Play with Fire

“Jangan sombong, dasar demi human sialan,” maki Tania. Max hanya menguap dan menatap boneka beruangnya, memprediksi serangan apa saja yang akan dilakukannya. Tania tanpa ragu memerintahkan bonekanya untuk menyerang brutal, namun sang demi human berambut pirus tersebut mampu mementalkan semua serangannya, bahkan berhasil menyerang. Anehnya, meski ujung sabitnya berhasil menggoresnya, tidak ada jejak boneka itu tersayat. Max terperangah.

“Hah! Sudah kubilang jangan meremehkanku,” sahut Tania puas. Vristhi hanya menghela napas, sedikit kesal bercampur malas melihat tingkahnya. Max menatap sabitnya dan boneka itu berkali-kali hingga mengangguk.

“Bonekanya keras karena sihir, kan?” tanya Max.

“Entahlah,” balas Tania sok polos. Max kembali mengayunkan sabitnya untuk membantai semua zombie yang menghalangi, lalu kembali menyerang boneka tersebut hingga ia terpental cukup jauh.

“Bagaimana bisa? Bukannya tadi keras? Ini kok kayak mukul bola?” maki Max. Tania menyeringai, membuat ubun-ubun Max nyaris meledak menahan emosi yang bergejolak. Boneka itu maju menerjang dan menyerang membabi buta hingga Max sedikit terdesak. Phillip yang melihatnya iba bercampur geli. Ia ingin membantu, tapi meninggalkan Kezia dan Saciel adalah hal konyol, ditambah lagi Sky berada di tenda dan memanggilnya bukan pilihan terbaik. Kezia yang menyadari kebimbangan Phillip langsung memegang tangannya.

“Kak, jangan cemas. Kak Saciel aman denganku,” ujar Kezia lembut dengan senyum manisnya. Phillip terkesiap, namun ia mengangguk dan mengelusnya.

“Aku mengerti, tolong jaga Saciel,” ujarnya sembari membuat sebuah miniatur beruang dari petir dan meletakkannya di sampingnya. “Jika terjadi sesuatu, pukullah boneka ini sekuat tenaga agar aku segera datang.”

“Baik Kak. Hati-hati.”

Phillip langsung melesat maju dan berdiri di depan Max, mengarahkan rapiernya pada boneka dengan tatapan tajam. Vristhi memasang wajah datar, namun terlihat kilau ketertarikan dari kedua bola matanya. Tania mendengus.

“Heh, emangnya Kak Phillip bisa apa dengan pedang setipis itu? Kau kan tidak pernah berada di medan perang,” ejek Tania. Phillip memutar rapier miliknya dan terlihat kilat petir mulai melapisinya, hingga membuat Vristhi berdiri dari singgasana dan langsung menyiapkan pasukan zombie dengan kudanya. Max yang masih terduduk kaget melihat sisi lain dari Phillip.

“Tania, berhati-hatilah. Dia bukan lawan yang mudah untukmu,” ujar Vristhi mengingatkan. Phillip tertawa kecil.

“Tania, apa kau tahu alasan kenapa aku tidak berada di baris depan medan perang?” tanya Phillip.

“Kau kan lemah, lebih lemah dariku,” balas Tania ketus.

“Hmm, entahlah? Mari kita lihat saja,” ujar Phillip sembari bersiap menyerang dan berhasil menebas kepala boneka hanya dalam waktu kurang dari lima detik, membuat semua yang ada di sana melongo.

“Hei! Kalau kau memang sekuat itu, kenapa kau tidak bertarung dari awal?” maki Max.

“Aku punya perjanjian dengan Saciel untuk tidak bertarung kecuali di saat genting,” balas Phillip sembari memotong badan boneka itu menjadi beberapa bagian. Tangis keras langsung pecah dari bibir Tania.

“Sialan! Jangan rusak bonekaku!” makinya sembari berlari menuju Phillip dan memukul dadanya cukup keras. Tanpa banyak bicara Phillip langsung membuatnya tertidur dengan sekali pukul di tengkuk bawah dan membaringkannya di bawah pohon. Vristhi bertepuk tangan pelan.

