Setelah Acha sadar dengan apa yang diucapkannya, dia langsung pamit pulang, karena tidak mau ada pertanyaan lain. Namun sepertinya, takdir berkata lain.
"Tunggu, Cha! Kita pulang sama-sama! Rom..bayar dulu!" Amygdala menyerahkan beberapa lembar uang pecahan seratus ribuan kepada Romi untuk membayar pesanan mereka.
"Heran gue lihat kalian berdua, habis diselingkuhin tapi kok gak ada sedih-sedih nya yaa?" Andre masih duduk sambil bersidekap.
"Dibahas mulu, Dre!"
"Iya iih..Kak Andre mah! Rugi banget kita udah mah diselingkuhin, harus buang-buang air mata, buang-buang waktu cuma mikirin nasib. Hidup gak berhenti gara-gara diselingkuhin kan? Ya sudah berjalan saja seperti biasa, ikuti alurnya nikmati prosesnya! Iya gak Bang Dal?"
"Hmmm!" Jawab Amygdala.
"Dasar pelit! Ngomong panjang-panjang dijawab cuma dengan Hmmm!" Acha malah kesal mendengar jawaban Amygdala.
Amygdala tak.ambil pusing dengan Acha yang menggerutu.
"Udah diem! Jangan berisik! Ayok mau pulang,apa masih mau ngomel sambil ngopi sendiri di sini?" Amygdala menatap tajam Acha.
"Pulang lah, capek mau tidur!" Jawab Acha.
Andre dan Romi malah gemas melihat keduanya.
"Kenapa kalian berdua gak pacaran aja sih?" Kata Romi. Amygdala dan Acha kompak balik badan.
"Haah...lagi....!" keduanya menepuk jidat berbarengan. Entah kali keberapa mereka mendengar dugaan dan permintaan agar pacaran atau sedang pacaran.
"Kenapa?" Tanya Andre.
".Gak apa-apa, sudahlah ayo pulang!" Amygdala tidak ingin membahas lagi masalah pacaran ini.
Amygdala dan Acha kembali berada dalam satu mobil, tak ada pembicaraan yang berarti.
"Cha...tulis no.ponselmu di ponselku." Amygdala menyerahkan ponselnya kepada Acha. Tanpa protes atau bertanya Acha pun menerima ponsel Amygdala dan memasukan no.nya ke dalam kontak Amygdala dengan nama Varsha Evara.
"Nih udah...!" Acha menyerahkan kembali ponsel Amygdala.
" Pegang dulu, susah mau belok! Dikasih nama siapa kontaknya?" Amygdala masih fokus ke depan.
" Ya namaku lah...! Masa iya nama tetangga!" Jawab Acha asal.
"Ooh... ya siapa tahu kan, kamu kasih namanya calon isteri gitu!"
"Diiih...lebay amat!" Acha merotasikan bola matanya. Amygdala terkekeh melihat wajah kesal Acha.
"Kenapa lebay? Orangtua kamu kan mengira kita pacaran, Nin aku juga, siapa tahu kamu calon isteriku beneran, sepertinya semesta mendukung!" Seloroh Kavin.
"Aku mah mau jeda dulu pacaran lah! Malas...! Mendingan cari duit yang banyak sambil membahagiakan keluarga dan diri sendiri!" Acha mulai mencari posisi yang nyaman. Dan tak lama kemudian terdengar dengkuran halus. Amygdala langsung melirik ke sebelahnya.
"Ya ampun, cepet amat tidurnya...!" Gumam Amygdala. Dia membiarkan Acha tidur, malah menepikan mobilnya untuk mengatur kursinya, sedikit dikebawahkan, supaya Acha merasa lebih nyaman. Lalu kembali melajukan mobilnya ke jalanan. Sudah hampir sampai namun Acha masih belum bangun juga, Akhirnya Amygdala melajukan mobilnya lewat jalan yang lebih jauh, yang seharusnya bisa sampai dalam waktu 20 menit, kini memakan waktu 45 menit.
Akhirnya mobil Amygdala sampai di depan rumah Acha. Amygdala menepuk-nepuk tangan Acha.
"Cha...bangun Cha..udah sampai nih!" Amygdala terus menepuk-nepuk tangan Acha. Acha mulai membuka matanya perlahan.
"Eh..udah sampai yah! Maaf bang ketiduran." Acha pun bangun dan menegakkan badannya. Lalu melihat sandaran kursinya yang sedikit ke bawah.
"Saya yang turunkan, takutnya kamu bangun lehermu sakit, nanti disuruh tanggung jawab lagi!" Sindir Amygdala.
"Iyaa..makasih! Makasih juga udah nganterin...! Daah Assalamualaikum!" Acha keluar dari mobil dan menutup pintu mobilnya. Setelah Acha turun Dala pun membuka sabuk pengamannya, dia turut membuka pintu mobil.
Bruk!
Saat pintu mobil ditutup Acha yang sudah berjalan masuk ke rumahnya, malah kembali berbalik. Dilihatnya Amygdala berjalan santai dengan memasukkan kedua tangannya di saku celananya.
"Laah kok malah ikut turun? Mau ngapain? Apa ada yang tertinggal yah?" Acha memeriksa tasnya, semuanya kumplit.
"Mau kemana bang?" Acha langsung menodong dengan pertanyaan saat Amygdala sudah di depannya.
"Mau ngedate sama pacar dong!" Amygdala langsung mengetuk pintu rumah Acha.
"Mau ngedate sama pacar, ngapain malah ngetuk pintu rumahku? Rumah pacar abang, Ashila mah..tuuuh yang catnya berwarna cream..tiga rumah dari seberang rumah aku!" Namun Amygdala tak mengikuti arah yang ditunjuk, dia malah kembali mengetuk pintu.
"Kata siapa, orang pacar saya rumahnya di sini kok!" ujar Amygdala.
Ceklek!
Pintu rumah terbuka, tampak ibunya Acha yang membuka pintu.
"Assalamualaikum, Bu!" Amygdala mencium punggung tangan Ibunya Acha.
"Waalaikum salam, eh Nak Dala, kirain siapa! Pake ketuk pintu segala, kan sama Acha datangnya tinggal masuk aja. Ayo masuk!" Ibu membuka pintu dengan lebar.
"Iya, Bu..! Gak tahu nih Acha, malah gak dibukain pintunya!" Dala pun masuk, diikuti Acha yang sudah memasang wajah kesal, padahal dia sudah berencana mau tidur.
"Aaaah..sial! Gatot acara bobo siang gue...gara-gara bang Dalot surolot!" Acha mengumpat dalam hatinya.
Acha masuk mengikuti Dala yang langsung duduk meski belum dipersilahkan.
"Duuuh...berasa di rumah sendiri yah, belum disilahkan langsung duduk!" Sarkas Acha.
"Pegel Cha, daripada aku kalingsir nantinya! Bisa nginep di sini." Ujar Amygdala.
Ibu masuk dengan membawa segelas teh manis dan sepiring pisang goreng yang masih hangat.
"Duuh...Ibu! Malah disuguhin segala, bisa betah dia mah." Ujar Acha.
"Ya gak apa-apa dong Cha! Aneh kamu mah yaah! Pacarnya betah di sini malah diprotes!" Ibu meletakan piring yang berisi pisang goreng, dan secangkit teh manis.
"Iyaa bu, Acha mah suka gitu, mau jadi pacar durhaka kali!" Dala mengambil sepotong pisang goreng, dan memasukan ke mulutnya.
Ibunya Acha tertawa mendengar apa yang dikatakan Dala.
"Emang sekarang mah ada yah, sebutan pacar durhaka?" Tanya Ibu.
"Ada bu...tuuh!" Dala menunjuk Acha dengan dagunya. Ibu terkekeh lalu pamit ke belakang.
Namun sebelum ibu melangkah, Dala bertanya pada Ibu.
"Ayah kemana, Bu?" Amygdala mengambil kembali pisang goreng di piring.
"Ada, di belakang! Sebentar ibu panggilkan yah!" Bu Nisa melanjutkan langkahnya.
"Lapar apa doyan bang?" Acha ikut mengambil pisang goreng, dan menyuapkan ke mulutnya.
"Fuuuh..fuuh..hisang hoyengnya..hanas...hanas! Acha mengunyah pisang goreng sambil bicara, Amygdala yang melihatnya,tertawa terbahak-bahak.
"Apaan hanas..hanas..? Ha..ha..ha..!" Dala masih tergelak.
"Ish...maksudnya pisang gorengnya panas!" Ujar Acha, setelah menelan pisang gorengnya tadi.
"Astaghfirullah Cha...! Dasar aneh, hidup kok gak ada jaim-jaimnya di depan cowok ganteng macam saya!" Dala menggelengkan kepalanya.
"Aduh Bang Dala...bang Dala...! Hidup kok percaya diri sekali, memuji dirinya sendiri ganteng!" Balas Acha.
"Kalau gak memuji diri sendiri, siapa yang mau memuji saya? Kamu?" Dala mengangkat alisnya.
"Gak minat...!" Ucap Acha ketus.
"Sebentar lagi juga minat, nafsu malah..!" Ledek Dala.
"Iya...nafsu..nafsu pengen smackdown kamu!" Acha berdiri.
"Mau kemana?"
"Pipis..mau ikut?" Ucap Acha sinis.
"Boleh..yuk!" Dala langsung berdiri.
"Jangan mimpi...duduk lagi! Mau aku smackdown beneran?" Ancam Acha.
"Mau...asal di tempat tidur!" Canda Dala.
Acha langsung memelototkan matanya.
"Kalau urusan tempat tidur mah Ashila kan jagonya, minta dismackdown sama dia aja!" Sindir Acha.
"Gak selera ah..udah second!" Dala meneguk teh manisnya.
"Aarhh...obrolan apa inih? Saya udah kebelet...!" Acha berlari ke kamar mandi belakang.
Sementara itu, Pak Agung muncul dari belakang.
"Eh, ada Nak Dala! Dari tadi?" Amygdala mencium punggung tangan Ayahnya Acha.
"Baru ,Pak! Baru habis pisang goreng tiga..!" Dala kembali mencomot pisang goreng. Dia mengangkat pisang goreng sambil mau ngomong namun keburu dipotong Ayah Acha.
"Nah...sekarang..pisang yang ke empat kan?" Todong Pak Agung.
"Nah...betul Pak! He..he..he!" Dala terkekeh.
Kedua lelaki beda generasi itu terlibat obrolan yang sangat seru, sampai tak terasa sudah hampir satu jam Dala ada disana. Dan Acha tak kembali setelah pamit ke belakang.
"Waah saking serunya, sampai tak terasa sudah sore nih!" Dala melirik jam tangannya.
"Emang mau kemana, buru-buru amat?" Tanya Pak Agung.
"Nah.. sebenarnya maksud saya ke sini, mau pamit Pak! Sore ini saya harus kembali ke Bandung, besok sudah harus masuk kerja lagi !"
"Ooh..iya iya...! Jadi mau berangkat jam berapa?" Tanya Pak Agung.
"Insyaallah ba'da Ashar, Pak!"
"Sebentar lagi dong?"
"Iya..pulang dari sini sholat ashar dulu, langsung berangkat. Kalau begitu saya permisi Pak, biar gak terlalu malam sampai sana." Amygdala berdiri, lalu memasukan ponsel ke saku celananya.
"Lho ini Acha kemana yah? Sebentar, ayah cari dulu!" Pak Agung masuk ke ruang tengah.
"Astaghfirullah! Varsha Evaraaaa!" pekik Pak Agung, membuat Dala yang hendak keluar berbalik lagi dan berlari ke ruang tengah dengan sedikit panik.
Kamu terlalu asik untuk kubiarkan berlalu, maka biarkan aku menggenggammu dalam sebuah cerita tanpa harus membuatmu terbelenggu!
~Amygdala~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
FUZEIN
Setuju sangat2
2024-07-14
0
Nadiyah1511
seru ga ad jaim jaim
2024-04-29
0
Yati ita
suka banget ceritanya, Acha sm Dala kocak bingit😂😂😂
2024-01-28
1