Merawat Calon Suamiku

Merawat Calon Suamiku

Hari Pertama

Elena menerima sebuah buku catatan dari seorang wanita paruh baya. Elena menatap buku tersebut dengan rasa sedikit heran, kemudian ia melayangkan pertanyaan melalui matanya pada wanita itu.

"Buku itu berisi aturan yang harus kau patuhi dan juga apa saja yang Lian suka dan tidak suka. Dengan buku itu, saya harap kau tidak seperti pengasuh-pengasuh sebelumnya." ucap wanita yang menyambut Elena ketika pertama kali di rumah ini.

Elena mengangguk paham, meski heran dengan begitu banyaknya aturan di dalam buku, dia tetap berpikir bisa melakukan pekerjaannya dengan mudah.

Elena masih muda, ia baru saja lulus SMA dan segera mencari pekerjaan untuk membantu keuangan keluarganya. Elena memiliki orangtua yang lengkap dan seorang adik laki-laki. Ayahnya bekerja sebagai pengrajin patung dan ibunya mempunyai usaha catering kecil-kecilan.

Sebenarnya Elena masih ingin melanjutkan kuliah, tetapi saat ini adik laki-lakinya sedang sekolah di akademi militer dimana biayanya lumayan besar. Dengan pekerjaan kedua orangtuanya tentu tidak akan cukup untuk ikut membiayai Elena kuliah.

Dan di sinilah Elena sekarang, di rumah megah yang lumayan jauh dari rumahnya. Elena tengah mendapat arahan dari pemilik rumah tempat ia akan bekerja. Dari informasi yang dia lihat, pemilik rumah ini membutuhkan pengasuh untuk merawat orang cacat.

Sebenarnya ia tidak suka melakukan pekerjaan itu, tapi ketika melihat gaji yang ditawarkan sangat besar, Elena mengesampingkan ketidaksukaannya. Dimana lagi dia mendapatkan gaji besar dengan pendidikannya yang rendah.

Wanita di depannya ini terlihat tidak ramah menurutnya. Ia sangat tegas dan menekankan agar Elena becus dalam bekerja. Tapi menurut Elena, wanita ini tidak ingin ia bernasib sama dengan pengasuh sebelumnya yang sudah mengundurkan diri.

Memangnya seperti apa orang yang akan dia rawat.

"Baiklah. Kau bekerja mulai hari ini. Tapi Lian masih tidur siang. Pergilah ke kamarmu dan pelajari buku itu!" perintah wanita tersebut.

"Baik Nyonya." jawab Elena.

Kening wanita itu berkerut mendengar panggilan Elena. "Jangan panggil aku nyonya. Panggil Ibu saja." tukasnya sebelum pergi meninggalkan Elena bersama seorang wanita lain yang Elena yakini memiliki posisi yang sama dengannya.

"Hai Elena, aku Maria pelayan di rumah ini. Ayo kuantar ke ruanganmu." wanita tersebut mengajak Elena ke bagian rumah yang paling jauh dari ruang utama.

Maria sedikit lebih tua darinya sehingga Elena mudah akrab dengannya. Dalam perjalanan ke kamarnya, Maria menjelaskan beberapa hal tentang peraturan di rumah itu.

"Nah, ini kamarmu. Istirahatlah sebentar, karena jam tujuh malam kau harus mengantar makanan Tuan Lian." ucap Maria.

Elena mengangguk, dia menelusuri ruangan tersebut. Di rumah kamarnya tidak sebesar ini. "Maria, apakah aku tidur sendiri di sini?" tanya Elena dan Maria mengangguk.

"Tentu. Ada apa? Ada yang salah?"

"Tidak. Tapi bukankah di rumah orang kaya semua pembantu tidur di satu kamar yang sama?"

Maria tersenyum, "Elena, kau harus tahu kita memang sama-sama pelayan. Tapi kau akan sering bertemu Tuan Lian. Tuan Lian sangat sensitif terhadap apa pun. Untuk menghindari kemarahannya, alangkah lebih baik pengasuh tuan muda tidak berbaur dengan pelayan rumah." terang Maria.

