Tiga hari berlalu, Hanum di telepon oleh pihak rumah sakit bahwa hasil test DNA Paternitas-nya bisa diambil. Ia segera mengambil hasilnya ke rumah sakit. Sesuai dengan harapannya, hasilnya ternyata positif bahwa Antonio merupakan ayah kandungnya. Ia pun segera menuju ke rumah Antonio sambil membawa bayi tersebut serta hasil dari test DNA nya.
Hanum menekan tombol di depan gerbang, seperti biasa ia ditanya terlebih dahulu oleh seseorang yang mungkin tugasnya menjadi 'palang pintu' rumah megah tersebut. Setelah berbicara tentang keperluannya datang kesana, ia dipersilahkan masuk dan menunggu lagi untuk dibukakan pintu kedua yaitu pintu depan rumahnya yang tak kalah kokoh dan megah.
Ding dong…
Hanum memencet bel pintu untuk ketiga kalinya. “Mengapa lama sekali? Semoga mereka tidak kabur dan tetap bertanggung jawab atas bayi ini..” Ucap hanum dalam benaknya. Beberapa menit ia menunggu, datanglah seorang bapak tua yang nampaknya akan pergi keluar. Ini baru kali pertama Hanum melihatnya, karena saat ia kerumah ini pertama kali, ia tidak bertemu dengannya.
“Loh, ada tamu ternyata…Maaf ya, saya tidak dengar” Ucap bapak itu dengan ramah, dan ia pun langsung tertuju pada bayi yang digendong Hanum, fikirnya ini merupakan bayi hasil hubungan Antonio dengan seorang wanita luar yang dibicarakan istrinya kemarin.
“Ini bayinya Anton ya?” Pertanyaan ayah itu membuat Hanum terdiam dan agak kaget, mengapa bapak ini mengetahuinya.
“Iya…bapak sudah tau kah? Oh, apa mungkin Bapak ini orang tua Anton ya?” Hanum bertanya balik karena dari wajahnya, ia sangat mirip dengan putranya, Antonio.
“Iya, saya ayahnya Anton. Jadi memang benar bayi ini merupakan anak-nya Anton ya? Astaga…Miris-miris. Anak saya tak tahu diuntung, saya harus memberikannya pelajaran!”
Pak Julio(55) yang merupakan ayah dari Anton yang berdarah Spanyol itu hanya dapat mengelus dada sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Sudahlah, mari kita bicarakan ini dengan baik, ayo masuk saja kedalam. Sayangnya, Antonio sedang bekerja sekarang. Nanti saya telepon saja agar dia pulang segera”
Pak Julio mempersilahkan Hanum masuk. Ia sangat ramah, berbanding terbalik dengan sifat istrinya, Bu Mayang.
“Baik, terimakasih pak” Hanum berterimakasih telah mempersilahkan nya masuk setelah sekian lama ia menunggu diluar. Padahal di dalam rumah ada Bu Mayang, Andina, dan para ART yang sedang bekerja. Ya…Positif thinking saja mungkin mereka tidak mendengarnya walaupun tak masuk akal karena suara bel itu cukup keras.
Andina keluar dari kamarnya, dari jauh ia melihat Hanum dan bayi yang ada di pangkuannya. Ia pun segera menuruni tangga dan menghampiri mereka.
“Ini bayinya?” Tanya wanita itu dengan nada julid-nya sambil melipat tangannya. Sangat tak sopan bertanya seperti itu kepada orang yang lebih tua darinya, karena Hanum sedang duduk dan Andin bertanya sambil berdiri ditambah lagi karena ia melipat tangannya seolah-olah ia merendahkan Hanum karena tidak selevel dengannya.
“I-iya Mbak…Ini saya membawa hasil test DNA nya dan ternyata benar bayi ini merupakan anak kandung Antonio. Mbak siapanya Antonio ya?” Tanya Hanum.
“Saya Andina, kakak-nya Antonio” Jawabnya dengan nada datar. Lalu ia memeriksa hasil test yang diberikan Hanum. Ternyata memang benar, Antonio merupakan ayah biologis dari bayi perempuan yang ada di pangkuan Hanum.
