jlb Di dalam ruangannya Amygdala sedang tersenyum sendiri sambil melihat ponselnya. Terbayang wajah salting Acha, saat dia memperkenalkan dirinya kepada sahabatnya sebagai calon suami Acha, sampai terdengar suara Acha yang tersedak.
"Ah...jadi pengen cepet weekend dan ketemuan sama Cha-cha Maricha heyhey!" Gumam Amygdala. Dia lalu melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Dia bekerja tanpa protes, menyelesaikan tumpukan berkas yang kini mulai menyusut.
Tok..tok..tok!
Setelah mendapat perintah masuk. Devan masuk ke dalam ruangan Amygdala. Devan sedikit heran, melihat tumpukan berkas yang tadi masih bertumpuk, kini hanya tersisa beberapa berkas lagi.
"Weeeh...cepat sekali nih berkas menyusut! Ini lu baca dulu kan, gak asal tanda tangan?" Devan menatap penuh curiga.
" Ya iyalah...jangan lupa ini perusahaan gue! Masa iya mau gue bikin gulung tikar! Nih udah gue pisahkan yang udah gue Acc, dan ini yang harus diperbaiki dan di cek lagi, oleh masing-masing divisi!" Amygdala menyodorkan dua tumpukan berkas yang berbeda.
"Oke...tumben hidup lu bener, kerja lu cepet! Ini lagi kesambet apa jatuh cinta yaah?" Selidik Devan. Amygdala menyalakan rokoknya, lalu menyesapnya.
"Gak tahu gue! Padahal gue cuma nelpon doang, mood booster banget dia!" Amygdala kembali menikmati rokoknya.
"Nelpon, Dia? Dia siapa? Ashila?" tebak Devan.
"Dih..ngapain gue nelpon dia! Bukan mood booster itu mah! Bikin hancur mood gue!" ujar Dala ketus.
"Terus siapa dong? Gak mungkin Acha..Acha itu kan,. kalian baru ketemu masa iya udah bisa jadi mood booster!" Ujar Devan yang juga ikut menyulut rokoknya, lalu menyandarkan punggungnya.
"Kenapa gak mungkin? Kalau kenyataannya ternyata emang dia yang jadi mood booster gue!" Amygdala menjawab dengan santai.
"Haaah!" Devan sampai menegakkan badannya yang tadi bersandar.
"Anjiir! Emang harus sekaget itu?" Umpat Amygdala yang kaget karena suara terkejut Devan.
"Ini lu seriusan jatuh cinta sama dia apa cuma suka sebagai pelarian dari Ashila sih?" Devan menggaruk kepalanya. Kalau dilihat dari gelagatnya sih sahabat sekaligus bosnya ini sedang jatuh cinta, tapi masa iya beneran sama Acha sih.
"Kayaknya gue beneran jatuh cinta deh, gue mau serius sama dia! Dia gak mau gue ajak pacaran!" Amygdala menyeruput kopinya yang sudah dingin.
"Laaah...gimana konsepnya ini? Lu mau serius sama dia, tapi dianya gak mau lu ajak pacaran! Aah..pusing gue!" Devan mengacak-ngacak rambutnya.
"Yaaa karena dia gak mau pacaran, jadi gue seriusin lah! Gue bakal lamar dia dua minggu lagi!" Ujar Amygdala.
"Woiii...jangan main-main lu yah...anak gadis orang itu! Jangan asal lamar aja.., tapi hati lu gak cinta sama dia!" Devan tidak ingin Amygdala atau Acha sama-sama terjebak dalam cinta yang semu,cinta sebagai pelampiasan luka.
"Yaah..si Sueb! Gue udah bilang serius juga..! Dia juga nantangin gue, untuk membuktikan omongan gue! Jadi tadi gue minta waktu dua minggu buat melamar dia." Ujar Amygdala.
"Ya ampuun...kebiasaan si Suracha kalau ngomong seenak dewek aja!" Devan menggerutu kecil.
"Kenapa lu? Gak setuju gue sama Acha! Dia asik tahu Van! Lu pasti suka deh kalau udah deket dan ngobrol sama dia! Tapi jangan coba-coba ngambil dia dari gue!" Amygdala menatap tajam Devan.
"Gue lebih tahu dia, kali Daaaal?"Gumam hati Devan.
"Ck..gak bakal! Malas gue harus saingan sama lu! Pasti kalah!"
"Jumat sore lu ikut gue, ke Kuningan. Sekalian gue juga pengen tahu rumah lu!" Kata Dala.
"Haaah! Oke deh...! Udah lama juga gue gak pulang?" ujar Devan.
*****
Di kampus, Acha terus diinterogasi oleh kedua sahabatnya.
"Heh...ini calon suami lu beneran? Apa hoax?" tanya Nadia.
" Menurut lu, enaknya beneran apa hoax aja yah?" jawab Acha.
