Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!

Acha menjatuhkan bokongnya di atas bangku kayu penjual bubur ayam yang tak jauh di depannya.

"Bu, bubur ayam nya 1 porsi ya...!" Acha memesan seporsi bubur ayam, dia pun mengambil sebotol air mineral yang ada di depannya. Lalu membukanya perlahan dan meneguk airnya hampir seperempat botolnya.

"Sepertinya ada yang kehausan nih, setelah ngasih pelajaran cowoknya yang selingkuh! Padahal tadi dikasih air minum juga lho, malah diabaikan...dan sekarang kehausan." ucap lelaki bertopi yang ada di depannya. Acha mengangkat kepalanya, memastikan siapa lelaki di depannya yang dengan beraninya berkomentar tentangnya.

"Siapa anda,? ooowh...pasti netizen yang terhormat yaa...kepo sekali sama urusan orang lain! Sampai-sampai detail memperhatikan love language mantan pacar saya?" Acha mulai mengibarkan bendera perang, sudah mah hatinya sedang berantakan, ditambah lagi sama komentar julid seperti ini, udah makin semangat aja pengen makan orang.

"Bukan kepo, kejadiannya di depan mata, ya kelihatan jelas lah..Cha cha maricha hey hey!" Lelaki itu mengangkat wajahnya sambil memasukan sendok ke dalam mulutnya.

"Kamu....! Ya Allah..takdir macam apa ini? Kenapa harus ketemu lagi dengan makhluk menyebalkan ini sih?" Acha kaget saat melihat lelaki yang ada di hadapannya ternyata Amygdala.

"Udah gak usah lebay gitu! Syukuri saja, ini takdir yang indah tahu,Cha! Lepas dari mantan yang memalukan, masuk dalam pelukan orang ganteng yang menenangkan!" Dala menaikan alisnya.

"Dih...najis yah! Masuk dalam pelukan orang macam kamu! Menenangkan apanya? Yang ada menyebalkan!" Acha mendengus kesal.

"Nih neng...buburnya!" Ibu penjual bubur meletakkan bubur pesanan Acha di depan Acha.

"Oke bu, hatur nuhun!" Acha tersenyum pada ibu penjual bubur dengan sangat manis. Dan hal itu tak lepas dari penglihatan Dala.

" Padahal senyummu manis lho! Kenapa gak banyakin senyum, kurangin judes?" Amygdala menatap gadis yang baru dikenalnya satu hari ini. Tapi entah kenapa dia merasa betah saat ada di dekatnya.

" Saya gak mau jadi wabah yah!" Kata Acha. Dala mengernyitkan dahinya, apa hubungannya senyum dengan wabah pikirnya.

"Maksudnya?"

" Ya...kan kamu tadi bilang senyum saya manis, kalau saya kebanyakan senyum bisa-bisa saya menyebarkan wabah diabetes, orang-orang pada kena diabetes karena berlebihan mengkonsumsi manisnya senyum saya!" Acha kemudian berdoa dan memasukkan sendok berisi bubur ke mulutnya.

"Hmmmpt..ha..ha..ha! Anjirr narsis, salah ngomong gue!" Dala tak mampu menahan tawanya. Bahkan ibu penjual bubur pun ikut tertawa. Sedangkan si sumber tawa, malah biasa saja dan menikmati buburnya.

"Heh..Cha...! Nyatanya kamu lebih brengsek dari aku yah! Tadinya aku merasa bersalah, karena sudah main hati di belakangmu! Cih..! Nyatanya kamu pun melakukan hal yang sama!" Tiba-tiba Haidar dan Isma sudah ada di belakang Acha. Ternyata Haidar dan Isma tidak lantas pergi, setelah Acha membuka tirai perselingkuhan mereka. Tapi keduanya malah memperhatikan interaksi Acha dengan lelaki bertopi itu. Mereka terlihat akrab, dan itu membangun asumsi di otak keduanya, kalau Acha dan lelaki itu janji ketemuan.

Acha menoleh ke belakang dengan mulut berisi bubur. Dala pun melihat ke arah yang sama dengan Acha. Acha segera menelan buburnya, walaupun sebenarnya ingin sekali ia menyemburkan bubur yang ada di mulutnya ke wajah dua orang pengkhianat di depannya.

"Ngomong sama saya? Apa maksud ucapanmu? Gak ngerti saya!" Ucap Acha.

"Kamu juga janjian sama dia kan, kamu juga berselingkuh sama lelaki ini kan?" Haidar mengangkat telunjuknya di depan wajah Amygdala.

