BAB 3: Test DNA

Antonio masuk ke dalam rumah lalu memanggil supir pribadinya, Pak Sapri.

“Pak…!Pak Sapri…Tolong panaskan mobil dan antarkan kami ke rumah sakit terdekat, segera! Antonio berbicara dengannya agak lantang karena Pak sapri sedang berada di lantai dua rumahnya.

“Baik Tuan..!” Pak Sapri membalas panggilan tuan mudanya itu. Ia segera memanaskan dan mengeluarkan mobil dari garasi.

“Eh Ton… Lu mau ke rumah sakit?”Tanya seorang wanita yang merupakan kakak perempuan Antonio yang bernama Andina (32). Ia tiba-tiba saja keluar dari kamarnya yang berada di lantai dua sambil membawa gelas yang berisi minuman bersoda. Mungkin ia mendengar panggilan Anton kepada pak Sapri yang cukup keras.

“Iya kak!” Jawabnya singkat sambil membalikkan badan untuk segera berangkat. Andina lalu turun dari tangga dan berlari menghampirinya dengan cepat. “Eh, tunggu dulu…Kakak kan belum selesai bicara. Kenapa mau ke rumah sakit, Lo sakit?”. Tanya Andina sambil meletakkan telapak tangannya ke kening Antonio.

“Enggak, bukan…” Antonio menyingkirkan telapak tangan kakaknya itu, ia lalu melanjutkan perkataanya “Gue mau ke tes DNA. Udah ya, nanti aja wawancaranya. Gue pusing..!” Antonio berlari menghampiri Ibu, Hanum, dan pak Sapri yang tak lama lagi akan melaju-kan kendaraannya.

“Hah..! Tes DNA, ngapain dia tes DNA ya? Aneh-aneh aja tu anak.” Andina menggeleng gelengkan kepala dan melanjutkan meminum minuman segarnya dan kembali untuk bersantai di kamarnya.

Andina berstatus ibu rumah tangga, tetapi ia belum menjadi Ibu sesungguhnya saat ini. Pernikahan yang telah bejalan selama kurang lebih sepuluh tahun dengan suaminya, Arhan (35) belum membuahkan hasil yang mereka inginkan. Hingga saat ini mereka belum dikaruniai seorang putra.

...****************...

Setelah lima belas menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di Rumah Sakit Umum daerah Jakarta. Ibu, Hanum, dan Antonio segera keluar dari mobil dan memasuki ruang pendaftaran di rumah sakit tersebut.

“Tuh, sana daftar saja untuk tes DNA. Lo yang daftar buat tes DNA-nya kan? Jangan lupa ntar bayar sendiri” Ucap Antonio dengan tak sopan padahal Hanum lebih tua darinya.

Hanum hanya bisa menghela nafas dan mengangguk meng-iyakan perkataanya itu. Ia segera mendaftar untuk test DNA Paternitas untuk mengetahui kecocokan genetik antara bayi ini dan Antonio.

Setelah mendaftar mereka menunggu untuk dipanggil. Hanum duduk sambil menyusui bayinya dengan susu formula untuk bayi baru lahir. Bu Mayang yang sangat keibuan, tumben-tumbenan saja merasa tidak respect sama sekali dengan bayi yang digendong Hanum. Apalagi Antonio, Ia hanya sibuk memainkan ponselnya.

“Atas nama Hanum…” Salah satu perawat memanggil namanya, lalu mempersilahkan mereka menemui dokter di Ruang Laboratorium untuk langsung di test saja. Hanum membuka pintunya dan dilihat, ada seorang dokter wanita yang telah menunggu sambil mempersiapkan alat test nya.

“Selamat siang…Atas nama ibu Hanum ya?” Tanya dokter itu dengan ramah.

“Iya bu dokter… saya kesini ingin memeriksa apakah bayi ini merupakan anak kandung dari pria yang berada di belakang saya..” Jawab Hanum sembari melihat ke arah Antonio yang berada di belakangnya.

“Oh baik, kita nanti akan tes menggunakan sample darah ayah dan anak ya. Karena kalau menggunakan sample darah akan lebih cepat dibanding sample yang lain. Jika menggunakan sample darah, hanya memakan waktu 24 jam atau satu hari sampai maksimal tiga hari.” Dokter tersebut menjelaskan dengan detail lalu memulai test nya.

