BAB 4: Hasil

Tiga hari berlalu, Hanum di telepon oleh pihak rumah sakit bahwa hasil test DNA Paternitas-nya bisa diambil. Ia segera mengambil hasilnya ke rumah sakit. Sesuai dengan harapannya, hasilnya ternyata positif bahwa Antonio merupakan ayah kandungnya. Ia pun segera menuju ke rumah Antonio sambil membawa bayi tersebut serta hasil dari test DNA nya.

Hanum menekan tombol di depan gerbang, seperti biasa ia ditanya terlebih dahulu oleh seseorang yang mungkin tugasnya menjadi 'palang pintu' rumah megah tersebut. Setelah berbicara tentang keperluannya datang kesana, ia dipersilahkan masuk dan menunggu lagi untuk dibukakan pintu kedua yaitu pintu depan rumahnya yang tak kalah kokoh dan megah.

Ding dong…

Hanum memencet bel pintu untuk ketiga kalinya. “Mengapa lama sekali? Semoga mereka tidak kabur dan tetap bertanggung jawab atas bayi ini..” Ucap hanum dalam benaknya. Beberapa menit ia menunggu, datanglah seorang bapak tua yang nampaknya akan pergi keluar. Ini baru kali pertama Hanum melihatnya, karena saat ia kerumah ini pertama kali, ia tidak bertemu dengannya.

“Loh, ada tamu ternyata…Maaf ya, saya tidak dengar” Ucap bapak itu dengan ramah, dan ia pun langsung tertuju pada bayi yang digendong Hanum, fikirnya ini merupakan bayi hasil hubungan Antonio dengan seorang wanita luar yang dibicarakan istrinya kemarin.

“Ini bayinya Anton ya?” Pertanyaan ayah itu membuat Hanum terdiam dan agak kaget, mengapa bapak ini mengetahuinya.

“Iya…bapak sudah tau kah? Oh, apa mungkin Bapak ini orang tua Anton ya?” Hanum bertanya balik karena dari wajahnya, ia sangat mirip dengan putranya, Antonio.

“Iya, saya ayahnya Anton. Jadi memang benar bayi ini merupakan anak-nya Anton ya? Astaga…Miris-miris. Anak saya tak tahu diuntung, saya harus memberikannya pelajaran!”

Pak Julio(55) yang merupakan ayah dari Anton yang berdarah Spanyol itu hanya dapat mengelus dada sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Sudahlah, mari kita bicarakan ini dengan baik, ayo masuk saja kedalam. Sayangnya, Antonio sedang bekerja sekarang. Nanti saya telepon saja agar dia pulang segera”

Pak Julio mempersilahkan Hanum masuk. Ia sangat ramah, berbanding terbalik dengan sifat istrinya, Bu Mayang.

“Baik, terimakasih pak” Hanum berterimakasih telah mempersilahkan nya masuk setelah sekian lama ia menunggu diluar. Padahal di dalam rumah ada Bu Mayang, Andina, dan para ART yang sedang bekerja. Ya…Positif thinking saja mungkin mereka tidak mendengarnya walaupun tak masuk akal karena suara bel itu cukup keras.

Andina keluar dari kamarnya, dari jauh ia melihat Hanum dan bayi yang ada di pangkuannya. Ia pun segera menuruni tangga dan menghampiri mereka.

“Ini bayinya?” Tanya wanita itu dengan nada julid-nya sambil melipat tangannya. Sangat tak sopan bertanya seperti itu kepada orang yang lebih tua darinya, karena Hanum sedang duduk dan Andin bertanya sambil berdiri ditambah lagi karena ia melipat tangannya seolah-olah ia merendahkan Hanum karena tidak selevel dengannya.

“I-iya Mbak…Ini saya membawa hasil test DNA nya dan ternyata benar bayi ini merupakan anak kandung Antonio. Mbak siapanya Antonio ya?” Tanya Hanum.

“Saya Andina, kakak-nya Antonio” Jawabnya dengan nada datar. Lalu ia memeriksa hasil test yang diberikan Hanum. Ternyata memang benar, Antonio merupakan ayah biologis dari bayi perempuan yang ada di pangkuan Hanum.

Walaupun sudah tau cerita dari adiknya Andina tetap saja tak bisa berkata apa-apa dan langsung memberikan hasil test ke Ibu-nya yang sedang berada di dapur.

Di dapur, Andina langsung saja memberikan beberapa lembar tulisan yang memaparkan kebenaran yang terjadi tanpa berkata apa-apa. Jangankan Andina, Bu Mayang juga hanya bisa diam dan menarik nafas panjang melihat hasil dari apa yang putra-nya perbuat.

