Antonio masuk ke dalam rumah lalu memanggil supir pribadinya, Pak Sapri.
“Pak…!Pak Sapri…Tolong panaskan mobil dan antarkan kami ke rumah sakit terdekat, segera! Antonio berbicara dengannya agak lantang karena Pak sapri sedang berada di lantai dua rumahnya.
“Baik Tuan..!” Pak Sapri membalas panggilan tuan mudanya itu. Ia segera memanaskan dan mengeluarkan mobil dari garasi.
“Eh Ton… Lu mau ke rumah sakit?”Tanya seorang wanita yang merupakan kakak perempuan Antonio yang bernama Andina (32). Ia tiba-tiba saja keluar dari kamarnya yang berada di lantai dua sambil membawa gelas yang berisi minuman bersoda. Mungkin ia mendengar panggilan Anton kepada pak Sapri yang cukup keras.
“Iya kak!” Jawabnya singkat sambil membalikkan badan untuk segera berangkat. Andina lalu turun dari tangga dan berlari menghampirinya dengan cepat. “Eh, tunggu dulu…Kakak kan belum selesai bicara. Kenapa mau ke rumah sakit, Lo sakit?”. Tanya Andina sambil meletakkan telapak tangannya ke kening Antonio.
“Enggak, bukan…” Antonio menyingkirkan telapak tangan kakaknya itu, ia lalu melanjutkan perkataanya “Gue mau ke tes DNA. Udah ya, nanti aja wawancaranya. Gue pusing..!” Antonio berlari menghampiri Ibu, Hanum, dan pak Sapri yang tak lama lagi akan melaju-kan kendaraannya.
“Hah..! Tes DNA, ngapain dia tes DNA ya? Aneh-aneh aja tu anak.” Andina menggeleng gelengkan kepala dan melanjutkan meminum minuman segarnya dan kembali untuk bersantai di kamarnya.
Andina berstatus ibu rumah tangga, tetapi ia belum menjadi Ibu sesungguhnya saat ini. Pernikahan yang telah bejalan selama kurang lebih sepuluh tahun dengan suaminya, Arhan (35) belum membuahkan hasil yang mereka inginkan. Hingga saat ini mereka belum dikaruniai seorang putra.
...****************...
Setelah lima belas menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di Rumah Sakit Umum daerah Jakarta. Ibu, Hanum, dan Antonio segera keluar dari mobil dan memasuki ruang pendaftaran di rumah sakit tersebut.
“Tuh, sana daftar saja untuk tes DNA. Lo yang daftar buat tes DNA-nya kan? Jangan lupa ntar bayar sendiri” Ucap Antonio dengan tak sopan padahal Hanum lebih tua darinya.
Hanum hanya bisa menghela nafas dan mengangguk meng-iyakan perkataanya itu. Ia segera mendaftar untuk test DNA Paternitas untuk mengetahui kecocokan genetik antara bayi ini dan Antonio.
Setelah mendaftar mereka menunggu untuk dipanggil. Hanum duduk sambil menyusui bayinya dengan susu formula untuk bayi baru lahir. Bu Mayang yang sangat keibuan, tumben-tumbenan saja merasa tidak respect sama sekali dengan bayi yang digendong Hanum. Apalagi Antonio, Ia hanya sibuk memainkan ponselnya.
“Atas nama Hanum…” Salah satu perawat memanggil namanya, lalu mempersilahkan mereka menemui dokter di Ruang Laboratorium untuk langsung di test saja. Hanum membuka pintunya dan dilihat, ada seorang dokter wanita yang telah menunggu sambil mempersiapkan alat test nya.
“Selamat siang…Atas nama ibu Hanum ya?” Tanya dokter itu dengan ramah.
“Iya bu dokter… saya kesini ingin memeriksa apakah bayi ini merupakan anak kandung dari pria yang berada di belakang saya..” Jawab Hanum sembari melihat ke arah Antonio yang berada di belakangnya.
“Oh baik, kita nanti akan tes menggunakan sample darah ayah dan anak ya. Karena kalau menggunakan sample darah akan lebih cepat dibanding sample yang lain. Jika menggunakan sample darah, hanya memakan waktu 24 jam atau satu hari sampai maksimal tiga hari.” Dokter tersebut menjelaskan dengan detail lalu memulai test nya.
“Permisi yaa…Bu dokter mau periksa dulu...” Kata dokter sambil menarik perlahan salah satu tangan bayi yang ada dipangkuan hanum. Lalu dokter itu mengambil darahnya dan tak lama bayi itupun menangis.
“Cup..cup.. Udah ya, udah selesai ambil darahnya. Sekarang bu dokter mau ambil sample yang ayahnya..”Dokter itu mengusap lembut kepala bayi yang mungil itu dan lanjut mengambil sample darah Antonio.