“Permisi yaa…Bu dokter mau periksa dulu...” Kata dokter sambil menarik perlahan salah satu tangan bayi yang ada dipangkuan hanum. Lalu dokter itu mengambil darahnya dan tak lama bayi itupun menangis.

“Cup..cup.. Udah ya, udah selesai ambil darahnya. Sekarang bu dokter mau ambil sample yang ayahnya..”Dokter itu mengusap lembut kepala bayi yang mungil itu dan lanjut mengambil sample darah Antonio.

Antonio merasa gelisah dan belum bisa menerima kenyataan sebenarnya jika kebenaran itu akan terungkap. Ia menyembunyikan rasa khawatirnya dengan terus memainkan ponselnya. Keringat dingin mulai bercucuran saat dokter itu mengambil sample darahnya.

“Baik, sudah selesai. Nanti untuk hasilnya seperti yang sudah saya katakan tadi, hasil akan keluar setelah satu hari sampai maksimal tiga hari ya. Nanti kita akan menginformasikan kembali jika hasilnya sudah keluar. Terimakasih” Dokter itu mengakhiri test yang dilakukannya hari ini.

Mereka keluar dari lab dan akan segera pulang ke rumahnya masing-masing. “Berhubung hasilnya belum keluar, dan saya tidak akan merawat bayi yang belum tentu itu anak saya. Jadi anda bawa pulang saja anak anda hari ini dan jangan kembali ke rumah kami sampai hasil test tersebut keluar" Ucap Antonio dengan sombongnya.

Hanum menerima perkataanya. Setelah Pak Sapri, supir pribadi Antonio mengantarkan tuan muda dan ibunya ke rumah. Ia pun diperintah untuk mengantarkan hanum juga pulang ke rumahnya. Jarak rumah Hanum berkisar antara 3 sampai 4 kilometer dari rumah Antonio.

“Nak…Kalau keadaan ekonomi mbak Hanum baik, Mbak pasti rawat kamu dengan baik. Sayangnya mbak Hanum juga masih punya Mbah dan anak-anak yang masih sekolah. Jadi Mbak mungkin saja tak bisa merawatmu karena kebutuhanmu mungkin tak akan tercukupi. Tetapi semoga saat kamu diterima di keluarga ayahmu, kamu akan diperlakukan dengan baik ya...” Hanum tak bisa membendung air matanya dan menangis, sambil mengusap bayi perempuan yang sangat manis itu.

...****************...

Antonio segera masuk ke rumah dan menghampiri kakaknya.

“Kak…Kakak..Gawat!” Antonio mengetuk pintu kamar Andina dengan cepat. Baru saja Andina membuka pintu kamarnya, ia langsung saja nyelonong masuk ke kamarnya karena kebetulan suaminya sedang bekerja.

“Ish, ngapain sih Ton? Apa yang gawat, ada masalah apa sih sebenernya? Lo aneh banget hari ini” Andina mengerutkan dahinya karena keheranan dengan sikap adiknya. Tak lama, Antonio bercerita hal yang sebenarnya terjadi kepada kakak nya.

Andina diam seribu bahasa setelah mendengar ceritanya. Ia tak bisa dan tak tahu bagaimana menanggapi perkataan adiknya itu. Ia hanya menutup mulutnya yang terbuka lebar karena kaget sekaligus keheranan dengan perilaku adiknya itu.

Adiknya yang dikenal rajin, ambisius dan terlihat sangat sibuk bekerja, ternyata menyimpan sesuatu yang buruk dan sulit diterima olehnya.

“Gila…Lo gila Ton! Secara gak sadar lo ngehancurin harga diri keluarga kita Ton, Keluarga kita yang dicap baik-baik dan berwibawa sama orang-orang sekarang hancur Ton! Jadi lo mau minta solusi ke gue? Gak! Gue gak punya solusi dan gak akan bantuin lo!”