“Anak buah Saciel memang mengerikan, pantas saja semua pasukan militer hanya tunduk padamu dan Saciel. Tapi kenapa kau tidak menguasai pasukan prajurit istana?”

“Mereka dipilih langsung oleh mendiang kaisar dan kebanyakan berasal dari pihak netral, tidak seperti pasukan militer yang dibawahi langsung oleh Arlestine,” balas Phillip. Vristhi menggelengkan kepala dan memanggil dua peti mati berwarna putih gading dengan emblem Arakawa. Phillip tercekat.

“Kau! Jangan coba-coba menggunakan mereka!” sahutnya. Max yang melihatnya bingung, namun ketika kedua peti itu terbuka, rasa takut dan bersalah menjalar seluruh tubuhnya. Dua mayat mantan Duke dan Duchess Arakawa perlahan berjalan keluar dari peti dengan tubuh penuh jahitan. “Vristhi! Kau melanggar batas!”

“Tidak perlu sekaku itu, Phillip. Kau tahu kan mereka masih yang terkuat dalam sejarah? Sayang sekali mereka tewas di…” kalimatnya terputus ketika Phillip menembakkan serangan petirnya hingga membakar sedikit tudungnya. Kemarahan terpancar darinya, namun Vristhi tidak merasa terintimidasi. Max langsung berdiri di samping Phillip, namun kali ini ia serius.

“Kau urus wanita itu, aku akan menahan mereka,” ujarnya. Setelah mendapat persetujuan darinya, Max langsung menerjang kedua zombie itu dan menyerang. Phillip bersiap untuk maju, namun Vristhi yang membaca gelagatnya langsung mengarahkan Duchess Arakawa untuk menghadapinya.

“Jangan ragu! Tebas saja!” sahut Max sembari beradu senjata dengan Duke Arakawa.

“Enak saja! Bisa dibantai Saciel aku!” balasnya panik. Ia mencoba menyegelnya, namun sang necromancer membatalkan sihirnya. “Hei!”

“Jangan jadi pengecut, Phillip. Duchess yang di depanmu sudah mati,” ujar Vristhi kalem. Phillip tercengang, uratnya mulai menghias pelipisnya. Sebelum duchess menyerang, Phillip langsung menangkap kedua lengannya dan mengikatnya dengan rantai sihir. Ia menatap tajam ke arah Vristhi yang masih berdiri tegak.

“Necromancer, apa kau lupa dengan sumpah yang kau lakukan di depan kaisar?”

“Tata krama, Phillip,” balas Vristhi tegas. “...aku masih ingat sumpahku. Ini kulakukan untuk menangkap musuh dan mengembalikan Saciel ke…”

“...wanita jalang di sana, kalau kau memang ingin mati katakan saja padaku. Jadi berhenti kendalikan jenazah orang tuaku,” ujar seseorang. Semuanya langsung berpaling pada Saciel yang terbakar amarah, pedang di tangannya mulai berlumur darah tupai yang ia bunuh tak jauh darinya. Kezia berdiri di belakang dan membawa miniatur beruang petir di tangannya. Phillip mencoba untuk menahannya, namun energi Saciel mampu mendorongnya hingga menabrak pohon, sementara Max menggunakan sabitnya sebagai jangkar agar tidak terbang. Vristhi merinding senang melihatnya. Saciel mengarahkan pedangnya.

“Cabut sihirmu sekarang juga.”

“Bagaimana jika tidak?” tantang Vristhi. Saciel menghela napas pelan, kedua bola mata emasnya berkilau dengan sedikit warna merah bagai api.

“Tanggung sendiri resikonya, Vristhi.”

Saciel langsung melompat dan mengayunkan pedangnya dengan cepat, namun ia hanya berhasil memotong gaunnya hingga terbelah, memamerkan kaki jenjangnya yang dibalut stocking sutra. Belum selesai kekagetan Vristhi, Saciel kembali melayangkan serangan, kali ini wajahnya mendapat luka yang cukup panjang dan dalam.

“Kecepatanmu nyaris sama seperti Duke Arakawa, tapi seranganmu masih belum ada apa-apanya,” kritik Vristhi sembari mengusap darah yang mengalir dengan ibu jarinya. Saciel hanya diam, lalu melapisi pedangnya dengan sihir api. “Bagaimana bisa gelar pahlawan perang menjadi milikmu?”

