BAB 15: Hak asuh Jena

“Kapan kamu bersedia melamar Maira, Ton?”

Bu Mayang bertanya kepada Antonio yang sedang sibuk memainkan game online-nya. Ia tak habis fikir melihat putranya itu terlalu santai terhadap masa depannya apalagi tentang pernikahan.

“Lihat nanti saja bu, sekarang Antonio belum siap…”

“Lah siapnya kapan Ton? Kamu itu sudah terlalu tua untuk menikah. Kamu beberapa tahun lagi mau 40 tahun lho… Ibu pengen lihat cucu dari pernikahanmu.”

“Kan Jena ada bu”

“Jena itu bukan anak hasil pernikahan yang sah. Ibu tak ingin mengakui anak itu sebagai cucu ibu, walaupun anak itu adalah darah dagingmu tapi tetap saja dia anak h*ram!”

Perkataan ibu nya itu membuatnya langsung menatap tajam wajah ibunya. Ia menggelengkan kepala, lalu menghela nafas panjang dan ia pun pergi meninggalkannya. Walaupun Antonio tidak terlalu suka dengan Jena, tetapi tetap saja jika Jena di cap sebagai anak haram darinya, ia tidak terima.

Tak berselang lama, Andina menghampiri Bu Mayang yang masih berdiri ditempatnya berpijak. Sepertinya ia ingin menyampaikan sesuatu yang serius kepada ibunya itu. Andina memegang kedua pundak ibunya, dan menyandarkan dagunya.

“Bu, Andina kan hamil. Berarti Andina beberapa bulan lagi akan mempunyai bayi. Jadi maksud Andina… Boleh gak kalau Jena gak diasuh sama Andina lagi? Kan waktu itu tujuan aku rawat dia soalnya takut tetangga bilang mandul karena belum punya anak padahal pernikahanku dengan Arhan sudah berjalan lama. Nah, sekarang kan Aku udah hamil dan sebentar lagi punya anak, jadi Andin pengen kalau Jena tidak menjadi anak angkatku dan Mas Arhan lagi.” Ucapnya dengan nada memelas.

“Jadi kamu akan memutuskan kalau Jena tidak akan menjadi anak angkatmu lagi?”

“Heem” Andina mengangguk

“Ya itu terserah kamu, tetapi apakah suamimu setuju?”

“Nah itu dia, kayanya dia gak mau deh. Orang si Jena aja udah dia anggap kaya anak kandungnya sendiri. Kelihatannya dia sayang banget sama Jena. Kupikir dia tidak akan mengijinkanku untuk melepas Jena. Jadi makanya aku bilang ibu, biar ibu kasih tau cara supaya Mas Arhan gak suka sama Jena.”

“Oh kalau masalah itu serahkan saja pada ibu. Nanti akan ibu fikirkan”

“Yee, makasih bu…”

Andina memeluk ibunya seraya berterimakasih kepadanya. Tetapi Bu Mayang menjadi kebingingan tentang hak asuh anak itu nantinya. Tak ada yang ingin merawat anak itu di keluarga, kecuali Arhan dan Pak Julio, malah Bu Mayang berniat untuk membuang anak itu ke jalanan saja atau menitipkan pada perempuan yang mengantarkan Jena pada keluarganya pertama kali yaitu Mbak Hanum. Entahlah kalau Antonio sekarang, apakah dia mau merawat darah dagingnya sendiri?

Bu Mayang terus memutar otak untuk jalan keluar permasalahannya itu. Tetapi sekarang, ia lebih memikirkan cara agar anaknya itu cepat melamar Maira dan menikah dengannya. Ia lalu menghampiri Antonio yang sedang berada di kamarnya yang sedari tadi memainkan kembali game online-nya.

Ia menghampirinya lalu bertanya kembali tentang tanggal Antonio melamar Maira. Seperti jawaban sebelumnya, ia hanya menggelengkan kepala. Tak ada sedikit pun niat yang ada di hatinya untuk menikahi Maira. Walaupun Maira sebenarnya memiliki paras cantik dan memiliki body dambaan para wanita, tetapi tetap saja ia tak ingin menikahi wanita itu kalau tidak dipaksa. Dalam fikirannya ia hanya ingin mempermainkan banyak wanita tanpa menikahinya.

“Anton tidak tahu bu, biar ibu saja yang menentukan tanggal lamaran dan pernikahannya. Jadi terserah ibu saja, Anton akan siap dalam waktu dekat ataupun masih lama. Tetapi Anton tak akan berjanji akan membuatnya bahagia.” Ia pergi meninggalkan ibunya kembali, dan saat ia sudah berada di tepi pintu.

“Oh ya… Kabarkan saja jika ibu sudah menetapkan tanggalnya” Antonio melanjutkan langkahnya pergi keluar kamar meninggalkan ibunya sendiri.

“Aduh ini anak! Biar tahu rasa, akan ku nikahkan dia secepatnya” Gumam Bu Mayang.

Ia pun langsung saja menelpon calon istri Antonio, Maira. Untuk langsung menetapkan tanggal lamaran dan pernikahan. Berbanding terbalik dengan Antonio, Maira begitu menyukai pria dewasa itu. Wajar saja, walaupun sudah tak lagi muda, ketampanan dan kharismanya tetap terpancar.