“Plis kak, oh iya…Kak Arhan, suami kakak pengen banget punya anak kan. Nah, anggap aja itu anak kakak. Bayi itu nanti ceritanya adalah anak kakak, itu menjadi rahasia keluarga kita saja. Kakak juga malu kan dibilang tetangga 'mandul' karena sudah bertahun tahun kakak menikah tetapi belum dikaruniai seorang putra. Kakak juga jarang keluar, jadi gabakal pada curiga deh…Tolong ya kak. Ibu dan Ayah pasti marah jika Anton tidak merawat bayi itu.” Pohon Antonio kepada kakanya.

Andina mencerna perlahan perkataan adiknya itu. Ternyata perkataannya itu ada benarnya, tapi dalam benaknya ia tak ingin mengasuh bayi yang lahir karena hubungan yang tidak sah, apalagi lahir dari rahim seorang wanita malam. Ya tapi bagaimana lagi, ini hanya untuk membungkam mulut tetangga yang telah mengatainya wanita mandul.

“Emm...Oke, gue setuju. Nanti mau dibicarakan lagi sama Arhan, tapi gue gak janji bakal rawat dia dengan baik. Gue sebenernya gak mau mengasuh anak yang lahir dari cewek gak bener. Gila sih lo Anton, bisa-bisanya lo mau sama cewek gak bener, gue masih gak percaya sama cerita Lo…”

Terpopuler

Comments

Bukan Manusia

Bukan Manusia

bener lah sebagai kakak pinginnya adiknya sama wanita baik2 .

2024-02-13

0

marrydianaa26

marrydianaa26

mampir thor🔥

2024-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Mila
2 BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3 BAB 3: Test DNA
4 BAB 4: Hasil
5 BAB 5: Jena
6 BAB 6: Kepergian Antonio
7 BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8 BAB 8: Jadilah anak mandiri
9 BAB 9: Maafkan Jena Mama
10 BAB 10: Kepulangan Antonio
11 BAB 11: Andina hamil?
12 BAB 12: Misi mencari mama
13 BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14 BAB 14: Hukuman untuk Jena
15 BAB 15: Hak asuh Jena
16 BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17 BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18 BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19 BAB 19: Rencana Itu...
20 BAB 20: Kedatangan asisten baru
21 BAB 21: Putus sekolah
22 BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23 BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24 BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25 BAB 25: Mencurigakan
26 BAB 26: Teguran
27 BAB 27: Semua terjadi karenamu
28 BAB 28: Alone
29 BAB 29: Overdosis
30 BAB 30: Rencana Licik Antonio
31 BAB 31: Menghindar
32 BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33 BAB 33: Tersisishkan
34 BAB 34: Jena dijual?
35 BAB 35: Amarah Arhan
36 BAB 36: Kabur?
37 BAB 37: Kehidupan baru
38 BAB 38: Disembunyikan
39 BAB 39: Mariposa
40 BAB 40: Waspada
41 BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42 BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43 BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44 BAB 44: Curiga
45 BAB 45: Rencana Pertama
46 BAB 46: Rencana kedua
47 BAB 47: Rencana Ketiga
48 BAB 48: Grebeg
49 BAB 49: Penangkapan
50 BAB 50: Karma
51 BAB 51: Bertemu kembali
52 BAB 52: Jemput
53 BAB 53: Bebas?
54 BAB 54: Keputusan
55 BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56 BAB 56: Bantuan Vivia
57 BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58 BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59 BAB 59: Client pertama
60 BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61 BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62 BAB 62: Bertemu kembali
63 BAB 63: Antonio stress?
64 BAB 64: Pembelaan
65 BAB 65: Antonio bebas?
66 BAB 66: Pria misterius
67 BAB 67: Masalah dengan Farrel
68 BAB 68: Adegan malam itu?
69 BAB 69: Tuduhan
70 BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71 BAB 71: Damai?
72 BAB 72: Memutar balik fakta
73 BAB 73: Tak Jera
74 BAB 74: My babby girl
75 BAB 75: Pria itu?
76 BAB 76: Berpencar
77 BAB 77 : Tersesat
78 BAB 78: Pilih atas atau bawah
79 BAB 79: Sedikit lagi...
80 BAB 80:
81 BAB 81: Membahas video itu
82 BAB 82: Masih tak mengakui
83 BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84 BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85 BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86 BAB 86: Rahasia Farrel
87 BAB 87: Curiga
88 BAB 88: obsesi
89 BAB 89: Sedikit lagi
90 BAB 90: Sudah terlambat
91 BAB 91: Ku kira...
92 BAB 92: Pak Yoga...
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1: Mila
2
BAB 2: Ku antarkan kau ke ayahmu
3
BAB 3: Test DNA
4
BAB 4: Hasil
5
BAB 5: Jena
6
BAB 6: Kepergian Antonio
7
BAB 7: Anak Berkebutuhan Khusus
8
BAB 8: Jadilah anak mandiri
9
BAB 9: Maafkan Jena Mama
10
BAB 10: Kepulangan Antonio
11
BAB 11: Andina hamil?
12
BAB 12: Misi mencari mama
13
BAB 13: Ternyata mama kandungku...
14
BAB 14: Hukuman untuk Jena
15
BAB 15: Hak asuh Jena
16
BAB 16: Persetujuan Anton dan Maira
17
BAB 17: Pernikahan Antonio dan Maira
18
BAB 18: Hari kedua tak menyentuhku
19
BAB 19: Rencana Itu...
20
BAB 20: Kedatangan asisten baru
21
BAB 21: Putus sekolah
22
BAB 22: Luka ini akan kuingat selalu
23
BAB 23: Jangan paksa aku Ma, Pa
24
BAB 24: Kedatangan Ayah dan kakek
25
BAB 25: Mencurigakan
26
BAB 26: Teguran
27
BAB 27: Semua terjadi karenamu
28
BAB 28: Alone
29
BAB 29: Overdosis
30
BAB 30: Rencana Licik Antonio
31
BAB 31: Menghindar
32
BAB 32: Berita bahagia dari Andina
33
BAB 33: Tersisishkan
34
BAB 34: Jena dijual?
35
BAB 35: Amarah Arhan
36
BAB 36: Kabur?
37
BAB 37: Kehidupan baru
38
BAB 38: Disembunyikan
39
BAB 39: Mariposa
40
BAB 40: Waspada
41
BAB 41: "Stop Rai, jangan tergoda!"
42
BAB 42: Keponakan Via ternyata...
43
BAB 43: Bertemu dengan Antonio?
44
BAB 44: Curiga
45
BAB 45: Rencana Pertama
46
BAB 46: Rencana kedua
47
BAB 47: Rencana Ketiga
48
BAB 48: Grebeg
49
BAB 49: Penangkapan
50
BAB 50: Karma
51
BAB 51: Bertemu kembali
52
BAB 52: Jemput
53
BAB 53: Bebas?
54
BAB 54: Keputusan
55
BAB 55: kembali ke tangan Antonio
56
BAB 56: Bantuan Vivia
57
BAB 57: Jangan beritahu Maira, cantik…
58
BAB 58: Memulai kembali rencana itu
59
BAB 59: Client pertama
60
BAB 60: Kembali menjadi tahanan
61
BAB 61: Selangkah bertemu Jena
62
BAB 62: Bertemu kembali
63
BAB 63: Antonio stress?
64
BAB 64: Pembelaan
65
BAB 65: Antonio bebas?
66
BAB 66: Pria misterius
67
BAB 67: Masalah dengan Farrel
68
BAB 68: Adegan malam itu?
69
BAB 69: Tuduhan
70
BAB 70: Persyaratan dari Antonio
71
BAB 71: Damai?
72
BAB 72: Memutar balik fakta
73
BAB 73: Tak Jera
74
BAB 74: My babby girl
75
BAB 75: Pria itu?
76
BAB 76: Berpencar
77
BAB 77 : Tersesat
78
BAB 78: Pilih atas atau bawah
79
BAB 79: Sedikit lagi...
80
BAB 80:
81
BAB 81: Membahas video itu
82
BAB 82: Masih tak mengakui
83
BAB 83: Perjanjian untuk Jena
84
BAB 84: Ada apa dengan Farrel
85
BAB 85: Ciuman pertama dengan Farrel
86
BAB 86: Rahasia Farrel
87
BAB 87: Curiga
88
BAB 88: obsesi
89
BAB 89: Sedikit lagi
90
BAB 90: Sudah terlambat
91
BAB 91: Ku kira...
92
BAB 92: Pak Yoga...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!