Jena, Putri Yang Tak Diinginkan
Mila menatapi hujan yang semakin deras dari jendela kamarnya. Ia hidup sebatang kara dirumah yang menjadi peninggalan almarhum ayahnya yang telah meninggal sejak ia duduk di bangku SMP.
Mila merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Tetapi saat ibunya menikah lagi dengan seorang pria berkebangsaan Arab. Ia pun pergi bersama anak bungsunya serta suaminya dan meninggalkan Mila sendirian di rumah itu. Ibunya hanya menitipkan Mila kepada salah satu tetangganya yang bernama Mbak Hanum.
Ibu dan ayah tirinya itu tidak terlalu menganggap Mila ada dalam hidup mereka. Ayah tirinya hanya mentransfer uang sebesar lima ratus ribu untuk sebulan. Dan uang itu stop diberikan Ketika Mila sudah lulus dari bangku SMA.
Saat itu ia kesusahan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Uang tabungan hasil ia menyisihkan dari transferan ayah tirinya habis. Ia stres dan akhirnya memutuskan untuk bekerja menjadi seorang wanita malam karena uang yang dihasilkan lebih cepat dibanding berjualan.
*****
Seperti biasa, dimalam hari Mila mencari pundi-pundi rupiah ditempat para dewasa berfoya-foya dalam kesenangannya yang menyesatkan. Ia berdandan secantik mungkin dan tampak sangat menggoda dengan balutan dress ketat yang membentuk tubuhnya dan menampakkan sebagian dada dan pahanya.
Malam itu, Mila menawarkan dirinya kepada seorang lelaki tampan yang terlihat bukan orang biasa. Dari tampangnya, ia seperti anak konglomerat atau merupakan seorang bos di suatu perusahaan. Walau hanya memakai kaus oblong, Jam dan sepatu yang dikenakannya tak bisa bohong. Terlihat dari brand yang ia pakai tentunya tak asing bagi orang-orang yang memperhatikan dunia fashion. Mila pun mengambil kesempatan ini untuk memanfaatkannya agar mendapat uang yang banyak.
Pria tersebut bernama Antonio, pria bertubuh tinggi dan kekar. Memiliki paras yang tampan, hidung mancung dengan hair style yang kekinian, membuatnya sangat layak menjadi visual mewakili negara Spanyol.
Saat Mila menghampirinya, Antonio langsung saja jatuh cinta kepadanya karena kecantikannya, apalagi setelah mereka bercinta, Antonio semakin ingin terus bersamanya. Oleh sebab itu, Antonio pun memutuskan agar Mila menjadi wanita malam andalannya dan tak ingin berganti-ganti untuk menyewa wanita lain, maka ia pun meminta nomor WhatsApp Mila.
Tentu saja, Mila tak akan menolaknya permintaanya karena dia akan memberikan uang yang banyak untuknya. Diketahui, Mila juga ternyata mencintai Antonio karena ketampanannya dan Keperkasaannya saat bercinta dengannya.
Singkat cerita, setelah mereka bercinta untuk yang kesekian purnama, Mila tiba-tiba saja menelpon Antonio dan mengatakan bahwa ia hamil, ia baru saja menyadari setelah perutnya agak membesar karena kandungan nya memasuki usia 4 bulan. Tetapi bukan tanggapan baik yang ia dapatkan, malah perkataan kasar yang membuatnya merasa tidak mempunyai harga diri.
“Itu terjadi karena kau yang lalai! Mengapa tidak memakai pengaman saat kita melakukannya! Saya tidak ingin menikahi seorang wanita malam yang tidak suci sepertimu!” Ucapan Antonio membuat hati wanita itu tersayat-sayat.
****
Mila mencoba menggugurkan kandungannya dengan meminum obat-obatan. Sayangnya kandungan itu tidak berhasil ia gugurkan.
Mila meratapi nasibnya dibawah derasnya hujan. Ia menangis sejadi-jadinya dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Sebilah pisau yang saat ini ia pegang menjadi saksi akan hilangnya nyawa wanita ini.
Tetapi, belum saja ia akan mengakhiri hidupnya, ia pun pingsan dibawah derasnya hujan, pisau itu masih dipegang erat olehnya. Tak lama, ada seorang wanita yang sedang berjalan melewati rumah nya dan melihat Mila sedang terbaring lemah. Wanita itupun segera membawa Mila ke rumah sakit sambil meminta bantuan warga yang lain, termasuk Mbak Hanum, tetangga yang merawatnya.
Dua jam telah berlalu. Mila akhirnya siuman dan dilihatnya seorang wanita bercadar yang menyelamatkannya tadi beserta Mbak Hanum. Wanita bercadar itu merupakan seorang ustadzah atau guru ngaji yang sudah tak asing bagi warga di daerahnya.
“Alhamdulillah…Anda sudah sadar. Saya lihat anda pingsan saat hujan deras tadi sore, dan saya lihat anda juga membawa sebilah pisau. Saya tahu apa maksudmu, Emm...Apakah ada masalah yang membuatmu ingin mengakhiri hidupmu? Kalau kamu ingin cerita, cerita saja…” Ustadzah itu berkata kepada Mila dengan ramahnya sambil menggenggam kedua tangannya.
Mila akhirnya mengeluarkan semua uneg-uneg nya kepada ustadzah itu sambil menangis sampai merasa cukup lega. Setelah itu, ustadzah itu memberi pencerahan kepadanya. Hal itu membuat Mila akhirnya berfikir untuk meneruskan hidupnya dan menjaga bayi yang ada dalam kandungannya dengan baik.
“Mungkin ini salah satu ujian yang tuhan berikan kepadaku agar aku sadar bahwa apa yang aku kerjakan selama ini merupakan hal yang salah. Aku harus berubah dan aku juga berjanji akan membesarkan anak ini dengan baik” Ucap Mila dalam hati.
*****
Selang beberapa bulan, akhirnya Mila melahirkan tanpa ditemani siapapun dari keluarganya melainkan hanya Mbak Hanum yang merupakan tetangganya. Ia melahirkan seorang anak perempuan yang cantik dan sangat mirip dengannya, tetapi ia mempunyai kekurangan, yaitu salah satu kakinya sangat lemah dan dokter juga mendiagnosis kalau bayi itu mungkin saja akan berkembang dan berfikir lebih lambat dari bayi seusianya karena pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi Mila.
Baru saja beberapa jam setelah melahirkan, ia merasakan sakit yang amat hebat di dadanya. Ia merasa sesak dan sulit untuk bernafas. Mbak Hanum yang menemaninya langsung saja memanggil suster untuk segera datang ke ruangannya.
Sebelum suster datang, Mila sudah sama sekali tak ada harapan lagi untuk hidup. Ia pun segera berwasiat kepada Mbak Hanum agar bayinya dirawat Antonio karena dia merupakan ayah kandung dari bayi perempuan ini, ia ingin Antonio juga bertanggung jawab atas bayi ini karena ia juga yang menghamilinya.
Pada awalnya, Mila ingin bayi itu dirawat oleh Mbak Hanum saja tetapi ia berfikir lagi kalau Mbak Hanum juga memiliki kesulitan ekonomi dan mungkin malah akan merepotkannya.
Setelah Mila berwasiat, ia pun mencium kening buah hatinya yang saat itu berada di pangkuannya. Sambil merasakan sakit yang amat hebat di dada nya, ia berusaha untuk mencium dan memeluk lagi bayi mungil itu untuk terakhir kalinya.
Mila kembali menyandarkan kepalanya ke bantal dan memejamkan matanya sambil meneteskan air mata. Salah satu tangannya mulai terkulai lemas melepas pangkuannya.
Mbak Hanum yang mengetahui Mila sudah tiada pun menangis dan segera membawa bayi itu ke dalam pangkuannya. Tak lama, kedua suster pun datang lalu memeriksa keadaanya. Dan memang benar, Mila sudah tiada.
*****
Terimakasih untuk kakak-kakak, Bunda-bunda yang sudah mampir dan membaca novel ini. Semoga kalian suka dengan alur ceritanya, dukungan kalian tentunya akan bermanfaat bagi penulis😊
Jika ada yang ingin mengkritik dan berkomentar, silahkan yaa.. Tetapi tetaplah bijak dalam berkomentar😁
Bertemu kembali di Bab selanjutnya... 👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Delyna Juu
ya kak
2024-03-18
0
Muhammad Irkham
Salam kenal kak, jangan lupa mampir
2024-02-23
0
Hidup untuk apa?
sedih bget
2024-02-13
0