“...karena aku sudah melampaui keluargaku. Kau mungkin berpikir itu hanyalah omong kosong, tapi kau akan membuktikannya sendiri dari pertarungan kita,” ujar Saciel. Ia memutar pedangnya, lalu berteleportasi di sisi Vristhi dengan tangannya yang terputus. Vristhi langsung melompat mundur dan melihat tangan kirinya sudah berada di genggaman Saciel. Darah perlahan melumurinya.

“Toleransi rasa sakitmu mati? Atau kau ini hanya boneka Vristhi?” tanya Saciel sembari membuang tangan itu sejauh mungkin. Vristhi menutup mulut, ia bergegas melepaskan duchess dari ikatan, namun Phillip menghentikannya dengan membuat perisai petir di sekelilingnya.

“Tidak semudah itu!” sahut Phillip. Vristhi menggeram, lalu mengambil alih duke agar menyerang Saciel. Penyihir berambut merah itu diam, lalu hanya dengan gerakan halus ia tebas kepala duke dan menyegelnya. Ia berjalan mendekati duchess dan menusuk dadanya sekaligus menyegelnya, lalu menatap tajam ke arah peti mati mereka.

“Apa yang akan dilakukan Lao jika mendengar necromancer kesayangannya melanggar sumpahnya?” tanya Saciel dingin. Dengan gerakan cepat ia memasukkan kedua jenazah yang tidak bergerak itu ke dalam peti mati, menyegel petinya dan memindahkan mereka ke tempat seharusnya. “Vristhi, tidakkah kau berpikir guillotine akan menyambut lehermu?”

“...entahlah. Aku menyerah, jadi mari akhiri pertempuran konyol ini,” ujar Vristhi sembari mengangkat satu tangan dengan tatapan malas. “Aku akan kembali ke makam keluarga Arakawa dan menebus dosaku.”

Ia menjentikkan jarinya dan tangannya yang terputus tersambung lagi tanpa bekas luka, membuat Max keheranan melihatnya. Vristhi mengulum senyum dan menutupi wajahnya dengan tudung dan mengangkat Tania.

“Aku bisa melakukan sihir penyembuhan, demi human. Aku diberkahi dewa dengan kemampuan langka ini, sehingga aku tidak mudah mati di medan perang,” ujarnya sembari berjalan pergi meninggalkan mereka.

“Kita…menang?” tanya Kezia. Saciel mematung, pandangannya kosong dan wajahnya sudah nyaris memutih. Phillip langsung memeluknya dan menggendong penyihir yang tidak sadarkan diri itu dengan tatapan lempeng.

“Mari kita kembali. Semua hal konyol yang terjadi hari ini benar-benar melelahkan,” ujarnya sembari menjejakkan kakinya untuk membuat lingkaran sihir dan berpindah kembali ke kemah.

