Amygdala Dan Hujan

Amygdala Dan Hujan

Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan

Dengan wajah sumringah, Amygdala melajukan motor sportnya ke kosan kekasihnya, seorang mahasiswi di sebuah universitas swasta di Kuningan. Seperti biasa, setiap hari Sabtu dia akan datang ke kota kecil ini untuk menemui kekasihnya. Karena Amygdala sendiri tinggal di kota Bandung. Dia seorang pengusaha muda, yang bergerak di bidang penerbit, percetakan, dan periklanan. Sabtu ini dia sengaja ingin memberikan kejutan, karena kemarin dia memberitahu Ashila kekasihnya, bahwa dia tidak bisa datang Sabtu ini, karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya. Namun ternyata pekerjaannya bisa selesai lebih awal.

Amygdala sudah sampai di depan gerbang kosan Ashila, dia kemudian memarkirkan motornya di luar gerbang. Amygdala melangkah pasti menuju kamar kos Ashila yang berada tak jauh dari gerbang. Namun langkahnya terhenti di depan kamar kos Ashila. Ada sepasang sepatu laki-laki di depan kamar. Amygdala mendekat dengan perlahan, menepis semua pikiran negatif yang melintas di kepalanya. Tuhan seperti sedang memperlihatkan kuasaNya, dia sedang menunjukkan takdir seorang Amygdala. Pintu yang terbuka sedikit memberi ruang netra Amygdala melihat ke dalam. Dengan jelas, dia bisa melihat Ashila, kekasihnya sedang bercumbu dengan seorang lelaki. Mereka begitu menikmati setiap sentuhan masing-masing. Amygdala membuka sedikit lebar pintu kamar kos kekasihnya. Namun saking asiknya mereka sampai tak mendengar suara derit pintu yang terbuka.

"Shit!" Amygdala mengumpat dia merasa jijik melihat dua orang manusia di depannya.

Brak!

Kedua orang itu menghentikan kegiatannya, mereka terkejut mendengar suara pintu terbuka. Si lelaki bangun dari tubuh Ashila, dan menoleh.

"Cuih...sialan! Tidak bisakah kalian mengunci pintu saat akan berzina seperti ini,Haah!" Amygdala menendang pintu dan keluar menjauh dari kamar kos kekasihnya. Dia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Daal....Dalaaa! Aaarh! Sial! Kenapa kamu gak kunci pintunya sih!" Ashila mencoba memanggil Amygdala yang sudah menjauh entah kemana.

"Mana ingat, Shil! Aku sudah kebelet! Sudahlah..bagus kan kalau dia lihat kita seperti ini. Kita tak harus mencari alasan untuk menjelaskan kepadanya." Riko kembali mencumbu Ashila.

"Aaarh...sialan kamu! Tapi dia tambang wmas gue anjiir!" Ashila kesal.

"Gue bisa menjamin hidup lu lebih dari dia!"Ujar Riko.

Sementara itu Amygdala terus melajukan motornya di bawah derai hujan. Menembus jalan yang ia sendiri tak tahu ada di mana. Hujan turun tak lama setelah Amygdala menjauh dari kosan Ashila.

"Sialan, kalian! Dasar jalang! Ternyata kabar yang gue terima selama ini bukan cuma omong kosong! Shit! Gue emang bego!" Amygdala memukul stang motornya, merutuki kebodohannya mencintai perempuan yang ternyata berkhianat di belakangnya.

"Kenapa harus Riko, Shil? Kenapa?.Aaarggh!" Amygdala berteriak di balik helm fullfacenya.

Sementara itu, di jalan yang sama namun berlawanan arah. Seorang gadis berjilbab, dengan celana jeans dan kemeja, berjalan gontai sambil menenteng totebagnya. Langkahnya tak bergairah, pandangannya kosong. Dia membiarkan hujan membasahi tubuhnya, membasuh wajahnya, membiaskan air mata yang turun deras di pipinya.

"Dasar lelaki keparat! Dasar Perempuan otaknya di dengkul! Tega-teganya kalian mengkhianati gue! Haidar anj***! Isma biyawak! Gue benci kaliaaaaaan!" Gadis itu menangkup wajahnya dengan kedua tangannya sambil terus berjalan semakin ke tengah. Di saat bersamaan sebuah motor melaju dengan cepat.

"Ngapain tuh cewek malah berjalan ke arah gue? Mau cari mampus! Aaaaarh!" Dengan cepat Amygdala mengerem motornya dengan mendadak. Namun karena hujan, jalanan pun sedikit licin membuat ban motornya sedikit salip. Amygdala pun jatuh menggelusur bersa ma motornya.

Cekiiiiit!

Sreeeeek!

"Awwwh....isshh...!" Amygdala meringis saat lututnya berselanncar di aspal. Namun dia segera berdiri hendak memarahi perempuan itu, pada saat dia berdiri, saat itu pula terlihat sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan dengan gadis itu.

"Oooowwh..shit!" Amygdala berlari kencang di bawah lebatnya hujan, memeluk gadis itu dari belakang, menyelamatkannya dari mobil yang melaju kencang itu.

Seeet!

Bruugh!

Keduanya jatuh berguling ke tepi jalan, gadis itu terselamatkan dari hantaman mobil. Amygdala tertindih gadis berjilbab itu. Dia bisa melihat mata yang mulai memerah gadis yang kini ada di atasnya. Cantik, gadis ini terlihat sangat cantik meski tersirat kecewa dan luka di wajahnya. Basah air hujan semakin membuat gadis itu terlihat menarik.

"Sampai kapan kau akan menindihku? Tubuhmu berat tahu!" Amygdala menyadarkan gadis itu, kalau saat ini dia ada di atas tubuh seorang lelaki.

"Aaaaargh! Sialan! Dasar mesum! Ngapain kamu peluk-peluk saya, dan menarik saya sampai jatuh seperti ini,Hah!" Gadis itu malah memukul helm yang masih terpasang di kepala Amygdala. Lalu memjauh dari badan Amygdala yang terlentang.

"Aww! Sakit woii! Isi helm ini kepala yah bukan kelapa! Bangun lu! Wajah muslimah, kelakuan jahiliyah!" Amygdala mendorong gadis itu agar menjauh darinya.

" Salah sendiri mesum! Ngapain meluk saya tadi!" Gadis itu memasang wajah galak, sambil menatap nyalang lelaki berhelm di hadapannya.

"Gak nafsu buat mesumin cewek macam lu! Gue cuma nyelametin lu, biar gak mati sia-sia ketabrak mobil! Nyesel gue selametin lu! Udah mah bikin gue jatuh lagi!" Amygdala berdiri melangkah tertatih menuju motornya yang tergeletak di pinggir jalan. Untung saja jalanan sepi, sehingga tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Setelah berhasil membuat motornya berdiri tegak, dia mulai menstater motornya. Dia mulai melajukan motornya, lalu berhenti di depan gadis itu.

"Jangan bawa orang lain celaka, gara-gara hatimu yang kecewa! Melamun sambil jalan! Kalau diputusin move on, jangan malah mau mati sia-sia!" Amygdala menutup kembali helmnya setelah berbicara pada gadis itu. Dan melajukan kembali motornya. Gadis itu masih berdiam di tempat semula, mengingat semua yang rangkaian perjalannya yang tanpa sadar sudah berjalan sejauh ini. Dia juga mulai ingat saat melihat ada motor di depannya, namun motor itu menghindar ke sisi lain sampai motor dan pengendaranya terjatuh. Dan tak lama setelah itu, dia merasakan tubuhnya dipeluk dan ditarik ke pinggir jalan sampai terjatuh dan menindih lelaki tadi.

"Heeiii...maaf!" Gadis itu berteriak di bawah gerimis, sambil melambaikan tangan. Lalu kembali duduk karena motor itu tak berhenti.

Amygdala merasa tak tega meninggalkan gadis itu sendirian, apalagi hari sudah mulai gelap.

"Aaah....sial! Bikin repot aja!" Dia lalu memutarbalik motornya.

Cekiiit!

Amygdala menghentikan motornya tepat di depan gadis itu. Gadis itu mendongakkan kepalanya.

"Naik...!" Tanpa basa basi Amygdala menyuruh gadis itu naik ke atas motornya.

" Kok putar balik? Mau nyulik gue yah?" Gadis berjilbab itu berdiri. Pertanyaan gadis itu membuat Amygdala sangat kesal.

"Apa untungnya gue nyulik cewek jahiliyah kayak elu! Yang ada gue rugi! Karena rasa kemanusiaan aja, gue anterin lu pulang! Cepet naik! Mau mati kedinginan lu!" Gadis itu terlihat ragu, namun melihat sekeliling dia juga merasa takut.

"Ck...lama amat, mau gue anterin gak? Gue emang bukan malaikat, tapi gue juga bukan penjahat, tenang saja!" Ucap Amygdala. Akhirnya gadis itu pun naik ke atas motor sport itu dengan sedikit kesusahan.

"Ke arah mana kita?" Gadis ini menunjuk ke arah yang berlawanan saat dia berjalan tadi.

"Pegangan...!" Amygdala menyuruh gadis itu berpegangan.

"Pegangannya kemana?" Dengan polosnya gadis itu bertanya.

" Terserah...!" Jawab Amygdala. Karena tidak tahu harus pegangan kemana, akhirnya gadis itu memutuskan memegang ujung jaket lelaki itu.

Takdir akan mempertemukan dua hati dalam situasi yang tak bisa diprediksi

Terpopuler

Comments

FUZEIN

FUZEIN

Yeahhh..best ayat..berzina...

2024-07-14

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

tertarik cuzz mampir..n baca...salam kenal autor🙏

2024-07-14

0

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

baru ketemu dh kaya tom and Jerry 🤭🔥💜

2024-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2 Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3 Bab 3. Kita Sudah Selesai
4 Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5 Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6 Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7 Bab 7. Kita Sudah Selesai
8 Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9 Bab 9. Lho Kok Barengan?
10 Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11 Bab 11. Seperti Pacar beneran
12 Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13 Bab 13. Calon Suami Acha
14 Bab 14. Restu Bunda
15 Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16 Bab 16. Acha Baper...
17 Bab 17. Kok Bisa?
18 Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19 Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20 Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21 Bab 21. Acha yang Berbeda
22 Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23 Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24 Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25 Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26 Bab 26. Maunya Acha...
27 Bab 27. Bertemu Riko
28 Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29 Bab 29. Ternyata Acha...
30 Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31 Bab 31. Kamu Bajingan...
32 Bab 32. Acha yang Berisik
33 Bab 33. Menyimpan Rahasia
34 Bab 34. Cepu Atau Intel?
35 Bab 35. Tawakkal
36 Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37 Bab 37. Sefrekuensi
38 Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39 Bab 39. Rider Keren...
40 Bab 40. Gue Gak Peduli!
41 Bab 41. Bertaruh
42 Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43 Bab 43. Suka Melihatmu!
44 Bab 44. Qodarullah, Cha!
45 Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46 Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47 Bab 47. Acha Terkejut
48 Bab 48. Devan Marah
49 Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50 Bab 50. Dapur
51 Bab 51. V.E
52 Bab 52. Kehadiranmu
53 Bab 53. Tentang Perasaan
54 Bab 54. Rahasia Kita
55 Bab 55. Didukung Bunda
56 Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57 Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58 Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59 Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60 Bab 60. Pertarungan Acha
61 Bab 61. Pasangan Aneh
62 Bab 62. Acha Demam
63 Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64 Bab 64. Sefrekuensi
65 Bab 65. Tak Salah Pilih
66 Bab 66. Live Tiktok
67 Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68 Bab 68. Bye...Tante!
69 Bab 69. Acha Baper!
70 Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71 Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72 Bab 72. Kesederhanaan Acha
73 Bab 73. Tantangan Bunda
74 Bab 74. Geli
75 Bab 75. Kantor Geng Motor
76 Bab 76. Diumpetin Dimana?
77 Bab 77. Pulang Kampung
78 Bab 78. Acha Gabut
79 Bab 79. Ijab Qabul
80 Bab 80. Sprei Putih
81 Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82 Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83 Bab 83. Ikatan yang Sah
84 Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85 Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86 Bab 86. Bertemu Haidar
87 Bab 87. Di Rumah Nin!
88 Bab 88. Bertemu Bakteri
89 Bab 89. Satu Pemikiran
90 Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91 Bab 91. Coklat
92 Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93 Bab 92. Hanya Oke?
94 Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95 Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96 Bab 96. Dinner
97 Bab 97. Terlambat
98 Bab 98. Jangan Sombong
99 Bab 99. Bertahanlah!
100 Bab 100. Siuman
101 Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102 Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103 Bab 103. Kejutan
104 Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105 Bab 105. Acha Naik Stage
106 Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107 Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108 Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109 109. Karenanu Aku Tertawa
110 Bab 110. Kemesraan yang Unik
111 Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112 Bab 112. Kelakuan Acha
113 Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114 Bab 114. Gak Salah,Bang?