"Gak usah nunjuk gitu, Bro! Santai aja kali!" Amygdala menurunkan telunjuk Haidar yang mengarah ke wajahnya.

Acha geram melihat tingkah Haidar. Dia lalu berdiri dan berbalik, kini dia berhadapan dengan Haidar.

"Ngapain harus cari kambing hitam untuk menjaga image kalian sih? Jangan mempermalukan diri kalian sendiri deh! Bawa-bawa orang lain yang gak tahu apa-apa. Lagi pula apa urusannya sama kalian? Saya jomblo yah..gak masalah kan dekat dengan siapa pun!" Acha sengaja menekan kata jomblo.

"Tapi Cha, kan kalian baru aja putus. Gak baik dong, langsung pacaran sama lelaki lain. Bahkan putusnya belum sampai hitungan jam!" Isma menjawab dengan sok bijak. Membuat Acha ingin muntah, sepertinya cermin di rumahnya pada retak. Dala sendir malah menunduk menahan tawanya saat mendengar ucapan selingkuhan mantan pacar Acha. Acha kembali memutar badannya, menghadap Isma.

"Eh...kalian pada punya cermin gak sih di rumah? Kalau ngomongin baik dan gak baik, gak baik mana? Gue habis putus langsung dapat gebetan baru, dan kalian berdua berselingkuh bahkan sampai masuk ke hotel saat salah satu dari kalian masih berstatus pacar orang! Jawab gue! Gak baik yang mana? Udah deh gue minta kalian pergi dari hadapan gue! Bikin mood sarapan gue hilang aja! Mendingan sana pulang kumpulin berkas! Buruan daftar ke KUA jangan zina melulu!" Acha sudah benar-benar kesal. Dia duduk menghadap buburnya dan kembali menyuapkan bubur ke mulutnya.

"Ternyata kelakuan lu gak sebaik penampilan lu! Kalian emang pantas bersama, sama-sama preman!" Ucap Haidar, sambil menatap wajah Dala yang terlihat santai sambil memakan kerupuk. Sedikit tersentil dengan ucapan Haidar. Akhirnya Dala buka suara.

" Maksud lu bilang preman ke gue? Gak masalah sih gue dibilang preman, yang penting gue gak sebrengsek lu, walaupun tampilan gue kayak preman. Tapi gue bukan pengecut yang sukanya main belakang sembunyi-sembunyi. Apa pun yang lu bilang soal Acha, gue gak peduli. Dan gue gak masalah bersama Acha, lagian dia udah jomblo. Kalaupun gue pacaran sama dia juga, lu udah gak ada hak yaa!" Ucap Dala. Lalu berdiri dia mengeluarkan uang lima puluh ribu, dan menyodorkan kepada ibu penjual bubur.

"Ini bu, cukup gak, untuk dua porsi bubur?" Tanya Dala.

"Masih lebihan banyak, A!" Si ibu mengeluarkan kembalian dari laci gerobaknya.

"Gak usah Bu, anggap saja itu pajak jadian, saya punya pacar baru!" Ucap Dala sambil melirik ke arah Acha, lalu menarik tangan Acha.

"Ayo..Cha...kita pulang sebelum tangan saya gatal pengen nonjok!" Acha hanya melongo melihat tindakan manis lelaki beranting dan bertopi ini. Keduanya sudah menjauh meninggalkan Haidar yang masih melongo, entahlah ada sedikit rasa tak rela di hatinya saat melihat kekasihnya yang baru saja berubah status menjadi mantan, di gandeng oleh lelaki lain.

Acha dan Dala menjauh dari tempat itu. Dala masih menggandeng tangan Acha.

"Heran gue, bisa-bisanya kamu punya pacar nyebelin kayak gitu! Tampangnya sih iya alim, seperti orang bener, tapi kelakuan ya kok minus! Emang udah bener dia sama selingkuhannya, cocok sama-sama minus!" Dala menggerutu sepanjang jalan.

"Mantan pacar ya! Kita baru saja putus!" Acha meralat penggunaan kata pacar yang dilontarkan Dala.

"Eh..iya maksudnya mantan pacar..! Takdir macam apa ini? Ketemu cewek yang diselingkuhin pacarnya, setelah gue juga mergokin cewek gue selingkuh sama musuh gue! Malah dikira selingkuhan, dikira pacar juga!" Dala masih saja menggerutu. Acha yang mendegar rangkaian ocehan Dala menghentikan langkahnya.