Episodes
1 Prolog
2 Kisah Sang Penyihir Muda
3 Sisi Gelap Kuil Oorun
4 Tuduhan dan Hukuman
5 Penculikan dan Kabur
6 Terdampar
7 Pertemuan
8 Festival Matahari Merah dan Rumor
9 Penyelamatan
10 Drama di Chasata
11 Sang Kegilaan Phoenix
12 Taruhan Maut
13 Kematian sang Marquess Phoenix
14 7 Eternal Wizards
15 Perburuan
16 Duchess Rosemary and Lady Schariac
17 Play with Fire
18 Penghuni Hutan Suci
19 The Alpha Dragon
20 The Elf Territory
21 The Tamer
22 Phyton Wizard
23 Hellhound
24 Dying
25 Quarrel and Memories
26 Nightmare of a Witch
27 Sang Pengintip Ramalan
28 Taming the Monster
29 A New Contract
30 Menyusun Rencana
31 Archolen dan Alkemis
32 Cerita Lama
33 Permulaan
34 Tabir Neraka
35 Alkimia
36 Sang Marchioness dari Mizuki
37 Kegagalan
38 Adu Tanding
39 A Strange Kid
40 Primordial God of Sea, Pontus
41 Akhir Perdebatan
42 Penyusup
43 Cobaan Dewa Primordial
44 Game On
45 Menghilang
46 Broken Rules
47 Ilmol Hwangmok
48 Sudden Request from Ceshier
49 Tsar and Tsarina Ata Lafoia
50 Chaos
51 Another Monster
52 Portal dan Penyerangan
53 The Half God, Vatra
54 Awal Perang
55 Kangen
56 Kiss Under the Moonlight
57 Broken
58 Dewa Oorun
59 Father and Son
60 Anggrek Onyx
61 Burden
62 Depression
63 Secret Recipe
64 Desperate
65 The Rebirth of Tania Schariac
66 Betrayal
67 Kesibukan Calon Putri Mahkota
68 Ramuan
69 Keluar dari Penjara
70 Revolution
71 Wishes and Hopes
72 Before Coronation
73 The Coronation
74 Step One
75 Empress' Trial
76 Ceshier in Danger
77 Dancing Devil
78 Death vs Death
79 Funeral, Pain and Healing
80 Dilemma
81 Execution
82 A Small Fight
83 Leisure Day
84 Step Two, On Fire
85 Gorgon's Curse
86 Festival of Death
87 Perseteruan
88 Hidden Card
89 Lolos
90 The Dying Avant Heim
91 Cerlina and the Alpha Dragon
92 The Axe of Minotaur
93 Pencarian
94 Show Off
95 Jalan Buntu
96 Puzzle
97 The New Spring
98 Mirror
99 Conceal the Power
100 Temporary Solution
101 Langkah Terakhir
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Prolog
2
Kisah Sang Penyihir Muda
3
Sisi Gelap Kuil Oorun
4
Tuduhan dan Hukuman
5
Penculikan dan Kabur
6
Terdampar
7
Pertemuan
8
Festival Matahari Merah dan Rumor
9
Penyelamatan
10
Drama di Chasata
11
Sang Kegilaan Phoenix
12
Taruhan Maut
13
Kematian sang Marquess Phoenix
14
7 Eternal Wizards
15
Perburuan
16
Duchess Rosemary and Lady Schariac
17
Play with Fire
18
Penghuni Hutan Suci
19
The Alpha Dragon
20
The Elf Territory
21
The Tamer
22
Phyton Wizard
23
Hellhound
24
Dying
25
Quarrel and Memories
26
Nightmare of a Witch
27
Sang Pengintip Ramalan
28
Taming the Monster
29
A New Contract
30
Menyusun Rencana
31
Archolen dan Alkemis
32
Cerita Lama
33
Permulaan
34
Tabir Neraka
35
Alkimia
36
Sang Marchioness dari Mizuki
37
Kegagalan
38
Adu Tanding
39
A Strange Kid
40
Primordial God of Sea, Pontus
41
Akhir Perdebatan
42
Penyusup
43
Cobaan Dewa Primordial
44
Game On
45
Menghilang
46
Broken Rules
47
Ilmol Hwangmok
48
Sudden Request from Ceshier
49
Tsar and Tsarina Ata Lafoia
50
Chaos
51
Another Monster
52
Portal dan Penyerangan
53
The Half God, Vatra
54
Awal Perang
55
Kangen
56
Kiss Under the Moonlight
57
Broken
58
Dewa Oorun
59
Father and Son
60
Anggrek Onyx
61
Burden
62
Depression
63
Secret Recipe
64
Desperate
65
The Rebirth of Tania Schariac
66
Betrayal
67
Kesibukan Calon Putri Mahkota
68
Ramuan
69
Keluar dari Penjara
70
Revolution
71
Wishes and Hopes
72
Before Coronation
73
The Coronation
74
Step One
75
Empress' Trial
76
Ceshier in Danger
77
Dancing Devil
78
Death vs Death
79
Funeral, Pain and Healing
80
Dilemma
81
Execution
82
A Small Fight
83
Leisure Day
84
Step Two, On Fire
85
Gorgon's Curse
86
Festival of Death
87
Perseteruan
88
Hidden Card
89
Lolos
90
The Dying Avant Heim
91
Cerlina and the Alpha Dragon
92
The Axe of Minotaur
93
Pencarian
94
Show Off
95
Jalan Buntu
96
Puzzle
97
The New Spring
98
Mirror
99
Conceal the Power
100
Temporary Solution
101
Langkah Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!