“Bu…Anton besok pulang ya..”
Sebuah panggilan telepon dari putranya itu membuatnya sangat senang tak kepalang. Sudah lama ia tak berjumpa anak bungsunya itu. Bu Mayang pun berencana untuk membuat sesuatu yang spesial untuk dirinya saat ia pulang. Ia juga sudah menyiapkan seorang wanita yang cantik untuk di jodohkannya dengan Antonio.
“Sudah lama ibu menunggu kepulanganmu dari Spanyol. Ibu akan menyiapkan makanan yang spesial untuk kedatanganmu. Ibu juga akan mengenalkanmu dengan seorang wanita kenalan ibu, dia cantik dan baik. Pasti kamu akan menyukainya”
"Baik Bu, kabari yang lain juga ya kalau Anton akan pulang..."
Tanpa sepengetahuan orang tuanya, sebenarnya ia tidak pergi ke Spanyol. Malahan, Antonio sedang berfoya-foya hidup di Bali dengan uang hasil korupsi dana perusahaan milik ayahnya. Dari hasil korupsi tersebut, ia membangun sebuah resort dan bar di Bali yang kini sukses juga cukup terkenal disana.
Itulah mengapa perusahaan milik ayah Antonio lebih baik diserahkan kepada Arhan, karena Pak Julio merasa pendapatan perusahaannya menurun saat dipegang Antonio. Padahal saat itu perusahaannya sangat berkembang cukup baik dan memiliki partner yang luar biasa dari perusahaan lain.
****
Hari minggu pun tiba. Ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Pak Julio, karena ini merupakan hari tiba nya Antonio. Hidangan yang lezat sudah tersaji di meja makan. Tak lupa, Ibu membawa seorang gadis cantik bernama Maira.
“Mai, nanti ibu kenalkan kamu dengan anak ibu, Antonio. Dia hari ini baru pulang dari Spanyol, ibu akan segera menikahkan kalian. Karena si Anton itu terlalu santai dengan hidupnya dan dia sepertinya tidak memikirkan ia akan menikah dengan siapa. Makanya ibu jodohkan denganmu. Emm...ibu juga yakin dia akan menerimamu Mai..., karena kamu sangat cantik dan baik” Puji Bu Mayang.
“Iya semoga bu…” Maira tersenyum malu.
Maira sangat disokong pernikahannya oleh semua pihak. Baik kedua orang tua dari Antonio maupun Maira begitu juga dengan saudara sekandungnya, mereka juga mendukung agar Antonio segera menikah dengan Maira.
Setelah semua hidangan siap dan kamar untuk Antonio beristirahat juga sudah siap, mereka pun berkumpul di ruang tamu. Pak Julio, Bu mayang, Maira, Andina dan Arhan telah berkumpul di ruangan tersebut. Tetapi Jena?
Jena saat tahu kabar Antonio akan pulang, ia malah mengurung diri dikamarnya. Mungkin karena perkataan Andina yang membuatnya merasa sedih. Saat ia membentaknya semalam, keluar kata-kata bahwa Jena merupakan anak buangan Antonio lalu menjadi anak pungutan Andin dan suaminya.
Jena belum tahu pasti kalau perkataan mama nya itu benar, tetapi tentu saja perkataannya itu membuat hatinya tersayat dan membuatnya tak ingin bertemu Antonio. Jena hanya menatapi langit dari jendela kamarnya. Ia selalu berfikir mengapa ia selalu dijahati oleh mama dan neneknya sendiri padahal ia melakukan kesalahan kecil tapi malah dibesar besarkan.
Percuma saja ia tinggal di istana yang sangat mewah dan cukup luas, tetapi tidak bisa memberinya kesenangan batin. Ia hanya ingin memiliki orang tua yang penyayang dan pengertian kepadanya.
“Kemana Jena?” Tanya pak Julio kepada semua anggota keluarganya.
“Entahlah, mungkin sedang tidur di kamar…” Ucap Andina sembari memainkan ponselnya.
“Biar ku ajak Jena berkumpul bersama kita…” Arhan berdiri dari kursi yang di duduki-nya dan segera membawa Jena untuk berkumpul bersama.
Ia merupakan sosok ayah yang baik, ia menuntun Jena berjalan menuruni tangga perlahan, mengikuti langkah kecil gadis cantik semata wayangnya.
Semua orang cuek saja dengan kehadirannya kecuali Pak Julio. Dia mengajaknya untuk duduk di sampingnya. Jena yang sudah duduk, hanya memutar mutar jarinya sambil melihat ke sekeliling, nampaknya memang tak ada yang senang dengan kehadiran dirinya termasuk Maira. Sepertinya Bu Mayang telah memberitahu seluk beluk tentang Jena.
Beep…Beep…
Mobil yang menjemput Antonio akhirnya sampai juga. Seluruh anggota keluarga berdiri menjemput kedatangannya, khusus nya Bu Mayang. Ia langsung menangis dan memeluk erat anak bujangnya tersebut.
“Bagaimana Ton, hidup selama lima tahun lebih di Spanyol telah memberikanmu banyak perubahan? Apakah kamu telah jera dengan apa yang kamu lakukan? Oh ya, mengapa pamanmu tidak pernah cerita sama sekali tentangmu. Apakah kalian baik-baik saja?” Beberapa pertanyaan langsung dilontarkan ayahnya sekaligus.
“Ish ayah ini! Anak baru pulang ditanyain yang macem-macem. Paling juga pamannya gak ngasih kabar karena sinyal susah disana. Kamu sendiri tahu kan terpencilnya daerah itu, ya tidak heran kalau susah sinyal disana.” Ucap Bu Mayang membantu Antonio menjawab ayahnya yang banyak tanya.
Sebenarnya bukan karena susah sinyal. Tetapi Antonio telah mengirimi pesan kepada pamannya agar tidak memberi tahu ayahnya atau keluarganya bahwa ia tidak akan pergi ke Spanyol. Ia mentransfer pamannya sejumlah uang yang cukup banyak, anggap saja itu adalah uang sogokan.
“Hehe… iya yah, benar kata ibu.” Antonio menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Hanya tertawa saja kamu, lihat anak kandungmu sudah besar dan tumbuh menjadi gadis yang cantik.” Pak Julio menunjukkan Jena yang ada disampingnya.
Jena cukup terkejut dengan perkataan kakeknya, ternyata memang benar dia merupakan anak kandung Antonio.
“Jena?” Antonio melihat gadis kecil itu sambil mengerutkan dahi nya.
Ia tak percaya kalau anak kandungnya itu tumbuh sangat cantik dan manis. Ia jadi memikirkan dan merencanakan sesuatu tentang Jena Ia bahkan berharap untuk bisa merawatnya, entah apa yang sedang dipikirkan nya.
“Ah sudahlah, kamu sudah kenal dengan anak satu ini. Kamu seharusnya dikenalkan dengan calon istrimu, Maira…” Bu Mayang mengalihkan pembicaraannya.
“Oh ini… Salam kenal saya Antonio”
“Ya… Saya Maira”
“Bagaimana kamu suka?” Tanya ibu sambil tersenyum kepada anak bungsunya.
Antonio berfikir fikir sambil terus melihat wanita yang ada di hadapannya itu. Ia melihatnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tak lama Antonio pun mengangguk sebagai tanda ia menyetujui agar menikah dengannya.
Sebenarnya sudah banyak wanita yang Antonio cicipi dan ia juga tidak berencana untuk menikah. Tetapi karena mengingat usianya yang beberapa tahun lagi akan memasuki usia berkepala empat maka ia pun setuju-setuju saja untuk menikah dengannya.
Bu Mayang tersenyum mendengar jawaban dari putranya tersebut. Mereka pun akhirnya merencanakan kapan akan mengadakan besanan untuk bertemu dan berbincang dengan keluarga mempelai wanita.
Mereka menikmati waktu bersama keluarganya, seakan akan permasalahan di masa lalu telah hilang. Tetapi berbeda dengan Jena, ia melihat orang-orang disekitarnya tertawa lepas sedangkan ia? Ia hanya termenung memikirkan nasabnya.
"Kalau om Antonio ayah kandungku, berarti Mama Andina bukan ibu kandungku. Lantas siapa ibu kandungku sebenarnya. Apakah ia juga tidak menginginkan ku? Jika aku tidak diinginkan, untuk apa aku dilahirkan jika kalian menganggapku beban. Aku ingin mengetahui siapa ibu ku”
Sejak saat itu, Jena dengan keterbatasan nya berniat dan bertekad untuk mencari tahu siapa ibu kandungnya. Ia berharap akan diterima oleh ibu kandugnya dan akan diperlakukan baik olehnya. Tetapi Jena tidak tahu harus mulai darimana, ia harus mencari seseorang yang mau membantunya menemukan ibu kandungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments