Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...

        Nenek Sinta langsung mengusap pipi Acha yang merah akibat ditampar Ashila. Sementara Amygdala malah berjalan menuju lemari es, dan mengambil sapu tangan bersih yang tergantung di jemuran. Lalu membungkus es batu dengan sapu tangan itu.

"Duduk Cha!" Amygdala menyuruh Acha duduk. Acha pun menuruti saja tanpa membantah. Amygdala kemudian menempelkan kain berisi es itu ke pipi Acha,dan menekannya sedikit.

"Awww...!" Acha meringis.

Plak!

Acha refleks memukul tangan Dala yang sedang mengompres pipinya.

"Ini niat ngobatin apa nambahin sakit sih? Gak usah ditekan-tekan,sakit tahu!" Acha lalu mengambil alih Es batu berbungkus kain dari tangan Amygdala.

"Sini aku kompres sendiri aja! Nanti malah tambah bengkak, jadi seperti Sinchan aku...!"

"Mana ada cuma ditekan sedikit jadi bengkak, kalau gak ditekan malah menggembung nanti. Jadi kayak pipi sinchan beneran jadinya! Agak ditekan-tekan...jangan cuma ditempelin!" Titah Amygdala.

"Iyaaa...iyaaa... bawel amat ih! Kayak ibu-ibu rumpi tetanggaku, emaknya Ashila itu!" Acha terus menempelkan es batu di pipinya.

Nenek Sinta malah tertawa melihat perdebatan mereka.

"Kalian berdebat gini, kok jadi lucu yaah...gemes Nin lihatnya!"

"Mana ada orang berdebat lucu Nin,kalau lihat orang ngelawak baru lucu!" Tukas Amygdala.

"Eh...Chacha maricha heyhey! Beneran Ashila itu tetangga kamu?"

"Iya lah...! Emang abang belum pernah ke rumahnya?" Amygdala menggelengkan kepalanya. Acha mengernyitkan dahinya.

"Terus kalau kalian bertemu di mana?" Acha malah penasaran, karena selama ini, orang tua Ashila selalu membanggakan anaknya, yang sukses sebagai model. Namun tetap menjadi anak yang baik, yang lebih suka diam di dalam rumah.

"Di tempat kosnya..!" Jawab Dala.

"Haaaaah....tempat kos? Dia ngekos? Ngapain? Kan rumahnya gak jauh-jauh amat ke kampus juga. Gila! Banyak duit kali yah...rumah masih di kota yang sama tapi ngekos! Pantesan gue jarang lihat keberadaan tuh anak." Acha malah geleng-geleng kepala tak percaya.

"Mana gue tahu! Pas pacaran sama dia juga udah ngekos! Kosannya gue yang bayarin selama dia pacaran sama gue!" ucap Amygdala.

Acha malah tertawa mendengar jawaban Amygdala.

"Kenapa tertawa?" Amygdala malah heran.

"Baik banget sih abang...memberikan fasilitas untuk dia dan selingkuhannya bertukar keringat...Ha..ha..ha!" Acha menertawakan kebodohan Amygdala.

"Sialan! Bener juga yaah! Jangan-jangan bukan cuma si Riko...yang masuk ke sana!" Umpat Amygdala.

"Mangkanya Nin gak suka kamu sama dia, soalnya Bi Warti juga pernah bilang kalau dia pernah melihat Ashila sama pria yang sudah berumur lagi jalan bergandengan di depan sebuah hotel." Kata Nenek Shinta.

" Kenapa baru bilang sekarang?" Amygdala menatap Neneknya.

"Kan Nin..udah pernah bilang, kamunya saja yang gak denger malah misah misuh keluar dari rumah!" ujar nenek Sinta.

" Yaah...maklum lah Nin, Cinta itu memang bikin orang buta! Gak bisa lihat kejelekan pasangannya...yang dilihatnya ya cuma yang bagus-bagus aja!" Acha menurunkan kain kompresannya karena sudah mencair esnya.

"Pengalaman yaah?" sindir Amygdala yang kemudian berdiri dan keluar dari dapur. Meninggalkan dua wanita beda generasi itu, dalam obrolan mereka.

"Ini masaknya udah selesai Nin?" Acha baru ingat kalau tadi dia sedang membantu Nenek Sinta memasak,sebelum adegan tampar menampar terjadi.

"Udah doong, tinggal makan yuk!" Ajak Nek Sinta. Acha berdiri membantu menyiapkan makanan di meja makan.

"Cha..tolong panggilkan Dala di kamarnya di atas!" Setelah semua makanan siap Nek Sinta meminta Acha memanggil Dala. Acha mematung canggung.

"Emang gak apa-apa nek?" Acha merasa ragu.

"Cuma manggil buat makan,Cha...!" Kata nenek.

Baru saja Acha memutar badan untuk memanggil Dala, dari ruang tengah terdengar langkah kaki. Acha bernafas lega saat melihat Dala datang, jadi dia tidak harus ke kamarnya.

Acha memindai penampilan Dala yang sudah rapi dengan setelan kemeja polos berwarna biru tua, dengan lengan yang digulung sampai sikut, bawah kemeja sengaja dikeluarkan terlihat lebih santai. Acha akui lelaki ini sangat tampan.

"Kenapa gitu amat lihatin aku, baru sadar kalau aku ganteng?" Ucap Dala penuh percaya diri.

"Mmh..iya ganteng sih, cuma sayang, belum bisa buat aku jatuh cinta!" Ujar Acha sambil melengos pergi.

"Sekarang sih belum, lihat saja sebentar lagi! Kamu pasti akan jatuh cinta kepadaku!" Gumam Kavin. Dia lalu berjalan mengikuti Acha ke ruang makan.

"Mau kemana Dal, tumben sudah rapi?" Nenek Sinta melirik penampilan cucunya.

"Mau cari pacar baru sepertinya, Nin!" ledek Acha.

"Lho ngapain harus cari pacar baru, kan ada kamu, kamu aja lah yang jadi pacar barunya Dala!" Pinta Nenek.

"Mampus gue! Lagi-lagi kena sama omongan sendiri gue!" Acha mengumpat dirinya sendiri dalam hati.

"Emang harus diplester tuh mulutnya, biar gak sembarangan ngomong!" Amygdala malah kesel mendengar ucapan Acha.

"Emangnya mulutku lecet pake diplester segala!"

"Enggak sih, tapi aku bisa bikin mulutmu lecet!" Ujar Dala sambil tersenyum smirk.

"Isssh...gak ada niatan ganti cucu Nin? Nyebelin banget sih cucunya!" Acha mulai menyuapkan sendok berisi nasi ke mulutnya.

"Enggak ah..mau nambah cucu aja, buat teman hidup cucu Nin!" Ujar Nin.

"Bener Nin, harus ada yang nemenin biar gak dibego-begoin cewek lagi! Capek-capek kerja, eeh duitnya dihabiskan cewek gak bener! Rugi sekali!" Sindir Acha.

"Ya sudah kamu saja yang jadi teman hidup aku, biar gak dibegoin cewek lagi! Paling kamu yang bakal begoin aku! Tapi rela lah...!" ujar Amygdala.

"Huuuh berat sekali! Nantilah aku istikhoroh dulu!" Acha menyuapkan kembali nasi di sendoknya.

Drrrt..drrrt!

Ponsel Acha, berdering, Acha melihat nama kontak yang menghubunginya.

"Bang Andre editor?" Acha bergumam lalu menggeser tombol Hijau.

Acha

"Assalamualaikum, Bang!"

Andre

"Waalaikum salam, Cha... udah nyampe cafe belum? "

Acha mengernyitkan dahinya.

Acha

"Cafe apa bang?Emang kita ada janji ya?"

Andre

"Ya ampun Cha! Jangan bilang kalau kamu lupa, hari ini kita ada meeting dengan pimpinan kantor penerbit soal project promo bukumu itu! Suracha..suracha...ini mumpung pimpinannya lagi ada di sini! Pokoknya kamu segera ke Mokaya Cafe, ditunggu di sini! Jangan-jangan kamu belum mandi lagi!"