Setelah Maria pergi, Elena meletakkan tas ranselnya yang berisi beberapa potong pakaian. Terlebih dahulu ia membuka buku catatan dari wanita pemilik rumah ini.

Membaca dari poin pertama saja kening Elena sudah berkerut. Ada banyak aturan tidak masuk akal tertulis di sana.

"Apa-apan ini. Aku akan merawat orang cacat atau orang tidak waras." gerutu Elena.

"Jangan tersenyum di depan Tuan Lian, Jangan menatap mata Tuan Lian, Jangan... dan apa ini?" Elena mengangkat bibirnya dengan heran. "Jangan terlalu banyak berkedip."

Elena terkekeh, "Peraturan macam apa ini. Tahu begini aku tidak akan datang ke sini."

Dalam satu detik Elena mencabut ucapannya. Adiknya masih perlu dua tahun lagi lulus dari pendidikan militernya. Jika ia sabar, ketika adiknya menjadi tentara, maka ia akan melanjutkan masa depan seperti yang ia mau.

Elena melempar buku catatan itu ke tempat tidur, lalu mengambil bajunya dari dalam tas. "Aku tidak butuh ini. Tidak penting." selorohnya sambil berlalu ke kamar mandi.

Saat akan mendekati jam tujuh, Elena sudah rapi dengan seragam hitam putih yang diantar Maria saat ia tengah melanjutkan membaca buku catatan itu. Saat ini Elena sedang berada di dapur menunggu pelayan lain menyiapkan makan malam tuannya.

"Hanya ini saja?" tanya Elena pada wanita yang lebih tua dari Maria.

"Iya. Selamat bekerja, semoga kau bisa lebih lama di sini." ucap wanita itu.

Elena bingung akan ucapan itu. "Antar dulu, nanti kita bicara lagi." ujar wanita itu.

Elena menurut, dia membawa nampan dengan beberapa jenis makanan di atasnya.

Ruangan yang dia tuju ada di lantai dua, sebelumnya Maria sudah memberitahu jika ingin ke lantai dia ia bisa menggunakan lift. Lift itu hanya bisa digunakan oleh pengasuh Lian dan Lian sendiri.

Sepanjang sore dia di sini, Elena sudah terpuaskan dengan kemewahan dan kecanggihan alat-alat di rumah ini.

Di lantai dua, Elena menemukan kamar tuannya. Di buku catatan disebutkan ia tidak perlu mengetuk pintu jika ingin masuk. Letakkan makanan di atas meja khusus yang sudah di tandai, lalu pergi secepat mungkin pergi dari sana.

Elena melakukannya. Ia masuk dengan hening dan meletakkan nampan di atas meja. Tapi matanya yang kampungan, yang tidak pernah melihat kamar semewah ini telah membuatnya dalam masalah.

Ruangan kosong ketika Elena masuk. Matanya tertuju pada balkon kamar tersebut. Kamar ini sangat tenang membuatnya betah berlama-lama di sana. Langkah kakinya membawanya menuju balkon kamar.

Elena menghirup udara malam yang segar. Ia tersenyum, senangnya melihat pemandangan malam dari atas sini.

"Astaga." Elena baru sadar. Apa yang ia lakukan ini sangat terlarang di dalam buku catatan.

Elena berbalik, ia ingin cepat-cepat pergi sebelum ketahuan sang pemilik kamar. Elena berjalan mengendap-endap.

Namun begitu ia masuk ke kamar, di depannya seorang pria di kursi roda mengejutkannya. Itu dia! Pria itu membelakanginya, dari gelagatnya pria itu sedang makan makanan yang dia bawa.

Jantung Elena berdetak tidak karuan. Sebelum pria itu menyadarinya, Elena mencari cara agar tidak ketahuan oleh pria itu. Namun otaknya buntu. Mata Elena tertuju pada gorden di sampingnya. Ia berjalan dengan sangat pelan dan bersembunyi di balik tirai panjang itu.

Dari pada ketahuan sekarang yang akan membawanya ke dalam masalah, lebih baik dia sembunyi. Mungkin nanti akan ada kesempatan untuknya pergi.

