Magic Pandemic

Magic Pandemic

Prolouge Vol 1 - Ujian hidup awal mula dirimu

Aku mengamati sekitar. Menajamkan kewaspadaan ke titik maksimal. Di sekitarku, suasana mencekam. Meski jam menunjukkan bahwa matahari masih berada pada titik paling tinggi, gelap gulita menyelimuti diriku. Hutan tempatku berpijak saat ini rindang dengan pepohonan besar. Saking rindangnya sampai-sampai tak ada sinar matahari yang diperbolehkan menembus payung alamiah hutan rimba. Untungnya, ada pencahayaan yang ku bawa. Yaitu berkat sebuah bola cahaya yang melayang menemaniku saat ini.

Jantungku berdegup kencang. Bukti bahwa aku sedang berada dalam kondisi tidak normal. Mau bagaimana lagi, aku tengah berada di hutan belantara sendirian, tanpa ada manuisa lain yang menemani. Maklum rasa takut serta gugup mengikutiku. Apalagi dengan ancaman yang bersembunyi, siap menerkam. Aku menarik nafas panjang-panjang. Berusaha mengurangi rasa gugup.

Kresak-kresak.

Tiba-tiba aku mendengar suara sesuatu bergerak cepat dari semak belukar. Secara refleks aku melemparkan pandanganku ke sumber suara, sayangnya mataku tidak menemukan apa-apa disana.

Aku menghela nafas, 'Mengagetkan saja!'

Saat itulah, dari arah berlawanan, sosok itu melompat. Keluar dari persembunyiannya. Dengan sigap aku mengeluarkan tinju ke arahnya. Akan tetapi, tinjuku memukul angin, asap hitam menggantikan sosok yang barusan berada di situ.

Suasana kembali mencekam. Angin pun ikut sunyi. Tak ada suara selain jantungku yang berdegup lebih kencang.

Kresak-kresak.

Suara itu terdengar lagi. Kali ini, aku tetap tenang. Kedua kaki kulebarkan sebahu dan memasang kuda-kuda.

Sosok itu melompat lagi. Dari atas dahan pohon, seekor Puma Hitam Pekat hendak menerkamku. Aku membalas dengan gerakan yang sama, mengeluarkan tinjuku. Tinju berlapis energi gaib, kekuatannya melebihi tinju-tinju biasa.

Aku mengira pukulanku telak. Puma biasa tak akan bisa menghindar saat berada di udara. Namun, aku lupa bahwa makhluk di hadapanku bukan hewan biasa. Puma ini telah berevolusi. Lebih ganas dan buas. Juga memiliki kekuatan aneh yang diluar nalar manusia.

Sesaat sebelum tinjuku mengenainya, binatang berbulu hitam ini berubah menjadi asap. Asap itu meliuk cepat lalu mendarat di tanah. Dari balik asap itulah puma buas itu muncul kembali dan langsung merangsek maju. Mulutnya yang terbuka lebar menunjukkan taring-taring tajam berjejer mengerikan.

Cepat-cepat aku menghindar atau badanku akan bolong-bolong oleh taring tajam itu. Di saat bersamaan aku mengumpulkan energi gaib–sumber energi baru yang menyebabkan perubahan total di bumi terjadi yang juga merupakan penyebab evolusi si puma. Satu tanganku menggenggam kuat. Tepat sebelum Puma memijakkan kakinya di tanah, aku berteriak! Peluru tinju aku tembakkan!

BLAR!!

Ledakan terjadi. Di hutan yang tadinya sunyi, suara ledakan kecil cukup mengagetkan seisi penghuni hutan. Serangga-serangga kaget berlarian dari sarangnya.

Nyawa yang seharusnya lenyap bila terkena ledakan pukulanku tak berpindah menuju alam baka, masih keras kepala menempel pada badannya. Meliuk badan puma masih berdiri tegak, menebarkan murka dan arogan. Kutarik nafas sempit, penglihatan, penciuman, sentuhan, serta seluruh persepsi kutajamkan.

Kewaspadaanku membuahkan hasil. Puma buas mengeluarkan kekuatan anehnya lagi. Pecut bayangan melesat dari balik asap ledakan. Satu bergerak memecut dan satu lagi meliuk-liuk hendak menusuk.

