"Hai-Heya, semua! Ketemu lagi di streaming spesial minggu ini dengan Amex si ahli menyihir!"
"Amex si ahli tidak konsisten iya kali... Nickname mu berubah-ubah terus tuh, " timpalku jengkel. Aku lanjut menyapa para penonton, "Heya, everyone! Zen's here! Sesuai yang aku janjikan di akun Sosmed-ku beberapa hari yang lalu, streaming kali ini, aku dan Mex akhirnya berduet lagi setelah sekian la–"
"Yeeeeyyy!!!"
Lusa malam setelah hari dimana aku keluar dari markas sihir, sesuai janjiku, aku mengadakan collab streaming dengan Amex. Dikarenakan kami berdua sudah lama tidak collab streaming, dosis dopamin si Amex sangat tinggi. Dia hiperaktif sekarang.
"...aku belum selesai ngomong, Mex. Jangan 'Yey!' duluan, dong. Gimana sih kau nih..."
"Tee-hee!"
Avatar-avatar kami bergerak mengikuti raut wajah kami. Sebagai virtual youtuber, aku dan Mex memiliki avatar-avatar tersendiri. Milikku berambut hitam dengan headset terangkul di leher, sedangkan milik Amex berambut pirang memakai topi ujung lengkung khas penyihir. Ketika wajah asli kami tertawa, avatar tersebut juga ikut tertawa. Metode seperti ini cocok untuk diriku yang ingin mencoba keseruan streaming tapi tidak ingin menunjukkan wajah asli.
[Hi, Mex! Hi, Zen!]
[Met Malam, kalian berdua.]
[Ooh! Si duo akhirnya kembali!]
[Baru mulai streaming sudah kocak aja kalian.]
[Yey! This night will be fun.]
Di kolom komentar para penonton bisa aktif secara langsung mengomentari gerak-gerik kami berdua. Inilah salah satu serunya streaming, bisa berinteraksi dengan orang banyak secara sekaligus.
"And so, malam ini aku dan Zen akan membuka sesi spesial! Ada yang tahu sesi apakah kali ini? Ayo murid-murid coba jawab pertanyaan pak guru Mex," tanya avatar Mex berlagak seperti guru.
"Saya pak Mex! Sesi QnA bebas!" jawab avatar-ku.
"Te-tot, jawaban yang salah!"
[Sesi main game semalam suntuk.]
[Sesi makan sambal semangkok!]
[Duet nyanyi lagu anime.]
[ASMR edisi spesial!]
"Uwaahh... Pada ngawur jawabnya. Padahal si Amex udah jelas-jelas tuh ngasih petunjuk." timpalku sekali lagi dengan jengkel. Tapi, kali ini karena komentar para penonton.
"Ah sudahlah, langsung kasih tahu saja jawabannya, Mex."
"Zen telah bertuah, jadi mari kita buka jawabannya! Jawabannya adalah... Sesi tanya-jawab kepada duo penyihir! Yeee...!!! Gimana pada terkejut, nggak? Kalau kami berdua juga bisa menyihir?"
[Biasa aja deh, Mex]
[Adik gue yang kelas 6 juga sudah bisa kok, Mex]
[Udah biasa sekarang ngeliat sihir.]
[Kalian berdua telat ambil tema sihir sekarang.]
[Booo~ Surprise-nya gagal.]
[Boooooo~]
"Idih... Ngak seru ah, kalian. Pura-pura terkejut dikit napa. Bakal keluar nih air mata kalau begini terus...
[Nangis aja kalau begitu, Mex]
[Nggak usah malu-malu, nangis aja.]
[Kayaknya seru ngeliat Mex nangis.]
[Ayo nangis-nangis, jangan malu-malu!]
"Aaahhh! Hei, Zen! Liat tuh para komentator, pada mem-bully aku. Marahin mereka, Zen!"
"Ehem. Kalian semua mari kembali ke topik. Waktu kita juga terbatas malam ini."
[Baik, Mama Zen!]
[Siap, Mama Zen!!]
[Oke, Mama Zen!!!]
"Oi! Siapa yang kalian panggil Mama Zen, hah?! Sini kalian. Aku tampek satu-persatu."
[Kyaa~ Lari teman-teman, ada monster sedang marah!]
[Mama Zen marah, Larii!!!]
[Lariii!!! Selamatkan diri kalian.]
"Ooooiiii!!! Sinikan bokong kalian!!!"
"Tenang Zen, tenang... Jangan melempar benda di dekatmu. Mereka semua tidak akan lari ke mana-mana, kok."
Yep, beginilah isi duet streaming-ku dan Amex. Penuh dengan kekacauan dan senda-gurau.
"Anyway, beneran nggak ada yang ingin kalian semua tanyakan, kah? Tentang bagaimana kami berdua menjadi penyihir? Bagi kalian yang belum mencoba sihir, pengalaman kami berdua mungkin menarik, lho..." Mex mengembalikan percakapan ke topik semula.
[Kalau begitu, Amex cerita duluan.]
[Ceritakan perubahan Amex menjadi si ahli menyihir!]
"Btw Mex, kalau dipikir-pikir, aku juga belum dengar ceritamu deh..."
"Ahaha, yakin mau dengar, nih? Ceritaku sih biasa-biasa aja. Punya Zen yang mengalami kecelakaan kayaknya lebih menarik untuk diceritakan."
"Udah, gak usah ngales-ngales gitu, Mex. Nanti aku juga gantian cerita, kok."
"Hmm... Okelah... aku mulai cerita ya..."
...___...
“...Semenjak itu aku sekuat tenaga berlatih untuk menggunakan sihir. The end.”
"Hmm..."
[Hmm...]
[Hmm...]
"Normal sekali ceritamu, Mex."
[Yep, biasa aja.]
[Super normal.]
"Nah kan...!!! Aku tahu bakal gini reaksi kalian makanya aku nggak mau cerita!"
[Tak apa, Mex. Menjadi normal itu bagus.]
[Biasa itu juga bagus kok, Mex. Buat perbandingan.]
[Yep, mari kita bandingkan dengan cerita Zen.]
[Mari kita lihat siapa yang lebih pantas di-bully dari cerita si duo.]
"Giliranku nih? Kalian sepertinya niat sekali mem-bully kami berdua malam ini. Ada apakah gerangan?"
[Hukuman.]
[Punishment.]
[Karena tidak ada kabar selama seminggu.]
"Ugh... aku ngak membantah apa-apa kalau kalian berkata seperti itu. But hey? Kalian kompak sekali malam ini, jangan-jangan kalian memang sudah merencanakan hal ini di channel komunitas, ya?"
[No comment.]
[No comment.]
[No commento.]
[Waktunya cerita, saudara Zen. Jarum jam terus berjalan.]
"Lihat, Mex. Kompak sekali mereka."
"Yep. Bakal susah malam ini melawan mereka semua hanya dengan kita berdua."
...___...
"Dan begitulah akhirnya aku dibebaskan dari ruang isolasi. Gak aku pernah aku sangka kalau kebiasaanku yang selalu diam di rumah setiap hari bakal menghambatku dalam membuka gerbang sihir."
"Emang sekarang tingkat adaptasi ether milikmu sudah mencapai berapa persen, Zen?"
"Baru 15 persen..."
"Oh my..."
[Oh, my...]
[Kecil sekali...]
[Adik gue yang masih SD saja sudah 30 persen]
[Emang kalau cuman setingkat segitu masalah?]
"Oh, kamu pasti belum pernah mencoba sihir kalau kamu bertanya seperti itu. Untuk menggunakan sihir, gerbang ether sangatlah esensial bagi seorang penyihir. Selain karena seberapa banyak ether yang kamu bisa gunakan untuk sihir tergantung seberapa besar gerbang ether-mu, proses pemulihan ether-mu juga bergantung pada hal itu.
"Juga, seharusnya kamu tidak bisa menggunakan sihir tingkat pemula jika tingkat adaptasi ether-mu di bawah 20 persen. Walaupun kamu tetap memaksa meluncurkan sihir, sihir yang kamu luncurkan bakalan gak optimal. Bukankah kasusmu seperti itu, Zen?"
