Hari ini merupakan hari yang cukup sakral bagi Antonio dan Maira. Akhirnya mereka akan melaksanakan hari spesial untuk menjadi pasangan suami-istri. Semua telah dipersiapkan dan diharapkan acara yang dilaksanakan hari ini berlangsung dengan khidmat.
Dari awal, memang mereka berencana untuk melaksanakan hari spesialnya itu bukan di kediaman mempelai wanita, melainkan di salah satu hotel milik ayahnya Antonio. Seperti biasa, Pak Julio membantu putranya untuk mewujudkan pernikahan impiannya.
Selama lima hari, Pak Julio tidak memperkenankan ada guest atau tamu yang menginap di hotel itu. Karena di main area hotel, akan dijadikan tempat berlangsungnya acara pernikahan anaknya tersebut.
Dekorasi serba putih yang menciptakan suasana klasik nan elegan. Mereka menghadirkan MUA professional untuk kedua mempelai dan anggota keluarganya. Tak lupa beberapa acara seperti tarian dan musik yang akan dihadirkan dan dibawakan oleh artis papan atas, membuat acara pernikahan tersebut menjadi semakin meriah.
Saat masih subuh, para MUA sangat sibuk mendandani keluarga untuk acara tersebut, tak terkecuali mempelai perempuan yang perlu riasan khusus dan spesial untuk pernikahannya. Untuk kostum pertamanya mereka memilih gaun berwarna putih hasil rancangan desainer ternama dengan menghadirkan rangkaian payet melambangkan budaya campuran Spanyol-Indonesia.
“Permisi, untuk keluarga dari pihak laki-laki harap berkumpul di lobby hotel dan jangan lupa untuk berbaris sambil membawa hantaran ke main area ruangan ini. Akan kami atur untuk barisannya, karena acara akan segera kami mulai” Perintah salah satu anggota Wedding Organizer atau WO yang mengatur jalannya acara tersebut.
Mereka yang mendengar segera berkumpul dan membawa hantarannya masing-masing. Dalam pernikahan tersebut, Antonio mengundang sekitar 2.500 tamu yang sebagian besar merupakan keluarganya dari spanyol dan kerabatnya, lalu sisanya itu dari keluarga dan kerabat mempelai wanita.
Setelah pengantin pria dan wanita disatukan, barulah inti dari acara pernikahan mereka akan dimulai, yaitu ijab qabul karena mereka berdua sama sama beragama islam. Kedua mempelai duduk berdampingan dalam satu meja. Mereka berdua nampak sangat tegang saat itu.
“Saudara Antonio, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan anak perempuan saya Maira Maharani dengan maskawin uang tunai senilai 1 miliar rupiah dan satu unit rumah senilai 13,5 miliar rupiah dibayar tunai”
“Saya terima nikah dan kawinnya Maira Anastasya Fridayasie binti Hardiansyah dengan maskawin tersebut dibayar tunai.”
Mereka berjabat tangan dan SAH! Antonio dan Maira menjadi sepasang suami istri. Maira mencium tangan suaminya dan mereka pun lanjut untuk memasang cincin ke jari manis pasangannya.
Maira sangat bahagia karena kini ia telah menjadi istri sah Antonio dan sebentar lagi akan membangun bahtera rumah tangga bersamanya. Berbanding terbalik dengan Antonio. Ia sepertinya biasa saja di hari spesialnya itu.
“Mas, sini kita foto berdua yuk!” Ajak Maira kepada suaminya yang terlihat tidak bergairah saat itu.
Antonio mengangguk saja dan memenuhi permintaannya untuk berfoto bersama. Maira sangat exited dengan ekspresi yang sangat ceria difoto itu. Ia menggandeng tangan Antonio dan menatapnya dengan mesra. Sementara Antonio hanya memandang lensa kamera yang ada di hadapannya.
“Lho…lho, masa kaya gitu sih Ton. Kamu tuh yang mesra donk sama istri baru kamu ini..” Bu Mayang yang tak sengaja melihatnya membantu mengarahkan mereka dibantu oleh fotografer yang memotretnya.
Antonio hanya menghela nafas menuruti perintah ibunya. Tetap saja, walaupun ia berpotret dengan gaya romantis sekalipun, ekspresinya dalam foto itu nampak datar dan tak bergairah. Jika bukan karena body nya yang bagus mungkin Antonio tak ingin menikah dengannya dan sebenarnya rupa Maira tidak secantik Mila, ibu kandung Jena.
...****************...
Acara pernikahan belum usai, mereka melanjutkan malam itu dengan sebuah acara pesta dansa dan makan-makan bersama keluarga besar. Semua bersuka ria berdansa bersama diiringi musik khas spanyol.
Bagaimana dengan Jena? Apakah dia menikmati acara itu juga dengan bahagia? Tentu Tidak. Tumben saja, Arhan dan Pak Julio yang biasanya sangat perhatian terhadap Jena kali ini cuek sekali. Mungkin mereka sibuk dengan para tamu dan anggota keluarga yang lain sehingga Jena terlupakan. Ia hanya mondar mandir lalu duduk termenung melihat papa-nya menikah. Tapi suatu ketika…
“Jen… Jena!” Panggil Arhan dari kejauhan sambil melambaikan tangannya. Jena yang melihatnya langsung menghampirinya.
Ternyata, Arhan ingin mengajaknya berfoto bersama keluarga. Karena Arhan menyadari sedari tadi, Jena tak ada dalam foto keluarganya. Jena dirangkul dan diajak menaiki panggung pelaminan untuk bergabung dengan anggota keluarga yang lain.
Diatas sana sudah ada beberapa anggota keluarga dari pihak perempuan maupun laki-laki. Tapi yang mendominasi adalah keluarga laki-laki yang berasal dari Spanyol. Saat Jena menaiki pelaminan tersebut, beberapa orang yang merupakan keluarga Pak Julio melihatnya, ia sungguh berbeda dengan anak berdarah Indonesia yang lain.
Berambut pirang, dengan lensa mata hazel membuatnya seperti seorang anak blasteran yang sangat cantik. “Hai Arhan, who is she? your daughter from Andina?” Tanya bibi Antonio yang berdarah spanyol, ia bertanya kepada Arhan apakah itu putrinya dari pernikahannya dengan Andina.
Arhan kebingungan menjawabnya karena Jena bukan merupakan putri kandungnya. Ia gelagapan saat menjawab pertanyaan tersebut. Tetapi Bu Mayang langsung menyelahnya dan menjawab Ya, bahwa itu merupakan putri Arhan dan Andina.
Tetapi bibi Antonio itu agak keheranan karena sama sekali tidak mirip dengan Arhan maupun Andina karena rambut mereka tidak pirang dan lensa matanya juga coklat bukan hazel. Malah ia berfikir bahwa Jena mirip sekali dengan Antonio.
“Really? but actually she similarly with Antonio. Her eyes and her hair so similarty!” Ia keheranan. Ia bilang kalau anak itu lebih mirip Antonio, baik matanya dan rambutnya sangat mirip!.
Bu Mayang dan Arhan saling bertatapan dan mereka pun berbarengan tersenyum kepada bibi Antonio itu tanpa berkata sepatah kata pun kepadanya. Antonio yang menyadari kalau bibi-nya itu bertanya tanya tentang Jena segera menyuruh fotografer untuk memotretnya bersama keluarga.
Acara pernikahan Antonio dan Maira berlangsung dengan lancar dan khidmat. Mereka bersuka ria dalam acara tersebut. Dua keluarga menjadi satu untuk berkumpul bersama untuk merayakan hari bersatunya dua insan yang akan membangun bahtera rumah tangga baru nya.
...****************...
“Ini merupakan malam yang spesial untuk kalian berdua. Berbahagialah kalian malam ini, mungkin ini merupakan malam yang sangat kau tunggu-tunggu kan Antonio?” Ucap Bu Mayang kepada sepasang pengantin baru itu.
Maira hanya tersenyum sambil tersipu malu lalu menatap Antonio agak menengadah, karena ia cukup tinggi baginya. Maira hanya memiliki tinggi 155 cm sementara Antonio tingginya sekitar 184 cm. Jika berjalan berdampingan mungkin tinggi Maira hanya se-dada Antonio.
Antonio yang mendengarnya hanya menghela nafas “Mungkin aku tidak akan melakukannya hari ini. Aku cukup lelah, dan tidak ingin diganggu. Begitu juga denganmu Maira! Kamu jangan mengganggu-ku dulu malam ini” Perintah Antonio, lalu ia pun meninggalkan keduanya.
Bu Mayang menggelengkan kepala melihat perlakuan anaknya kepada Maira di hari pertamanya ia menikah. Ia pun lalu menghampiri Maira seraya mengisyaratkan agar bersabar terhadap suaminya yang bersifat seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Teteh Lia
udah aku subscribe kak
2024-01-28
0