BAB 11: Andina hamil?

Entah kenapa hari ini setelah dua hari kedatangan Antonio, Andina merasa sangat pusing dan mual. Ia merasakan keram di area perutnya, ia juga merasa sangat lemas sehingga tidak bisa beraktifitas seperti biasanya.

Arhan yang tidak biasa melihat istrinya sakit dengan gejala seperti itu, lantas membawanya ke dokter untuk mengetahui penyakitnya. Sementara untuk urusan sekolah Jena, Arhan menitipkannya sementara kepada Antonio.

Mereka pun akhirnya pergi menuju bidan terdekat di daerahnya.

“Apakah ibu tidak menyadari bahwa ibu sedang hamil?” Perkataan dokter yang memeriksa Andina langsung membuat dia dan suaminya terdiam sejenak dan keheranan.

“Apa? Hamil?” Ucap mereka berdua berbarengan.

“Iya, ibu hamil. Mari kita coba USG saja agar bapak dan ibu percaya…” Dokter itu menyiapkan alat USG nya dan membalurkan cairan berbentuk jel yang ia biasa disebut clear ultrasound gel.

Setelah dibalurkannya, ia mulai memeriksa rahim Andina untuk memastikan dia hamil. Dan ternyata memang benar, ada seorang bakal calon bayi yang kini ada dalam rahimnya. Diperkirakan baru usia dua minggu karena masih sangat kecil dan belum berbentuk.

Sungguh itu merupakan sebuah keajaiban yang diberikan tuhan kepada pasangan ini. Setelah bertahun tahun tidak dikaruniai seorang putra, kini tiba-tiba saja di waktu Andina yang sudah hampir memasuki usia empat puluh tahun ada bayi yang dititipkan tuhan di rahimnya.

Andina dan Arhan menangis karena tidak percaya dengan semua ini. Sepulang mereka dari rumah sakit, mereka langsung mewawarkan kabar gembira ini pada anggota keluarga yang saat ini berada dirumah. Ibu dan ayah Andina awalnya tidak percaya dengan hal itu, dan setelah Andina menunjukkan hasil USG nya mereka pun ikut terharu dengan keajaiban ini.

Bu Mayang sangat terkejut dan memeluk erat putri sulungnya, ia pun menangis haru. Akhirnya ia mempunyai cucu yang benar benar anak kandung dari putrinya.

“Jaga selalu calon bayi ini, kamu jangan kecapean dan jangan bekerja yang berat-berat. Ini cucu harapan ku…” Katanya sambil mengelus perut Andina yang agak membuncit.

Tak lama kemudian...

“Kita pulang…!” Ucap Antonio dari luar yang telah selesai menjemput Jena sekolah.

“Eh Anton… Ada kabar gembira untuk keluarga kita” Bu Mayang segera memberitahu kabar kehamilan kakaknya, karena tinggal Antonio yang belum mengetahui kabar kehamilan Andina.

“Seriously!” Ucapnya dengan logat inggris yang sangat fasih ia lafalkan. Ia juga awalnya tidak percaya dan mengambil hasil USG di meja yang ada di hadapannya. Ia pun tersenyum lalu memeluk kakaknya dan memberikan selamat.

Jena yang melihat para orang dewasa di depannya tertawa. Ia mendengar kata-kata USG dan ia juga mendengar bahwa Mama-nya itu hamil. Ia pun kebingungan dengan kata baru yang disebutkan mereka.

“USG? Mama hamil? Oh apakah karena mama di USG jadi hamil? Berarti aku akan mempunyai saudara kan…” Ucapnya dalam hati.

Dengan polosnya ia menghampiri kumpulan orang dewasa itu lalu bertanya

“mama habis di USG bisa hamil ya? Berarti kalau hamil nanti Jena punya saudara bayi dong…”

Sontak ucapannya itu membuat para anggota keluarga yang mendengarnya tertawa dengan ucapanya. Ada yang tertawa karena tingkah polosnya dan ada juga yang tertawa untuk merendahkannya.

“Anak ini memang b*doh sekali… Mana mungkin setelah di USG aku langsung hamil. Hahaha…” Andina tertawa dengan julidnya, sama seperti ibunya.

“Haha… iya ya Din. Oh iya tadi juga disekolah masa dia tidak bisa membaca dan menulis, masa dua ditambah dua sama dengan enam coba. Hahaha… apakah anak ini tidak pernah belajar?” Ejek Antonio.

“Heh dia tuh bukan gak pernah belajar, tapi otaknya aja yang gak nangkep-nangkep pelajaran. Jadi ditanya apa jawab apa…hahaha…” Bu mayang menimpalinya.

Tentu saja, hal itu membuat Jena menjadi sedih, ia memainkan jari telunjuknya sambil tertunduk karena malu. Ia tak berani menatap satu pun wajah orang dewasa yang ada di hadapannya. Untungnya, tak lama dari itu Arhan segera membela Jena dengan memotong pembicaraan mereka dan menasehati agar berhenti menertawakannya.

Jena yang sakit hati, lalu pergi meninggalkan keluarga angkatnya. Ia segera mandi dan mengganti pakaiannya di kamar. Setelah itu Jena termenung kembali sambil menatap burung yang sedang bertengger di pohon halaman rumahnya.

Terlihat burung itu sedang memberi makan kedua anaknya. Ia memberi anak-anaknya masing masing satu cacing yang mungkin telah ia dapatkan saat mencarinya di tanah yang basah dekat kebunnya. Ia tampak begitu menyayangi burung itu.

“Nanti kalau mama punya bayi lagi, dia akan seperti burung itu tidak ya? Dia sangat adil terhadap anak-anaknya. Tapi jangankan berlaku adil, mama juga belum tentu sayang sama Jena. Mungkin dia nanti lebih sayang sama adik bayi dan tidak peduli sama Jena…” Jena sangat sedih akan hal yang ia khawatirkan itu.

“Oh iya, Jena baru ingat! Mama kan bukan ibu kandungnya Jena, soalnya ibu kandung Jena gak tau dimana. Pokoknya Jena harus mencarinya!”

Ia memutuskan untuk mencari ibunya besok setelah pulang sekolah jika temannya mau menemaninya. Tetapi sebelum itu, ia harus mengetahui nama ibu kandungnya itu dengan mencari tahu kepada keluarganya, dan orang pertama yang ia tanya adalah Arhan, ayah angkatnya.

Arhan yang ditanya hal itu oleh putrinya keheranan. “Untuk apa kamu bertanya ibu kandungmu Jena? Mama adalah ibu kandungmu…” Arhan menutupi nya padahal Jena sudah tahu bahwa dirinya bukanlah anak kandung Andina.

“Ayah bohong! Kata Mama, Jena bukan anak kandungnya… Jena anak buangan yang dirawat Mama. Jena itu sebenarnya anak om Anton kan?” Jena kini tak bisa dibohongi.

“Eh… sayang bukan begitu tapi…” Perkataanya terhenti karena istrinya memanggilnya di kamar mandi, tampaknya ia sedang muntah dan ingin meminta bantuan Arhan. Maka suaminya itupun segera menghampirinya dan meninggalkan Jena.

Jena belum menemukan jawaban atas ibu kandungnya tersebut. Setelah ia kembali mengingat ucapannya bahwa dirinya merupakan anak kandung Antonio, ia pun mengumpulkan semua keberaniannya dan menghadap Antonio untuk bertanya.

Dilihatnya, Antonio sedang duduk di sofa sambil men-scroll aplikasi sosmednya. Ia memberanikan diri untuk bertanya agar mendapatkan petunjuk tentang ibunya. Tetapi ia mulai dengan basa-basi untuk bertanya pada ayah kandungnya itu.

“E…Em…Om Anton..”

“Apa Jen…vMau apa kamu kesini?”

“Jen-Jena mau tanya, Om Anton kan kata Mama Andina ayah asli Jena. Berarti Om Anton tau mama asli Jena?”

