Butuh waktu 20 menit untuk sampai ke Mokaya Cafe, yang berada di sebelah utara Kuningan kota. Amygdala memasukan mobilnya, ke halaman Mokaya cafe. Acha bergegas membuka pintu mobil.
"Tenang, Cha! Gak usah buru-buru gitu! Kalaupun terlambat paling diomelin sama atasanmu, gak bakalan dimakan juga kali!" Amygdala melepaskan sabuk pengamannya, lalu keluar dari mobil.
"Masalahnya ini pertemuan pertama sama beliau Bang! Katanya sih dia sibuk banget!" Acha merapikan kerudungnya, sedangkan Amygdala hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Yuk masuk!" Amygdala dan Acha pun masuk berbarengan.
"Abang, ketemuan di sini juga...?" Tanya Acha.
"Iya...nah itu, dia!" Amygdala melambaikan tangannya saat melihat Andre, Acha pun melakukan hal yang sama saat dia menoleh dan melihat Andre. Keduanya saling bertatapan.
"Kamu...!"
"Abang...!"
Ucap keduanya bersamaan, mereka berjalan cepat menghampiri Andre. Andre tak kalah terkejut melihat dua orang penting yang ditunggunya hari ini datang bersamaan.
"Lho kalian? Kok bisa datang barengan?" Andre menggerakan telunjuknya bergantian ke arah Amygdala dan Acha. Amygdala dan Acha saling melemparkan tatapan.
"Tunggu Dre..., jangan bilang penulis muda yang bukunya jadi best seller dan trending saat ini, Chacha Maricha heyhey...yaaah!"
Plak!
Acha memukul lengan Amygdala, dia kesal lelaki ini selalu saja memanggilnya begitu.
"Chacha Maricha heyhey, chacha Maricha heyhey... Kepanjangan!" Tukas Acha sambil cemberut. Amygdala mengusap lengannya yang dipukul Acha.
"Akrab sekali yah, udah sampai physical touch segala ini mah!" Andre melirik keduanya. Keduanya hanya diam, mereka sedang mencerna keadaan.
"Ck...malah pada cosplay jadi patung, ayo duduk, ada Romi sama Delia juga di sana!" Andre berjalan lebih dulu, diikuti Amygdala dan Acha.
"Waah..bisa barengan yah sampainya!" Celoteh Romi.
"Telatnya juga sama yah,Rom!" sindir Andre.
"Gak usah berlebihan!" Timpal Amygdala.
Mereka kemudian duduk bersama, masih dalam kecanggungan.
"Oke...mau pesan apa nih, bos? Cha?" Tanya Andre.
"Kopi...!"
Acha dan Amygdala menyebutkan kata yang sama berbarengan. Keduanya saling bertukar pandangan. Andre dan Romi ikut saling berpandangan.
"ooh...oke..! Makannya?" tawar Andre.
"Gak usah, aku sudah makan!" Lagi-lagi Acha dan Amygdala mengucapkan kalimat yang sama. Acha menepuk jidatnya, Amygdala mengalihkan pandangannya, dan ketiga orang manusia di hadapan mereka, menganga tak percaya.
"Oooh...o-ke!" Andre pun berdiri memesankan kopi untuk keduanya. Dia pun kembali ke mejanya.
"Jadi Dre...gimana project promonya?" Amygdala membuka percakapan.
"Gini Bos, sebelumnya saya perkenalkan dulu nih dua orang penulis yang bukunya jadi best seller di penerbit kita. Yang duduk dekat Romi itu namanya Delia Anastasya, Delia ini penulis senior yang bernaung di bawah penerbit kita. Biodatanya lengkap di map yang ada di depan bos. Kemudian penulis kedua, harus saya kenalkan juga bos?" Andre melihat Amygdala yang sedang melihat biodata Delia. Mendapat pertanyaan bodoh itu, Amygdala pun menatap tajam Andre.
"Lakukan tugasmu, Dre!" Andre pun paham, maksud bosnya.
"Nah selanjutnya, penulis muda kita bukunya best seller begitu keluar, karya pertama judulnya Jatuh Cinta Pada Hujan, namanya Varsha Evara, panggilannya Acha, nama penanya V.E. Biografinya sudah di map juga.. bos!" Andre menutup sesi perkenalan. Amygdala membuka map biografi Acha, lalu menelisiknya dengan cermat, sesekali menganggukan kepala. Menutup mapnya lalu bertanya pada Romi.
