BAB 19: Rencana Itu...

“Maira, hari ini kita akan ke pengadilan untuk mengurusi hak asuh Jena. Aku, Arhan dan Andina akan pergi ke sana sekarang. Kau ikut ya…” Ajak Antonio kepada Maira pagi itu.

Maira ingat apa yang akan ia rencanakan hari ini. Ya, dia akan curhat dan mengadu kepada mertuanya tentang bagaimana sikap suaminya itu. Ia pun segera menolak permintaan Antonio.

“Tidak mas, aku tidak bisa. Aku ada kepentingan hari ini”

“Kepentingan apa memangnya?”

“Pokonya hari ini aku sibuk”

Maira meninggalkan suaminya sendirian di kamarnya. Antonio hanya membiarkannya saja karena Maira tidak terlalu penting juga untuk mengurusi hak asuh Jena selama di pengadilan nanti. Ia yang sudah mengenakan setelan jas itu pun segera menyusul Arhan dan Andina yang sudah dalam perjalanan menuju pengadilan. Tak lupa, ia juga mendandani Jena dan membawanya.

Maira dari kejauhan memastikan bahwa Antonio sudah pergi. Inilah saatnya ia menuju rumah mertuanya yang lokasinya agak jauh dari rumahnya itu. Setelah 30 menit perjalanan ia pun sampai dirumah mertuanya. Hanya ada Bu mayang dan beberapa ART nya di rumah itu.

“Ibu…!” Maira menghampiri Bu Mayang yang merupakan ibu Antonio di dekat ruang keluarga. Ia memeluknya sambil menangis tersedu sedu dan akan memulai drama-nya. Bu Mayang yang melihatnya kaget, mengapa menantunya ini menangis begitu histeris.

“Kenapa Maira? Ada masalah apa?” Bu Mayang bertanya tanpa melepaskan pelukannya sambil menenangkan Maira.

“Bu, Mas Anton bu…” Maira tidak melanjutkan ucapannya.

“Anton? Kenapa dengan suamimu itu? Apakah dia memarahimu? Ayo cerita saja!”

Sebelum Maira bercerita, ia meneruskan tangisannya agar ibu mertuanya itu percaya dengan apa yang ia ucapkan nanti. Bu Mayang semakin merasa prihatin dengan menantunya itu. Ia berfikir kalau Maira benar-benar diperlakukan tak baik oleh putranya.

“Bu, Mas Anton benar-benar tidak mencintai ku. Sudah dua hari setelah pernikahan kami, ia belum pernah menyentuhku. Ia malah lebih mementingkan Jena dibanding aku sebagai istrinya. Lihat saja, setelah kita menikah bukannya bulan madu yang ia pikirkan malah mengurusi Jena. Aku ingin kita menikmati waktu berdua terlebih dahulu bu tetapi dia terus saja memikirkan anak h*ram itu…” Maira menjelaskannya sambil terus menangis.

“Oh begitu… Dasar anak itu, pengganggu rumah tangga orang saja. Emm… begini saja, nanti ibu akan segera merekrut satu ART yang akan bekerja di rumahmu dan dia akan kerja sama dengan kita. Kita harus merencanakan sesuatu untuk anak itu. Ibu juga memang sebenarnya tidak menginginkan anak itu sejak awal, tambah sini ibu semakin membencinya karena ia anak yang lemot dan salah satu kakinya lemah. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari anak itu, makanya ibu waktu itu ada niatan untuk membuangnya saja, tetapi tidak jadi.”

“Membuangnya!?” Maira kaget dengan perkataan ibu mertuanya. Nampaknya memang Bu Mayang begitu membenci anak itu. Dan ini merupakan kesempatan untuk nya bekerja sama dengan mertuanya itu.

Seperti yang telah direncanakan Bu Mayang bahwa ia akan merekrut satu ART dan akan ada rencana yang akan mereka lakukan terhadap anak itu. Intinya tujuan dari rencana mereka adalah menyingkirkan anak itu dari Antonio agar dia fokus selalu untuk berdua bersama Maira.

Setelah berbincang dengan ibu mertuanya itu, ia segera pulang sebelum suaminya itu pulang ke rumah. Ia berpamitan dan ibu mertua nya itu berjanji akan mengirimkan ART tersebut secepat mungkin.

...****************...

Maira pulang ke rumah tepat waktu. Taksi yang membawanya lebih cepat lima menit sebelum kedatangan Antonio. Maira segera berjalan cepat menuju rumah sambil menghapus riasannya yang luntur akibat tangisannya.

Antonio memarkirkan mobilnya dan segera masuk ke rumah bersama Jena. Ia melihat rumahnya begitu sepi, lalu ia pun memanggil istrinya. “Maira…!” dan istrinya itu pun segera turun dari kamarnya untuk menghampiri suaminya.

“Ada apa Mas?” Tanya Maira.

“Tidak, aku hanya memanggilmu. Oh iya urusan tentang anak kita, Jena sudah selesai hari ini dan akan segera diurus oleh pihak sana”

Maira hanya mengangguk sambil melipatkan tangannya. “Hanya itu yang akan kamu bicarakan?”