“Sini deh om Anton jelasin dulu, soalnya kamu keliatan belum mudeng. Iya benar, om ini ayah asli atau ayah kandung kamu, sementara si Arhan yang kamu anggap ayah itu adalah ayah angkat mu dan Andina juga ibu angkatmu, bukan ibu mu sebenarnya. Dan ibu kandungmu sebenarnya itu, om gak bisa kasih tau siapa dia.” Jelasnya agak berbelit belit dan tentu saja itu membuat Jena masih belum mengerti.

Walaupun Jena tidak mengerti perkataan yang diucapkan ayah aslinya itu, tapi ia tetap ingin tahu ibu aslinya “Cepat om Anton kasih tau Jena…! Jena ingin tahu…”

Karena pusing dengan Jena yang terus memaksanya memberi tahu, akhirnya ia mencoba untuk mengingatnya. Ia sangat mengingat wanita yang merupakan ibu kandung Jena, ia sangat cantik dengan body nya yang sangat menarik untuk kaum Adam. Tetapi ia lupa tentang kabar wanita tersebut karena yang mengantarkan Jena waktu itu bukan dirinya melainkan tetangganya yaitu Mbak Hanum.

“Kamu ini terus saja memaksa! Saya lupa ibumu siapa, tetapi seingat saya kamu diantarkan oleh seseorang bernama Mbak Hanum. Rumahnya kurang lebih tiga sampai empat kilometer ke arah selatan. Kenapa, memang kamu mau cari ibumu? Sana cari saja kalau bisa! Paling kamu nanti akan nyasar!”

Setelah mengejek Jena, Antonio pun pergi tanpa rasa bersalah meninggalkan putri kandungnya. Dengan ringannya ia berkata seperti itu terhadap putri yang merupakan darah dagingnya sendiri. Ia menganggap apa Jena dimatanya? Seakan begitu hinanya anak tak bersalah ini.