“Kelakuannya sudah mencoreng nama baik keluarga kita, bagaimana ini solusinya? Tidak mungkin jika nanti ada rekan kita yang kemari dan kita mengatakan ini merupakan Anaknya Antonio! Kita harus melakukan sesuatu Andin…Apakah kita harus menyembunyikan bayi ini?” Bu Mayang sangat kebingungan dan meminta solusi kepada anak sulungnya.

“Tenang saja bu, untuk masalah itu biar kita yang tanggani” Andin sudah membuat rencana bersama Anton kalau anak itu nanti akan dirawat olehnya dan Arhan, suaminya.

“Anggap saja bayi itu merupakan anak dari Andina dan Arhan yang sampai kini belum diberi momongan bu. Lagipula, Andin kan jarang keluar. Jadi ya amanlah, orang-orang gak bakal curiga…” Sambung Andina.

“Wah, ide mu benar juga. Baiklah, ibu setuju dan akan membicarakannya kepada ayahmu.”

Setelah berbincang-bincang didapur, mereka pun menghampiri Hanum dan bayi yang dari tadi mereka bicarakan. Mereka hanya duduk di sofa dan tidak berbincang-bincang sedikit pun, sampai Anton dan suami dari bu Mayang kembali dari pekerjaanya dan ikut berbincang.

Hanya ada air putih yang dihidangkan di meja, tanpa ada camilan sedikit pun. Apakah konglomerat ini pelit terhadap tamu-nya yang bukan merupakan orang penting? ataukah usaha mereka sedang down hingga tak ada camilan yang tersedia di meja sedikit pun?

Entahlah memang kami mungkin bukan orang penting di mata mereka. Tetapi cukup miris saat kami hanya diberikan segelas air putih setelah menunggu lima jam sampai seluruh keluarganya lengkap untuk membahas nasab bayi ini.

...****************...

Antonio kembali dari pekerjaanya, disusul Pak Julio yang datang setelahnya 10 menit kemudian. Mereka duduk di meja dan langsung to the point saja untuk membahas bayi itu. Karena memang jelas bahwa bayi itu satu darah dengan Antonio, maka mereka bertanggung jawab akan merawatnya.

“Baiklah Mbak, bayi ini kita ambil untuk kita rawat. Sebelumnya, kami khususnya saya selaku ayah dari Antonio meminta maaf atas kelakuan miris yang dilakukan anak saya kepada ibu kandung bayi ini. Jikalau ibu dari bayi ini masih ada, sudah saya suruh nikah saja dengan Antonio daripada ia melampiaskan birahi-nya di luaran lagi” Ucap pak Julio sambil menatap Antonio dengan perasaan marah dan malu yang saat ini ia pendam.

Pak Julio lalu mengambil bayi perempuan itu perlahan dari pangkuan Hanum. “Halo…ini kakek Nak, selamat datang di keluarga baru kamu. Semoga jadi anak yang baik dan pintar ya Nak…” Hanya pak Julio yang sangat exited dengan bayi itu. Sedangkan yang lain biasa saja apalagi Antonio yang dari tadi melipat mukanya karena sebentar lagi hukuman dari orangtua nya akan segera diluncurkan.

Setelah Hanum mencium bayi mungil itu, ia pun pergi dan berpamitan kepada semuanya. Tak lupa ia juga berpesan agar mereka merawat bayi itu dengan baik dan tidak meng-anak tirikannya hanya karena ia bukan anak hasil dari perkawinan yang sah.

