Amygdala Dan Hujan
Dengan wajah sumringah, Amygdala melajukan motor sportnya ke kosan kekasihnya, seorang mahasiswi di sebuah universitas swasta di Kuningan. Seperti biasa, setiap hari Sabtu dia akan datang ke kota kecil ini untuk menemui kekasihnya. Karena Amygdala sendiri tinggal di kota Bandung. Dia seorang pengusaha muda, yang bergerak di bidang penerbit, percetakan, dan periklanan. Sabtu ini dia sengaja ingin memberikan kejutan, karena kemarin dia memberitahu Ashila kekasihnya, bahwa dia tidak bisa datang Sabtu ini, karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya. Namun ternyata pekerjaannya bisa selesai lebih awal.
Amygdala sudah sampai di depan gerbang kosan Ashila, dia kemudian memarkirkan motornya di luar gerbang. Amygdala melangkah pasti menuju kamar kos Ashila yang berada tak jauh dari gerbang. Namun langkahnya terhenti di depan kamar kos Ashila. Ada sepasang sepatu laki-laki di depan kamar. Amygdala mendekat dengan perlahan, menepis semua pikiran negatif yang melintas di kepalanya. Tuhan seperti sedang memperlihatkan kuasaNya, dia sedang menunjukkan takdir seorang Amygdala. Pintu yang terbuka sedikit memberi ruang netra Amygdala melihat ke dalam. Dengan jelas, dia bisa melihat Ashila, kekasihnya sedang bercumbu dengan seorang lelaki. Mereka begitu menikmati setiap sentuhan masing-masing. Amygdala membuka sedikit lebar pintu kamar kos kekasihnya. Namun saking asiknya mereka sampai tak mendengar suara derit pintu yang terbuka.
"Shit!" Amygdala mengumpat dia merasa jijik melihat dua orang manusia di depannya.
Brak!
Kedua orang itu menghentikan kegiatannya, mereka terkejut mendengar suara pintu terbuka. Si lelaki bangun dari tubuh Ashila, dan menoleh.
"Cuih...sialan! Tidak bisakah kalian mengunci pintu saat akan berzina seperti ini,Haah!" Amygdala menendang pintu dan keluar menjauh dari kamar kos kekasihnya. Dia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
"Daal....Dalaaa! Aaarh! Sial! Kenapa kamu gak kunci pintunya sih!" Ashila mencoba memanggil Amygdala yang sudah menjauh entah kemana.
"Mana ingat, Shil! Aku sudah kebelet! Sudahlah..bagus kan kalau dia lihat kita seperti ini. Kita tak harus mencari alasan untuk menjelaskan kepadanya." Riko kembali mencumbu Ashila.
"Aaarh...sialan kamu! Tapi dia tambang wmas gue anjiir!" Ashila kesal.
"Gue bisa menjamin hidup lu lebih dari dia!"Ujar Riko.
Sementara itu Amygdala terus melajukan motornya di bawah derai hujan. Menembus jalan yang ia sendiri tak tahu ada di mana. Hujan turun tak lama setelah Amygdala menjauh dari kosan Ashila.
"Sialan, kalian! Dasar jalang! Ternyata kabar yang gue terima selama ini bukan cuma omong kosong! Shit! Gue emang bego!" Amygdala memukul stang motornya, merutuki kebodohannya mencintai perempuan yang ternyata berkhianat di belakangnya.
"Kenapa harus Riko, Shil? Kenapa?.Aaarggh!" Amygdala berteriak di balik helm fullfacenya.
Sementara itu, di jalan yang sama namun berlawanan arah. Seorang gadis berjilbab, dengan celana jeans dan kemeja, berjalan gontai sambil menenteng totebagnya. Langkahnya tak bergairah, pandangannya kosong. Dia membiarkan hujan membasahi tubuhnya, membasuh wajahnya, membiaskan air mata yang turun deras di pipinya.
"Dasar lelaki keparat! Dasar Perempuan otaknya di dengkul! Tega-teganya kalian mengkhianati gue! Haidar anj***! Isma biyawak! Gue benci kaliaaaaaan!" Gadis itu menangkup wajahnya dengan kedua tangannya sambil terus berjalan semakin ke tengah. Di saat bersamaan sebuah motor melaju dengan cepat.
"Ngapain tuh cewek malah berjalan ke arah gue? Mau cari mampus! Aaaaarh!" Dengan cepat Amygdala mengerem motornya dengan mendadak. Namun karena hujan, jalanan pun sedikit licin membuat ban motornya sedikit salip. Amygdala pun jatuh menggelusur bersa ma motornya.
Cekiiiiit!
Sreeeeek!
"Awwwh....isshh...!" Amygdala meringis saat lututnya berselanncar di aspal. Namun dia segera berdiri hendak memarahi perempuan itu, pada saat dia berdiri, saat itu pula terlihat sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan dengan gadis itu.