"eits dah dasar kipas angin mini! Tinggal jawab aja pake muter-muter segala!" Seru Wilma kesal.
" Mana gue lihat fotonya coba pengen tahu gue, laki-laki yang berani-beraninya ngaku-ngaku calon suami!" Nadia mendempetkan kepalanya pada Acha.
"Diih ngapain sih lu...?" Acha menjauhkan kepala Nadia.
"Gue mau lihat foto calon laki lu!" Nadia menatap Acha yang sedang menatap ke depan.
"Gak ada!" ucap Acha datar.
"Gak aaadaaa?" Nadia dan Wilma kompak menatap heran Acha.
"Ini maksudnya gak ada, gimana sih? Gue heran juga kok bisa-bisanya baru putus langsung dapat calon suami, gimana ceritanya?" Wilma mengernyitkan dahinya.
"Eh...ada dosen! Masuk kuuy! Nanti gue ceritain!" Seru Acha, dia segera beranjak dari duduknya, diikuti Nadia dan Wilma. Mereka bergegas ke kelas, sebelum dosen sampai di kelas mereka.
*****
Waktu berlalu begitu cepat, hari yang ditunggu-tunggu Amygdala akhirnya tiba. Setelah pekerjaannya selesai. Amygdala bersiap pulang.
"Dev, nanti gue jemput lu ke tempat kos ya!" Ujar Amygdala saat akan keluar melewati ruangan Devan. Devan yang sedang membereskan mejanya, mendongakkan kepalanya.
"Emang harus hari ini, gak besok aja?" Seru Devan dari ruangannya.
"Enggak, hari ini yaaa! Gue jemput!" Amygdala berlalu dari depan ruangan Devan menuju Lift, melewati Friska sekertarisnya.
"Fris..saya pulang duluan!" Ucap Amygdala.
"Ooh...iya Pak, silahkan!" Gadis berjilbab,cdan berwajah cantik berkulit kuning langsat ini, menganggukan kepalanya sopan. Dia kembali membereskan mejanya dan bersiap untuk pulang.
"Fris...mau saya antar pulang?" Tanya Devan.
"Eh...gak usah Pak Devan! Terima kasih, hari ini saya bawa motor kok!" Friska mengangkat kunci motornya.
"Ooh...ya sudah! Kita turun bareng aja kalau begitu!" Tawar Devan.
"Baiklah...mari...!" Friska kemudian meraih tasnya. Mereka berjalan bersisian menuju lift.
"Pak Dala sepertinya bersemangat sekali pulang hari ini ya Pak Devan, biasanya weekend gini kita tertahan di kantor sampai menjekang maghrib." Ucap Friska.
"Iyaa...keburu mau ke Kuningan dia!" Kata Devan.
"Lho ke Kuningan? Bukannya itu kota asalnya Pak Devan yaa? Pak Dala ikut pulang sama Pak Devan?"
"Biasa sedang pedekate sama orang Kuningan tuuh! Padahal baru putus juga!" Kata Devan.
"O, yaaa?" Friska mengangguk-angguk.
"Mau ikut gak...?" Devan melihat Friska dengan lekat.
"Haah! Ikut kemana, Pak?" Friska menoleh pada Devan.
"Ke rumah calon mertua kamu?" Kata Devan.
" Calon mertua? Calon mertua dari mana,Pak...? Pacar aja saya gak punya!" jawab Friska. Devan tersenyum penuh kemenangan, akhirnya dia bisa tahu kalau Friska belum punya pacar.
"Ya udah kalau begitu, jadi pacar saya saja, biar punya calon mertua...!" tembak Devan.
"Haaah! Aah..Pak Devan suka bercanda!" Pipi Friska merona saat Devan mengatakan hal itu.
"Saya gak bercanda, Fris! Saya serius lho! Mau yah jadi pacar saya?" Devan berhenti di depan pintu keluar kantornya. Friska mematung tubuhnya seakan membeku, lidahnya kelu. Dia tak percaya kalau dia akan ditembak tanpa aba-aba, oleh orang terkeren dan juga ganteng setelah CEOnya.
"Pak..bapak ngajak pacaran apa ngajak ngopi?" Friska tidak ingin buru-buru menyimpulkan.
"Mmmh... barusan sih ngajak pacaran, kamu maunya aku ngungkapin sambil ngopi? Boleh deh...nanti aku pulang dari Kuningan, kita ngopi yaah! Kamu siapkan jawabannya yah! Ya sudah ayo pulang!" Ajak Devan. Friska tak lagi bicara, dia bingung mau menjawab apa.
*****
Di rumah Amygdala, dia sudah mandi dan berganti memakai baju santai, kaos oblong dan celana pendek dipadu jaket serta memakai sandal tepleknya. Dia menuruni tangga sambil menenteng tas selempangnya. Dia memang tidak membawa baju, karena di rumah neneknya juga sudah ada baju-bajunya.
"Lho mau kemana Dal...?" Bunda yang sedang duduk santai sambil nonton Televisi, heran melihat anaknya seperti akan pergi.
"Dala mau ke Kuningan, ya Bun!" Dala duduk sebentar.
" Perasaan baru minggu kemarin kamu ke sana, bunda dengar kamu juga udahan sama Ashila. Beneran dia selingkuh?"
" Iyaaa...!" Jawab Dala.
"Terus kamu mau ngapain ke sana? Kamu memaafkan perempuan itu? Please deh Dal, jangan mau dibodohi! Masih banyak kok perempuan lain yang mau sama kamu!" Bunda menatap tajam ke arah Amygdala yang malah terlihat santai.
"Apa sih, Bun? Aku gak sebego itu kali, memaafkan dan menerima kembali perempuan bekas dipake orang lain!" Kata Dala.
"Terus..mau ngapain?" Bunda mengernyitkan dahinya.
"Mau ketemu calon menantu bunda!" Kata Dala.
"Haaah? Calon menantu bunda? Calon menantu bunda, berarti...calon isteri kamu?" Bunda menunjuk dirinya lalu berganti menunjuk Amygdala.
"Iyaaa,Bun! Yakin deh kalau bunda ketemu pasti bunda suka!" Kata Amygdala.
"Heeh...gila ya kamu! Kamu baru aja putus karena dikhianati, sekarang kamu bilang udah punya calon isteri! Kamu gak lagi ngehalu kaan?"
"Enggaaaak bun! Amaan kok! Gak percaya? Aku video call nih yaa! Kalau bunda setuju aku gass nih! Bunda tinggal doakan!"
"Coba-coba, pengen tahu bunda...!"
Amygdala mengeluarkan ponselnya, lalu mencari kontak Acha. Amygdala pun melakukan video call. Agak lama tidak ada jawaban.
Acha :
" Assalamualaikum, bang!"
Amygdala :
"Waalaikum salam, hai Cha! Lagi apa?"
Acha :
"Ketiduran bang..gak lihat apa tuh masih ada Ilernya!"
(Acha menunjuk sudut bibirnya)
Amygdala:
"Diih jorok...! Cha ada yang mau kenalan nih? Usap dulu tuh ilernya, jangan bikin malu!
Acha :
"Sialan! Udah ku usap dari tadi mangkanya agak lama jawab video callnya. Siapa bang yang mau kenalannya? Cewek apa cowok?"
Amygdala :
"Cewek, Cha! Cantik lagi..! Nih aku kasih telponnya ke dia yah!"
Acha :
"Eh...bang!
Bunda Dala :
"Assalamualaikum!
Acha :
"Waalaikum salam...! Eh Tante, ibu..!"
Bunda Dala :
"Hai, salam kenal! Ini bundanya Dala, nama kamu siapa? Cantik sekali sih?"
Acha :
"Eh... i-ya Bun! Salam kenal juga nama saya Varsha Evara, tapi orang-orang manggilnya Acha. Bunda juga cantik sekali...!"
Bunda Dala :
"Ooh...Acha yaah...lucu! Acha masih sekolah?"
Acha :
"Acha masih kuliah bun, semester lima!"
Bunda Dala :
"Ooh...masih kuliah yah? Acha serius nih mau jadi isterinya Dala? Bunda sih mau banget punya menantu Acha...mau yah Cha, jadi isterinya Dala?"
Acha :
"Haaah...mmh.. doakan saja yang terbaik yah bun...!"
Bunda Acha :
"Aamiin, bunda doakan yang terbaik untuk kalian! Ya udah, nanti kita ngobrol lagi yaaah...Bunda kasih kan lagi ke Dala yah! Daah..!"
Acha :
" Iyaaa Bun...daaah!"
Amygdala :
" Daah yaaah, Cha...nanti aku telpon lagi! Mandi sana...bau iler! Assalamualaikum!"
Acha :
"Mana ada bau...baaaang, iiih! Waalaikum salam.
Amygdala memasukan ponselnya ke dalam tasnya.
"Dal...kalau calon isterimu dia, gas lah, bunda setuju!" kata Bunda.
" Iya, bun...! Ya udah aku berangkat sekarang, mau jemput Devan dulu, bareng dia aku ke Kuningannya!"
"Oke.. hati-hati yaah! Fiiamanillaah..!"
"Aamiin... assalamualaikum, bun!"
"Waalaikum salam!"
Amygdala mencium punggung tangan bundanya. Lalu dia keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobilnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Erni Fitriana
hebat acha...sekali liat langsung pada ya..ya..yaaaaa
2024-09-15
0
Nadiyah1511
benar2 gas gal🔥💜
2024-04-29
0
Adiba Shakila Atmarini
jngn2 devan kkx acha lgi ya
2024-03-31
0