Episodes
1 BAB 1: Mila
2 BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3 BAB 3: Test DNA
4 BAB 4: Hasil
5 BAB 5: Jena
6 BAB 6: Kepergian Antonio
7 BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8 BAB 8: Jadilah anak mandiri
9 BAB 9: Maafkan Jena Mama
10 BAB 10: Kepulangan Antonio
11 BAB 11: Andina hamil?
12 BAB 12: Misi mencari mama
13 BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14 BAB 14: Hukuman untuk Jena
15 BAB 15: Hak asuh Jena
16 BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17 BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18 BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19 BAB 19: Rencana Itu...
20 BAB 20: Kedatangan asisten baru
21 BAB 21: Putus sekolah
22 BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23 BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24 BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25 BAB 25: Mencurigakan
26 BAB 26: Teguran
27 BAB 27: Semua terjadi karenamu
28 BAB 28: Alone
29 BAB 29: Overdosis
30 BAB 30: Rencana Licik Antonio
31 BAB 31: Menghindar
32 BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33 BAB 33: Tersisishkan
34 BAB 34: Jena dijual?
35 BAB 35: Amarah Arhan
36 BAB 36: Kabur?
37 BAB 37: Kehidupan baru
38 BAB 38: Disembunyikan
39 BAB 39: Mariposa
40 BAB 40: Waspada
41 BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42 BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43 BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44 BAB 44: Curiga
45 BAB 45: Rencana Pertama
46 BAB 46: Rencana kedua
47 BAB 47: Rencana Ketiga
48 BAB 48: Grebeg
49 BAB 49: Penangkapan
50 BAB 50: Karma
51 BAB 51: Bertemu kembali
52 BAB 52: Jemput
53 BAB 53: Bebas?
54 BAB 54: Keputusan
55 BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56 BAB 56: Bantuan Vivia
57 BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58 BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59 BAB 59: Client pertama
60 BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61 BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62 BAB 62: Bertemu kembali
63 BAB 63: Antonio stress?
64 BAB 64: Pembelaan
65 BAB 65: Antonio bebas?
66 BAB 66: Pria misterius
67 BAB 67: Masalah dengan Farrel
68 BAB 68: Adegan malam itu?
69 BAB 69: Tuduhan
70 BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71 BAB 71: Damai?
72 BAB 72: Memutar balik fakta
73 BAB 73: Tak Jera
74 BAB 74: My babby girl
75 BAB 75: Pria itu?
76 BAB 76: Berpencar
77 BAB 77 : Tersesat
78 BAB 78: Pilih atas atau bawah
79 BAB 79: Sedikit lagi...
80 BAB 80:
81 BAB 81: Membahas video itu
82 BAB 82: Masih tak mengakui
83 BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84 BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85 BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86 BAB 86: Rahasia Farrel
87 BAB 87: Curiga
88 BAB 88: obsesi
89 BAB 89: Sedikit lagi
90 BAB 90: Sudah terlambat
91 BAB 91: Ku kira...
92 BAB 92: Pak Yoga...
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1: Mila
2
BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3
BAB 3: Test DNA
4
BAB 4: Hasil
5
BAB 5: Jena
6
BAB 6: Kepergian Antonio
7
BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8
BAB 8: Jadilah anak mandiri
9
BAB 9: Maafkan Jena Mama
10
BAB 10: Kepulangan Antonio
11
BAB 11: Andina hamil?
12
BAB 12: Misi mencari mama
13
BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14
BAB 14: Hukuman untuk Jena
15
BAB 15: Hak asuh Jena
16
BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17
BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18
BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19
BAB 19: Rencana Itu...
20
BAB 20: Kedatangan asisten baru
21
BAB 21: Putus sekolah
22
BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23
BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24
BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25
BAB 25: Mencurigakan
26
BAB 26: Teguran
27
BAB 27: Semua terjadi karenamu
28
BAB 28: Alone
29
BAB 29: Overdosis
30
BAB 30: Rencana Licik Antonio
31
BAB 31: Menghindar
32
BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33
BAB 33: Tersisishkan
34
BAB 34: Jena dijual?
35
BAB 35: Amarah Arhan
36
BAB 36: Kabur?
37
BAB 37: Kehidupan baru
38
BAB 38: Disembunyikan
39
BAB 39: Mariposa
40
BAB 40: Waspada
41
BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42
BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43
BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44
BAB 44: Curiga
45
BAB 45: Rencana Pertama
46
BAB 46: Rencana kedua
47
BAB 47: Rencana Ketiga
48
BAB 48: Grebeg
49
BAB 49: Penangkapan
50
BAB 50: Karma
51
BAB 51: Bertemu kembali
52
BAB 52: Jemput
53
BAB 53: Bebas?
54
BAB 54: Keputusan
55
BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56
BAB 56: Bantuan Vivia
57
BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58
BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59
BAB 59: Client pertama
60
BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61
BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62
BAB 62: Bertemu kembali
63
BAB 63: Antonio stress?
64
BAB 64: Pembelaan
65
BAB 65: Antonio bebas?
66
BAB 66: Pria misterius
67
BAB 67: Masalah dengan Farrel
68
BAB 68: Adegan malam itu?
69
BAB 69: Tuduhan
70
BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71
BAB 71: Damai?
72
BAB 72: Memutar balik fakta
73
BAB 73: Tak Jera
74
BAB 74: My babby girl
75
BAB 75: Pria itu?
76
BAB 76: Berpencar
77
BAB 77 : Tersesat
78
BAB 78: Pilih atas atau bawah
79
BAB 79: Sedikit lagi...
80
BAB 80:
81
BAB 81: Membahas video itu
82
BAB 82: Masih tak mengakui
83
BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84
BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85
BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86
BAB 86: Rahasia Farrel
87
BAB 87: Curiga
88
BAB 88: obsesi
89
BAB 89: Sedikit lagi
90
BAB 90: Sudah terlambat
91
BAB 91: Ku kira...
92
BAB 92: Pak Yoga...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!