Tentara Tampanku (Nial & Maudy)
"Makanya kalau gak ada biaya itu jangan maksain kuliah, sekarang nganggur kan," ucap salah satu tetangga.
"Tau nih, kuliah mahal-mahal. Tapi, ujung-ujungnya jualan burger keliling," ucap tetangga lainnya.
Perempuan yang tengah berjualan burger tersebut hanya tersenyum dan melihat ke sekelilingnya dimana banyak yang berlalu lalang, tapi tidak ada yang membeli burgernya.
"Orang-orang ya lebih milih beli burger yang ada di kota lah daripada burger keliling yang gak terjamin kualitasnya," ucapnya lagi.
"Tapi, burger saya enak kok Bu dan insyaallah berkualitas. Saya juga belinya milih bahan yang bagus," ucap perempuan tersebut.
"Eh, Maudy. Kamu sama keluarga kamu itu dari keluarga miskin dan gak akan bisa beli bahan yang bagus, kamu tau kan Bapak kamu itu masih suka ngutang beras di warung," ucapnya.
Ya, perempuan tersebut adalah Maudy, perempuan yang baru saja lulus kuliah.
"Iya, Bu. Setelah jualan nanti saya akan bayar, biasanya kan juga seperti itu," ucap Maudy.
"Halah, tapi tetep aja ujung-ujungnya ngutang lagi, ngutang lagi. Mulai sekarang kamu gak usah ngutang di warung saya deh kecuali kamu beli ya," ucapnya.
"Tapi, Bu. Saya tidak pernah telat bayar hutang itu Bu, bahkan setelah saya jualan langsung uangnya saya kasih ke Ibu," ucap Maudy.
"Terserah, pokoknya saya gak peduli ya. Mulai sekarang kamu gak boleh ngutang lagi di warung saya," ucapnya lalu meninggalkan Maudy.
"Astaga, kenapa ujian hidup ini gak berhenti-henti ya," gumam Maudy.
"Maudy," panggil Raffa, yang merupakan salah satu tentara yang bertugas di daerah tersebut.
"Eh, Raffa. Kamu gak pulang?" tanya Maudy.
"Ini mau pulang, oh iya sebenarnya ada yang mau aku sampaikan ke kamu," ucap Raffa.
"Apa?" tanya Maudy.
"Hem, sebenarnya aku mau di pindah tugaskan," ucap Raffa.
"Dipindah tugaskan, kemana?" tanya Maudy.
"Ke daerah M, tempat tinggalku sendiri," ucap Raffa.
"Oh iya, kapan emangnya kamu bakal di pindah tugaskan?" tanya Maudy.
"Besok, jadi kali ini aku bukan hanya pulang, tapi juga di pindah tugaskan dan ga bakal bertugas di daerah sini lagi," ucap Raffa.
"Kok dadakan?" tanya Maudy.
"Ya, kamu tau sendiri gimana akrabnya komandan sama istriku," ucap Raffa.
"Tapi, aku justru seneng sih karena kamu di pindahkan," ucap Maudy.
"Kenapa gitu?" tanya Raffa.
"Kan, akhirnya kamu bisa deket sama istri kamu. Apalagi istri kamu sekarang lagi hamil 8 bulan dan sebentar lagi juga lahiran, jadi kamu bisa nemenin istri kamu," ucap Maudy.
"Tapi, nanti aku gak bisa lihat kamu lagi," ucap Raffa.
"Raf," peringat Maudy.
"Hehehe, iya iya. Aku cuma bercanda," ucap Raffa.
"Lain kali jangan kayak gitu, kamu gak inget gimana dulu istri kamu yang cemburuan sama aku sampai dia ngelabrak aku tau," ucap Maudy.
"Iya, aku minta maaf. Tadi cuma bercanda," ucap Raffa.
"Iya, gapapa," ucap Maudy.
"Oh iya, kamu katanya mau ke kota A ya?" tanya Raffa.
"Iya, tapi masih rencana," ucap Maudy.
"Kenapa kamu ke kota A? Bukannya kuliah kamu udah selesai?" tanya Raffa.
"Aku mau cari pekerjaan di kota A, kamu tau sendiri kan kalau kerja di sini susah apalagi aku gak punya kerabat jadi ya mau gak mau cari yang di kita A. Lagian kan di kota A emang terkenal tempat terbaik buat kerja," ucap Maudy.
"Iya sih, di sana bener-bener di manjakan buat para pekerja. Jadi saranku juga lebih baik kamu cari kerja di kota A aja," ucap Raffa.
"Oh iya, aku jualan dulu ya," ucap Maudy.
"Eh tunggu Maudy," ucap Raffa.
"Kenapa lagi?" tanya Maudy.
"Karena hari ini adalah hari terakhir aku tugas di sini, jadi aku mau beli semua burger kamu," ucap Raffa.
"Jangan di beli semuanya ya, kalau emang kamu mau beli. Beli beberapa aja," ucap Maudy.
"Gak mau, aku mau beli semuanya," ucap Raffa.
"Ta-tapi...," ucapan mau terhenti lantaran Raffa yang menyelanya.
"Ini uangnya dan aku mau beli semuanya," ucap Raffa.
"Terima kasih ya," ucap Maudy.
"Santai aja kali, aku ngelakuin ini bukan karena aku pernah suka sama kamu, tapi karena emang hari ini hari terakhir aku bertugas makanya aku mau beli semuanya loh ya. Bukan hanya jualan kamu, tapi jualan Pak Silo, Pak Fendy, juga aku beli semuanya. Kalau kamu gak percaya kamu bisa tanya ke mereka," ucap Raffa.
"Iya, aku percaya. Aku cuma berterima kasih karena kebaikan kamu hari ini akhirnya jualanku habis dan aku gak perlu keliling sampai malam," ucap Maudy dan diangguki Raffa.
'Bohong kalau aku udah gak suka sama kamu, aku masih suka sama kamu. Tapi, gak gak bisa bilang karena kalau aku bilang, kamu akan marah dan kita gak bisa ketemu lagi,' ucap Raffa dalam hati.
Beberapa saat kemudian, Maudy pun pulang karena dagangannya hari ini benar-benar habis.
"Bapak," panggil Maudy.
"Eh, kamu udah pulang. Gimana burgernya, habis?" tanya Bapak Maudy yang bernama Ruslan.
"Iya, Pak. Burgernya habis tadi di borong sama Raffa," ucap Maudy.
"Kamu masih deket sama Raffa?" tanya Bapak.
"Gak Pak, tadi itu Raffa mau di pindah tugaskan makanya dia borong burger Maudy buat di bagiin di asrama katanya, lagipula bukan hanya dagangannya Maudy kok gak di borong. Tapi, dagangan yang lainnya juga," ucap Maudy.
"Yakin kamu?" tanya Bapak.
"Iya, Pak," jawab Maudy.
"Inget Maudy, kita ini orang gak punya, jangan sampai kamu ada urusan apapun sama mereka yang dari keluarga kaya. Kamu gak inget gimana kamu mempermalukan Bapak dulu saat tunangannya Raffa datang dan maki-maki kamu," ucap Bapak.
"Iya, Pak. Maudy ingat, tapi semua itu bukan salah Maudy. Maudy gak ada hubungan apapun sama Raffa, semua itu hanya salah paham," ucap Maudy.
"Udahlah, Bapak capek. Lebih baik kamu bersihin rumah dulu," ucap Bapak.
"Caca belum pulang, Pak?" tanya Maudy.
"Udah," ucap Bapak.
"Hari ini biar Caca dulu ya Pak yang bersihin rumah, Maudy bener-bener capek seharian ini keliling," ucap Maudy.
"Enak aja, Kak Maudy lah yang bersihin rumah. Jadi orang kok malas gitu," ucap Caca yang keluar dari kamar dengan pakaian rapi.
"Kamu mau kemana?" tanya Maudy.
"Bukan urusan Kak Maudy," ucap Caca lalu menghampiri Bapak.
"Kenapa?" tanya Bapak.
"Minta uang," ucap Caca dengan mengulurkan tangannya.
"Minta Kakakmu, dagangannya habis hari ini," ucap Bapak.
Lalu tanpa lama Caca pun menghampiri Maudy, "Mana uang," ucap Caca dengan mengulurkan tangannya.
"Udah malam Dek, jangan keluar ya lebih baik kamu belajar di rumah. Kan sebentar lagi kamu juga ujian," ucap Maudy.
"Udah kasih aja gak usah kok menggurui gitu kamu, kayak udah bener aja hidupnya," ucap Bapak.
"Iya, Pak," ucap Maudy dan memberikan uang pada Caca.
Caca pun tersenyum mengejek setelah mendapatkan uang tersebut dan ia langsung pergi.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Mur Wati
udah baca tentara tampan ku( Alan ) ayahnya nial
2024-01-09
1
Naufal Affiq
selalu setia menanti karyamu terbaru
2024-01-02
1
Dia Amalia
akhirnya ceritanya kluar jg stelah lama ditunggu 😁😁
2024-01-01
1