"Oooowwh..shit!" Amygdala berlari kencang di bawah lebatnya hujan, memeluk gadis itu dari belakang, menyelamatkannya dari mobil yang melaju kencang itu.
Seeet!
Bruugh!
Keduanya jatuh berguling ke tepi jalan, gadis itu terselamatkan dari hantaman mobil. Amygdala tertindih gadis berjilbab itu. Dia bisa melihat mata yang mulai memerah gadis yang kini ada di atasnya. Cantik, gadis ini terlihat sangat cantik meski tersirat kecewa dan luka di wajahnya. Basah air hujan semakin membuat gadis itu terlihat menarik.
"Sampai kapan kau akan menindihku? Tubuhmu berat tahu!" Amygdala menyadarkan gadis itu, kalau saat ini dia ada di atas tubuh seorang lelaki.
"Aaaaargh! Sialan! Dasar mesum! Ngapain kamu peluk-peluk saya, dan menarik saya sampai jatuh seperti ini,Hah!" Gadis itu malah memukul helm yang masih terpasang di kepala Amygdala. Lalu memjauh dari badan Amygdala yang terlentang.
"Aww! Sakit woii! Isi helm ini kepala yah bukan kelapa! Bangun lu! Wajah muslimah, kelakuan jahiliyah!" Amygdala mendorong gadis itu agar menjauh darinya.
" Salah sendiri mesum! Ngapain meluk saya tadi!" Gadis itu memasang wajah galak, sambil menatap nyalang lelaki berhelm di hadapannya.
"Gak nafsu buat mesumin cewek macam lu! Gue cuma nyelametin lu, biar gak mati sia-sia ketabrak mobil! Nyesel gue selametin lu! Udah mah bikin gue jatuh lagi!" Amygdala berdiri melangkah tertatih menuju motornya yang tergeletak di pinggir jalan. Untung saja jalanan sepi, sehingga tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Setelah berhasil membuat motornya berdiri tegak, dia mulai menstater motornya. Dia mulai melajukan motornya, lalu berhenti di depan gadis itu.
"Jangan bawa orang lain celaka, gara-gara hatimu yang kecewa! Melamun sambil jalan! Kalau diputusin move on, jangan malah mau mati sia-sia!" Amygdala menutup kembali helmnya setelah berbicara pada gadis itu. Dan melajukan kembali motornya. Gadis itu masih berdiam di tempat semula, mengingat semua yang rangkaian perjalannya yang tanpa sadar sudah berjalan sejauh ini. Dia juga mulai ingat saat melihat ada motor di depannya, namun motor itu menghindar ke sisi lain sampai motor dan pengendaranya terjatuh. Dan tak lama setelah itu, dia merasakan tubuhnya dipeluk dan ditarik ke pinggir jalan sampai terjatuh dan menindih lelaki tadi.
"Heeiii...maaf!" Gadis itu berteriak di bawah gerimis, sambil melambaikan tangan. Lalu kembali duduk karena motor itu tak berhenti.
Amygdala merasa tak tega meninggalkan gadis itu sendirian, apalagi hari sudah mulai gelap.
"Aaah....sial! Bikin repot aja!" Dia lalu memutarbalik motornya.
Cekiiit!
Amygdala menghentikan motornya tepat di depan gadis itu. Gadis itu mendongakkan kepalanya.
"Naik...!" Tanpa basa basi Amygdala menyuruh gadis itu naik ke atas motornya.
" Kok putar balik? Mau nyulik gue yah?" Gadis berjilbab itu berdiri. Pertanyaan gadis itu membuat Amygdala sangat kesal.
"Apa untungnya gue nyulik cewek jahiliyah kayak elu! Yang ada gue rugi! Karena rasa kemanusiaan aja, gue anterin lu pulang! Cepet naik! Mau mati kedinginan lu!" Gadis itu terlihat ragu, namun melihat sekeliling dia juga merasa takut.
"Ck...lama amat, mau gue anterin gak? Gue emang bukan malaikat, tapi gue juga bukan penjahat, tenang saja!" Ucap Amygdala. Akhirnya gadis itu pun naik ke atas motor sport itu dengan sedikit kesusahan.
"Ke arah mana kita?" Gadis ini menunjuk ke arah yang berlawanan saat dia berjalan tadi.
"Pegangan...!" Amygdala menyuruh gadis itu berpegangan.
"Pegangannya kemana?" Dengan polosnya gadis itu bertanya.
" Terserah...!" Jawab Amygdala. Karena tidak tahu harus pegangan kemana, akhirnya gadis itu memutuskan memegang ujung jaket lelaki itu.
Takdir akan mempertemukan dua hati dalam situasi yang tak bisa diprediksi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
FUZEIN
Yeahhh..best ayat..berzina...
2024-07-14
0
Erni Fitriana
tertarik cuzz mampir..n baca...salam kenal autor🙏
2024-07-14
0
Siti Nadiyah
baru ketemu dh kaya tom and Jerry 🤭🔥💜
2024-04-29
0