Antonio merasa gelisah dan belum bisa menerima kenyataan sebenarnya jika kebenaran itu akan terungkap. Ia menyembunyikan rasa khawatirnya dengan terus memainkan ponselnya. Keringat dingin mulai bercucuran saat dokter itu mengambil sample darahnya.
“Baik, sudah selesai. Nanti untuk hasilnya seperti yang sudah saya katakan tadi, hasil akan keluar setelah satu hari sampai maksimal tiga hari ya. Nanti kita akan menginformasikan kembali jika hasilnya sudah keluar. Terimakasih” Dokter itu mengakhiri test yang dilakukannya hari ini.
Mereka keluar dari lab dan akan segera pulang ke rumahnya masing-masing. “Berhubung hasilnya belum keluar, dan saya tidak akan merawat bayi yang belum tentu itu anak saya. Jadi anda bawa pulang saja anak anda hari ini dan jangan kembali ke rumah kami sampai hasil test tersebut keluar" Ucap Antonio dengan sombongnya.
Hanum menerima perkataanya. Setelah Pak Sapri, supir pribadi Antonio mengantarkan tuan muda dan ibunya ke rumah. Ia pun diperintah untuk mengantarkan hanum juga pulang ke rumahnya. Jarak rumah Hanum berkisar antara 3 sampai 4 kilometer dari rumah Antonio.
“Nak…Kalau keadaan ekonomi mbak Hanum baik, Mbak pasti rawat kamu dengan baik. Sayangnya mbak Hanum juga masih punya Mbah dan anak-anak yang masih sekolah. Jadi Mbak mungkin saja tak bisa merawatmu karena kebutuhanmu mungkin tak akan tercukupi. Tetapi semoga saat kamu diterima di keluarga ayahmu, kamu akan diperlakukan dengan baik ya...” Hanum tak bisa membendung air matanya dan menangis, sambil mengusap bayi perempuan yang sangat manis itu.
...****************...
Antonio segera masuk ke rumah dan menghampiri kakaknya.
“Kak…Kakak..Gawat!” Antonio mengetuk pintu kamar Andina dengan cepat. Baru saja Andina membuka pintu kamarnya, ia langsung saja nyelonong masuk ke kamarnya karena kebetulan suaminya sedang bekerja.
“Ish, ngapain sih Ton? Apa yang gawat, ada masalah apa sih sebenernya? Lo aneh banget hari ini” Andina mengerutkan dahinya karena keheranan dengan sikap adiknya. Tak lama, Antonio bercerita hal yang sebenarnya terjadi kepada kakak nya.
Andina diam seribu bahasa setelah mendengar ceritanya. Ia tak bisa dan tak tahu bagaimana menanggapi perkataan adiknya itu. Ia hanya menutup mulutnya yang terbuka lebar karena kaget sekaligus keheranan dengan perilaku adiknya itu.
Adiknya yang dikenal rajin, ambisius dan terlihat sangat sibuk bekerja, ternyata menyimpan sesuatu yang buruk dan sulit diterima olehnya.
“Gila…Lo gila Ton! Secara gak sadar lo ngehancurin harga diri keluarga kita Ton, Keluarga kita yang dicap baik-baik dan berwibawa sama orang-orang sekarang hancur Ton! Jadi lo mau minta solusi ke gue? Gak! Gue gak punya solusi dan gak akan bantuin lo!”
“Plis kak, oh iya…Kak Arhan, suami kakak pengen banget punya anak kan. Nah, anggap aja itu anak kakak. Bayi itu nanti ceritanya adalah anak kakak, itu menjadi rahasia keluarga kita saja. Kakak juga malu kan dibilang tetangga 'mandul' karena sudah bertahun tahun kakak menikah tetapi belum dikaruniai seorang putra. Kakak juga jarang keluar, jadi gabakal pada curiga deh…Tolong ya kak. Ibu dan Ayah pasti marah jika Anton tidak merawat bayi itu.” Pohon Antonio kepada kakanya.
Andina mencerna perlahan perkataan adiknya itu. Ternyata perkataannya itu ada benarnya, tapi dalam benaknya ia tak ingin mengasuh bayi yang lahir karena hubungan yang tidak sah, apalagi lahir dari rahim seorang wanita malam. Ya tapi bagaimana lagi, ini hanya untuk membungkam mulut tetangga yang telah mengatainya wanita mandul.
“Emm...Oke, gue setuju. Nanti mau dibicarakan lagi sama Arhan, tapi gue gak janji bakal rawat dia dengan baik. Gue sebenernya gak mau mengasuh anak yang lahir dari cewek gak bener. Gila sih lo Anton, bisa-bisanya lo mau sama cewek gak bener, gue masih gak percaya sama cerita Lo…”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
💩Anti Mantan suami💩
bener lah sebagai kakak pinginnya adiknya sama wanita baik2 .
2024-02-13
0
marrydiana
mampir thor🔥
2024-01-30
1