Terpopuler

Comments

Nur Soleh

Nur Soleh

aku kok jadi was-was serasa merinding

2024-03-23

0

aisyah liandra

aisyah liandra

aku mampir thor

2024-03-20

0

SRI HANDAYANI

SRI HANDAYANI

kayaknya seru ini...😀😀

2024-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama
2 Mampu Bertahan
3 Pria Menyedihkan
4 Amukan Lian
5 Kembali bekerja
6 Keluar zona nyaman
7 Prinsip Baru
8 Membujuk
9 Tuduhan Tanpa Dasar
10 Kecarian
11 Diam-diam Rindu
12 Hati yang Panas
13 Misi Baru
14 Menjelang Keberangkatan
15 London Love Story
16 Penolakan
17 Terbawa Mimpi
18 Tamu Tak Diundang
19 Pertemuan Tak Terduga
20 Datang Kembali
21 Niat terselubung
22 Lagi
23 Usaha Edyth
24 Pertemuan Tidak Terduga Part 2
25 Cemas
26 Merasa Terasingkan
27 Terbakar Api
28 Cemburu Lagi
29 Perjamuan Darurat
30 Tidak Terima
31 Pengakuan
32 Terjebak
33 Terciduk
34 Pergi
35 POV Lian
36 Fakta
37 Salah Paham
38 Lian Gila
39 Pria Narsis
40 Keputusan Elena
41 Rumor
42 Kecelakaan
43 Memahami
44 Tragedi
45 Cemburu
46 Meredakan Hati yang Panas
47 Permohonan
48 Penyesalan
49 Rencana
50 Maria
51 Episode 51
52 Memahami Keadaan
53 Merasa Tertipu
54 Penolakan
55 Sebuah Penjelasan
56 Permintaan Elena
57 Part 57
58 Wanita Penghasut
59 Kedua Kalinya
60 Part 60
61 Tidak ada sambutan baik
62 Memberi Kesadaran
63 Masih Mengejar
64 Part 64
65 Bukan sakit perut biasa
66 Penolakan
67 Menutupi
68 Penebusan
69 Perusak Suasan
70 Tidak Sesuai Ekspektasi
71 Tidak Berubah sama Sekali
72 Tidak Tahu Diri
73 Menyelinap
74 Trauma Maria
75 Pernikahan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Hari Pertama
2
Mampu Bertahan
3
Pria Menyedihkan
4
Amukan Lian
5
Kembali bekerja
6
Keluar zona nyaman
7
Prinsip Baru
8
Membujuk
9
Tuduhan Tanpa Dasar
10
Kecarian
11
Diam-diam Rindu
12
Hati yang Panas
13
Misi Baru
14
Menjelang Keberangkatan
15
London Love Story
16
Penolakan
17
Terbawa Mimpi
18
Tamu Tak Diundang
19
Pertemuan Tak Terduga
20
Datang Kembali
21
Niat terselubung
22
Lagi
23
Usaha Edyth
24
Pertemuan Tidak Terduga Part 2
25
Cemas
26
Merasa Terasingkan
27
Terbakar Api
28
Cemburu Lagi
29
Perjamuan Darurat
30
Tidak Terima
31
Pengakuan
32
Terjebak
33
Terciduk
34
Pergi
35
POV Lian
36
Fakta
37
Salah Paham
38
Lian Gila
39
Pria Narsis
40
Keputusan Elena
41
Rumor
42
Kecelakaan
43
Memahami
44
Tragedi
45
Cemburu
46
Meredakan Hati yang Panas
47
Permohonan
48
Penyesalan
49
Rencana
50
Maria
51
Episode 51
52
Memahami Keadaan
53
Merasa Tertipu
54
Penolakan
55
Sebuah Penjelasan
56
Permintaan Elena
57
Part 57
58
Wanita Penghasut
59
Kedua Kalinya
60
Part 60
61
Tidak ada sambutan baik
62
Memberi Kesadaran
63
Masih Mengejar
64
Part 64
65
Bukan sakit perut biasa
66
Penolakan
67
Menutupi
68
Penebusan
69
Perusak Suasan
70
Tidak Sesuai Ekspektasi
71
Tidak Berubah sama Sekali
72
Tidak Tahu Diri
73
Menyelinap
74
Trauma Maria
75
Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!