"Tunggu...! Jangan bilang, waktu kemarin lu mau nabrak gue, lu baru saja pulang mergokin pacar lu selingkuh!" Acha menatap wajah Dala meminta penjelasan.

"Sayangnya, kenyataannya ya begitu Cha! Gue parah malah lihat mereka sedang asik tumpang tindih di kosan cewek gue! Haaah...!" Dala menarik nafas panjang, hatinya sedikit lega saat mengatakan semuanya.

"Gila yah...kenapa pertemuan kita seperti pertemuan yang sudah disetting?" Acha bergumam.

" Ya emang udah disetting sama Authornya seperti ini, biar seru ceritanya Cha!" Ucap Dala santai.(Authornya cuma senyum-senyum tipis..he..he..he).

"Eh iya juga yah...ini mungkin yang disebut takdir!" ujar Acha, mereka berdua melanjutkan langkahnya, tanpa melepaskan genggaman tangannya.

"Cha...!" Panggil Dala.

"Hmm....!" jawab Acha.

"Apa kita iyain aja yah takdir kita?"

"Maksudnya?"

"Kita pacaran aja yuuk!"

"Haaaaah...! Gilaaaaa!" Acha melepas genggaman tangan Dala dan memukul lengan Dala bertubi-tubi.

Tak ada pertemuan yang kebetulan, semua itu sudah dalam settingan takdir Tuhan. Bahkan daun jatuh pun itu atas kehendak Tuhan, apalagi pertemuan kita....

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

kasih visual thor....cerita yg ringan tp ga kampungan...keren bngt

2024-04-29

0

ghina🌺🌺

ghina🌺🌺

ya ampun,, 😍😍😍😍😍pertama baca judulnya aku langsung bayangin visual cowo nya min yoongi, lg pake topi ,di tambah anting di telinga nya , pas lg gaya bad boy, jng lp senyum smirk nya,,,😏
buuuuuhhhhh gantengnya ngk ada obat😍😍😍😍

