Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?

  .  Dengan gemas Acha terus memukul lengan Dala. Dala meringis saat Acha tak berhenti memukulnya.

"Heh...stop...stop...stop! Sengaja emang ya, lu jadiin gue samsak pelampiasan! Mana tenaga lu lumayan gede lagi!" Dala menangkap tangan Acha yang tadi memukuli tangannya. Acha pun berhenti memukul lengan Dala.

"Salah sendiri, gampang amat tuh mulut ngajak pacaran, emang boleh segampang itu?" Acha malah duduk di bangku taman yang sedang dilewatinya. Dia menyelonjorkan kakinya. Dala malah ikut duduk di sampingnya.

" Bolehlah..gak ada undang-undang yang melarang pacaran tiba-tiba." Dala malah mengeluarkan rokoknya, menyulut lalu menyesapnya.

"Cih...pacaran macam apa yang tiba-tiba, tanpa ada rasa cinta! Ini mah jadinya pacaran gara-gara sama-sama diselingkuhi pacar!"

"Naaah...boleh tuh jadi alasan!" Jawab Dala dengan entengnya, padahal Acha hanya ngomong random. Membuat Acha menarik nafas panjang. Baru kali ini ketemu cowok macam ini. Tapi Acha merasa heran, kenapa nih cowok diselingkuhin tapi gak kelihatan kecewa, atau sakit hati yah?

"Pas mergokin pacarmu sedang ML, pastinya kamu sakit hati yaah? Soalnya aku aja, cuma lihat mereka keluar dari hotel sakit hati banget! Pengen nyamperin terus kutampar bolak balik, kubenyek-benyek muka kedua orang itu. Apalagi kamu, lihat mereka langsung seperti itu...!" Acha bergidik membayangkannya, sakit hati, jijjk, ingin marah, ingin menjambak pastinya.

"Pas gue lihat, terus terang gue marah dan kecewa lah melihat pacar gue ML sama cowok lain. Tapi lama kelamaan gue jijik lihat mereka. Tadinya gue mau langsung cabut balik kanan. Tapi gue gak mau ribet nyari alasan buat putus. Gue buka lebar-lebar aja pintunya sekalian, terus kasih peringatan sama mereka, kalau mau begituan jangan lupa tutup pintu! Terus gue gas keluar dari sana menembus hujan. Eeh...di tengah jalan malah ketemu cewek putus asa, jalan makin ke tengah, bikin gue jatuh!" Dala menyesap lagi rokoknya.

"Gue bukan putus asa ya! Gue cuma gak percaya aja, kok bisa cowok tipe ustadz seperti Haidar selingkuh sama sahabat gue sendiri. Keduanya kelihatan alim malah, gak kayak gue, apa gara-gara gue gak kalem yaa Haidar selingkuh?"

"Bukan... gara-gara lu gak kalem, gara-gara lu gak mau dibawa belok ke hotel jadi dia nyari yang mau!" jawab Dala asal. Acha langsung menghadapkan badannya ke arah Dala, membuat Dala sedikit terkejut.

"Eeh...emang gitu yaah? Apakah laki-laki pacaran itu emang buat grepe-grepe, dan ke situ aja tujuannya yaah?" Acha jadi penasaran.

"Enggak juga! Gue selama pacaran sama cewek gue, gak sampe grepe-grepe gitu, cuma kissing ringan aja!" Dala kemudian mengernyitkan dahinya begitu juga dengan Acha.

"Jangan-jangan pacar kita selingkuh, gara-gara kita gak mau begituan yaah!" Acha mengetuk-ngetuk dahinya.

"Sepertinya begitu yaah, soalnya gue juga gak pernah mau, kalau cewek gue ngajak lebih, takut dosa gede gue! Soalnya dosa gue udah seabrek!" Dala kembali menyesap rokoknya.

"Nah, Cha! Berarti nanti kalau kita pacaran biar gak diselingkuhin, kita harus mau kayak mereka tuh ML dan digrepe-grepe!" Dala iseng menggoda Acha.

"Ooooh....gitu yah! Mendingan langsung nikah aja kalau gitu mah, gak usah pacaran! Cuma nambah dosa aja!"

"Gue setuju! Ya udah, yuk!" Dala mengulurkan tangannya pada Acha. Acha mendongakkan kepalanya.

"Kemana?"

"Katanya langsung nikah, gue setuju! Ayo kita nikah!" Acha meraih bungkus rokok yang masih ada isinya, dan melempar kepada Dala. Dala malah tertawa sambil menangkis bungkus rokok yang dilempar kepadanya, lalu mengambilnya.

"Heran gue! Mulutnya gampang banget ngajak yaaa!" Acha merenggut kesal.

"Ayo aku antar pulang...!" Dala menghentikan tawanya, dan mengajak Acha pulang.

"Gak mau, nanti malah diculik lagi!" Acha merasa gak enak, jadi dia menolak.

"Kapan lagi diculik Abang-abang ganteng seperti aku! Ayo...cepet!"

"Dih...narsis! Mengakui kegantengan sendiri, walaupun emang iya sih ganteng!" Gumam Acha. Dala mendengarnya, namun dia lebih memilih diam dan tersenyum. Keduanya berjalan menuju tempat dimana Dala memarkirkan mobilnya.

     Di dalam mobil, Acha tak banyak bicara, dia lebih asik melihat keluar jendela. Dia merasa canggung, dan sedang mengamankan jantungnya yang berdegup kencang.

"Yaaah...sepi, kayak di kuburan! Kenapa gak ngoceh,Cha? Kamu lebih asik kalau ngoceh, daripada diem gini! Berasa jalan sama boneka." ujar Dala.

"Ngapain ngoceh kalau gak dibayar, buang-buang energi!" jawab Acha.

" Waaah udah memperlihatkan kematreannya nih!" Sindir Dala.

"Bukan matere, tapi usaha!" Kata Acha lagi.

"Tapi aku gak masalah punya isteri matere, biar semangat cari duitnya, untuk memenuhi kematrean isteri."

"Eh...berkah tahu rezekinya, akan bertambah pula, kalau suami memuliakan isterinya itu."

"Kamu mau aku muliakan...?"

"Mau lah...eh...!" Lagi-lagi Acha masuk pada jebakan Dala. Dala menoleh dan tertawa melihat ekspresi lucu Acha.

Drrrt

Ponsel Amygdala berdering.

"Cha tolong angkat terus loud speaker yaa!" Acha pun menurut karena Dala sedang menyetir. Acha memegangi ponsel Dala dan lebih mendekatkan ke wajah Dala.

Amygdala :

"Assalamualaikum, nin! Ada apa?"

Nin Amygdala:

"Kamu dimana? Jemput Nin, bisa gak?"

Amygdala:

"Bisa dong, emang Nin lagi dimana?"

Nin Amygdala :

"Di pasar yang deket kantor pos!"

Dala melirik Acha, sambil menggerakkan bibirnya .

"Kamu tahu?" tanpa bersuara. Acha pun mengangguk.

Amygdala :

"Oke nin, otewe...!"

Sambungan pun terputus setelah masing-masing mengucap dan menjawab salam.

"Beneran tahu nih?" tanya Amygdala.

"Iya tahu...aku orang Kuningan asli!" Kata Acha.

"Aku juga, Nenekku orang sini!" Acha melirik dengan side eyes bombastisnya.

"Orang asli kok gak tahu Pasar Pos!" Sindir Acha.

"Kan aku mah introvert, jadi diem aja di rumah!" Amygdala memasang ekspresi kalem.

"Preet! Introvert dari Hongkong! Apa hubungannya introvert dengan gak tahu pasar!" ujar Acha sinis.

"Ada lah, biasnya kan anak introvert itu sukanya menyendiri si pojokan rumah...!"

" Terus memeluk lututnya dengan membenamkan kepalanya di atas lututnya, lalu tubuhnya bergetar...! Itu mah kamu yang dimarahin nenekmu gara-gara salah jemput! Di suruh jemput nenek, malah jemput mpok Lela penjual cocor bebek! Alhasil dimarahin lah, sampe di cepret pake lidi, saking introvertnya gak kenal nenek sendiri!" Acha berseloroh dengan mendeskripsikan sebuah keadaan.

"Ha..ha..ha! Kamu penulis novel yah?" Tanya Dala tiba-tiba.

"Kok tahu?" jawab Acha spontan.

" Ya tahulah soalnya kamu sudah menyebarkan virus tawa dengan adegan barusan!"

Acha mendelikkan matanya, kirain dia beneran tahu kalu Acha seorang penulis.

Dala kembali melajukan mobilnya, dengan santai. Dua hari ini hidupnya terasa lebih menyenangkan sejak bertemu Acha. Bahkan rasa kecewa karena pengkhiantan kekasihnya pun memuai entah kemana.

"Stop depan aja Bang, parkir di sini! Soalnya gak bisa parkir di depan, tempat berhenti delman!" Jelas Acha. Dala pun menurut dan membelokkan mobilnya.

" Kita jalan sedikit gak apa-apa yah!" Kata Acha.

"Jauh juga gak masalah asal sama kamu!" Jawab Dala santai. Sedangkan Acha hanya mencebikkan bibirnya, meski wajahnya menampakkan ekspresi yang biasa saja, namun sesungguhnya di dalam hatinya sedang diputar musik jedag jedug!

" Nin nya lagi dimana?" Tanya Acha

"Gak tahu!" Dala mengangkat bahunya. Sumpah demi apapun Acha sangat kesal. Dia menepuk dahinya sendiri.

"Ya ditelpon lah Dalloot!" Ujar Acha kesal.

" Iyaaa...iya...ini mau! Kesel yah? Pengen jadiin aku suaminya jadinya?" Dala masih menggoda Acha meski Acha sudah terlihat sangat kesal.

Mereka terus berjalan menyusuri gang sempit pasar itu. Acha menengok ke belakang, melihat Dala yang masih menghubungi nenek nya.

Bruk!

Tanpa sengaja Acha bertabrakan dengan seseorang karena keteledorannya.

"Aduuh...Ibu maaf saya gak sengaja!" Acha pun mengambil Kantong belanjaan yang terjatuh, lalu menyerahkan kepada ibu yang tadi ditabraknya.

"Eh...iya gak apa-apa, ibu juga minta maaf lagi meleng, ini ada yang nelpon tapi susah ngambil ponselnya. Kamu cantik sekali, mau dikenalin sama cucu ibu gak?" Ujar nenek itu. Acha malah bengong mendapat petanyaan itu.

"Yaah Cha..gak diangkat..! Lho....Nin?" Dala terkejut saat membalikkan badan, begitu pula dengan Acha lebih terkejut saat mendengar panggilan Dala.

Ketika hidupmu seperti candaan dalam pandanganmu, namun siapa tahu, bisa saja itu adalah keseriusan takdir yang Tuhan perlihatkan perlahan kepadamu...

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

takdir macam apa ini...ga usah d kenalin nin bentar lagi otw KUA

2024-04-29

0

uyhull01

uyhull01

gak usah d kenalin Nin mreka udah kenal ko udah ngaler ngidul omongan nya🤣🤣🤭🤭

2024-01-22

3

Jumadin Adin

Jumadin Adin

plot yg menarik...pertemyan yg tanpa sengaja membawa keberkahan

2024-01-06

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2 Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3 Bab 3. Kita Sudah Selesai
4 Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5 Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6 Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7 Bab 7. Kita Sudah Selesai
8 Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9 Bab 9. Lho Kok Barengan?
10 Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11 Bab 11. Seperti Pacar beneran
12 Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13 Bab 13. Calon Suami Acha
14 Bab 14. Restu Bunda
15 Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16 Bab 16. Acha Baper...
17 Bab 17. Kok Bisa?
18 Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19 Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20 Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21 Bab 21. Acha yang Berbeda
22 Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23 Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24 Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25 Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26 Bab 26. Maunya Acha...
27 Bab 27. Bertemu Riko
28 Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29 Bab 29. Ternyata Acha...
30 Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31 Bab 31. Kamu Bajingan...
32 Bab 32. Acha yang Berisik
33 Bab 33. Menyimpan Rahasia
34 Bab 34. Cepu Atau Intel?
35 Bab 35. Tawakkal
36 Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37 Bab 37. Sefrekuensi
38 Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39 Bab 39. Rider Keren...
40 Bab 40. Gue Gak Peduli!
41 Bab 41. Bertaruh
42 Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43 Bab 43. Suka Melihatmu!
44 Bab 44. Qodarullah, Cha!
45 Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46 Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47 Bab 47. Acha Terkejut
48 Bab 48. Devan Marah
49 Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50 Bab 50. Dapur
51 Bab 51. V.E
52 Bab 52. Kehadiranmu
53 Bab 53. Tentang Perasaan
54 Bab 54. Rahasia Kita
55 Bab 55. Didukung Bunda
56 Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57 Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58 Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59 Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60 Bab 60. Pertarungan Acha
61 Bab 61. Pasangan Aneh
62 Bab 62. Acha Demam
63 Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64 Bab 64. Sefrekuensi
65 Bab 65. Tak Salah Pilih
66 Bab 66. Live Tiktok
67 Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68 Bab 68. Bye...Tante!
69 Bab 69. Acha Baper!
70 Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71 Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72 Bab 72. Kesederhanaan Acha
73 Bab 73. Tantangan Bunda
74 Bab 74. Geli
75 Bab 75. Kantor Geng Motor
76 Bab 76. Diumpetin Dimana?
77 Bab 77. Pulang Kampung
78 Bab 78. Acha Gabut
79 Bab 79. Ijab Qabul
80 Bab 80. Sprei Putih
81 Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82 Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83 Bab 83. Ikatan yang Sah
84 Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85 Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86 Bab 86. Bertemu Haidar
87 Bab 87. Di Rumah Nin!
88 Bab 88. Bertemu Bakteri
89 Bab 89. Satu Pemikiran
90 Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91 Bab 91. Coklat
92 Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93 Bab 92. Hanya Oke?
94 Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95 Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96 Bab 96. Dinner
97 Bab 97. Terlambat
98 Bab 98. Jangan Sombong
99 Bab 99. Bertahanlah!
100 Bab 100. Siuman
101 Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102 Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103 Bab 103. Kejutan
104 Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105 Bab 105. Acha Naik Stage
106 Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107 Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108 Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109 109. Karenanu Aku Tertawa
110 Bab 110. Kemesraan yang Unik
111 Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112 Bab 112. Kelakuan Acha
113 Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114 Bab 114. Gak Salah,Bang?
115 Bab 115. Baper!
116 Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117 Bab 117. She's Mine!
118 Bab 118. Berghibah...
119 Bab 119. Dicuekin...
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2
Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3
Bab 3. Kita Sudah Selesai
4
Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5
Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6
Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7
Bab 7. Kita Sudah Selesai
8
Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9
Bab 9. Lho Kok Barengan?
10
Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11
Bab 11. Seperti Pacar beneran
12
Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13
Bab 13. Calon Suami Acha
14
Bab 14. Restu Bunda
15
Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16
Bab 16. Acha Baper...
17
Bab 17. Kok Bisa?
18
Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19
Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20
Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21
Bab 21. Acha yang Berbeda
22
Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23
Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24
Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25
Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26
Bab 26. Maunya Acha...
27
Bab 27. Bertemu Riko
28
Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29
Bab 29. Ternyata Acha...
30
Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31
Bab 31. Kamu Bajingan...
32
Bab 32. Acha yang Berisik
33
Bab 33. Menyimpan Rahasia
34
Bab 34. Cepu Atau Intel?
35
Bab 35. Tawakkal
36
Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37
Bab 37. Sefrekuensi
38
Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39
Bab 39. Rider Keren...
40
Bab 40. Gue Gak Peduli!
41
Bab 41. Bertaruh
42
Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43
Bab 43. Suka Melihatmu!
44
Bab 44. Qodarullah, Cha!
45
Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46
Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47
Bab 47. Acha Terkejut
48
Bab 48. Devan Marah
49
Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50
Bab 50. Dapur
51
Bab 51. V.E
52
Bab 52. Kehadiranmu
53
Bab 53. Tentang Perasaan
54
Bab 54. Rahasia Kita
55
Bab 55. Didukung Bunda
56
Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57
Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58
Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59
Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60
Bab 60. Pertarungan Acha
61
Bab 61. Pasangan Aneh
62
Bab 62. Acha Demam
63
Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64
Bab 64. Sefrekuensi
65
Bab 65. Tak Salah Pilih
66
Bab 66. Live Tiktok
67
Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68
Bab 68. Bye...Tante!
69
Bab 69. Acha Baper!
70
Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71
Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72
Bab 72. Kesederhanaan Acha
73
Bab 73. Tantangan Bunda
74
Bab 74. Geli
75
Bab 75. Kantor Geng Motor
76
Bab 76. Diumpetin Dimana?
77
Bab 77. Pulang Kampung
78
Bab 78. Acha Gabut
79
Bab 79. Ijab Qabul
80
Bab 80. Sprei Putih
81
Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82
Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83
Bab 83. Ikatan yang Sah
84
Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85
Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86
Bab 86. Bertemu Haidar
87
Bab 87. Di Rumah Nin!
88
Bab 88. Bertemu Bakteri
89
Bab 89. Satu Pemikiran
90
Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91
Bab 91. Coklat
92
Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93
Bab 92. Hanya Oke?
94
Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95
Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96
Bab 96. Dinner
97
Bab 97. Terlambat
98
Bab 98. Jangan Sombong
99
Bab 99. Bertahanlah!
100
Bab 100. Siuman
101
Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102
Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103
Bab 103. Kejutan
104
Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105
Bab 105. Acha Naik Stage
106
Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107
Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108
Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109
109. Karenanu Aku Tertawa
110
Bab 110. Kemesraan yang Unik
111
Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112
Bab 112. Kelakuan Acha
113
Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114
Bab 114. Gak Salah,Bang?
115
Bab 115. Baper!
116
Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117
Bab 117. She's Mine!
118
Bab 118. Berghibah...
119
Bab 119. Dicuekin...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!