115 Bab 115. Baper!
116 Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117 Bab 117. She's Mine!
118 Bab 118. Berghibah...
119 Bab 119. Dicuekin...
120 Bab 120. Mata Sembab Acha
121 Bab 121. Kabar Bahagia
122 Bab 122. Tergesa Pulang
123 Bab 123. Alasan Dendam Riko
124 Bab 124. Bahagia Bersamamu
125 Bab 125. I Love You
126 Bab 126. Melepaskan Rasa Kecewa
127 Bab 127. Ngebut
128 Bab 128. Bentala dalam Dekapan Hujan dan Amygdala
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2
Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3
Bab 3. Kita Sudah Selesai
4
Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5
Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6
Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7
Bab 7. Kita Sudah Selesai
8
Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9
Bab 9. Lho Kok Barengan?
10
Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11
Bab 11. Seperti Pacar beneran
12
Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13
Bab 13. Calon Suami Acha
14
Bab 14. Restu Bunda
15
Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16
Bab 16. Acha Baper...
17
Bab 17. Kok Bisa?
18
Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19
Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20
Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21
Bab 21. Acha yang Berbeda
22
Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23
Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24
Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25
Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26
Bab 26. Maunya Acha...
27
Bab 27. Bertemu Riko
28
Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29
Bab 29. Ternyata Acha...
30
Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31
Bab 31. Kamu Bajingan...
32
Bab 32. Acha yang Berisik
33
Bab 33. Menyimpan Rahasia
34
Bab 34. Cepu Atau Intel?
35
Bab 35. Tawakkal
36
Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37
Bab 37. Sefrekuensi
38
Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39
Bab 39. Rider Keren...
40
Bab 40. Gue Gak Peduli!
41
Bab 41. Bertaruh
42
Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43
Bab 43. Suka Melihatmu!
44
Bab 44. Qodarullah, Cha!
45
Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46
Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47
Bab 47. Acha Terkejut
48
Bab 48. Devan Marah
49
Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50
Bab 50. Dapur
51
Bab 51. V.E
52
Bab 52. Kehadiranmu
53
Bab 53. Tentang Perasaan
54
Bab 54. Rahasia Kita
55
Bab 55. Didukung Bunda
56
Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57
Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58
Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59
Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60
Bab 60. Pertarungan Acha
61
Bab 61. Pasangan Aneh
62
Bab 62. Acha Demam
63
Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64
Bab 64. Sefrekuensi
65
Bab 65. Tak Salah Pilih
66
Bab 66. Live Tiktok
67
Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68
Bab 68. Bye...Tante!
69
Bab 69. Acha Baper!
70
Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71
Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72
Bab 72. Kesederhanaan Acha
73
Bab 73. Tantangan Bunda
74
Bab 74. Geli
75
Bab 75. Kantor Geng Motor
76
Bab 76. Diumpetin Dimana?
77
Bab 77. Pulang Kampung
78
Bab 78. Acha Gabut
79
Bab 79. Ijab Qabul
80
Bab 80. Sprei Putih
81
Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82
Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83
Bab 83. Ikatan yang Sah
84
Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85
Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86
Bab 86. Bertemu Haidar
87
Bab 87. Di Rumah Nin!
88
Bab 88. Bertemu Bakteri
89
Bab 89. Satu Pemikiran
90
Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91
Bab 91. Coklat
92
Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93
Bab 92. Hanya Oke?
94
Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95
Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96
Bab 96. Dinner
97
Bab 97. Terlambat
98
Bab 98. Jangan Sombong
99
Bab 99. Bertahanlah!
100
Bab 100. Siuman
101
Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102
Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103
Bab 103. Kejutan
104
Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105
Bab 105. Acha Naik Stage
106
Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107
Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108
Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109
109. Karenanu Aku Tertawa
110
Bab 110. Kemesraan yang Unik
111
Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112
Bab 112. Kelakuan Acha
113
Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114
Bab 114. Gak Salah,Bang?
115
Bab 115. Baper!
116
Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117
Bab 117. She's Mine!
118
Bab 118. Berghibah...
119
Bab 119. Dicuekin...
120
Bab 120. Mata Sembab Acha
121
Bab 121. Kabar Bahagia
122
Bab 122. Tergesa Pulang
123
Bab 123. Alasan Dendam Riko
124
Bab 124. Bahagia Bersamamu
125
Bab 125. I Love You
126
Bab 126. Melepaskan Rasa Kecewa
127
Bab 127. Ngebut
128
Bab 128. Bentala dalam Dekapan Hujan dan Amygdala

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!