Amygdala kaget mendengar permintaan Devan kepadanya.
"Maksud lu, Friska?" Amygdala memastikan.
"Iyalah..emang sekertaris lu siapa lagi?" jawab Devan.
"Ya terus ngapain lu minta ke gue? Tinggal lu deketin sendiri aja kali! Gue gak bisa nyomblangin!" ujar Amygdala.
"Yes! Berarti aman nih gue boleh deketin!" seru Devan.
" Ya mana gue tahu, aman sama enggaknya mah, tanyain dulu udah punya pacar belum, jangan asal deketin ujung-ujungnya patah hati. Udah ah...gue ngantuk, tidur duluan ya!" Amygdala masuk ke rumah, meninggalkan Devan sendirian.
*****
Adzan shubuh berkumandang Ayah, Devan dan Amygdala sudah berangkat ke mesjid yang berada di dekat rumah. Sementara Acha, seperti biasa setelah sholat shubuh, dia akan bertilawah dan murojaah. Setelahnya Acha akan bersiap untuk joging. Seperti pagi ini, Acha sudah bersiap dengan pakaian olahraganya.
"Bu, Acha joging sebentar yaaa!" Acha pamit pada ibunya yang berada di dapur, bersamaan dengan Amygdala yang keluar dari kamar kakaknya.
"Lho nginep di sini, bos?" sapa Acha.
"Iya...mau kemana pagi-pagi begini?"
"Yaelah pake nanya! Lihat dong setelan saya, gak kelihatan mau ke pesta kan?" Ujar Acha.
"Ck...iya tahu, mau joging kemana?" Tanya Amygdala.
"Gak tahu belum ada tujuan! Semaunya kaki aja deh..! Bu.. Acha berangkat yaa!" Acha kembali pamit pada ibunya.
"Iya Cha, Hati-hati! Eh...Nak Dala mau ikut? Kalau mau ikut, ikut aja...tuh pake sepatu Devan!"
"Mau deh bu, tungguin bentar Cha...!" Amygdala segera mengambil sepatu olahraga Devan, ibu mengambilkan kaus kaki bersih dari lemari Devan dan memberikannya pada Amygdala.
"Terima kasih, bu!" Amygdala menerima kaus kaki dari tangan ibu.
"Ck...lama ih...keburu siang tahu! Ngapain ngikut segala sih! Awas aja jangan sampai mopo di tengah jalan dan minta pulang! Aku tendang yaaa!" Acha menggerutu.
"Berisik! Ayo...!" Amygdala selesai menalikan tali sepatunya, lalu berdiri.
Acha dan Amygdala sudah berada di luar pagar rumah Acha.
"Eh...bang, mau mampir ke rumah Ashila, gak?" Acha menyikut lengan Dala.
"Apaan sih! Ayo mau ke arah mana kita jogingnya?" Amygdala mengalihkan pembicaraan.
"Kalau gak mau mampir, ya udah deh kita ke jalan raya aja!" Acha mulai berlari, Amygdala pun berusaha mengimbangi. Acha berlari sambil mendengarkan musik lewat earphone nya. Keduanya berlari kecil tanpa henti, sejauh hampir satu kilometer. Keringat mulai membasahi baju keduanya.
" Stadion kuuuy!" Ajak Acha.
"Gass!" jawab Amygdala.
Mereka berdua berbelok ke stadion dan melanjutkan joging mereka. Hanya 3 putaran mereka berlari mengitari lapangan. Keduanya berselonjor di tepi lapangan.
"Gak bawa minum Cha?" Tanya Amygdala.
"Enggak...lupa! Yuk ah cari minum, terus langsung pulang! Hari ini aku ada acara sama teman-teman." Kata Acha
"Yaah...kamu mah! Aku sengaja dari Bandung ke sini, karena kangen...eeh kamunya malah ada acara!" Amygdala menekuk wajahnya.
"Aduuuh...hobi banget bikin orang salting! Pake bilang kangen segala! Berasa punya pacar euy ada yang ngangenin!" Seru Acha.
Amygdala berhenti di depan sebuah warung, lalu membeli 2 botol air mineral. Menyerahkan satu botol air mineral kepada Acha.
"Gak dibukain sekalian? Biar romantis gitu...! Katanya kangen?" Goda Acha.
"Aku yakin kamu bisa kok, buka botol air mineral doang dibilang romantis! Lebih romantis kita, saat kita jatuh berdua di bawah deras air hujan..mmh! Jatuh lagi yuk kayak gitu?" Canda Dala.
" Kan gak hujan, ya nantilah kalau hujan, terus kalau ingat juga!" Ujar Acha.
"Ya udah kalau gitu aku mau jatuh cinta aja dulu!" kata Amygdala.
"Jatuh cintalah pada orang yang tepat biar gak diselingkuhin! He...he..he!" Sundir Acha.
"Nyindir diri sendiri, bos?" Sahut Zakala.
"Eh..iya ya..kan aku juga sama diselingkuhin!" ujar Acha.
"Ini kita pulang mau jalan kaki apa naik angkot?" Tanya Amygdala.
"Bawa uang gak? Aku lupa soalnya gak bawa uang!" Kata Acha.
"Bawalah...ayo naik angkot aja!" ajak Amygdala.
"Eh...gak apa-apa nih, Pak CEO naik angkot?" Acha melirik Amygdala.
"Emangnya ada larangan kalau CEO gak boleh nail angkot?" Amydala malah bertanya balik.
"Gak ada sih! Ya sudah ayo!" Keduanya menyeberangi jalan untuk menunggu angkot.
*****
Acha dan Amygdala turun dari angkot, dan berjalan menuju rumah Acha.
Tiin..tiin!
Sebuah mobil membunyikan klakson dengan kencang,.membuat Acha dan Amygdala kaget.
Sreet!
Kaca mobil terbuka, tampak Ashila dan Riko yang berada di dalam mobil itu.
"Mobil lu kemana Dal? Bangkrut perusahaan Lu, sampai naik angkot segala!" Teriak Riko dari dalam mobil. Namun Amygdala tak menanggapi.
"Ayo, Cha..!" Amygdala mengajak Acha menjauh, dengan menggandeng tangan Acha.
Riko malah gagal fokus pada gadis yang tangannya digenggam Amygdala.
"Cantik juga gadis ini...!" Gumam hati Riko. Matanya tak lepas menatap Acha.
"Jauh amat sih seleramu turunnya Dal..? Gak bisa nyari yang lebih dari aku?" Amygdala menghentikan langkahnya, Acha juga ikut berhenti.
" Abaikan aja., Bang...!" Seru Acha. Namun Amygdala malah berbalik dengan tangan masih menggenggam Acha.
"Kamu salah Shil...dia jauh lebih dari kamu! Terima kasih kalian sudah melakukan kesalahan, hingga akhirnya aku bertemu dengan orang yang tepat dan jauh lebih baik dari kamu Ashila...! Nikmati saja kebersamaan kalian, tanpa harus mengusik orang lain! Kalian cocok!" Amygdala memutar tubuhnya, mereka kembali berjalan sambil bergenggaman tangan.
"Varsha sialan! Kenapa hidupnya selalu beruntung sih?" Umpat Ashila.
"Varsha...? Siapa Varsha?" tanya Riko. Ashila menoleh pada Riko.
"Gadis yang bersama Amygdala tadi..tetangga rumahku!" Ucap Ashila.
"Ooh...namanya Varsha, cantik yah namanya, sesuai dengan orangnya." Kata Riko. Ashila menatap tajam Riko.
"Jangan bilang, lu juga suka sama dia!" Ashila mulai geram.
"Gue lelaki normal, sayang! Mata gue juga masih berfungsi dengan baik. Gadis itu memang cantik kok, apa salahnya? Atau kamu sedang berpikir kalau kamu merasa yang paling cantik di alam semesta ini, Ayolah...realistis saja! Kamu memang cantik, tapi banyak juga yang lebih cantik!" Riko tersenyum smirk pada Ashila.
" Terus kenapa lu malah sama gue, gak sama Perempuan yang lebih cantik dari gue, Haah!" Bola mata Ashila seperti akan keluar.
" Karena gue masih ingin menikmati tubuh lu, Ashila..!" Riko menjawab dengan wajah yang biasa.
"Sialan Lu!" Ashila memukul.lengan Riko.
"Ayolah Ashila...dari awal gue sudah bilang, gue gak mau terikat dan lu setuju kan?" Ujar Riko terkekeh. Dia kembali menjalankan mobilnya keluar menuju jalan raya.
****
Acha dan Amygdala masih bergenggaman tangan tanpa mereka sadari.
"Ashila selingkuh sama cowok yang tadi Bang?" Acha penasaran.
"Iyaaa...!" jawab Amygdala.
"Kok bisa yaah? Padahal kalau melihat cashing sih ..gantengan abang yaah!" Acha menelisik wajah ganteng Amygdala..
"Bisa laah...Ganteng sih emang ganteng saya, tapi urusan servis body Riko lebih jago sepertinya...ha..ha...ha!" Amygdala tertawa, Acha malah menggelengkan kepalanya.
Tidak semua hal bisa diterima oleh akal, jadi jangan pernah memusingkan kepalamu, hanya untuk memikirkan hal yang tidak masuk akal.u
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
muthia
kata2 di akhir ceritanya mantap👍
2024-02-04
0
uyhull01
aihhh gila obralan tubuhh ternyata, cuma buat anu saja jijay kalii,
2024-01-22
0
uyhull01
bang Kala Nara nya gak nyariin kah??
2024-01-22
0