Bab 2. Gara-gara Makan Singkong

Motor sport Amygdala melaju dibawah guyuran hujan, di tengah perjalanan Amygdala menepikan motornya, lalu membuka helmnya.

"kenapa berhenti? Kita kan belum sampai?" Gadis itu merasa heran.

" Nih pakai Dulu, hujannya lumayan deras! Apa mau berteduh dulu?" Amygdala memberi pilihan. Dia menyodorkan helmya tanpa menoleh ke belakang.

"Lanjut aja lah...tanggung udah basah! Helmnya kamu saja yang pakai!" Gadis itu menolak helm yang disodorkan Amygdala.

"Pake! Saya gak mau tanggung jawab lagi kalau kepalamu ditabrak nyamuk, terus kamu pingsan! Tambah ngerepotin aja!" Gadis itu mencebikkan bibirnya .

"Kalau gak ikhlas, mending jangan maksain! Dapat pahala enggak, rugi iya!" Sarkas Gadis ini. Sambil menerima helmnya dan memakainya. Amygdala pun kembali melajukan motornya, menembus derasnya hujan.

"Belok kanan, berhenti setelah dua rumah dari depan!" Gadis itu berteriak di samping telinga Amygdala, karena suaranya harus bersaing dengan deras suara hujan. Amygdala pun mengangguk, dan membelokkan motornya, lalu berhenti sesuai instruksi.

Gadis itu pun turun dari motor Amygdala.

"Turunlah dulu, hujannya terlalu deras!" Gadis itu membuka helmnya, lalu menyerahkan pada lelaki yang telah mengantarnya pulang. Namun seketika tubuhnya membeku, bukan karena dinginnya air hujan, namun karena wajah tampan yang ada di hadapannya. Matanya tak berkedip meski dijatuhi tetes air hujan jatuh berkali-kali di bulu mata lentiknya. Amygdala pun menerima helm yang masih berada di tangan gadis yang sedang menatap wajahnya tanpa berkedip.

"Kedip woiii... jangan mati berdiri karena menikmati kegantengan gue!" Amygdala menarik helm dari tangan Gadis itu.

"Lho..Acha, kenapa malah hujan-hujanan? Ini deras banget lho! Ajak masuk juga temannya!" Seorang lelaki paruh baya, keluar dengan memakai sarung.

Amygdala menoleh ke arah suara, lalu menganggukkan kepalanya.

"Ayo, turun dulu!" Ajak gadis itu. Mau tak mau Amygdala pun turun dari motornya, karena sejujurnya dia juga sudah mulai merasa kedinginan, karena hampir seluruh bajunya basah.

"Assalamualaikum..Pak!" Amygdala menyalami lelaki paruh baya itu sembari mencium punggung tangannya sebagai sebuah penghormatan.

"Kenapa berasa lagi ngapelin cewek gue, terus ketemu calon mertua yaa?" Gumam batin Amygdala.

"Waaalaikum salam.Ayo..masuk!" Lelaki paruh baya itu mempersilahkan Amygdala masuk. Namun Amygdala merasa tak enak karena bajunya hampir basah.

"Enggak usah, Pak! Ini baju saya basah semua, saya hanya mengantarkan puteri bapak pulang. Maaf saya malah bawa dia hujan-hujanan!" Entah kenapa Amygdala merasa tak enak sudah membawa gadis itu menerobos hujan.

"Tidak apa-apa, ayolah masuk dulu, setidaknya ganti baju yang kering!" Lelaki paruh baya itu menariknya masuk ke dalam.

Dari dalam, gadis itu menghampirinya dengan membawa handuk yang masih terlipat juga kaos dan celana yang terlipat rapi.

"Nih Bang! Mandi aja sekalian, terus ganti bajunya, walaupun gak baru tapi ini bersih kok." Acha menyerahkan handuk dan baju yang terlipat rapi.

"Hmmm...makasih! Bisa tunjukkan kamar mandinya dimana?" Acha kemudian berjalan mendahului untuk menunjukkan kamar mandinya.

"Ini Bang, kamar mandinya!" Setelahnya, Acha berbalik, dia juga akan mandi di kamar mandi yang ada di kamarnya tentu saja.

"Eh...tunggu! Siapa namamu?" Acha mengernyitkan dahinya, lalu tersenyum.

"Panggil saja Acha, lucu yah kita udah jalan sejauh ini, belum tahu nama masing-masing. Abang namanya siapa?" Acha balik bertanya nama. Rugi dong kalau lelaki itu tahu namanya, dia sendiri gak tahu nama lelaki itu.

"Amygdala...tapi biar gampang panggil Dala aja!" Acha pun mengangguk.

"Ya udah deh Bang, saya juga mau mandi..udah dingin nih!" Acha meninggalkan Amygdala yang kini malah tersenyum. Amygdala pun masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara itu di ruang keluarga, Ibunya Acha, baru keluar selesai berganti baju sehabis mandi.

"Ada tamu, Yah?" Tanya Bu Nisa.

"Iya bu, temannya Acha, tolong buatkan kopi atau teh manis hangat, basah kuyup dia nerobos hujan sepertinya." Kata Pak Agung. Bu Nisa pun menuju dapur untuk membuat kopi. Bersamaan dengan Bu Nisa ke dapur, Dala pun keluar dari kamar mandi. Bu Nisa tertegun saat melihat betapa gantengnya lelaki yang keluar dari kamar mandinya.

"Eh..bu, ibunya Acha yah?" Dala pun menyalami perempuan yang usianya sekitar 45 tahunan itu.

"Eh...iya... Masya Allah, ganteng sekali, Aa ini pacarnya Acha?" Bu Nisa dengan santainya bertanya, karena baru kali ini Acha membawa seorang lelaki ke rumahnya, sudah bisa dipastikan kalau lelaki ini spesial. Amygdala bingung menjawabnya, dia hanya tersenyum.

"Ya sudah, tunggu di depan aja sama Ayah, mau dibuatkan kopi atau teh manis hangat?" Ibu mengambil dua gelas di rak tempat menyimpan alat makan.

"Kalau gak ngerepotin, kopi aja deh Bu!" Ucap Dala malu-malu.

"Ashiiaaap! Silahkan ditunggu di depan, pesanan akan seger datang!" Canda Bu Nisa.

" I-iya Bu, terima kasih sebelumnya." Dala pun menuju ruang keluarga.

"Sini duduk, Nak!" Pak Agung menyesap rokoknya. Melihat begitu nikmatnya Pak Agung merokok Dala pun ingin melakukannya, namun dia merasa gak enak.

" Kalau mau ngerokok, ngerokok aja tak usah sungkan! Cuma rokok Ayah, ya ini! Bukan rokok mahal!" Pak Agung menyodorkan rokoknya.

"Terima kasih, Pa! Kebetulan saya ada kok!" Dala mengeluarkan sebuah roko dari saku celananya.

Dua orang lelaki beda generasi itu pun terlibat beberapa percakapan. Bu Nisa masuk membawa dua gelas kopi di atas nampan dan sepiring singkong goreng. Acha juga baru keluar dari kamarnya, sudah segar tentu saja dengan baju kering.

"Waah enak nih hujan-hujan begini, makan singkong goreng!" Acha mengambil sepotong singkong goreng dari piring. Dala menoleh dan memindai penampilan Acha.

"Kenapa cantiknya bertambah sih? Jadi betah lihatnya, walaupun ngomongnya sedikit nyablak, tapi asik orangnya! Eh ..kenapa malah memujinya? Dan harusnya kan gue sakit hati, karena sudah dikhianati Ashila, tapi kenapa biasa saja yah? Padahal tadi lumayan nyesek!" Dala malah bermonolog dalam hatinya.

"Bang..wooiii! Ngedip..ngapain malah bengong lihatin saya? Terpesona yaah? Apa langsung jatuh cinta?" Acha menggerak-gerakkan tangannya.

" Achaaaa....mulutmu itu yaah!" Pak Agung memperingatkan Acha.

Dala langsung berkedip saat tangan Acha melambai-lambai di depan matanya.

" Eh...maaf!" Dala meraih gelas kopi lalu menyeruputnya.

"Kalian sudah pacaran berapa lama?" Tanya Bu Nisa.

Uhuk!Uhuk!

.Dala dan Acha tersedak berbarengan seperi sudah janjian sebelumnya, saat mendapat pertanyaan dari ibunya Acha. Acha meraih air minum yang ada di depannya, begitu juga Dala, dia meraih air putih yang ada di depannya.

"Ya ampun... saking kuatnya Chemistry, tersedak pun jadi kompak!" Kata Bi Nisa.

"Chemistry apa sih, bu? Tersedak ya tersedak aja apa hubungannya sama Chemistry?" Acha melanjutkan kembali makan singkongnya. Melihat Acha yang memakan goreng singkong dengan lahap, Dala pun penasaran, dia mengambil sepotong singkong goreng dan memasukkan ke dalam mulutnya.

"Mmmmmm...enak!" gumam Dala tanpa disadarinya. Dia lalu kembali memasukan singkong ke mulutnya.

"Laper apa doyan bang? Rakus amat,?" Sarkas Acha.

" Karena ini enak, sepertinya aku jadi suka deh!" katanya sambil menoleh pada Acha..

"Lanjut deh Bang kalau enak mah!" Kata Acha.

"Jadi kalian pacaran yaa?" Kali ini Pak Agung yang bertanya.

" Hmmm...iya!" Dala menjawab singkat, tanpa sadar, yang ada dia hanya sedang menikmati Singkong goreng.

"Haaaah!" Kali ini Acha yang berteriak, bersaman dengan kumandang adzan maghrib. Acha menatap Dala seolah minta penjelasan. Namun lelaki itu terlalu asik menikmati singkong goreng.

Rasa enak dan nikmat, memang terkadang melenakan membuat kita lupa akan banyak hal dan rasa lupa terkadang menjadi hal yang menjadi awal sumber permasalahan.

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

hahahaha gala sadar ga tuh ngomong gtu🤭🔥💜

2024-04-29

0

Sriza Juniarti

Sriza Juniarti

lanjut...kocak..semprul 🤭🥰

2024-04-28

0

uyhull01

uyhull01

ajiahhhh main iya iya aja ni Dala,😂😂

2024-01-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2 Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3 Bab 3. Kita Sudah Selesai
4 Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5 Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6 Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7 Bab 7. Kita Sudah Selesai
8 Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9 Bab 9. Lho Kok Barengan?
10 Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11 Bab 11. Seperti Pacar beneran
12 Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13 Bab 13. Calon Suami Acha
14 Bab 14. Restu Bunda
15 Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16 Bab 16. Acha Baper...
17 Bab 17. Kok Bisa?
18 Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19 Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20 Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21 Bab 21. Acha yang Berbeda
22 Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23 Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24 Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25 Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26 Bab 26. Maunya Acha...
27 Bab 27. Bertemu Riko
28 Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29 Bab 29. Ternyata Acha...
30 Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31 Bab 31. Kamu Bajingan...
32 Bab 32. Acha yang Berisik
33 Bab 33. Menyimpan Rahasia
34 Bab 34. Cepu Atau Intel?
35 Bab 35. Tawakkal
36 Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37 Bab 37. Sefrekuensi
38 Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39 Bab 39. Rider Keren...
40 Bab 40. Gue Gak Peduli!
41 Bab 41. Bertaruh
42 Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43 Bab 43. Suka Melihatmu!
44 Bab 44. Qodarullah, Cha!
45 Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46 Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47 Bab 47. Acha Terkejut
48 Bab 48. Devan Marah
49 Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50 Bab 50. Dapur
51 Bab 51. V.E
52 Bab 52. Kehadiranmu
53 Bab 53. Tentang Perasaan
54 Bab 54. Rahasia Kita
55 Bab 55. Didukung Bunda
56 Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57 Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58 Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59 Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60 Bab 60. Pertarungan Acha
61 Bab 61. Pasangan Aneh
62 Bab 62. Acha Demam
63 Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64 Bab 64. Sefrekuensi
65 Bab 65. Tak Salah Pilih
66 Bab 66. Live Tiktok
67 Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68 Bab 68. Bye...Tante!
69 Bab 69. Acha Baper!
70 Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71 Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72 Bab 72. Kesederhanaan Acha
73 Bab 73. Tantangan Bunda
74 Bab 74. Geli
75 Bab 75. Kantor Geng Motor
76 Bab 76. Diumpetin Dimana?
77 Bab 77. Pulang Kampung
78 Bab 78. Acha Gabut
79 Bab 79. Ijab Qabul
80 Bab 80. Sprei Putih
81 Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82 Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83 Bab 83. Ikatan yang Sah
84 Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85 Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86 Bab 86. Bertemu Haidar
87 Bab 87. Di Rumah Nin!
88 Bab 88. Bertemu Bakteri
89 Bab 89. Satu Pemikiran
90 Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91 Bab 91. Coklat
92 Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93 Bab 92. Hanya Oke?
94 Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95 Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96 Bab 96. Dinner
97 Bab 97. Terlambat
98 Bab 98. Jangan Sombong
99 Bab 99. Bertahanlah!
100 Bab 100. Siuman
101 Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102 Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103 Bab 103. Kejutan
104 Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105 Bab 105. Acha Naik Stage
106 Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107 Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108 Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109 109. Karenanu Aku Tertawa
110 Bab 110. Kemesraan yang Unik
111 Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112 Bab 112. Kelakuan Acha
113 Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114 Bab 114. Gak Salah,Bang?
115 Bab 115. Baper!
116 Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117 Bab 117. She's Mine!
118 Bab 118. Berghibah...
119 Bab 119. Dicuekin...
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2
Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3
Bab 3. Kita Sudah Selesai
4
Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5
Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6
Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7
Bab 7. Kita Sudah Selesai
8
Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9
Bab 9. Lho Kok Barengan?
10
Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11
Bab 11. Seperti Pacar beneran
12
Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13
Bab 13. Calon Suami Acha
14
Bab 14. Restu Bunda
15
Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16
Bab 16. Acha Baper...
17
Bab 17. Kok Bisa?
18
Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19
Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20
Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21
Bab 21. Acha yang Berbeda
22
Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23
Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24
Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25
Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26
Bab 26. Maunya Acha...
27
Bab 27. Bertemu Riko
28
Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29
Bab 29. Ternyata Acha...
30
Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31
Bab 31. Kamu Bajingan...
32
Bab 32. Acha yang Berisik
33
Bab 33. Menyimpan Rahasia
34
Bab 34. Cepu Atau Intel?
35
Bab 35. Tawakkal
36
Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37
Bab 37. Sefrekuensi
38
Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39
Bab 39. Rider Keren...
40
Bab 40. Gue Gak Peduli!
41
Bab 41. Bertaruh
42
Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43
Bab 43. Suka Melihatmu!
44
Bab 44. Qodarullah, Cha!
45
Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46
Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47
Bab 47. Acha Terkejut
48
Bab 48. Devan Marah
49
Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50
Bab 50. Dapur
51
Bab 51. V.E
52
Bab 52. Kehadiranmu
53
Bab 53. Tentang Perasaan
54
Bab 54. Rahasia Kita
55
Bab 55. Didukung Bunda
56
Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57
Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58
Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59
Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60
Bab 60. Pertarungan Acha
61
Bab 61. Pasangan Aneh
62
Bab 62. Acha Demam
63
Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64
Bab 64. Sefrekuensi
65
Bab 65. Tak Salah Pilih
66
Bab 66. Live Tiktok
67
Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68
Bab 68. Bye...Tante!
69
Bab 69. Acha Baper!
70
Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71
Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72
Bab 72. Kesederhanaan Acha
73
Bab 73. Tantangan Bunda
74
Bab 74. Geli
75
Bab 75. Kantor Geng Motor
76
Bab 76. Diumpetin Dimana?
77
Bab 77. Pulang Kampung
78
Bab 78. Acha Gabut
79
Bab 79. Ijab Qabul
80
Bab 80. Sprei Putih
81
Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82
Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83
Bab 83. Ikatan yang Sah
84
Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85
Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86
Bab 86. Bertemu Haidar
87
Bab 87. Di Rumah Nin!
88
Bab 88. Bertemu Bakteri
89
Bab 89. Satu Pemikiran
90
Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91
Bab 91. Coklat
92
Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93
Bab 92. Hanya Oke?
94
Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95
Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96
Bab 96. Dinner
97
Bab 97. Terlambat
98
Bab 98. Jangan Sombong
99
Bab 99. Bertahanlah!
100
Bab 100. Siuman
101
Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102
Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103
Bab 103. Kejutan
104
Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105
Bab 105. Acha Naik Stage
106
Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107
Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108
Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109
109. Karenanu Aku Tertawa
110
Bab 110. Kemesraan yang Unik
111
Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112
Bab 112. Kelakuan Acha
113
Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114
Bab 114. Gak Salah,Bang?
115
Bab 115. Baper!
116
Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117
Bab 117. She's Mine!
118
Bab 118. Berghibah...
119
Bab 119. Dicuekin...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!