Bab 14. Restu Bunda

jlb      Di dalam ruangannya Amygdala sedang tersenyum sendiri sambil melihat ponselnya. Terbayang wajah salting Acha, saat dia memperkenalkan dirinya kepada sahabatnya sebagai calon suami Acha, sampai terdengar suara Acha yang tersedak.

"Ah...jadi pengen cepet weekend dan ketemuan sama Cha-cha Maricha heyhey!" Gumam Amygdala. Dia lalu melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Dia bekerja tanpa protes, menyelesaikan tumpukan berkas yang kini mulai menyusut.

Tok..tok..tok!

Setelah mendapat perintah masuk. Devan masuk ke dalam ruangan Amygdala. Devan sedikit heran, melihat tumpukan berkas yang tadi masih bertumpuk, kini hanya tersisa beberapa berkas lagi.

"Weeeh...cepat sekali nih berkas menyusut! Ini lu baca dulu kan, gak asal tanda tangan?" Devan menatap penuh curiga.

" Ya iyalah...jangan lupa ini perusahaan gue! Masa iya mau gue bikin gulung tikar! Nih udah gue pisahkan yang udah gue Acc, dan ini yang harus diperbaiki dan di cek lagi, oleh masing-masing divisi!" Amygdala menyodorkan dua tumpukan berkas yang berbeda.

"Oke...tumben hidup lu bener, kerja lu cepet! Ini lagi kesambet apa jatuh cinta yaah?" Selidik Devan. Amygdala menyalakan rokoknya, lalu menyesapnya.

"Gak tahu gue! Padahal gue cuma nelpon doang, mood booster banget dia!" Amygdala kembali menikmati rokoknya.

"Nelpon, Dia? Dia siapa? Ashila?" tebak Devan.

"Dih..ngapain gue nelpon dia! Bukan mood booster itu mah! Bikin hancur mood gue!" ujar Dala ketus.

"Terus siapa dong? Gak mungkin Acha..Acha itu kan,. kalian baru ketemu masa iya udah bisa jadi mood booster!" Ujar Devan yang juga ikut menyulut rokoknya, lalu menyandarkan punggungnya.

"Kenapa gak mungkin? Kalau kenyataannya ternyata emang dia yang jadi mood booster gue!" Amygdala menjawab dengan santai.

"Haaah!" Devan sampai menegakkan badannya yang tadi bersandar.

"Anjiir! Emang harus sekaget itu?" Umpat Amygdala yang kaget karena suara terkejut Devan.

"Ini lu seriusan jatuh cinta sama dia apa cuma suka sebagai pelarian dari Ashila sih?" Devan menggaruk kepalanya. Kalau dilihat dari gelagatnya sih sahabat sekaligus bosnya ini sedang jatuh cinta, tapi masa iya beneran sama Acha sih.

"Kayaknya gue beneran jatuh cinta deh, gue mau serius sama dia! Dia gak mau gue ajak pacaran!" Amygdala menyeruput kopinya yang sudah dingin.

"Laaah...gimana konsepnya ini? Lu mau serius sama dia, tapi dianya gak mau lu ajak pacaran! Aah..pusing gue!" Devan mengacak-ngacak rambutnya.

"Yaaa karena dia gak mau pacaran, jadi gue seriusin lah! Gue bakal lamar dia dua minggu lagi!" Ujar Amygdala.

"Woiii...jangan main-main lu yah...anak gadis orang itu! Jangan asal lamar aja.., tapi hati lu gak cinta sama dia!" Devan tidak ingin Amygdala atau Acha sama-sama terjebak dalam cinta yang semu,cinta sebagai pelampiasan luka.

"Yaah..si Sueb! Gue udah bilang serius juga..! Dia juga nantangin gue, untuk membuktikan omongan gue! Jadi tadi gue minta waktu dua minggu buat melamar dia." Ujar Amygdala.

"Ya ampuun...kebiasaan si Suracha kalau ngomong seenak dewek aja!" Devan menggerutu kecil.

"Kenapa lu? Gak setuju gue sama Acha! Dia asik tahu Van! Lu pasti suka deh kalau udah deket dan ngobrol sama dia! Tapi jangan coba-coba ngambil dia dari gue!" Amygdala menatap tajam Devan.

"Gue lebih tahu dia, kali Daaaal?"Gumam hati Devan.

"Ck..gak bakal! Malas gue harus saingan sama lu! Pasti kalah!"

"Jumat sore lu ikut gue, ke Kuningan. Sekalian gue juga pengen tahu rumah lu!" Kata Dala.

"Haaah! Oke deh...! Udah lama juga gue gak pulang?" ujar Devan.

*****

Di kampus, Acha terus diinterogasi oleh kedua sahabatnya.

"Heh...ini calon suami lu beneran? Apa hoax?" tanya Nadia.

" Menurut lu, enaknya beneran apa hoax aja yah?" jawab Acha.

"eits dah dasar kipas angin mini! Tinggal jawab aja pake muter-muter segala!" Seru Wilma kesal.

" Mana gue lihat fotonya coba pengen tahu gue, laki-laki yang berani-beraninya ngaku-ngaku calon suami!" Nadia mendempetkan kepalanya pada Acha.

"Diih ngapain sih lu...?" Acha menjauhkan kepala Nadia.

"Gue mau lihat foto calon laki lu!" Nadia menatap Acha yang sedang menatap ke depan.

"Gak ada!" ucap Acha datar.

"Gak aaadaaa?" Nadia dan Wilma kompak menatap heran Acha.

"Ini maksudnya gak ada, gimana sih? Gue heran juga kok bisa-bisanya baru putus langsung dapat calon suami, gimana ceritanya?" Wilma mengernyitkan dahinya.

"Eh...ada dosen! Masuk kuuy! Nanti gue ceritain!" Seru Acha, dia segera beranjak dari duduknya, diikuti Nadia dan Wilma. Mereka bergegas ke kelas, sebelum dosen sampai di kelas mereka.

*****

Waktu berlalu begitu cepat, hari yang ditunggu-tunggu Amygdala akhirnya tiba. Setelah pekerjaannya selesai. Amygdala bersiap pulang.

"Dev, nanti gue jemput lu ke tempat kos ya!" Ujar Amygdala saat akan keluar melewati ruangan Devan. Devan yang sedang membereskan mejanya, mendongakkan kepalanya.

"Emang harus hari ini, gak besok aja?" Seru Devan dari ruangannya.

"Enggak, hari ini yaaa! Gue jemput!" Amygdala berlalu dari depan ruangan Devan menuju Lift, melewati Friska sekertarisnya.

"Fris..saya pulang duluan!" Ucap Amygdala.

"Ooh...iya Pak, silahkan!" Gadis berjilbab,cdan berwajah cantik berkulit kuning langsat ini, menganggukan kepalanya sopan. Dia kembali membereskan mejanya dan bersiap untuk pulang.

"Fris...mau saya antar pulang?" Tanya Devan.

"Eh...gak usah Pak Devan! Terima kasih, hari ini saya bawa motor kok!" Friska mengangkat kunci motornya.

"Ooh...ya sudah! Kita turun bareng aja kalau begitu!" Tawar Devan.

"Baiklah...mari...!" Friska kemudian meraih tasnya. Mereka berjalan bersisian menuju lift.

"Pak Dala sepertinya bersemangat sekali pulang hari ini ya Pak Devan, biasanya weekend gini kita tertahan di kantor sampai menjekang maghrib." Ucap Friska.

"Iyaa...keburu mau ke Kuningan dia!" Kata Devan.

"Lho ke Kuningan? Bukannya itu kota asalnya Pak Devan yaa? Pak Dala ikut pulang sama Pak Devan?"

"Biasa sedang pedekate sama orang Kuningan tuuh! Padahal baru putus juga!" Kata Devan.

"O, yaaa?" Friska mengangguk-angguk.

"Mau ikut gak...?" Devan melihat Friska dengan lekat.

"Haah! Ikut kemana, Pak?" Friska menoleh pada Devan.

"Ke rumah calon mertua kamu?" Kata Devan.

" Calon mertua? Calon mertua dari mana,Pak...? Pacar aja saya gak punya!" jawab Friska. Devan tersenyum penuh kemenangan, akhirnya dia bisa tahu kalau Friska belum punya pacar.

"Ya udah kalau begitu, jadi pacar saya saja, biar punya calon mertua...!" tembak Devan.

"Haaah! Aah..Pak Devan suka bercanda!" Pipi Friska merona saat Devan mengatakan hal itu.

"Saya gak bercanda, Fris! Saya serius lho! Mau yah jadi pacar saya?" Devan berhenti di depan pintu keluar kantornya. Friska mematung tubuhnya seakan membeku, lidahnya kelu. Dia tak percaya kalau dia akan ditembak tanpa aba-aba, oleh orang terkeren dan juga ganteng setelah CEOnya.

"Pak..bapak ngajak pacaran apa ngajak ngopi?" Friska tidak ingin buru-buru menyimpulkan.

"Mmmh... barusan sih ngajak pacaran, kamu maunya aku ngungkapin sambil ngopi? Boleh deh...nanti aku pulang dari Kuningan, kita ngopi yaah! Kamu siapkan jawabannya yah! Ya sudah ayo pulang!" Ajak Devan. Friska tak lagi bicara, dia bingung mau menjawab apa.

*****

Di rumah Amygdala, dia sudah mandi dan berganti memakai baju santai, kaos oblong dan celana pendek dipadu jaket serta memakai sandal tepleknya. Dia menuruni tangga sambil menenteng tas selempangnya. Dia memang tidak membawa baju, karena di rumah neneknya juga sudah ada baju-bajunya.

"Lho mau kemana Dal...?" Bunda yang sedang duduk santai sambil nonton Televisi, heran melihat anaknya seperti akan pergi.

"Dala mau ke Kuningan, ya Bun!" Dala duduk sebentar.

" Perasaan baru minggu kemarin kamu ke sana, bunda dengar kamu juga udahan sama Ashila. Beneran dia selingkuh?"

" Iyaaa...!" Jawab Dala.

"Terus kamu mau ngapain ke sana? Kamu memaafkan perempuan itu? Please deh Dal, jangan mau dibodohi! Masih banyak kok perempuan lain yang mau sama kamu!" Bunda menatap tajam ke arah Amygdala yang malah terlihat santai.

"Apa sih, Bun? Aku gak sebego itu kali, memaafkan dan menerima kembali perempuan bekas dipake orang lain!" Kata Dala.

"Terus..mau ngapain?" Bunda mengernyitkan dahinya.

"Mau ketemu calon menantu bunda!" Kata Dala.

"Haaah? Calon menantu bunda? Calon menantu bunda, berarti...calon isteri kamu?" Bunda menunjuk dirinya lalu berganti menunjuk Amygdala.

"Iyaaa,Bun! Yakin deh kalau bunda ketemu pasti bunda suka!" Kata Amygdala.

"Heeh...gila ya kamu! Kamu baru aja putus karena dikhianati, sekarang kamu bilang udah punya calon isteri! Kamu gak lagi ngehalu kaan?"

"Enggaaaak bun! Amaan kok! Gak percaya? Aku video call nih yaa! Kalau bunda setuju aku gass nih! Bunda tinggal doakan!"

"Coba-coba, pengen tahu bunda...!"

Amygdala mengeluarkan ponselnya, lalu mencari kontak Acha. Amygdala pun melakukan video call. Agak lama tidak ada jawaban.

Acha :

" Assalamualaikum, bang!"

Amygdala :

"Waalaikum salam, hai Cha! Lagi apa?"

Acha :

"Ketiduran bang..gak lihat apa tuh masih ada Ilernya!"

(Acha menunjuk sudut bibirnya)

Amygdala:

"Diih jorok...! Cha ada yang mau kenalan nih? Usap dulu tuh ilernya, jangan bikin malu!

Acha :

"Sialan! Udah ku usap dari tadi mangkanya agak lama jawab video callnya. Siapa bang yang mau kenalannya? Cewek apa cowok?"

Amygdala :

"Cewek, Cha! Cantik lagi..! Nih aku kasih telponnya ke dia yah!"

Acha :

"Eh...bang!

Bunda Dala :

"Assalamualaikum!

Acha :

"Waalaikum salam...! Eh Tante, ibu..!"

Bunda Dala :

"Hai, salam kenal! Ini bundanya Dala, nama kamu siapa? Cantik sekali sih?"

Acha :

"Eh... i-ya Bun! Salam kenal juga nama saya Varsha Evara, tapi orang-orang manggilnya Acha. Bunda juga cantik sekali...!"

Bunda Dala :

"Ooh...Acha yaah...lucu! Acha masih sekolah?"

Acha :

"Acha masih kuliah bun, semester lima!"

Bunda Dala :

"Ooh...masih kuliah yah? Acha serius nih mau jadi isterinya Dala? Bunda sih mau banget punya menantu Acha...mau yah Cha, jadi isterinya Dala?"

Acha :

"Haaah...mmh.. doakan saja yang terbaik yah bun...!"

Bunda Acha :

"Aamiin, bunda doakan yang terbaik untuk kalian! Ya udah, nanti kita ngobrol lagi yaaah...Bunda kasih kan lagi ke Dala yah! Daah..!"

Acha :

" Iyaaa Bun...daaah!"

Amygdala :

" Daah yaaah, Cha...nanti aku telpon lagi! Mandi sana...bau iler! Assalamualaikum!"

Acha :

"Mana ada bau...baaaang, iiih! Waalaikum salam.

Amygdala memasukan ponselnya ke dalam tasnya.

"Dal...kalau calon isterimu dia, gas lah, bunda setuju!" kata Bunda.

" Iya, bun...! Ya udah aku berangkat sekarang, mau jemput Devan dulu, bareng dia aku ke Kuningannya!"

"Oke.. hati-hati yaah! Fiiamanillaah..!"

"Aamiin... assalamualaikum, bun!"

"Waalaikum salam!"

Amygdala mencium punggung tangan bundanya. Lalu dia keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobilnya

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

benar2 gas gal🔥💜

2024-04-29

0

Adiba Shakila Atmarini

Adiba Shakila Atmarini

jngn2 devan kkx acha lgi ya

2024-03-31

0

Adiba Shakila Atmarini

Adiba Shakila Atmarini

lcu jga ceritax sru bngt bcax

2024-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2 Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3 Bab 3. Kita Sudah Selesai
4 Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5 Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6 Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7 Bab 7. Kita Sudah Selesai
8 Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9 Bab 9. Lho Kok Barengan?
10 Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11 Bab 11. Seperti Pacar beneran
12 Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13 Bab 13. Calon Suami Acha
14 Bab 14. Restu Bunda
15 Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16 Bab 16. Acha Baper...
17 Bab 17. Kok Bisa?
18 Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19 Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20 Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21 Bab 21. Acha yang Berbeda
22 Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23 Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24 Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25 Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26 Bab 26. Maunya Acha...
27 Bab 27. Bertemu Riko
28 Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29 Bab 29. Ternyata Acha...
30 Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31 Bab 31. Kamu Bajingan...
32 Bab 32. Acha yang Berisik
33 Bab 33. Menyimpan Rahasia
34 Bab 34. Cepu Atau Intel?
35 Bab 35. Tawakkal
36 Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37 Bab 37. Sefrekuensi
38 Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39 Bab 39. Rider Keren...
40 Bab 40. Gue Gak Peduli!
41 Bab 41. Bertaruh
42 Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43 Bab 43. Suka Melihatmu!
44 Bab 44. Qodarullah, Cha!
45 Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46 Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47 Bab 47. Acha Terkejut
48 Bab 48. Devan Marah
49 Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50 Bab 50. Dapur
51 Bab 51. V.E
52 Bab 52. Kehadiranmu
53 Bab 53. Tentang Perasaan
54 Bab 54. Rahasia Kita
55 Bab 55. Didukung Bunda
56 Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57 Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58 Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59 Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60 Bab 60. Pertarungan Acha
61 Bab 61. Pasangan Aneh
62 Bab 62. Acha Demam
63 Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64 Bab 64. Sefrekuensi
65 Bab 65. Tak Salah Pilih
66 Bab 66. Live Tiktok
67 Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68 Bab 68. Bye...Tante!
69 Bab 69. Acha Baper!
70 Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71 Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72 Bab 72. Kesederhanaan Acha
73 Bab 73. Tantangan Bunda
74 Bab 74. Geli
75 Bab 75. Kantor Geng Motor
76 Bab 76. Diumpetin Dimana?
77 Bab 77. Pulang Kampung
78 Bab 78. Acha Gabut
79 Bab 79. Ijab Qabul
80 Bab 80. Sprei Putih
81 Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82 Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83 Bab 83. Ikatan yang Sah
84 Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85 Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86 Bab 86. Bertemu Haidar
87 Bab 87. Di Rumah Nin!
88 Bab 88. Bertemu Bakteri
89 Bab 89. Satu Pemikiran
90 Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91 Bab 91. Coklat
92 Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93 Bab 92. Hanya Oke?
94 Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95 Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96 Bab 96. Dinner
97 Bab 97. Terlambat
98 Bab 98. Jangan Sombong
99 Bab 99. Bertahanlah!
100 Bab 100. Siuman
101 Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102 Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103 Bab 103. Kejutan
104 Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105 Bab 105. Acha Naik Stage
106 Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107 Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108 Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109 109. Karenanu Aku Tertawa
110 Bab 110. Kemesraan yang Unik
111 Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112 Bab 112. Kelakuan Acha
113 Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114 Bab 114. Gak Salah,Bang?
115 Bab 115. Baper!
116 Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117 Bab 117. She's Mine!
118 Bab 118. Berghibah...
119 Bab 119. Dicuekin...
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2
Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3
Bab 3. Kita Sudah Selesai
4
Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5
Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6
Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7
Bab 7. Kita Sudah Selesai
8
Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9
Bab 9. Lho Kok Barengan?
10
Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11
Bab 11. Seperti Pacar beneran
12
Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13
Bab 13. Calon Suami Acha
14
Bab 14. Restu Bunda
15
Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16
Bab 16. Acha Baper...
17
Bab 17. Kok Bisa?
18
Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19
Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20
Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21
Bab 21. Acha yang Berbeda
22
Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23
Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24
Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25
Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26
Bab 26. Maunya Acha...
27
Bab 27. Bertemu Riko
28
Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29
Bab 29. Ternyata Acha...
30
Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31
Bab 31. Kamu Bajingan...
32
Bab 32. Acha yang Berisik
33
Bab 33. Menyimpan Rahasia
34
Bab 34. Cepu Atau Intel?
35
Bab 35. Tawakkal
36
Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37
Bab 37. Sefrekuensi
38
Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39
Bab 39. Rider Keren...
40
Bab 40. Gue Gak Peduli!
41
Bab 41. Bertaruh
42
Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43
Bab 43. Suka Melihatmu!
44
Bab 44. Qodarullah, Cha!
45
Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46
Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47
Bab 47. Acha Terkejut
48
Bab 48. Devan Marah
49
Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50
Bab 50. Dapur
51
Bab 51. V.E
52
Bab 52. Kehadiranmu
53
Bab 53. Tentang Perasaan
54
Bab 54. Rahasia Kita
55
Bab 55. Didukung Bunda
56
Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57
Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58
Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59
Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60
Bab 60. Pertarungan Acha
61
Bab 61. Pasangan Aneh
62
Bab 62. Acha Demam
63
Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64
Bab 64. Sefrekuensi
65
Bab 65. Tak Salah Pilih
66
Bab 66. Live Tiktok
67
Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68
Bab 68. Bye...Tante!
69
Bab 69. Acha Baper!
70
Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71
Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72
Bab 72. Kesederhanaan Acha
73
Bab 73. Tantangan Bunda
74
Bab 74. Geli
75
Bab 75. Kantor Geng Motor
76
Bab 76. Diumpetin Dimana?
77
Bab 77. Pulang Kampung
78
Bab 78. Acha Gabut
79
Bab 79. Ijab Qabul
80
Bab 80. Sprei Putih
81
Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82
Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83
Bab 83. Ikatan yang Sah
84
Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85
Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86
Bab 86. Bertemu Haidar
87
Bab 87. Di Rumah Nin!
88
Bab 88. Bertemu Bakteri
89
Bab 89. Satu Pemikiran
90
Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91
Bab 91. Coklat
92
Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93
Bab 92. Hanya Oke?
94
Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95
Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96
Bab 96. Dinner
97
Bab 97. Terlambat
98
Bab 98. Jangan Sombong
99
Bab 99. Bertahanlah!
100
Bab 100. Siuman
101
Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102
Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103
Bab 103. Kejutan
104
Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105
Bab 105. Acha Naik Stage
106
Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107
Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108
Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109
109. Karenanu Aku Tertawa
110
Bab 110. Kemesraan yang Unik
111
Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112
Bab 112. Kelakuan Acha
113
Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114
Bab 114. Gak Salah,Bang?
115
Bab 115. Baper!
116
Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117
Bab 117. She's Mine!
118
Bab 118. Berghibah...
119
Bab 119. Dicuekin...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!