan netra yang berkaca-kaca. Tangannya sibuk mengusap telapak tangan Sora, namun bayangannya masih tertuju pada gundukan tanah basah yang baru saja ia tinggalkan.
"Memangnya, Ibu Lana nggak pulang lagi, Yah?" tanya Gadis lagi, gadis kecil yang saat ini memakai dress selutut berwarna merah maroon dengan motif bunga-bunga selutut itu me re mas- re mas jarinya. Ia memang tak terlalu dekat dengan ayahnya karena jarang bertemu, sekalinya bertemu hanya sekilas-sekilas saja. Jadi, saat ini, ia benar-benar jadi anak yang pendiam dan pemalu. Terlebih ia tak mengerti, kenapa tiba-tiba ibunya tidak ada bersamanya.
Zaki menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas putrinya. "Ibu Lana sudah tenang di surga, sama adik bayi. Jadi, sekarang Gadis sama ayah sama Ibu Sora dan nanti ada Kakak Gata," jelas lelaki itu.
Soraya yang mendengar itu lantas mengibaskan dengan keras tangan Zaki. Bahkan wanita itu langsung menangis tersedu-sedu, menutup wajahnya dengan dua telapak tangannya. "Kenapa, kamu bawa dia ke sini, Yah?" Tanyanya. Ayah adalah panggilan sayang Sora, bahkan dari sebelum keduanya memiliki putra.
"Ra, tolong dengar dulu," ucap Zaki lagi.
"Kenapa, Ibu Sora menangis?" Tanya Gadis. "Kata ibu Lana, kita nggak boleh nangis, kita harus kuat," sambung Gadis.
"Sora, dia sudah nggak punya siapa-siapa. Lana-Lana ...," ucap Zaki terputus. Ia menangis. "Maaf, Sora. Aku nggak tahu harus bawa Gadis ke mana," katanya lagi.
Gadis, si gadis cilik itu lantas diam seribu bahasa. Anak empat tahun itu tak mengerti kenapa dua orang dewasa itu saling menangis dan kenapa ibunya yang sedang tidur tiba-tiba di masukan ke dalam lubang yang lantas di tutup tanah. Tadi, saat Gadis bertanya, semua orang hanya menjawab dengan isak tangis tanpa menjelaskan apapun. Padahal, yang anak kecil itu tahu, ibunya tengah mengandung adiknya di dalam perut.
Dengan langkah pelan, akhirnya Gadis keluar dari kamar besar yang sangat harum itu. Ia meninggalkan dua orang dewasa yang tengah saling menangis, entah menangisi apa, yang jelas Gadis tak mengerti.
Lalu, Gadis pun duduk di sofa berwarna abu-abu muda yang ada di ruang keluarga. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, ia benar-benar bingung akan melakukan apa.
...----------------...
"Kamu tega sama aku, Yah," Soraya menatap wajah sang suami yang terlihat sendu.
"Bukan tega, Sora. Tapi--"
"Tapi apa!?" tanya Soraya penuh amarah. "Selama ini aku selalu khawatir saat kamu berada di luar kota. Bukan khawatir tentang kamu yang di gondol kolong wewe, tapi khawatir kalau kamu kenapa-napa di perjalanan. Aku juga selalu nggak mau kepo sama ponsel kamu bukan berarti aku nggak sayang apalagi nggak perduli sama kamu. Tapi aku begitu percaya sama kamu. Tapi ... Ini balasan kamu, Yah," sambung wanita yang kini wajahnya penuh air mata.
"Kita sudah menikah selama 18 belas tahun, anak kita sudah 17 tahun," suara Soraya meraung-raung, menangisi kesedihan hatinya. "Kamu lupa, hah!" sambung wanita itu penuh emosi.
"Aku minta maaf, Sora. Tolong dengar dulu penjelasan aku--"
"Aku nggak butuh penjelasan, Sialan! Pergi aja kamu dari sini, ceraikan aku, bawa anak itu sana, pergi sama wanita it--"
"Lana sudah meninggal, Sora!"
Dua pasang netra saling memandang. Keduanya terlihat sama-sama terluka. Seketika itu, Soraya terdiam. Ia tak percaya dengan apa yang ia dengar. Sampai suaminya kembali mengatakan, "Lana meninggal, Sora. Baru di kebumikan tadi, dan aku nggak tahu harus bawa Gadis ke mana, dia sudah nggak punya ibu, dia hanya punya aku." Laki-laki itu menangis.
"Aku tidak mau mengkhianati kamu, Sora. Tapi aku terjebak dalam cinta segitiga yang begitu lama ada, sampai akhirnya aku mengambil jalan yang salah. Ampuni aku, Sora." Zaki turun dari duduknya, berlutut di samping ranjang dan memegangi kaki sang istri. "Maafkan aku, Sora. Aku mohon. Kini Lana sudah pergi, dia pergi dengan bayi yang ada di dalam kandungannya," sambung pria itu menjelaskan.
"Aku nggak punya siapa-siapa selain kamu dan Gata, juga Gadis. Ampuni kesalahan aku, Sora. Aku mohon."
Soraya memandang kepala suaminya yang menunduk itu. Air matanya terus saja luruh, hatinya benar-benar terasa sakit, sampai mulutnya kini benar-benar terkunci. Ia tak lagi ingin bicara. Sudah, ia tak tahu lagi harus apa.
Soraya tahu, dan menyadari kalau keduanya menikah karena di jodohkan. Dan saat itu, suaminya mengatakan kalau dia memiliki kekasih yang tinggal di kota lain. Namun, perlahan Zaki mulai mencintai dirinya bahkan sangat baik padanya. Sampai dengan mudahnya bercerita tentang kisah cintanya, yang tak direstui orang tua Lana karena perbedaan status sosial mereka.
Menceritakan kejadian lucu saat Zaki pacaran dengan Lana. Tapi ... Apa ini? Tiba-tiba setelah 18 tahun menikah, suaminya pulang membawa seorang gadis kecil yang diakui sebagai anaknya dengan mantan pacarnya. Bahkan wanita itu meninggal dalam keadaan tengah mengandung anak kedua mereka.
Jika saja Soraya tidak memiliki hati nurani, ia sudah pasti akan memukul, membanting pria yang saat ini masih setia memegangi kakinya.
"Ada apa, Bu?"
Suara Gata membuat Soraya dan Zaki menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka. Dengan wajah heran pemuda tampan itu berjalan sembari menoleh ke arah belakang. "Itu anak siapa yang tidur di sofa?" tanyanya lagi.
"Terus, Ayah sama Ibu lagi kenapa?"
Soraya dan Zaki sama-sama menelan ludahnya dengan kasar, memandangi wajah tampan anak mereka dengan sendu.
"Gata." Zaki buru-buru berdiri. Ia harus menjelaskan terlebih dulu pada putranya, sebelum sang anak semakin penasaran dan istrinya menjawab dengan penuh amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Teh Euis Tea
ya ALLAH sakit hati bgt sora ujug" suami pulang bawa anak
2024-04-03
0
Buna_Qaya
aku hadir kak, dengan sedikit oleh oleh
2024-02-12
1
Aqil Aqil
smngt crtx bkn dag -dug ser,bgmn rsx mnjd sora snggh ht skt bngt dibohng brthn2😢
2024-01-17
1