Episodes
1 BAB 1: Mila
2 BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3 BAB 3: Test DNA
4 BAB 4: Hasil
5 BAB 5: Jena
6 BAB 6: Kepergian Antonio
7 BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8 BAB 8: Jadilah anak mandiri
9 BAB 9: Maafkan Jena Mama
10 BAB 10: Kepulangan Antonio
11 BAB 11: Andina hamil?
12 BAB 12: Misi mencari mama
13 BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14 BAB 14: Hukuman untuk Jena
15 BAB 15: Hak asuh Jena
16 BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17 BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18 BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19 BAB 19: Rencana Itu...
20 BAB 20: Kedatangan asisten baru
21 BAB 21: Putus sekolah
22 BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23 BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24 BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25 BAB 25: Mencurigakan
26 BAB 26: Teguran
27 BAB 27: Semua terjadi karenamu
28 BAB 28: Alone
29 BAB 29: Overdosis
30 BAB 30: Rencana Licik Antonio
31 BAB 31: Menghindar
32 BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33 BAB 33: Tersisishkan
34 BAB 34: Jena dijual?
35 BAB 35: Amarah Arhan
36 BAB 36: Kabur?
37 BAB 37: Kehidupan baru
38 BAB 38: Disembunyikan
39 BAB 39: Mariposa
40 BAB 40: Waspada
41 BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42 BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43 BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44 BAB 44: Curiga
45 BAB 45: Rencana Pertama
46 BAB 46: Rencana kedua
47 BAB 47: Rencana Ketiga
48 BAB 48: Grebeg
49 BAB 49: Penangkapan
50 BAB 50: Karma
51 BAB 51: Bertemu kembali
52 BAB 52: Jemput
53 BAB 53: Bebas?
54 BAB 54: Keputusan
55 BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56 BAB 56: Bantuan Vivia
57 BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58 BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59 BAB 59: Client pertama
60 BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61 BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62 BAB 62: Bertemu kembali
63 BAB 63: Antonio stress?
64 BAB 64: Pembelaan
65 BAB 65: Antonio bebas?
66 BAB 66: Pria misterius
67 BAB 67: Masalah dengan Farrel
68 BAB 68: Adegan malam itu?
69 BAB 69: Tuduhan
70 BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71 BAB 71: Damai?
72 BAB 72: Memutar balik fakta
73 BAB 73: Tak Jera
74 BAB 74: My babby girl
75 BAB 75: Pria itu?
76 BAB 76: Berpencar
77 BAB 77 : Tersesat
78 BAB 78: Pilih atas atau bawah
79 BAB 79: Sedikit lagi...
80 BAB 80:
81 BAB 81: Membahas video itu
82 BAB 82: Masih tak mengakui
83 BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84 BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85 BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86 BAB 86: Rahasia Farrel
87 BAB 87: Curiga
88 BAB 88: obsesi
89 BAB 89: Sedikit lagi
90 BAB 90: Sudah terlambat
91 BAB 91: Ku kira...
92 BAB 92: Pak Yoga...
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1: Mila
2
BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3
BAB 3: Test DNA
4
BAB 4: Hasil
5
BAB 5: Jena
6
BAB 6: Kepergian Antonio
7
BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8
BAB 8: Jadilah anak mandiri
9
BAB 9: Maafkan Jena Mama
10
BAB 10: Kepulangan Antonio
11
BAB 11: Andina hamil?
12
BAB 12: Misi mencari mama
13
BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14
BAB 14: Hukuman untuk Jena
15
BAB 15: Hak asuh Jena
16
BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17
BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18
BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19
BAB 19: Rencana Itu...
20
BAB 20: Kedatangan asisten baru
21
BAB 21: Putus sekolah
22
BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23
BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24
BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25
BAB 25: Mencurigakan
26
BAB 26: Teguran
27
BAB 27: Semua terjadi karenamu
28
BAB 28: Alone
29
BAB 29: Overdosis
30
BAB 30: Rencana Licik Antonio
31
BAB 31: Menghindar
32
BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33
BAB 33: Tersisishkan
34
BAB 34: Jena dijual?
35
BAB 35: Amarah Arhan
36
BAB 36: Kabur?
37
BAB 37: Kehidupan baru
38
BAB 38: Disembunyikan
39
BAB 39: Mariposa
40
BAB 40: Waspada
41
BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42
BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43
BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44
BAB 44: Curiga
45
BAB 45: Rencana Pertama
46
BAB 46: Rencana kedua
47
BAB 47: Rencana Ketiga
48
BAB 48: Grebeg
49
BAB 49: Penangkapan
50
BAB 50: Karma
51
BAB 51: Bertemu kembali
52
BAB 52: Jemput
53
BAB 53: Bebas?
54
BAB 54: Keputusan
55
BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56
BAB 56: Bantuan Vivia
57
BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58
BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59
BAB 59: Client pertama
60
BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61
BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62
BAB 62: Bertemu kembali
63
BAB 63: Antonio stress?
64
BAB 64: Pembelaan
65
BAB 65: Antonio bebas?
66
BAB 66: Pria misterius
67
BAB 67: Masalah dengan Farrel
68
BAB 68: Adegan malam itu?
69
BAB 69: Tuduhan
70
BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71
BAB 71: Damai?
72
BAB 72: Memutar balik fakta
73
BAB 73: Tak Jera
74
BAB 74: My babby girl
75
BAB 75: Pria itu?
76
BAB 76: Berpencar
77
BAB 77 : Tersesat
78
BAB 78: Pilih atas atau bawah
79
BAB 79: Sedikit lagi...
80
BAB 80:
81
BAB 81: Membahas video itu
82
BAB 82: Masih tak mengakui
83
BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84
BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85
BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86
BAB 86: Rahasia Farrel
87
BAB 87: Curiga
88
BAB 88: obsesi
89
BAB 89: Sedikit lagi
90
BAB 90: Sudah terlambat
91
BAB 91: Ku kira...
92
BAB 92: Pak Yoga...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!