Acha

" Aduuuh...sorry bang saya beneran lupa! Bang Andre bener lagi, saya belum mandi, emang kecium sampe sana yaah?"

Andre

"Haaah...tahu ah... buruan ke sini, sekalian bawa hasil revisiannya. Sekarang Achaa!"

Dala yang melihat Acha menjauhkan ponselnya dari telinga, bisa menebak kalau lawan bicara Acha sedang berteriak.

"Kenapa? Dimarahin?" Tanya Dala. Namun Acha mengabaikan dan melanjutkan makannya, sayang banget kalau gak dihabiskan.

"iya...!" Acha menjawab juga karena dia gak enak melihat Dala yang seperti menunggu jawabannya.

"Kenapa?" Tanya Dala.

"Karena aku lupa kalau hari ini aku ada pertemuan! Terus disuruh datang cepet." Acha kemudian meneguk air di gelasnya. Dala memijit pelipisnya, gak paham dengan tingkah gadis ini. Disuruh datang cepat, malah santai ngabisin makanannya.

"Disuruh cepet-cepet kok malah santai sih?" Amygdala pun segera meneguk air putih di gelasnya.

"Masakan Nin enak! Sayang kalau gak dihabiskan." jawab Acha.

"Nin..maaf yah Acha harus langsung pulang nih, gak bantuin beresin dulu. Acha udah ditungguin soalnya." Acha merasa gak enak sudah makan pulang.

" Iya gak apa-apa, tenang saja! Sebentar lagi, Bi Warti juga datang kok! Sering-seringlah main ke sini, walaupun Dala gak di sini!"

"Insyaallah siap Nin..Acha pulang yaah!" Acha memeluk tubuh Nenek Sinta.

"Dala kamu antarkan Acha pulang yah!" Titah Nenek Sinta.

Amygdala melihat jam di pergelangan tangannya.

"Ayo aku antar!" Dala pun beranjak dari duduknya. Dia keluar lebih dulu memanaskan mobilnya. Sebenarnya dia sendiri ada pertemuan. Namun karena tadi sudah berjanji akan mengantar Acha pulang, jadi dia harus bertanggung jawab.

Kini Acha dan Amygdala sudah berada di dalam mobil.

"Bang kalau buru-buru, aku naik angkot aja gak apa-apa kok!" Acha merasa gak enak, karena sepertinya lelaki di sampingnya ini sedang mengejar waktu untuk menghadiri sebuah pertemuan.

"Gak apa-apa, santai saja! Aku anterin!" Kata Amygdala.

Tanpa ada pembicaraan lagi, mobil pun terus melaju ke rumah Acha.

"Makasih ya Bang, udah nganterin!" Kata Acha sambil membuka pintu mobil terburu-buru.

"Pertemuannya dimana Cha?Aku antar aja sekalian, udah terlambat kan kamu? Kalau naik angkutan umum tambah telat!" Entah kenapa, Amygdala merasa gak tega melihat Acha.

"Di Mokaya Cafe, Bang! Kalau begitu sebentar aku ambil laptopku dulu...!" Acha langsung berlari ke dalam rumah.

"Mokaya Cafe? Kok sama yah? Ck ..ah..mungkin kebetulan kali yaah!" Gumamnya lagi.

Acha sudah keluar lagi, dengan membawa tas ranselnya, tanpa berganti baju apalagi dandan, hanya menyemprotkan minyak wangi ke badannya. Lalu segera masuk lagi ke mobil Dala.

"Serius Cha.. pertemuannya di Mokaya cafe? Kok sama yah...? Aku juga ada meeting di sana." Ujar Dala.

"O...ya? Kebetulan sekali yah?" Jawab Acha.

Ponsel Dala berbunyi, dia pun segera memasang earphonenya ke telinganya.

Amygdala

"Assalamualaikum, Dre! Aku udah otewe maaf agak terlambat sepertinya, ada tamu dulu tadi di rumahnya! 20 menitan ya..silahkan pesan makanan duluan aja gak apa-apa!"

Ting!

pesan masuk di ponsel Acha, Acha membacanya lalu menghela nafas panjang.

Amygdala yang melihat kelegaan di wajah Acha, penasaran.

"Kenapa wajahnya lega gitu?" Dala memindai wajah Acha.

"Pimpinannya terlambat datang,.masih di jalan katanya." Acha bernafas lega, Amygdala mengernyitkan dahinya.

"Jangan...jangan...!" Amygdala tak mau menerka-nerka diapun memutuskan dugaannya.

Hidup ini sudah ada skenarionya, jadi semua yang terjadi memang sudah tertulis bukan sebuah kebetulan.

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

kaaaaannnn takdir macam apa ini ..eh pimpinannya malah satu mobil🤭💜

2024-04-29

0

uyhull01

uyhull01

nahhh lhooo kalian barengan bakalan jd tanda tanya dan terkejut kyanya ,

2024-01-22

1

uyhull01

uyhull01

kavin jgan kabur kesini nanti Vi nyariin lhoo🤭

2024-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2 Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3 Bab 3. Kita Sudah Selesai
4 Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5 Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6 Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7 Bab 7. Kita Sudah Selesai
8 Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9 Bab 9. Lho Kok Barengan?
10 Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11 Bab 11. Seperti Pacar beneran
12 Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13 Bab 13. Calon Suami Acha
14 Bab 14. Restu Bunda
15 Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16 Bab 16. Acha Baper...
17 Bab 17. Kok Bisa?
18 Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19 Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20 Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21 Bab 21. Acha yang Berbeda
22 Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23 Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24 Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25 Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26 Bab 26. Maunya Acha...
27 Bab 27. Bertemu Riko
28 Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29 Bab 29. Ternyata Acha...
30 Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31 Bab 31. Kamu Bajingan...
32 Bab 32. Acha yang Berisik
33 Bab 33. Menyimpan Rahasia
34 Bab 34. Cepu Atau Intel?
35 Bab 35. Tawakkal
36 Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37 Bab 37. Sefrekuensi
38 Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39 Bab 39. Rider Keren...
40 Bab 40. Gue Gak Peduli!
41 Bab 41. Bertaruh
42 Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43 Bab 43. Suka Melihatmu!
44 Bab 44. Qodarullah, Cha!
45 Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46 Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47 Bab 47. Acha Terkejut
48 Bab 48. Devan Marah
49 Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50 Bab 50. Dapur
51 Bab 51. V.E
52 Bab 52. Kehadiranmu
53 Bab 53. Tentang Perasaan
54 Bab 54. Rahasia Kita
55 Bab 55. Didukung Bunda
56 Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57 Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58 Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59 Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60 Bab 60. Pertarungan Acha
61 Bab 61. Pasangan Aneh
62 Bab 62. Acha Demam
63 Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64 Bab 64. Sefrekuensi
65 Bab 65. Tak Salah Pilih
66 Bab 66. Live Tiktok
67 Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68 Bab 68. Bye...Tante!
69 Bab 69. Acha Baper!
70 Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71 Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72 Bab 72. Kesederhanaan Acha
73 Bab 73. Tantangan Bunda
74 Bab 74. Geli
75 Bab 75. Kantor Geng Motor
76 Bab 76. Diumpetin Dimana?
77 Bab 77. Pulang Kampung
78 Bab 78. Acha Gabut
79 Bab 79. Ijab Qabul
80 Bab 80. Sprei Putih
81 Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82 Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83 Bab 83. Ikatan yang Sah
84 Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85 Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86 Bab 86. Bertemu Haidar
87 Bab 87. Di Rumah Nin!
88 Bab 88. Bertemu Bakteri
89 Bab 89. Satu Pemikiran
90 Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91 Bab 91. Coklat
92 Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93 Bab 92. Hanya Oke?
94 Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95 Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96 Bab 96. Dinner
97 Bab 97. Terlambat
98 Bab 98. Jangan Sombong
99 Bab 99. Bertahanlah!
100 Bab 100. Siuman
101 Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102 Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103 Bab 103. Kejutan
104 Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105 Bab 105. Acha Naik Stage
106 Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107 Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108 Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109 109. Karenanu Aku Tertawa
110 Bab 110. Kemesraan yang Unik
111 Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112 Bab 112. Kelakuan Acha
113 Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114 Bab 114. Gak Salah,Bang?
115 Bab 115. Baper!
116 Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117 Bab 117. She's Mine!
118 Bab 118. Berghibah...
119 Bab 119. Dicuekin...
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2
Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3
Bab 3. Kita Sudah Selesai
4
Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5
Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6
Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7
Bab 7. Kita Sudah Selesai
8
Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9
Bab 9. Lho Kok Barengan?
10
Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11
Bab 11. Seperti Pacar beneran
12
Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13
Bab 13. Calon Suami Acha
14
Bab 14. Restu Bunda
15
Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16
Bab 16. Acha Baper...
17
Bab 17. Kok Bisa?
18
Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19
Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20
Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21
Bab 21. Acha yang Berbeda
22
Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23
Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24
Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25
Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26
Bab 26. Maunya Acha...
27
Bab 27. Bertemu Riko
28
Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29
Bab 29. Ternyata Acha...
30
Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31
Bab 31. Kamu Bajingan...
32
Bab 32. Acha yang Berisik
33
Bab 33. Menyimpan Rahasia
34
Bab 34. Cepu Atau Intel?
35
Bab 35. Tawakkal
36
Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37
Bab 37. Sefrekuensi
38
Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39
Bab 39. Rider Keren...
40
Bab 40. Gue Gak Peduli!
41
Bab 41. Bertaruh
42
Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43
Bab 43. Suka Melihatmu!
44
Bab 44. Qodarullah, Cha!
45
Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46
Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47
Bab 47. Acha Terkejut
48
Bab 48. Devan Marah
49
Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50
Bab 50. Dapur
51
Bab 51. V.E
52
Bab 52. Kehadiranmu
53
Bab 53. Tentang Perasaan
54
Bab 54. Rahasia Kita
55
Bab 55. Didukung Bunda
56
Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57
Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58
Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59
Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60
Bab 60. Pertarungan Acha
61
Bab 61. Pasangan Aneh
62
Bab 62. Acha Demam
63
Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64
Bab 64. Sefrekuensi
65
Bab 65. Tak Salah Pilih
66
Bab 66. Live Tiktok
67
Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68
Bab 68. Bye...Tante!
69
Bab 69. Acha Baper!
70
Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71
Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72
Bab 72. Kesederhanaan Acha
73
Bab 73. Tantangan Bunda
74
Bab 74. Geli
75
Bab 75. Kantor Geng Motor
76
Bab 76. Diumpetin Dimana?
77
Bab 77. Pulang Kampung
78
Bab 78. Acha Gabut
79
Bab 79. Ijab Qabul
80
Bab 80. Sprei Putih
81
Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82
Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83
Bab 83. Ikatan yang Sah
84
Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85
Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86
Bab 86. Bertemu Haidar
87
Bab 87. Di Rumah Nin!
88
Bab 88. Bertemu Bakteri
89
Bab 89. Satu Pemikiran
90
Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91
Bab 91. Coklat
92
Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93
Bab 92. Hanya Oke?
94
Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95
Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96
Bab 96. Dinner
97
Bab 97. Terlambat
98
Bab 98. Jangan Sombong
99
Bab 99. Bertahanlah!
100
Bab 100. Siuman
101
Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102
Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103
Bab 103. Kejutan
104
Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105
Bab 105. Acha Naik Stage
106
Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107
Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108
Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109
109. Karenanu Aku Tertawa
110
Bab 110. Kemesraan yang Unik
111
Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112
Bab 112. Kelakuan Acha
113
Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114
Bab 114. Gak Salah,Bang?
115
Bab 115. Baper!
116
Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117
Bab 117. She's Mine!
118
Bab 118. Berghibah...
119
Bab 119. Dicuekin...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!