Aku memindahkan kakiku ke belakang, berniat menghindar. Naas, tanah hutan yang tidak rata membuatku terselip. Keseimbanganku hilang. Tubuhku jatuh mengikuti arah gravitasi. Entah bagaimana caranya, aku berhasil menghindari jatuh total. Kedua tanganku berhasil menyangga beban tubuh sebelum aku terjatuh.

JLEB!

Sesuatu menembus pundakku. Itu pecut bayangan tadi. Beruntung, satu pecut berhasil aku hindari. Tapi, pecut satunya–yang telah membidikku sejak awal, berhasil menemukan targetnya. Berkat latihan keras yang telah aku terima sebelum ini, aku berhasil menahan diri untuk berteriak sekeras-kerasnya, hanya gerutu kesakitan keluar dari mulutku.

Melihat kesempatan, puma ganas melompat. Mangsanya terjatuh di tanah. Sudah pasti dia tidak akan melewatkan kesempatan ini.

Tentunya aku tidak ingin kalah tanpa perlawanan. Aku mengorbankan tangan kiriku untuk menahan taring tajam yang hendak menggigit leherku. Untungnya, terdapat perlengkapan pelindung yang aku pakai di tangan, tetapi ada bagian tidak terlindungi, dan itu tertusuk oleh taring-taring tajam si puma. Darah segar mengucur keluar di antara taring-taring.

Sakit? Jelas! Tapi aku menahannya. Aku mengeritkan gigi untuk menahan berteriak kesakitan. Ini pertarungan hidup dan mati. Aku tak boleh kehilangan fokus karena rasa sakit.

Aku mulai membalas. Kedua kakiku yang bebas mengunci puma. Bergulat dengan si puma. Makhluk ganas ini memiliki kekuatan untuk berubah menjadi asap. Kekuatan yang menyusahkan. Namun, jika puma ini sedang berkontak fisik dengan makhluk lain, transformasi menjadi asap itu tidak bisa dia aktifkan.

Tangan kananku yang juga bebas bergerak, masuk ke bawah perut puma. Telapak tanganku terbuka lebar. Separuh energi gaib yang ada di tubuh aku alirkan ke telapak tangan. Atau lebih tepatnya ke perlengkapan mistis berbentuk sarung tangan. Energi berkumpul, tanganku bersinar.

“Rasakan ini, kucing brengsek!” Dengan teriakan pembalasan, aku menembakkan energi di tangan kanan ke perut puma.

Tidak ada suara ledakan seperti sebelumnya. Sebagai gantinya, suara hati berdegup tunggal kencang yang terdengar. Puma buas muntah darah, membasahi pakaianku dengan darah merah. Aku melepas kuncian kaki. Si puma sempoyongan satu-dua kali sebelum oleng jatuh. Tersungkur diam di tanah. Tidak bergerak lagi.

Pertarungan selesai. Kenyataan ini membuatku menghela nafas panjang. Adrenalinku turun dan di saat yang bersamaan rasa sakit di tangan dan bahu bertambah. Segera aku menggunakan ramuan penyembuh untuk menutup lukaku. Perlahan, luka di tubuhku menutup dan rasa sakit perlahan menghilang.

Aku menidurkan diri ke tanah. Kemudian, sekali lagi menghela nafas panjang, “Hahhhhhh.. Nyaris sekali aku mati. Jika bukan karena latihan yang telah kujalani, nyawaku bakal melayang sejak tadi.”

Hutan kembali lengang. Tidak ada cahaya matahari yang bisa menembus kanopi hutan ini. Sebagai gantinya ranting-ranting di langit mengeluarkan sinar-sinar bergaris. Melukis langit dengan coretan-coretan alami. Telingaku juga menangkap suara serangga-serangga bernyanyian. Semua itu memberikan suasana misterius sekaligus indah dalam hutan ini.

Saat suasana tenang kembali seperti ini, Aku mulai memikirkan banyak hal. Mulai dari kelegaan karena masih bisa bertahan di hutan misterius ini, hingga bagaimana ceritanya aku bisa sampai titik ini, bertahan hidup di hutan belantara. Padahal, sebelumnya, beberapa bulan lalu, aku cuman seorang pecandu. Yang selalu menghabiskan sehari-harinya untuk melakukan hal sia-sia.

Ya, jika memori otakku benar, semua ini dimulai ketika adik perempuanku tanpa kabar-kabar datang menjajah hunian damai yang aku tinggali.