"Iyap, memang benar apa katamu, Mex. Bola sihir cahaya yang aku keluarkan setiap malam pas latihan lebih redup daripada yang pertama kali aku lihat di Guild. Padahal bola neon itu cuman sihir tingkat pemula. Sedikit frustasi aku melihatnya..."
[Ohh...]
[Owh...]
"Selain itu, proses pembukaan gerbang ether dan adaptasi ether di permulaan sangatlah lama, diadakannya injeksi ether ditujukan untuk mempercepat proses itu. Oi, Zen, butuh berapa hari lagi hingga tingkat adaptasi ether-mu mencapai 20 persen?"
"Mbak Katrin bilang masih sekitar seminggu lagi kalau aku terus-terusan latihan sihir setiap hari..."
[Woah, lamanya...]
[Padahal cuman 5 persen]
[Life is hard indeed...]
"Yeah. Baru awal saja sudah susah begini nih sihir... Hm? Mex? Kenapa Avatar-mu nge-freeze? Ada masalah, kah?" Sejenak, avatar Mex bertingkah aneh.
"N-ngak ada apa-apa kok. Botol airku jatuh, jadi aku harus keluar dari layar sebentar untuk mengambilnya."
Aku merasa ada yang sedikit janggal dengan jawaban Mex. Sebelum aku sempat menanyakan lebih dalam, Mex menanyakan sesuatu yang tidak aku duga, "Btw Zen, kamu tadi nyebut nama Mbak Katrin, jangan-jangan dia Mbak Katrin dari cabang ibukota provinsi X?"
"Eh? Kamu juga kenal Mbak Katrin, Mex?"
"I-iya, aku juga dari cabang kota itu..."
"Ooh... siapa sangka ternyata tempat tinggal kita masih dalam satu kota. Aku kira kamu tinggal di kota lain, Mex. Bener-bener kebetulan."
[Wow, what a coincidence...]
[Kebetulan yang tak terduga...]
[Waktunya ketemuan!]
[Ketemu offline.]
[Apa gak pengen ketemuan langsung kalian berdua?]
"Ahaha, gimana enaknya, Zen?"
"Emmm... Sepertinya nggak dulu deh, Mex."
"...kenapa Zen? Apa karena kamu nggak mau ketemuan langsung?"
"Ah bukan, Mex. bukan karena aku ngak mau ketemu kamu. Cuman, minggu kemarin kan kita janjian mau ketemuan di Kota sihir. Aku ingin menjadikan janji itu sebagai motivasiku buat latihan sihirku..."
[Janjian ketemuan di kota sihir!!]
[Wuihh... So cool!]
[Lihat si duo ini, ambisinya besar sekali.]
[Ciee~ Mesranya kalian.]
[Ciee~ Ciee~]
"Heh!? Mesra dari mana?! Ini cuman ketemuan antar kawan! Gak ada romantisnya sama sekali!"
[Tapi, kalau dilihat-lihat lagi...]
[Dua orang janjian untuk bertemu di tempat spesial.]
[Kalau bukan romantis apalagi itu?]
[So sweet!!]
[Lihat tuh! Muka Mex memerah.]
"Ooiii!!! Kita berdua laki-laki. Mex, katakan sesuatu jangan, dong! Jangan cuma matung gitu saja. Lihat mereka seenaknya memutuskan kita berdua sebagai pasangan mesra!!"
"Eh? Uh? Umm... beneran nih Zen kita mau ketemuan di kota sihir?"
"Hadeh... Kenapa kamu tanya lagi? Kan kamu yang pertama kali membuat janji, Mex."
"Well, sejujurnya aku nggak terlalu serius tentang janji itu."
"Baiklah kalau begitu... Malam ini aku akan mengucapkannya sekali lagi. Aku berjanji akan menemuimu di kota sihir. Maka dari itu kamu juga harus berusaha untuk pergi kesana, Mex. Kita akan bertemu di sana."
"..."
"Mex? Jawabanmu?"
"Oke Zen, aku juga berjanji."
[Ciee~ Cieee~]
[Cieeee~]
[Pasangan serasi nih...]
[Kapan nih jadiannya?]
"SHUT UP!!!!!"
And thus, collab streaming kami berlanjut hingga tengah malam.
...___...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments