BAB 5: Jena

“Kita harus segera mengurus surat-surat dan akta kelahirannya. Oh ya…Bayi ini belum mempunyai nama, jadi mau dikasih nama siapa?” Tanya Pak Julio kepada anggota keluarganya.

“Biar saya dan Anton saja Yah yang mengurus-nya, karena bayi itu akan menjadi putri dari Andin sama Arhan. Berhubung Arhan belum pulang dari dinasnya di luar negeri. Jadi biar Andin sama Anton saja ya.. yang mengurusnya” Andina sebelumnya telah memiliki nama khusus untuk bayi itu.

Andina lalu memangku bayi mungil itu dan membawanya ke kamar. Disusul oleh Anton untuk membicarakan masalah bayi ini berdua di kamar kakaknya.

Mereka menutup pintunya dan Andina segera menidurkan bayi itu dengan sembarang di ranjangnya “Haduh berat banget nih bayi, pegel banget tangan gue” Andina mengibas-ibaskan tanganya yang pegal.

“Halah kak…baru juga gendong bentar. Nanti malah ngegendong dia terus…!” Antonio mengejeknya.

“Ish...ogah banget! Enggak lah, gak akan gue gendong terus. Manja banget dia kalo digendong dan dimomong terus… Eh gue udah bilang tau mau rawat bayi ini ke Arhan, dan dia malah exited banget lagi, sebelas dua belas tuh kaya ayah!”

“Haha… Kak Arhan kan emang pengen banget punya anak kan, ya wajarlah. Eh ngomong-ngomong, bayi ini mau diberi nama siapa?” Tanya Anton.

“JENA” hanya satu kata yang Andina ucapkan dengan pasti.

“Jena?”

“Iya, Jena. Nama itu plesetan soalnya bayi itu merupakan hasil ‘z**a’. Gue gamau ya ngasih nama anak ini bagus-bagus. Dia aja lahir dari seorang wanita malam yang na*f!” Perkataanya yang sompral membuat adiknya bergidik dan tak bisa berkata apa-apa. Ia pun menyetujuinya saja karena tidak memiliki ide untuk memberi nama bayi itu.

...****************...

Keesokan harinya

Ding-dong…

Suara seseorang yang memencet bel pagi-pagi sekali. Sepertinya itu adalah Arhan yang kembali dari dinasnya di Singapura. Andin yang sudah mengetahui suaminya itu akan pulang hari ini pun segera berlari untuk membukakan pintu untuknya. Ia spontan saja memeluknya karena sudah beberapa bulan ia tidak pulang, jadi ia sangat merindukannya.

“Sayang… Katanya kamu dinas cuma tiga bulan disana, kenapa lebih?” Tanya Andina tanpa melepas pelukannya.

“iyaa... Karena ada beberapa masalah dan kita sedang mencoba membuka cabang perusahaan yang baru disana, Kantor lama kita juga agak sempit karena jumlah karyawan yang semakin bertambah. Emm... Oh iya mana bayi itu? Sudah diserahkan kepada keluarga kita?”

Pertanyaan Arhan membuat istrinya badmood. “Sayang, baru datang kok bahas bayi itu duluan, kamu gak nanyain kabarku dulu gitu? Atau selama aku sendiri keadaanku gimana gitu? Malah nanyain bayi itu... Jadi sekarang yang lebih penting bayi h*ram itu ya bukan istrimu lagi!?” Andina melepas pelukannya dan melipat tangannya.

“Astaga…Jangan gitu sayang. Walaupun bayi itu lahir dari hubungan yang terlarang, tetapi tidak baik jika kita men-capnya dengan julukan anak h*ram. Lagian suamimu ini bertanya baik-baik juga. Aku juga sering nanya kabarmu di telepon kan… Jadi kenapa mesti marah?”

“Masih nanya kenapa marah…, ya jelas lah berarti kamu lebih mentingin bayi itu dibanding aku. Sana urusin aja tuh bayi di kamar…”

Arhan pergi meninggalkan istrinya yang sedang naik darah itu, lalu menghampiri bayi yang kini akan berstatus sebagai anaknya. Ia melihat bayi itu menangis ditinggal sendirian, tampaknya ia juga kelaparan belum diberikan susu.

“Andina… Sayang! Tolong cepat kesini…” Panggil suaminya dari kamar.

“Ish…Mau apalagi tu orang” Gerutu Andina sambil berjalan menuju kamarnya.

“Apalagi?” Tanya Andina sambil terus melipat kedua tangannya di dada.

“Sayang… ini bayinya jangan ditinggal dikamar sendirian dong. Kalau mau ditinggal, usahain di rumah, kan banyak orang yang lalu lalang. Jadinya kalau ada apa-apa masih ada yang bisa bantu jaga. Kalau ditinggal sendiri dikamar kan gak ada yang ngawasin selain kita. Ini juga bayinya nangis, kamu belum kasih susu?” Arhan menasihati istrinya panjang lebar.

“Aduh berisik…Iya-iya aku tahu” Bukannya membuatkan susu, Andina malah balik badan dan memainkan ponselnya lalu ia pun keluar dari kamar.

Arhan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya itu. Ia pun menyiapkan susu formula hangat untuk diberikan bayi perempuan malang yang ada dihadapannya.

...****************...

“Hadeh… Baru dua hari bayi itu ada disini, udah bikin masalah sama bikin gue badmood aja!” Andina menggerutu sambil memainkan ponselnya.

Tiba-tiba saja ayah menghampiri Andina dan duduk disampingnya. “Jadi, nama bayi itu Jena? Jena saja tidak ada nama panjangnya? Dan apa arti dari nama Jena?”

“Huft, tentang bayi itu lagi. Padahal aku sudah muak untuk membicarakannya” gumam Andina.

“Iya yah, Andin gak tau nama panjangnya apalagi. Kalau arti dari nama Jena, Andin kurang tahu. Andin hanya menginginkan nama itu saja untuk diberikan kepadanya karena ya cocok aja…” Andina menyembunyikan fakta sebenarnya tentang arti dari nama yang ia berikan kepada bayi itu.

“Ya sudahlah, berarti jika kau dan Arhan yang merawatnya, berarti ayah jadi memberikan hukuman kepada Anton agar ia pergi untuk diasingkan ke Spanyol bersama pamannya, lalu perusahaan yang di pegang Anton akan kami ambil alih untuk diberikan kepada suamimu”

“Loh…Tapi kan suami saya sudah bekerja juga yah”

“Suruh dia resign! dia ini terlalu mandiri bekerja diperusahaan orang. Padahal, mertuanya ini juga punya perusahaan.” Perintah Pak Julio kepada Andina.

“Baiklah, akan kami bicarakan…”

Sebenarnya Andina tidak tega jika adiknya itu dihukum untuk diasingkan di Spanyol apalagi itu merupakan tempat kelahiran ayahnya di desa yang cukup jauh dari keramaian kota. Ya, mau bagaimana lagi ini merupakan hukuman dari ayah untuknya. Andina tidak bisa menyangkal.

Ia juga tak ingin kalau suaminya itu malah bergabung dengan perusahaan ayahnya. Karena perusahaan suaminya merupakan perusahaan multinasional dan memiliki reputasi yang jauh lebih baik dari perusahaan ayahnya. Ia juga sudah terpandang baik di perusahaan suaminya itu.

Ia pun menghampiri suaminya yang sedang me-momong bayi perempuan itu dikamarnya. Aura kebapakan Arhan sangat terlihat. Nampaknya ia menyayangi anak angkatnya itu. Andina tak senang karena seharian ia sama sekali belum diperhatikan oleh suaminya itu, dan ia malah lebih memperhatikan dan bayi itu dibanding dirinya.

Ia pun masuk ke kamar sambil membicarakan apa yang dikatakan ayahnya itu. Ya... Mau tidak mau, Arhan akan menuruti perkataan mertuanya dan memutuskan untuk resign di perusahaan lama nya. Padahal perusahaan tersebut sedang berkembang dan membutuhkan kontribusi Arhan yang sangat terampil dalam berbisnis.

"Baiklah, aku akan ikut kata ayahmu saja" Ucapnya kepada istrinya.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Karyanya bagus Thor💪💪💪

2024-01-08

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Mila
2 BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3 BAB 3: Test DNA
4 BAB 4: Hasil
5 BAB 5: Jena
6 BAB 6: Kepergian Antonio
7 BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8 BAB 8: Jadilah anak mandiri
9 BAB 9: Maafkan Jena Mama
10 BAB 10: Kepulangan Antonio
11 BAB 11: Andina hamil?
12 BAB 12: Misi mencari mama
13 BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14 BAB 14: Hukuman untuk Jena
15 BAB 15: Hak asuh Jena
16 BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17 BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18 BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19 BAB 19: Rencana Itu...
20 BAB 20: Kedatangan asisten baru
21 BAB 21: Putus sekolah
22 BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23 BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24 BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25 BAB 25: Mencurigakan
26 BAB 26: Teguran
27 BAB 27: Semua terjadi karenamu
28 BAB 28: Alone
29 BAB 29: Overdosis
30 BAB 30: Rencana Licik Antonio
31 BAB 31: Menghindar
32 BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33 BAB 33: Tersisishkan
34 BAB 34: Jena dijual?
35 BAB 35: Amarah Arhan
36 BAB 36: Kabur?
37 BAB 37: Kehidupan baru
38 BAB 38: Disembunyikan
39 BAB 39: Mariposa
40 BAB 40: Waspada
41 BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42 BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43 BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44 BAB 44: Curiga
45 BAB 45: Rencana Pertama
46 BAB 46: Rencana kedua
47 BAB 47: Rencana Ketiga
48 BAB 48: Grebeg
49 BAB 49: Penangkapan
50 BAB 50: Karma
51 BAB 51: Bertemu kembali
52 BAB 52: Jemput
53 BAB 53: Bebas?
54 BAB 54: Keputusan
55 BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56 BAB 56: Bantuan Vivia
57 BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58 BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59 BAB 59: Client pertama
60 BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61 BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62 BAB 62: Bertemu kembali
63 BAB 63: Antonio stress?
64 BAB 64: Pembelaan
65 BAB 65: Antonio bebas?
66 BAB 66: Pria misterius
67 BAB 67: Masalah dengan Farrel
68 BAB 68: Adegan malam itu?
69 BAB 69: Tuduhan
70 BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71 BAB 71: Damai?
72 BAB 72: Memutar balik fakta
73 BAB 73: Tak Jera
74 BAB 74: My babby girl
75 BAB 75: Pria itu?
76 BAB 76: Berpencar
77 BAB 77 : Tersesat
78 BAB 78: Pilih atas atau bawah
79 BAB 79: Sedikit lagi...
80 BAB 80:
81 BAB 81: Membahas video itu
82 BAB 82: Masih tak mengakui
83 BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84 BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85 BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86 BAB 86: Rahasia Farrel
87 BAB 87: Curiga
88 BAB 88: obsesi
89 BAB 89: Sedikit lagi
90 BAB 90: Sudah terlambat
91 BAB 91: Ku kira...
92 BAB 92: Pak Yoga...
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1: Mila
2
BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3
BAB 3: Test DNA
4
BAB 4: Hasil
5
BAB 5: Jena
6
BAB 6: Kepergian Antonio
7
BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8
BAB 8: Jadilah anak mandiri
9
BAB 9: Maafkan Jena Mama
10
BAB 10: Kepulangan Antonio
11
BAB 11: Andina hamil?
12
BAB 12: Misi mencari mama
13
BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14
BAB 14: Hukuman untuk Jena
15
BAB 15: Hak asuh Jena
16
BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17
BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18
BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19
BAB 19: Rencana Itu...
20
BAB 20: Kedatangan asisten baru
21
BAB 21: Putus sekolah
22
BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23
BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24
BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25
BAB 25: Mencurigakan
26
BAB 26: Teguran
27
BAB 27: Semua terjadi karenamu
28
BAB 28: Alone
29
BAB 29: Overdosis
30
BAB 30: Rencana Licik Antonio
31
BAB 31: Menghindar
32
BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33
BAB 33: Tersisishkan
34
BAB 34: Jena dijual?
35
BAB 35: Amarah Arhan
36
BAB 36: Kabur?
37
BAB 37: Kehidupan baru
38
BAB 38: Disembunyikan
39
BAB 39: Mariposa
40
BAB 40: Waspada
41
BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42
BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43
BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44
BAB 44: Curiga
45
BAB 45: Rencana Pertama
46
BAB 46: Rencana kedua
47
BAB 47: Rencana Ketiga
48
BAB 48: Grebeg
49
BAB 49: Penangkapan
50
BAB 50: Karma
51
BAB 51: Bertemu kembali
52
BAB 52: Jemput
53
BAB 53: Bebas?
54
BAB 54: Keputusan
55
BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56
BAB 56: Bantuan Vivia
57
BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58
BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59
BAB 59: Client pertama
60
BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61
BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62
BAB 62: Bertemu kembali
63
BAB 63: Antonio stress?
64
BAB 64: Pembelaan
65
BAB 65: Antonio bebas?
66
BAB 66: Pria misterius
67
BAB 67: Masalah dengan Farrel
68
BAB 68: Adegan malam itu?
69
BAB 69: Tuduhan
70
BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71
BAB 71: Damai?
72
BAB 72: Memutar balik fakta
73
BAB 73: Tak Jera
74
BAB 74: My babby girl
75
BAB 75: Pria itu?
76
BAB 76: Berpencar
77
BAB 77 : Tersesat
78
BAB 78: Pilih atas atau bawah
79
BAB 79: Sedikit lagi...
80
BAB 80:
81
BAB 81: Membahas video itu
82
BAB 82: Masih tak mengakui
83
BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84
BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85
BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86
BAB 86: Rahasia Farrel
87
BAB 87: Curiga
88
BAB 88: obsesi
89
BAB 89: Sedikit lagi
90
BAB 90: Sudah terlambat
91
BAB 91: Ku kira...
92
BAB 92: Pak Yoga...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!