“Halo Mai, ibu mau bilang tentang tanggal lamaran dan pernikahan kamu dengan anak ibu. To the point saja ya Mai… Kamu siap gak kalau lamaran akan dilaksanakan besok dan pernikahannya akan dilaksanakan minggu depan. Tenang saja, semuanya akan kami persiapkan!”

Sontak saja, perkataan calon ibu mertuanya di telepon membuatnya terkejut. Tetapi karena wanita itu sangat menginginkan Antonio, tentu saja ia senang mendengar kabar bahwa pernikahannya itu akan dipercepat.

“Yang benar bu? Emm… Kalau saya sih bisa-bisa aja, tapi Antonio? Apakah dia bersedia?” Tanya Maira dalam panggilan suara tersebut.

“Tentu saja Antonio akan selalu siap menikahimu. Jadi beritahu orang tuamu kita akan melaksanakan lamaran besok ya…”

“Iya, baik bu!”

Bu Mayang menutup teleponnya dan segera menyuruh Pak Sapri untuk mengantarnya membeli sepasang cincin untuk lamaran putra bungsunya besok. Ia juga menyuruh para ART nya untuk membantu mempersiapkan hantaran untuk diberikan kepada besannya nanti.

“Ibu mau kemana?” Tanya Andina.

“Ibu mau beli cincin untuk lamaran adikmu. Oh iya ibu lupa memberitahunya, kamu kasih tahu dia kalau lamarannya akan dilaksanakan besok ya. Sudahlah, ibu buru-buru nanti keburu sore”

“Hah? Lamarannya besok bu?” Baru saja Andina akan bertanya kembali, ibunya itu segera menaiki mobil dan pergi meninggalkannya.

Andina yang masih tak percaya tanggal lamaran adiknya itu dipercepat, lalu pergi mencari Antonio di sekitaran rumah. Dia akhirnya melihat adiknya itu sedang bermain gitar dibawah pohon di belakang rumahnya.

“Ton… Anton! Kata ibu kamu lamaran besok!” Teriaknya kepada adik nya karena jaraknya agak jauh.

“Hah? Yang bener aja kak!” Antonio berhenti menjentikkan jarinya pada gitar yang ia mainkan. Ia menghampiri kakaknya yang ngos-ngosan mungkin telah mencarinya kemana mana.

“Iya bener” Ucapnya sambil terengah engah. Mungkin efek dari kehamilannya membuat ia cepat lelah.

Antonio hanya menepuk jidat, ia tak berfikir ibunya akan menentukan tanggal lamarannya secepat itu. Tak terbayang bagaimana hari lamarannya nanti. Ia tak tahu apa yang ia katakan kepada besannya nanti untuk lamarannya.

Berita lamaran itu pun segera menyebar di keluarga, begitupun Jena. Sepulang sekolah, ia mendengarkan kabar bahwa ayah kandungnya itu akan melamar tante Maira yang telah ia jumpa beberapa hari yang lalu. Ia tak terlalu memikirkannya, tapi ia berharap kalau tante Maira akan bersikap baik kepadanya seperti ayah angkatnya, Arhan.

...****************...

Hari lamaran pun tiba. Semua anggota keluarga hadir karena tepat sekali hari ini adalah hari minggu, jadi semua yang bekerja dan bersekolah libur. Di ruang keluarga, semua hantaran telah disiapkan, begitu pula sepasang cincin untuk dipakai kedua mempelai.

Semua anggota keluarga memakai batik yang senada berwarna ungu. Mereka membawa semua mobil milik keluarganya yang berjumlah tiga. Semua barang hantaran dimasukkan ke mobil Alphard milik pak Julio karena muatannya yang cukup luas. Sementara semua anggota keluarga naik ke mobil Lamborghini milik Antonio dan sebagian lagi naik mobil Tesla milik Arhan.

Karena dari keluarga konglomerat maka tak tanggung-tanggung, Pak Julio memberikan tambahan uang lamaran senilai 300 juta, padahal Antonio juga telah menyiapkan uang lamaran sebesar 200 juta. Sungguh beruntungnya Maira.

Episodes
1 BAB 1: Mila
2 BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3 BAB 3: Test DNA
4 BAB 4: Hasil
5 BAB 5: Jena
6 BAB 6: Kepergian Antonio
7 BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8 BAB 8: Jadilah anak mandiri
9 BAB 9: Maafkan Jena Mama
10 BAB 10: Kepulangan Antonio
11 BAB 11: Andina hamil?
12 BAB 12: Misi mencari mama
13 BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14 BAB 14: Hukuman untuk Jena
15 BAB 15: Hak asuh Jena
16 BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17 BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18 BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19 BAB 19: Rencana Itu...
20 BAB 20: Kedatangan asisten baru
21 BAB 21: Putus sekolah
22 BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23 BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24 BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25 BAB 25: Mencurigakan
26 BAB 26: Teguran
27 BAB 27: Semua terjadi karenamu
28 BAB 28: Alone
29 BAB 29: Overdosis
30 BAB 30: Rencana Licik Antonio
31 BAB 31: Menghindar
32 BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33 BAB 33: Tersisishkan
34 BAB 34: Jena dijual?
35 BAB 35: Amarah Arhan
36 BAB 36: Kabur?
37 BAB 37: Kehidupan baru
38 BAB 38: Disembunyikan
39 BAB 39: Mariposa
40 BAB 40: Waspada
41 BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42 BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43 BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44 BAB 44: Curiga
45 BAB 45: Rencana Pertama
46 BAB 46: Rencana kedua
47 BAB 47: Rencana Ketiga
48 BAB 48: Grebeg
49 BAB 49: Penangkapan
50 BAB 50: Karma
51 BAB 51: Bertemu kembali
52 BAB 52: Jemput
53 BAB 53: Bebas?
54 BAB 54: Keputusan
55 BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56 BAB 56: Bantuan Vivia
57 BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58 BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59 BAB 59: Client pertama
60 BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61 BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62 BAB 62: Bertemu kembali
63 BAB 63: Antonio stress?
64 BAB 64: Pembelaan
65 BAB 65: Antonio bebas?
66 BAB 66: Pria misterius
67 BAB 67: Masalah dengan Farrel
68 BAB 68: Adegan malam itu?
69 BAB 69: Tuduhan
70 BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71 BAB 71: Damai?
72 BAB 72: Memutar balik fakta
73 BAB 73: Tak Jera
74 BAB 74: My babby girl
75 BAB 75: Pria itu?
76 BAB 76: Berpencar
77 BAB 77 : Tersesat
78 BAB 78: Pilih atas atau bawah
79 BAB 79: Sedikit lagi...
80 BAB 80:
81 BAB 81: Membahas video itu
82 BAB 82: Masih tak mengakui
83 BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84 BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85 BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86 BAB 86: Rahasia Farrel
87 BAB 87: Curiga
88 BAB 88: obsesi
89 BAB 89: Sedikit lagi
90 BAB 90: Sudah terlambat
91 BAB 91: Ku kira...
92 BAB 92: Pak Yoga...
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1: Mila
2
BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3
BAB 3: Test DNA
4
BAB 4: Hasil
5
BAB 5: Jena
6
BAB 6: Kepergian Antonio
7
BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8
BAB 8: Jadilah anak mandiri
9
BAB 9: Maafkan Jena Mama
10
BAB 10: Kepulangan Antonio
11
BAB 11: Andina hamil?
12
BAB 12: Misi mencari mama
13
BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14
BAB 14: Hukuman untuk Jena
15
BAB 15: Hak asuh Jena
16
BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17
BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18
BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19
BAB 19: Rencana Itu...
20
BAB 20: Kedatangan asisten baru
21
BAB 21: Putus sekolah
22
BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23
BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24
BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25
BAB 25: Mencurigakan
26
BAB 26: Teguran
27
BAB 27: Semua terjadi karenamu
28
BAB 28: Alone
29
BAB 29: Overdosis
30
BAB 30: Rencana Licik Antonio
31
BAB 31: Menghindar
32
BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33
BAB 33: Tersisishkan
34
BAB 34: Jena dijual?
35
BAB 35: Amarah Arhan
36
BAB 36: Kabur?
37
BAB 37: Kehidupan baru
38
BAB 38: Disembunyikan
39
BAB 39: Mariposa
40
BAB 40: Waspada
41
BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42
BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43
BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44
BAB 44: Curiga
45
BAB 45: Rencana Pertama
46
BAB 46: Rencana kedua
47
BAB 47: Rencana Ketiga
48
BAB 48: Grebeg
49
BAB 49: Penangkapan
50
BAB 50: Karma
51
BAB 51: Bertemu kembali
52
BAB 52: Jemput
53
BAB 53: Bebas?
54
BAB 54: Keputusan
55
BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56
BAB 56: Bantuan Vivia
57
BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58
BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59
BAB 59: Client pertama
60
BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61
BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62
BAB 62: Bertemu kembali
63
BAB 63: Antonio stress?
64
BAB 64: Pembelaan
65
BAB 65: Antonio bebas?
66
BAB 66: Pria misterius
67
BAB 67: Masalah dengan Farrel
68
BAB 68: Adegan malam itu?
69
BAB 69: Tuduhan
70
BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71
BAB 71: Damai?
72
BAB 72: Memutar balik fakta
73
BAB 73: Tak Jera
74
BAB 74: My babby girl
75
BAB 75: Pria itu?
76
BAB 76: Berpencar
77
BAB 77 : Tersesat
78
BAB 78: Pilih atas atau bawah
79
BAB 79: Sedikit lagi...
80
BAB 80:
81
BAB 81: Membahas video itu
82
BAB 82: Masih tak mengakui
83
BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84
BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85
BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86
BAB 86: Rahasia Farrel
87
BAB 87: Curiga
88
BAB 88: obsesi
89
BAB 89: Sedikit lagi
90
BAB 90: Sudah terlambat
91
BAB 91: Ku kira...
92
BAB 92: Pak Yoga...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!