2024-01-23

3

uyhull01

uyhull01

dan disini pun ku ketwa ketawa sma tingkah kalian😂😂

2024-01-22

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2 Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3 Bab 3. Kita Sudah Selesai
4 Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5 Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6 Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7 Bab 7. Kita Sudah Selesai
8 Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9 Bab 9. Lho Kok Barengan?
10 Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11 Bab 11. Seperti Pacar beneran
12 Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13 Bab 13. Calon Suami Acha
14 Bab 14. Restu Bunda
15 Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16 Bab 16. Acha Baper...
17 Bab 17. Kok Bisa?
18 Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19 Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20 Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21 Bab 21. Acha yang Berbeda
22 Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23 Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24 Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25 Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26 Bab 26. Maunya Acha...
27 Bab 27. Bertemu Riko
28 Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29 Bab 29. Ternyata Acha...
30 Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31 Bab 31. Kamu Bajingan...
32 Bab 32. Acha yang Berisik
33 Bab 33. Menyimpan Rahasia
34 Bab 34. Cepu Atau Intel?
35 Bab 35. Tawakkal
36 Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37 Bab 37. Sefrekuensi
38 Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39 Bab 39. Rider Keren...
40 Bab 40. Gue Gak Peduli!
41 Bab 41. Bertaruh
42 Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43 Bab 43. Suka Melihatmu!
44 Bab 44. Qodarullah, Cha!
45 Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46 Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47 Bab 47. Acha Terkejut
48 Bab 48. Devan Marah
49 Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50 Bab 50. Dapur
51 Bab 51. V.E
52 Bab 52. Kehadiranmu
53 Bab 53. Tentang Perasaan
54 Bab 54. Rahasia Kita
55 Bab 55. Didukung Bunda
56 Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57 Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58 Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59 Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60 Bab 60. Pertarungan Acha
61 Bab 61. Pasangan Aneh
62 Bab 62. Acha Demam
63 Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64 Bab 64. Sefrekuensi
65 Bab 65. Tak Salah Pilih
66 Bab 66. Live Tiktok
67 Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68 Bab 68. Bye...Tante!
69 Bab 69. Acha Baper!
70 Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71 Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72 Bab 72. Kesederhanaan Acha
73 Bab 73. Tantangan Bunda
74 Bab 74. Geli
75 Bab 75. Kantor Geng Motor
76 Bab 76. Diumpetin Dimana?
77 Bab 77. Pulang Kampung
78 Bab 78. Acha Gabut
79 Bab 79. Ijab Qabul
80 Bab 80. Sprei Putih
81 Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82 Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83 Bab 83. Ikatan yang Sah
84 Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85 Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86 Bab 86. Bertemu Haidar
87 Bab 87. Di Rumah Nin!
88 Bab 88. Bertemu Bakteri
89 Bab 89. Satu Pemikiran
90 Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91 Bab 91. Coklat
92 Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93 Bab 92. Hanya Oke?
94 Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95 Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96 Bab 96. Dinner
97 Bab 97. Terlambat
98 Bab 98. Jangan Sombong
99 Bab 99. Bertahanlah!
100 Bab 100. Siuman
101 Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102 Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103 Bab 103. Kejutan
104 Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105 Bab 105. Acha Naik Stage
106 Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107 Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108 Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109 109. Karenanu Aku Tertawa
110 Bab 110. Kemesraan yang Unik
111 Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112 Bab 112. Kelakuan Acha
113 Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114 Bab 114. Gak Salah,Bang?
115 Bab 115. Baper!
116 Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117 Bab 117. She's Mine!
118 Bab 118. Berghibah...
119 Bab 119. Dicuekin...
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2
Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3
Bab 3. Kita Sudah Selesai
4
Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5
Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6
Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7
Bab 7. Kita Sudah Selesai
8
Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9
Bab 9. Lho Kok Barengan?
10
Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11
Bab 11. Seperti Pacar beneran
12
Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13
Bab 13. Calon Suami Acha
14
Bab 14. Restu Bunda
15
Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16
Bab 16. Acha Baper...
17
Bab 17. Kok Bisa?
18
Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19
Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20
Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21
Bab 21. Acha yang Berbeda
22
Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23
Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24
Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25
Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26
Bab 26. Maunya Acha...
27
Bab 27. Bertemu Riko
28
Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29
Bab 29. Ternyata Acha...
30
Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31
Bab 31. Kamu Bajingan...
32
Bab 32. Acha yang Berisik
33
Bab 33. Menyimpan Rahasia
34
Bab 34. Cepu Atau Intel?
35
Bab 35. Tawakkal
36
Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37
Bab 37. Sefrekuensi
38
Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39
Bab 39. Rider Keren...
40
Bab 40. Gue Gak Peduli!
41
Bab 41. Bertaruh
42
Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43
Bab 43. Suka Melihatmu!
44
Bab 44. Qodarullah, Cha!
45
Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46
Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47
Bab 47. Acha Terkejut
48
Bab 48. Devan Marah
49
Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50
Bab 50. Dapur
51
Bab 51. V.E
52
Bab 52. Kehadiranmu
53
Bab 53. Tentang Perasaan
54
Bab 54. Rahasia Kita
55
Bab 55. Didukung Bunda
56
Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57
Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58
Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59
Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60
Bab 60. Pertarungan Acha
61
Bab 61. Pasangan Aneh
62
Bab 62. Acha Demam
63
Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64
Bab 64. Sefrekuensi
65
Bab 65. Tak Salah Pilih
66
Bab 66. Live Tiktok
67
Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68
Bab 68. Bye...Tante!
69
Bab 69. Acha Baper!
70
Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71
Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72
Bab 72. Kesederhanaan Acha
73
Bab 73. Tantangan Bunda
74
Bab 74. Geli
75
Bab 75. Kantor Geng Motor
76
Bab 76. Diumpetin Dimana?
77
Bab 77. Pulang Kampung
78
Bab 78. Acha Gabut
79
Bab 79. Ijab Qabul
80
Bab 80. Sprei Putih
81
Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82
Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83
Bab 83. Ikatan yang Sah
84
Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85
Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86
Bab 86. Bertemu Haidar
87
Bab 87. Di Rumah Nin!
88
Bab 88. Bertemu Bakteri
89
Bab 89. Satu Pemikiran
90
Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91
Bab 91. Coklat
92
Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93
Bab 92. Hanya Oke?
94
Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95
Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96
Bab 96. Dinner
97
Bab 97. Terlambat
98
Bab 98. Jangan Sombong
99
Bab 99. Bertahanlah!
100
Bab 100. Siuman
101
Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102
Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103
Bab 103. Kejutan
104
Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105
Bab 105. Acha Naik Stage
106
Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107
Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108
Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109
109. Karenanu Aku Tertawa
110
Bab 110. Kemesraan yang Unik
111
Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112
Bab 112. Kelakuan Acha
113
Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114
Bab 114. Gak Salah,Bang?
115
Bab 115. Baper!
116
Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117
Bab 117. She's Mine!
118
Bab 118. Berghibah...
119
Bab 119. Dicuekin...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!