“Emm… Tidak, aku ingin bertanya kepadamu satu hal.”

“Hm, Apa?”

“Selama kita dua hari dirumah baru ini, kamu belum pernah membereskannya?”

“Tentu saja belum, rumah ini terlalu besar jika aku yang membereskannya sendiri. Apa kau ingin aku mati!?” Maira mulai tersulut emosi dan berbicara kepada suaminya itu dengan nada tinggi.

“Ya kamu kan gak ada kerjaan di rumah, minimal selama aku belum dapat pembantu ya kamu beres-beres sedikit. Jangan manja!” Antonio tak terima jika dirinya dibentak oleh istrinya itu.

“Aku sudah mencari pembantu dan akan segera datang nanti. Kamu tidak usah mencarinya lagi…”

Maira meninggalkan Antonio bersama Jena. Jena yang telah terbiasa dengan bentakan di keluarganya, sama sekali tidak kaget dan biasa saja akan hal itu. Ia menatap papa-nya dan menenangkan nya.

“Yang sabar ya papa… Papa jangan berantem sama mama Maira. Kasihan juga mama Maira kalau dibentak papa.” Ucapnya sambil memegang salah satu tangan ayahnya yang cukup besar baginya.

Antonio hanya tersenyum kepada gadis kecil itu dan membuatkannya makan malam. Ia hanya memasakan makan malam untuknya dan Jena saja, sementara istrinya itu dibiarkan begitu saja, tak ditanya sama sekali olehnya.

Maira yang melihatnya dari balik pintu dapur tambah kesal. Ia benar-benar lebih mementingkan Jena dibanding dirinya. Ia pun lalu mencoba masuk ke dapur, mungkin saja jika Antonio melihatnya akan menawarkan untuk makan bersama dengannya.

Maira pun berpura-pura mengambil segelas air di dispenser dekat tempat duduk suaminya. Tak sesuai ekspektasi, suaminya itu tetap saja acuh tak acuh kepadanya. Maira semakin kesal dan pergi meninggalkan mereka.

Ini merupakan malam ketiga pernikahan mereka, tetapi Maira sama sekali belum pernah disentuh oleh suaminya. Saat Jena sudah tertidur dan suaminya itu masuk ke kamar. Ia mencoba untuk menggodanya. Ia menggunakan pakaian agak menerawang untuk menggoda suaminya itu.

Kali ini akhirnya Antonio tergoda dengan body yang dimiliki istrinya itu, karena dilihat lihat olehnya, body yang dimiliki Maira 11-12 seperti Mila, ibu kandung Jena. Hal itu membuatnya hatinya menjadi berbalik menyukai istrinya itu.

Tiba-tiba saja ia memeluk istrinya dari belakang sambil berkata “Mai, maafkan aku”

“Kenapa mas?” Maira heran sekaligus kebingungan mengapa suaminya itu tiba-tiba saja meminta maaf kepadanya. Mungkin karena ia telah cuek dan kasar kepadanya, itu yang ada dalam fikiran Maira.

“Maafkan aku telah kasar kepadamu selama ini, jujur saja memang aku dari awal belum mencintaimu. Tapi malam ini perasaanku berubah tiba-tiba saja. Oh iya, aku sebenarnya menyembunyikan suatu hal kepadamu tentang Jena…”

“Jena?” Timpal Maira.

“Ya, aku memiliki rencana terhadap anak itu dan engkau akan segera mengetahuinya…”

“Memangnya apa rencanamu mas?”

“Intinya, rencana itu akan menguntungkan kita nantinya. Dia merupakan investasi yang cukup besar untuk kita nantinya…”

Antonio sepertinya merencanakan sesuatu yang tak pantas untuk dilakukan seorang ayah terhadap anak angkatnya itu.

Hari ketiga pernikahan mereka merupakan pertama kalinya bagi Antonio dan Maira bercinta. Hal itu membuat mereka lebih mencintai satu sama lain dan membuat hubungannya semakin erat.

Terpopuler

Comments

Atha Diyuta

Atha Diyuta

next

2024-02-08

0

Teteh Lia

Teteh Lia

hadeuh Antonio juga sama ternyata 🤦‍♀️

2024-01-29

0

Teteh Lia

Teteh Lia

Maira, malah jadi kompor🤦‍♀️

2024-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Mila
2 BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3 BAB 3: Test DNA
4 BAB 4: Hasil
5 BAB 5: Jena
6 BAB 6: Kepergian Antonio
7 BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8 BAB 8: Jadilah anak mandiri
9 BAB 9: Maafkan Jena Mama
10 BAB 10: Kepulangan Antonio
11 BAB 11: Andina hamil?
12 BAB 12: Misi mencari mama
13 BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14 BAB 14: Hukuman untuk Jena
15 BAB 15: Hak asuh Jena
16 BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17 BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18 BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19 BAB 19: Rencana Itu...
20 BAB 20: Kedatangan asisten baru
21 BAB 21: Putus sekolah
22 BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23 BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24 BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25 BAB 25: Mencurigakan
26 BAB 26: Teguran
27 BAB 27: Semua terjadi karenamu
28 BAB 28: Alone
29 BAB 29: Overdosis
30 BAB 30: Rencana Licik Antonio
31 BAB 31: Menghindar
32 BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33 BAB 33: Tersisishkan
34 BAB 34: Jena dijual?
35 BAB 35: Amarah Arhan
36 BAB 36: Kabur?
37 BAB 37: Kehidupan baru
38 BAB 38: Disembunyikan
39 BAB 39: Mariposa
40 BAB 40: Waspada
41 BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42 BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43 BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44 BAB 44: Curiga
45 BAB 45: Rencana Pertama
46 BAB 46: Rencana kedua
47 BAB 47: Rencana Ketiga
48 BAB 48: Grebeg
49 BAB 49: Penangkapan
50 BAB 50: Karma
51 BAB 51: Bertemu kembali
52 BAB 52: Jemput
53 BAB 53: Bebas?
54 BAB 54: Keputusan
55 BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56 BAB 56: Bantuan Vivia
57 BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58 BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59 BAB 59: Client pertama
60 BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61 BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62 BAB 62: Bertemu kembali
63 BAB 63: Antonio stress?
64 BAB 64: Pembelaan
65 BAB 65: Antonio bebas?
66 BAB 66: Pria misterius
67 BAB 67: Masalah dengan Farrel
68 BAB 68: Adegan malam itu?
69 BAB 69: Tuduhan
70 BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71 BAB 71: Damai?
72 BAB 72: Memutar balik fakta
73 BAB 73: Tak Jera
74 BAB 74: My babby girl
75 BAB 75: Pria itu?
76 BAB 76: Berpencar
77 BAB 77 : Tersesat
78 BAB 78: Pilih atas atau bawah
79 BAB 79: Sedikit lagi...
80 BAB 80:
81 BAB 81: Membahas video itu
82 BAB 82: Masih tak mengakui
83 BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84 BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85 BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86 BAB 86: Rahasia Farrel
87 BAB 87: Curiga
88 BAB 88: obsesi
89 BAB 89: Sedikit lagi
90 BAB 90: Sudah terlambat
91 BAB 91: Ku kira...
92 BAB 92: Pak Yoga...
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1: Mila
2
BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3
BAB 3: Test DNA
4
BAB 4: Hasil
5
BAB 5: Jena
6
BAB 6: Kepergian Antonio
7
BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8
BAB 8: Jadilah anak mandiri
9
BAB 9: Maafkan Jena Mama
10
BAB 10: Kepulangan Antonio
11
BAB 11: Andina hamil?
12
BAB 12: Misi mencari mama
13
BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14
BAB 14: Hukuman untuk Jena
15
BAB 15: Hak asuh Jena
16
BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17
BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18
BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19
BAB 19: Rencana Itu...
20
BAB 20: Kedatangan asisten baru
21
BAB 21: Putus sekolah
22
BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23
BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24
BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25
BAB 25: Mencurigakan
26
BAB 26: Teguran
27
BAB 27: Semua terjadi karenamu
28
BAB 28: Alone
29
BAB 29: Overdosis
30
BAB 30: Rencana Licik Antonio
31
BAB 31: Menghindar
32
BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33
BAB 33: Tersisishkan
34
BAB 34: Jena dijual?
35
BAB 35: Amarah Arhan
36
BAB 36: Kabur?
37
BAB 37: Kehidupan baru
38
BAB 38: Disembunyikan
39
BAB 39: Mariposa
40
BAB 40: Waspada
41
BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42
BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43
BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44
BAB 44: Curiga
45
BAB 45: Rencana Pertama
46
BAB 46: Rencana kedua
47
BAB 47: Rencana Ketiga
48
BAB 48: Grebeg
49
BAB 49: Penangkapan
50
BAB 50: Karma
51
BAB 51: Bertemu kembali
52
BAB 52: Jemput
53
BAB 53: Bebas?
54
BAB 54: Keputusan
55
BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56
BAB 56: Bantuan Vivia
57
BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58
BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59
BAB 59: Client pertama
60
BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61
BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62
BAB 62: Bertemu kembali
63
BAB 63: Antonio stress?
64
BAB 64: Pembelaan
65
BAB 65: Antonio bebas?
66
BAB 66: Pria misterius
67
BAB 67: Masalah dengan Farrel
68
BAB 68: Adegan malam itu?
69
BAB 69: Tuduhan
70
BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71
BAB 71: Damai?
72
BAB 72: Memutar balik fakta
73
BAB 73: Tak Jera
74
BAB 74: My babby girl
75
BAB 75: Pria itu?
76
BAB 76: Berpencar
77
BAB 77 : Tersesat
78
BAB 78: Pilih atas atau bawah
79
BAB 79: Sedikit lagi...
80
BAB 80:
81
BAB 81: Membahas video itu
82
BAB 82: Masih tak mengakui
83
BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84
BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85
BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86
BAB 86: Rahasia Farrel
87
BAB 87: Curiga
88
BAB 88: obsesi
89
BAB 89: Sedikit lagi
90
BAB 90: Sudah terlambat
91
BAB 91: Ku kira...
92
BAB 92: Pak Yoga...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!