Walaupun sudah tau cerita dari adiknya Andina tetap saja tak bisa berkata apa-apa dan langsung memberikan hasil test ke Ibu-nya yang sedang berada di dapur.
Di dapur, Andina langsung saja memberikan beberapa lembar tulisan yang memaparkan kebenaran yang terjadi tanpa berkata apa-apa. Jangankan Andina, Bu Mayang juga hanya bisa diam dan menarik nafas panjang melihat hasil dari apa yang putra-nya perbuat.
“Kelakuannya sudah mencoreng nama baik keluarga kita, bagaimana ini solusinya? Tidak mungkin jika nanti ada rekan kita yang kemari dan kita mengatakan ini merupakan Anaknya Antonio! Kita harus melakukan sesuatu Andin…Apakah kita harus menyembunyikan bayi ini?” Bu Mayang sangat kebingungan dan meminta solusi kepada anak sulungnya.
“Tenang saja bu, untuk masalah itu biar kita yang tanggani” Andin sudah membuat rencana bersama Anton kalau anak itu nanti akan dirawat olehnya dan Arhan, suaminya.
“Anggap saja bayi itu merupakan anak dari Andina dan Arhan yang sampai kini belum diberi momongan bu. Lagipula, Andin kan jarang keluar. Jadi ya amanlah, orang-orang gak bakal curiga…” Sambung Andina.
“Wah, ide mu benar juga. Baiklah, ibu setuju dan akan membicarakannya kepada ayahmu.”
Setelah berbincang-bincang didapur, mereka pun menghampiri Hanum dan bayi yang dari tadi mereka bicarakan. Mereka hanya duduk di sofa dan tidak berbincang-bincang sedikit pun, sampai Anton dan suami dari bu Mayang kembali dari pekerjaanya dan ikut berbincang.
Hanya ada air putih yang dihidangkan di meja, tanpa ada camilan sedikit pun. Apakah konglomerat ini pelit terhadap tamu-nya yang bukan merupakan orang penting? ataukah usaha mereka sedang down hingga tak ada camilan yang tersedia di meja sedikit pun?
Entahlah memang kami mungkin bukan orang penting di mata mereka. Tetapi cukup miris saat kami hanya diberikan segelas air putih setelah menunggu lima jam sampai seluruh keluarganya lengkap untuk membahas nasab bayi ini.
...****************...
Antonio kembali dari pekerjaanya, disusul Pak Julio yang datang setelahnya 10 menit kemudian. Mereka duduk di meja dan langsung to the point saja untuk membahas bayi itu. Karena memang jelas bahwa bayi itu satu darah dengan Antonio, maka mereka bertanggung jawab akan merawatnya.
“Baiklah Mbak, bayi ini kita ambil untuk kita rawat. Sebelumnya, kami khususnya saya selaku ayah dari Antonio meminta maaf atas kelakuan miris yang dilakukan anak saya kepada ibu kandung bayi ini. Jikalau ibu dari bayi ini masih ada, sudah saya suruh nikah saja dengan Antonio daripada ia melampiaskan birahi-nya di luaran lagi” Ucap pak Julio sambil menatap Antonio dengan perasaan marah dan malu yang saat ini ia pendam.
Pak Julio lalu mengambil bayi perempuan itu perlahan dari pangkuan Hanum. “Halo…ini kakek Nak, selamat datang di keluarga baru kamu. Semoga jadi anak yang baik dan pintar ya Nak…” Hanya pak Julio yang sangat exited dengan bayi itu. Sedangkan yang lain biasa saja apalagi Antonio yang dari tadi melipat mukanya karena sebentar lagi hukuman dari orangtua nya akan segera diluncurkan.
Setelah Hanum mencium bayi mungil itu, ia pun pergi dan berpamitan kepada semuanya. Tak lupa ia juga berpesan agar mereka merawat bayi itu dengan baik dan tidak meng-anak tirikannya hanya karena ia bukan anak hasil dari perkawinan yang sah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments