Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek

     Acha menatap Dala,saat lelaki tampan ber-anting itu memanggil ibu yang ditabraknya dengan sebutan Nin.

"Lho, Nin? Akhirnya ketemu juga! Aku nelpon lho, tapi gak diangkat!" Dala mengambil alih kantong belanjaan di tangan neneknya. Acha masih berdiri mematung, tak menyangka bertemu dengan neneknya Amygdala dengan cara tabrakan.

"Eh...panjang umur kamu,Dal! Baru Nin mau kenalin sama neng cantik ini...!" Nenek Dala menarik lembut tangan Acha, hingga tubuh Acha kini berdempetan dengan neneknya. Dala menatap Acha dengan senyum dan tatapan yang tak bisa diartikan.

"O yaaa...? Kenalan nya nanti aja di mobil Nin, ini di jalan lho, nanti menghalangi orang yang mau lewat." Ujar Dala.

"Ooh... iya, neng ikut yaaah!" Vi menggaruk tengkuknya.

"Emmh... Iya Nin..!" Acha pun kemudian menuntun nenek Dala yang masih terlihat cantik dan segar di usia senjanya.

Dala memasukkan belanjaan neneknya ke dalam bagasi. Acha menuntun nenek untuk masuk ke dalam mobil. Dia sendiri masih berdiri di samping pintu mobil.

"Neng..ini cucu ibu yang tadi ibu bilang mau dikenalin sama neng..! Tampilannya emang urakan tapi dia baik kok!" kata Nenek.

"Gak usah dikenalin lagi, Nin! Kita udah kenal kok! Ayo Cha...masuk!" Titah Dala.

"Aku naik angkot aja deh bang!" Acha merasa gak enak.

"Masuk! Gue udah janji anterin pulang kan tadi!" Kata Dala lagi.

" Eh...kalian beneran udah kenal yaa! Alhamdulillaah..udah Dal daripada cewekmu yang siapa itu namanya, mending ini aja deh! Ayo sayang...masuk!" Kali ini neneknya Dala yang meminta. Acha pun tak bisa menolak, dia pun masuk dan duduk di kursi belakang.

"Namanya siapa?" Nenek menoleh ke belakang, ke arah Acha.

"Varsha Evara, Nin!" Jawab Acha. Dala melihat Acha lewat mirror center.

"Perasaan kemarin kenalan, namanya Acha deh kenapa sekarang ganti?" Selidik Dala.

"itu nama panggilanku.., nama lengkapku ya Varsha Evara...! Kalau gak percaya tanya sana sama Ayahku, sekalian minta bukti akta kelahiran juga biar akurat!" Acha kepancing kesal, hingga keluarlah juteknya, dia lupa kalau di sana ada neneknya Dala.

"Oke...laksanakan! Sekalian nanti gue minta berkas lengkap aja yah buat daftar ke KUA, setuju kan Nek?" Dala malah semakin menjadi menggoda Acha.

"Setuju doong!" jawab Nenek Dala sambil mengacungkan jempolnya.

"Yaaah...kok malah setuju, Nin? Janganlah Nin, kalau kita berdua menikah nanti yang ada setiap hari akan dilalui dengan perdebatan panjang yang melelahkan!" Acha menanggapi dengan santai, karena dia tahu kalau Dala hanya sedang ingin membuatnya kesal.

"Gak apa-apa, debat cinta itu!" kata sang Nenek.

"Iya ya nek, yang penting bukan debat Capres-cawapres!" Timpal Dala.

Mereka pun tertawa, kecuali Acha tentu saja, dia malah mempout bibirnya.

"Acha ada acara lagi gak?" Nenek kembali menoleh pada Acha.

"mmmh..gak ada sih Nin! Kenapa gitu?"

" Jangan dulu pulang, yah! Mampir dulu ke rumah! Nin masih ingin ngobrol sama Acha." Pinta Nenek.

"Boleh deh, Nin!" Entah kenapa Acha tak bisa menolak permintaan Neneknya Dala. Dala tersenyum mendengar Acha mengiyakan permintaan neneknya.

"Emang ajaib, nih cewek...baru ketemu aja udah bisa membuat Nin gue jatuh hati! Padahal waktu gue kenalin Ashila ke Nin responnya biasa aja! Malah terkesan malas dan gak peduli!" Batin Dala.

      Dala membelokan mobilnya ke sebuah rumah yang tidak terlalu mewah, namun tidak sederhana juga. Bangunan berdesain klasik minimalis terlihat estetik. Halaman yang luas, terlihat asri dengan banyaknya tumbuhan hijau dan bunga berwarna warni. Ada gazebo di dekat kolam buatan. Vi turun dari mobil dengan wajah takjub melihat halaman rumah ini.

"Ayo, Cha..masuk!" Nenek menggamit tangan Acha.

"Eh iya, Nin! Rumahnya adem ya Nin..!" bisik Acha.

"Suka...?" tanya Nin.

"Suka, bisa betah di sini ini mah!" canda Acha.

"Bagus deh, biar Nin ada temen kalau Acha betah di sini mah!" Jawab Nenek. Acha tersenyum. Mereka sampai di depan pintu, Nenek mempersilahkan Acha untuk masuk dan duduk. Tak lama kemudian Dala muncul dengan tangan ringkih oleh kantong belanjaan.

"Eh...Cha-cha maricha heyhey! Gak ada niatan bantuin gitu?" Dala mengangkat kantong belanjaan di tangannya.

"Aku bantu bang, bantu doa!" jawab Acha sambil terkikik. Dala hanya melengos meninggalkan Acha di ruang tamu. Tak lama kemudian Dala kembali dan duduk di ruang tamu bersama Acha.

"Capek ya Bang?" Goda Acha sambil melihat wajah Dala yang terlihat lelah dan berkeringat.

"Ya capeklah...namanya juga habis membawa beban!" Ujar Dala.

" Yaah...bang, beban segitu mah cetek laah! Mau tahu yang lebih capek?" pancing Acha. Dala tahu, gadis ini tidak akan serius, dia oasti akan menjawab random.

"Apa?" Dala malah masuk lagi dalam jebakan Acha.

"Mengangkat beban hidupku....eeaaaa....!" Ujar Acha.

"Hmmh..sudah kuduga! Tapi tenang saja, aku kuat kok mengangkat beban hidupmu, jangankan beban hidup, mengangkat kamu ke pelaminan aja aku sanggup kok" Dala menaikturunkan alisnya.

"Mampus! Senjata makan tuan gak tuh! Acha...Acha... lama-lama lu bisa baper juga...!" Acha merutuki dirinya sendiri.

"Gak capek ngegembel melulu dari tadi?"

"Ngegombal Acha, gak usah ngelawak diplesetin segala rupa!" Tukas Dala. Acha mencebikkan bibirnya.

Drrt..drrrt.

Dala mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dia melihat ponselnya sebentar,lalu menolak panggilan. Acha yang memperhatikan wajah kesal lelaki di depannya, malah terbersit membuatnya lebih kesal.

"Dari mantan pacar yang selingkuh dan belum move on yaah?" Acha mengangkat dagunya.

"Kok tahu? Kamu cenayang ya?" Dala meletakkan ponselnya di meja.

"Tahu doong, ekspresi wajahmu menjelaskan!" kata Acha.

Drrrt..drrtt!

Ponsel Dala berdering lagi, Namun Dala lebih memilih mengabaikan.

"Jangan jadi pengecut dengan menghindar, masalah tak akan selesai dengan dihindari, tapi hadapi dan selesaikan!" Sarkas Acha, tanpa menoleh pada Dala. Dia sendiri memilih untuk mengirim kabar pada orang rumah,kalau dia terlambat pulang. Dala menatap Acha yang masih cuek.

"Bukan menghindar, tapi malas berdebat dan bicara omong kosong! Hanya buang-buang waktu!" Acha mengangkat wajahnya.

" Terus mau dibiarin aja gitu? Jangan-jangan masih gak rela yaah pacarnya selingkuh, jangan-jangan masih cinta yaaah? Makanya gak mau diselesaikan?" Dala menatap Acha dengan intens, lalu menarik nafas panjang.

"Walau bagaimana pun dia pernah menjadi bagian dari kisahku, hampir satu tahun kita bersama ,Cha! Tak bisa aku pungkiri, kalau aku juga pernah sayang sama dia. Dia pernah mengisi hari-hariku, memberi warna dalam hidupku. Aku bahagia bersamanya, namun jujur kuakui, beberapa bulan ini dia sedikit berubah. Kita juga jarang ketemu karena aku sibuk dengan pekerjaan! Kemarin juga aku gak bilang sama dia kalau mau ke sini, ceritanya mau kasih kejutan, gak tahunya malah aku yang terkejut!" Dala tersenyum getir, saat bayangan kekasihnya yang begitu menikmati pergulatan jahanam itu.

"Gak ada niat memaafkan gitu?" Tanya Acha serius.

"Ooh...ayolah, Aku bukan lelaki bodoh! Melihat dengan mata kepala sendiri pengkhianatan yang dilakukannya, terus gue harus memaafkan! Gak mungkin Cha..! Aku manusia biasa, bukan malaikat! Jika dia sudah berkhianat itu berarti dia sudah tidak ingin bersamaku lagi, dan dia lebih menginginkan selingkuhannya itu kan?" Dala meraih sebatang rokok, menyulutnya lalu menyesapnya.

"Bener juga yah, untuk apa kita memaksakan diri bersama orang yang tak benar-benar mengganggap kita, dan tidak menginginkan kita! Ck...cuma buang-buang waktu saja!" Ujar Acha.

"Nah..itu paham! Emang kamu maafkan mantan pacar kamu itu?"

"Enggak lah! Enak bener...udah senang-senang sama orang lain,masih dapat maaf juga, ujung-ujungnya ngelunjak!" Acha malah jadi geram, mengingat kisahnya sendiri.

"Mangkanya...Gue udah males ketemu dia! Lihat mukanya, jadi inget waktu dia bertukar peluh sama lelaki itu! Jijjk gue!" Dala malah bergidik.

"Eh..tapi tetep aja, Bang! Harus diselesaikan, harus tegas! Jangan sampai jadi masalah di depan." ujar Acha.

"Iya nanti lah kalau mood!" jawab Dala santai.

"Daaal....Dalaaa!" Suara teriakan seorang perempuan beradu dengan suara Pak Deri, satpam rumah Dala menghampiri pendengaran Acha dan Dala.

"Sial...ngapain tuh cewek malah ke sini sih? Pake teriak-teriak segala!" Umpat Dala.

"Jadi...itu suara mantanmu..?Mendingan gue kabur ke dapur nyusul Nin Aah..daripada harus melihat drama rumah tangga! Selamat berjuang Bro!" Acha langsung ngacir ke dapur meninggalkan Dala yang sedang geram.

Masa lalu takkan pernah benar-benar pergi, ketika kita tidak pernah benar-benar ingin menyelesaikannya.

Terpopuler

Comments

uyhull01

uyhull01

selsaikan Dal dri oda d intilin mulu nanti,

2024-01-22

2

Jumadin Adin

Jumadin Adin

masa lalu biarlah masa lalu....

2024-01-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2 Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3 Bab 3. Kita Sudah Selesai
4 Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5 Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6 Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7 Bab 7. Kita Sudah Selesai
8 Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9 Bab 9. Lho Kok Barengan?
10 Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11 Bab 11. Seperti Pacar beneran
12 Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13 Bab 13. Calon Suami Acha
14 Bab 14. Restu Bunda
15 Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16 Bab 16. Acha Baper...
17 Bab 17. Kok Bisa?
18 Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19 Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20 Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21 Bab 21. Acha yang Berbeda
22 Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23 Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24 Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25 Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26 Bab 26. Maunya Acha...
27 Bab 27. Bertemu Riko
28 Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29 Bab 29. Ternyata Acha...
30 Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31 Bab 31. Kamu Bajingan...
32 Bab 32. Acha yang Berisik
33 Bab 33. Menyimpan Rahasia
34 Bab 34. Cepu Atau Intel?
35 Bab 35. Tawakkal
36 Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37 Bab 37. Sefrekuensi
38 Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39 Bab 39. Rider Keren...
40 Bab 40. Gue Gak Peduli!
41 Bab 41. Bertaruh
42 Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43 Bab 43. Suka Melihatmu!
44 Bab 44. Qodarullah, Cha!
45 Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46 Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47 Bab 47. Acha Terkejut
48 Bab 48. Devan Marah
49 Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50 Bab 50. Dapur
51 Bab 51. V.E
52 Bab 52. Kehadiranmu
53 Bab 53. Tentang Perasaan
54 Bab 54. Rahasia Kita
55 Bab 55. Didukung Bunda
56 Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57 Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58 Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59 Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60 Bab 60. Pertarungan Acha
61 Bab 61. Pasangan Aneh
62 Bab 62. Acha Demam
63 Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64 Bab 64. Sefrekuensi
65 Bab 65. Tak Salah Pilih
66 Bab 66. Live Tiktok
67 Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68 Bab 68. Bye...Tante!
69 Bab 69. Acha Baper!
70 Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71 Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72 Bab 72. Kesederhanaan Acha
73 Bab 73. Tantangan Bunda
74 Bab 74. Geli
75 Bab 75. Kantor Geng Motor
76 Bab 76. Diumpetin Dimana?
77 Bab 77. Pulang Kampung
78 Bab 78. Acha Gabut
79 Bab 79. Ijab Qabul
80 Bab 80. Sprei Putih
81 Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82 Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83 Bab 83. Ikatan yang Sah
84 Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85 Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86 Bab 86. Bertemu Haidar
87 Bab 87. Di Rumah Nin!
88 Bab 88. Bertemu Bakteri
89 Bab 89. Satu Pemikiran
90 Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91 Bab 91. Coklat
92 Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93 Bab 92. Hanya Oke?
94 Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95 Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96 Bab 96. Dinner
97 Bab 97. Terlambat
98 Bab 98. Jangan Sombong
99 Bab 99. Bertahanlah!
100 Bab 100. Siuman
101 Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102 Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103 Bab 103. Kejutan
104 Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105 Bab 105. Acha Naik Stage
106 Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107 Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108 Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109 109. Karenanu Aku Tertawa
110 Bab 110. Kemesraan yang Unik
111 Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112 Bab 112. Kelakuan Acha
113 Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114 Bab 114. Gak Salah,Bang?
115 Bab 115. Baper!
116 Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117 Bab 117. She's Mine!
118 Bab 118. Berghibah...
119 Bab 119. Dicuekin...
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2
Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3
Bab 3. Kita Sudah Selesai
4
Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5
Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6
Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7
Bab 7. Kita Sudah Selesai
8
Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9
Bab 9. Lho Kok Barengan?
10
Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11
Bab 11. Seperti Pacar beneran
12
Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13
Bab 13. Calon Suami Acha
14
Bab 14. Restu Bunda
15
Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16
Bab 16. Acha Baper...
17
Bab 17. Kok Bisa?
18
Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19
Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20
Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21
Bab 21. Acha yang Berbeda
22
Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23
Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24
Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25
Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26
Bab 26. Maunya Acha...
27
Bab 27. Bertemu Riko
28
Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29
Bab 29. Ternyata Acha...
30
Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31
Bab 31. Kamu Bajingan...
32
Bab 32. Acha yang Berisik
33
Bab 33. Menyimpan Rahasia
34
Bab 34. Cepu Atau Intel?
35
Bab 35. Tawakkal
36
Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37
Bab 37. Sefrekuensi
38
Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39
Bab 39. Rider Keren...
40
Bab 40. Gue Gak Peduli!
41
Bab 41. Bertaruh
42
Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43
Bab 43. Suka Melihatmu!
44
Bab 44. Qodarullah, Cha!
45
Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46
Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47
Bab 47. Acha Terkejut
48
Bab 48. Devan Marah
49
Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50
Bab 50. Dapur
51
Bab 51. V.E
52
Bab 52. Kehadiranmu
53
Bab 53. Tentang Perasaan
54
Bab 54. Rahasia Kita
55
Bab 55. Didukung Bunda
56
Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57
Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58
Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59
Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60
Bab 60. Pertarungan Acha
61
Bab 61. Pasangan Aneh
62
Bab 62. Acha Demam
63
Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64
Bab 64. Sefrekuensi
65
Bab 65. Tak Salah Pilih
66
Bab 66. Live Tiktok
67
Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68
Bab 68. Bye...Tante!
69
Bab 69. Acha Baper!
70
Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71
Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72
Bab 72. Kesederhanaan Acha
73
Bab 73. Tantangan Bunda
74
Bab 74. Geli
75
Bab 75. Kantor Geng Motor
76
Bab 76. Diumpetin Dimana?
77
Bab 77. Pulang Kampung
78
Bab 78. Acha Gabut
79
Bab 79. Ijab Qabul
80
Bab 80. Sprei Putih
81
Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82
Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83
Bab 83. Ikatan yang Sah
84
Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85
Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86
Bab 86. Bertemu Haidar
87
Bab 87. Di Rumah Nin!
88
Bab 88. Bertemu Bakteri
89
Bab 89. Satu Pemikiran
90
Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91
Bab 91. Coklat
92
Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93
Bab 92. Hanya Oke?
94
Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95
Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96
Bab 96. Dinner
97
Bab 97. Terlambat
98
Bab 98. Jangan Sombong
99
Bab 99. Bertahanlah!
100
Bab 100. Siuman
101
Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102
Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103
Bab 103. Kejutan
104
Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105
Bab 105. Acha Naik Stage
106
Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107
Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108
Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109
109. Karenanu Aku Tertawa
110
Bab 110. Kemesraan yang Unik
111
Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112
Bab 112. Kelakuan Acha
113
Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114
Bab 114. Gak Salah,Bang?
115
Bab 115. Baper!
116
Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117
Bab 117. She's Mine!
118
Bab 118. Berghibah...
119
Bab 119. Dicuekin...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!