...___...

Namun, sebelum cerita ini dimulai, izinkan aku untuk sedikit bercerita mengenai diriku.

Pernahkah kamu merasa bahwa hidupmu tak berwarna? Sia-sia dan tak berguna? Hal apapun yang kamu lakukan terasa hambar? Apapun yang kamu usahakan seperti uap air? Menguap hilang ditelan keadaan?

Kalau jawaban kalian "Ya." Selamat datang di kegelapan dunia kawan. Dimana kamu akan merasa seperti sampah. Hidup layaknya parasit yang merugikan apa yang ada di sekitar kita.

Yap, seperti diriku ini.

Addiction atau kecanduan. Semua orang pada masa hidupnya pasti pernah melakukan sesuatu secara berlebihan. Dan kadang kala, berlebih membuahkan kecanduan. Entah dalam bentuk apa kecanduan tersebut–meski kegiatan yang dilakukan seolah terlihat positif seperti bekerja dan bersosial media, jika sudah memasuki tahap kecanduan, kegiatan positif bisa jadi akan menjadi racun bagi manusia.

Aku pun juga begitu. Namaku Zen. Umur 17 tahun. Sebagai anak remaja yang baru saja terekspos oleh berbagai macam lika-liku dunia. Kecanduan bukanlah hal yang asing bagiku yang haus dengan rasa penasaran. Bahkan, bisa dibilang, diriku yang terjangkit kecanduan adalah hal yang sangat biasa untuk anak zaman abad 21 yang dekat dengan kebebasan.

Akan tetapi, bedanya dari kebanyakan remaja yang mengalami kecanduan, aku berlarut-larut dalam gangguan mental ini. Dinding batas mental yang ada dalam diriku, aku jebol tanpa sisa. Sekolah kutinggalkan. Keluarga aku hiraukan. Teman aku acuhkan. Apalagi, dalam dunia yang cepat berubah akibat pandemi yang baru-baru ini muncul kembali. Wah, sudahlah! Pikiran habis untuk mengikuti perubahan yang terjadi. Satu-satunya pilihan bagiku hanyalah melarikan diri dari realitas yang ada.

Mengurung diri di kamar ditemani gadget-gadget canggih. Menyelam dalam dunia maya yang tiada habisnya. Menonton cerita-cerita imajinasi penuh dengan kejutan. Bertarung di dunia game bersama kawan senasib. Menyenangkan sekali. Sampai-sampai keluar dari tempurung kura-kura yang bernama kamar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun enggan.

Yah.. Beginilah kehidupanku. Seorang pemuda, jika tidak memiliki kerjaan apa-apa, larinya bakal kemana-mana. Tak jarang, pelarian tersebut menuju ke arah yang buruk. Seperti yang aku lakukan hampir setiap hari di tengah malam dengan kamar tertutup dan lampu mati menonton hal-hal yang tak senonoh.

Semuanya gara-gara pandemi.

November 2035. Satu dekade plus setengah setelah pandemi terakhir kali terjadi. Pandemi baru menyerang bumi. Tidak ada yang tahu awal mulanya dari mana. Tapi, di suatu hari, serempak di berbagai titik di dunia, penyakit misterius muncul dan menyebar. Sekejap, ratusan penduduk tertular dan beberapa jam kemudian korban meninggal berguguran. Tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, perintah untuk social distancing kembali dimunculkan oleh pemerintahan se-dunia. Para penduduk, mengingat kejadian yang sama telah terjadi satu dekade yang lalu segera menuruti perintah tersebut. Isolasi massal terjadi kembali. Kota-kota besar kembali sunyi.

Namun, seperti menertawakan keputusan tersebut, meski isolasi total telah dijalankan, penyebaran tetap terjadi. Dari kota ke kota, satu negara ke negara lain, bahkan melompat antar benua. Dan itu terjadi dengan sangat cepat. Bulan Februari 2036, Ratusan Ribu nyawa telah melayang. Kurun waktu 3 bulan, tak ada sisi di bumi yang tak ternoda oleh pandemi tersebut.

Para ilmuwan kepayahan. Mereka mengira penyebaran virus terjadi melalui udara. Padahal tidak. Mereka salah besar. Jawaban ditemukan 3 bulan berikutnya, bukan virus ataupun organisme lain yang menyebabkan penyakit, melainkan sebuah energi asing yang menyebar secara misterius. Energi asing tersebut menjadi racun bagi tubuh manusia. Dan saat para peneliti telah menemukan solusi, miliaran nyawa telah melayang.

Lalu, apa hubungannya semua itu dengan kecanduanku? Frankly, tidak ada. Ada-tidak adanya pandemi, kecanduanku tetap ada. Tapi, hatiku tidak bisa menerimanya. Otak terus-menerus mencari alasan atas masalah kecanduanku.

Ya. Beginilah diriku. Seorang pecandu gadget akut. Yang selalu melarikan diri dari realitas. Yang maunya semaunya sendiri dan acuh dengan sekitar. Yang merasa dirinya selalu menjadi korban. Yang ingin berkarya namun enggan berproses. Yang kerajaannya di kamar menatap layar elektronik 24x7. Yang olahraganya cuman sebatas jari, tangan, mata, dan otak. Yang cuma bisa diam menahan rasa iri di hati ketika melihat postingan teman di social media. Yang menghabiskan waktu dengan tontonan-tontonan yang sebenarnya tidak berguna bagi dirinya. Yang tahu bahwa dirinya sedang sakit tapi enggan berobat. Yang tahu bahwa dia seorang pecandu tapi merasa bodo amat dengan itu.

Ya. Beginilah manusia. Tidak, bukannya mereka tidak tahu bahwa mereka salah. Justru sebaliknya, mereka tahu yang mereka lakukan itu salah tapi mereka tetap melakukannya. Kecanduanku parah, aku mengerti akan fakta itu. Kalau begitu, mengapa tidak berusaha untuk menyembuhkan itu? Ngomong doang sih enak. Kecanduan itu, hubungannya dengan kebiasaan. Dan seperti kata pepatah, "Old habits, die hard." Sudah berapa kali aku mencoba untuk merubah kebiasaan buruk ini malah berujung dengan lebih parahnya kebiasaan buruk itu. Susah untuk merubah kebiasaan jika tekad belum kuat atau jika kita belum benar-benar di ujung tanduk.

Ya. Inilah ceritaku. Bukan cerita komedi romantis antara sepasang sejoli yang bikin muntah manis. Bukan juga cerita overpowered hero yang terdampar dan berpetualang di dunia fantasi. Ini sebuah cerita mengenai anak muda melawan bayangan dirinya sendiri di dunia penuh perubahan.

...___...

Terpopuler

Comments

Ladyrose 🍯

Ladyrose 🍯

Mendadak mellow baca ini, soalnya pernah rasain /Cry/

2024-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolouge Vol 1 - Ujian hidup awal mula dirimu
2 Vol 1 Chapter 1 - Adakah Kakak yang teringgal jauh dari Adiknya?
3 Vol 1 Chapter 2 - "I'm Vtuber, So What?"
4 Vol 1 Chapter 3 - Asosiasi Sihir
5 Vol 1 Chapter 4 - Waking up in another world? Surely not, right?
6 Vol 1 Chapter 4.5 - Dibalik Sebuah Kejadian
7 Vol 1 Chapter 5 - Belajar sihir yuk!
8 Vol 1 Chapter 6 - Collab Streaming
9 Vol 1 Chapter 7 - Belajar sihir yuk!! (2)
10 Vol 1 Chapter 8 - Belajar sihir yuk!!! (3)
11 Vol 1 Chapter 9 - Ranking
12 Vol 1 Chapter 9.5 - Pertemuan Mereka
13 Vol 1 Chapter 10 - Jangan menilai buku dari sampulnya! (1)
14 Vol 1 Chapter 11 - Jangan menilai buku dari sampulnya! (2)
15 Vol 1 Chapter 12 - Duel (1)
16 Vol 1 Chapter 13 - Duel (2)
17 Vol 1 Chapter 14 - Duel (3)
18 Vol 1 Chapter 15 - Indeed, I'm in another world
19 Vol 1 Chapter 15.5 - Aftermath
20 Epliouge Vol 1 - Zen Ashen (1)
21 Epliouge Vol 1 - Zen Ashen (2)
22 Prolouge Vol 2 - Perjalan hidupmu dimulai saat kamu membuka mata
23 Vol 2 Chapter 1 - A Challenge
24 Vol 2 Chapter 2 - The journey begin
25 Vol 2 Chapter 3 - Krisis Dadakan
26 Vol 2 Chapter 3.5 - Pertanda
27 Arc 2 Chapter 4 - Pak Pamungkas
28 Vol 2 Chapter 5 - Perkakas Sihir
29 Vol 2 Chapter 6 - Menu Spesial Kamp Hunter
30 Vol 2 Chapter 7 - Sihir itu teknologi
31 Vol 2 Chapter 8 - Chilhood Friends
32 Vol 2 Chapter 9 - An Invisible hand
33 Vol 2 Chapter 9.5 - Pertanda (2)
34 Vol 2 Chapter 10 - Latihan
35 Vol 2 Chapter 11 - How many points do you want?
36 Vol 2 Chapter 12 - Latihan (2)
37 Vol 2 Chapter 13 - Rumor
38 Vol 2 Chapter 14 - Misi (1)
39 Vol 2 Chapter 15 - Hunter Tameng Perak
40 Vol 2 Chapter 16 - The Power of Mom!
41 Vol 2 Chapter 16.5
42 Vol 2 Chapter 17 - Latihan (2)
43 Vol 2 Chapter 18 - The One Behind The Mysterious Hand
44 Vol 2 Chapter 19 - The Importance of Health
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Prolouge Vol 1 - Ujian hidup awal mula dirimu
2
Vol 1 Chapter 1 - Adakah Kakak yang teringgal jauh dari Adiknya?
3
Vol 1 Chapter 2 - "I'm Vtuber, So What?"
4
Vol 1 Chapter 3 - Asosiasi Sihir
5
Vol 1 Chapter 4 - Waking up in another world? Surely not, right?
6
Vol 1 Chapter 4.5 - Dibalik Sebuah Kejadian
7
Vol 1 Chapter 5 - Belajar sihir yuk!
8
Vol 1 Chapter 6 - Collab Streaming
9
Vol 1 Chapter 7 - Belajar sihir yuk!! (2)
10
Vol 1 Chapter 8 - Belajar sihir yuk!!! (3)
11
Vol 1 Chapter 9 - Ranking
12
Vol 1 Chapter 9.5 - Pertemuan Mereka
13
Vol 1 Chapter 10 - Jangan menilai buku dari sampulnya! (1)
14
Vol 1 Chapter 11 - Jangan menilai buku dari sampulnya! (2)
15
Vol 1 Chapter 12 - Duel (1)
16
Vol 1 Chapter 13 - Duel (2)
17
Vol 1 Chapter 14 - Duel (3)
18
Vol 1 Chapter 15 - Indeed, I'm in another world
19
Vol 1 Chapter 15.5 - Aftermath
20
Epliouge Vol 1 - Zen Ashen (1)
21
Epliouge Vol 1 - Zen Ashen (2)
22
Prolouge Vol 2 - Perjalan hidupmu dimulai saat kamu membuka mata
23
Vol 2 Chapter 1 - A Challenge
24
Vol 2 Chapter 2 - The journey begin
25
Vol 2 Chapter 3 - Krisis Dadakan
26
Vol 2 Chapter 3.5 - Pertanda
27
Arc 2 Chapter 4 - Pak Pamungkas
28
Vol 2 Chapter 5 - Perkakas Sihir
29
Vol 2 Chapter 6 - Menu Spesial Kamp Hunter
30
Vol 2 Chapter 7 - Sihir itu teknologi
31
Vol 2 Chapter 8 - Chilhood Friends
32
Vol 2 Chapter 9 - An Invisible hand
33
Vol 2 Chapter 9.5 - Pertanda (2)
34
Vol 2 Chapter 10 - Latihan
35
Vol 2 Chapter 11 - How many points do you want?
36
Vol 2 Chapter 12 - Latihan (2)
37
Vol 2 Chapter 13 - Rumor
38
Vol 2 Chapter 14 - Misi (1)
39
Vol 2 Chapter 15 - Hunter Tameng Perak
40
Vol 2 Chapter 16 - The Power of Mom!
41
Vol 2 Chapter 16.5
42
Vol 2 Chapter 17 - Latihan (2)
43
Vol 2 Chapter 18 - The One Behind The Mysterious Hand
44
Vol 2 Chapter 19 - The Importance of Health

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!