"Perkembangan pasar gimana Rom?" Amygdala mengeluarkan rokoknya, saat akan menyulut rokoknya, dia menghentikan lalu melihat ke arah Delia.
"Delia..gak keberatan kan saya merokok?" Delia yang dari tadi tak bersuara.
"Ooh..gak masalah Pak, silahkan!" Ucap Delia sopan.
Amygdala lanjut menyulut rokoknya, hingga kini asap sudah mengepul keluar dari mulutnya.
"Bang...perempuan kan ada dua di sini, kenapa yang diminta pendapat cuma Teh Adel?" Acha merasa diabaikan, padahal tadinya dia mau protes. Amygdala melirik Acha yang duduk di sampingnya.
"Ngapain tanya lagi, saya kan sudah tahu dari kemarin, kamu gak masalah saya ngerokok!" Ucap Amygdala. Acha mencebikkan bibirnya.
"Ya Kak Romi lanjut, Kak!" titah Acha. Andre, Romi dan Delia yang tadi malah bengong melihat interaksi dua orang di depannya, malah gelagapan.
"Lanjut apa Cha?" Tanya Romi dengan wajah cengonya.
"Lah..itu kan tadi Bang Dal...eh Pak Dala bertanya tentang progres pemasaran...ini kenapa pada bengong gini sih? Sungguh meeting yang aneh!" Acha menggerutu.
"Ooh..itu, eh iya! Sejauh ini sih progres penjualan buku masih stabil. Malah untuk novelnya Acha rencananya mau bikin cetakan kedua, karena permintaan overload." Tutur Romi.
"Yakin permintaan overload? Emang semenarik itu bukunya?" Amygdala seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya,sepertinya tidak sinkron dengan apa yang dilihatnya.
"Waaah...mulai gak asik nih, anda meremehkan saya yah?" Acha tak terima.
"Bukan meremehkan Cha, emang kapasitas otaknya cukup untuk membuat novel! Secara hidupmu terlalu absurd...dan petakilan!" Ledek Amygdala.
"Gak usah komentar sebelum baca!" Ucap Acha
"Aaah...jadi lapar lagi nih! Energy terkuras saat diajak berdebat, isi perut sebelum emosi meningkat...aah! Permisi yah Pa,saya mau pesan makan dulu, lanjut aja meetingnya. Acha berdiri menuju Kasir untuk menambah pesanan, lalu kembali ke tempat duduknya.
Berbeda dengan Acha yang menjadi dirinya sendiri, Delia malah terlihat sangat pendiam, entah pembawaan beneran entah pencitraan. Karena Acha sendiri baru ketemu hari ini. Andre dan Romi, sudah paham betul karakter Acha, yang memang dalam kesehariannya pun seperti itu. Untuk Delia, Andre dan Romi pun tidak terlalu tahu dengan jelas seperti apa sosoknya. Terlalu banyak hal yang disembunyikan sepertinya, Diamnya itu lebih seperti sebuah topeng yang melekat di wajahnya.
"Baiklah...kita adakan road show ke sekolah-sekolah, namun sebelumnya kita bisa memanfaatkan boomingnya pembaca novel Acha. Saya minta dalam waktu dua bulan ini Acha menulis sebuah novel lagi... jadi nanti sambil roadshow sambil promo novel baru. Kamu juga sama Del, siapkan novel baru yah!" Titah Amygdala.
Kopi Acha dan Amygdala sudah sampai dari tadi, sekarang datang pesanan kedua Acha, kentang goreng. Acha langsung melahap kentang gorengnya, sesekali menyeruput kopinya. Pembahasan project sudah selesai, kini mereka hanya ngobrol santai. Amygdala ikut mencomot kentang goreng yang dipesan Acha, lagi-lagi membuat Andre dan Romi bengong. Sedangkan Delia dihinggapi sedikit rasa tidak suka pada, Acha. Saat melihat Amygdala masuk ke cafe, Delia sudah tertarik dan akan menjadikan Amygdala sebagai salah satu target dalam list panjangnya.
Acha hanya melirik saat Amygdala mencomot kentang gorengnya.
"Biarin dia ikut makan, biar aku limpahkan pembayarannya..hi..hi..jadi aku gak usah bayar sendiri, karena dia ikut mencicipi!" Pikiran ekonomis Acha muncul tiba-tiba.
Lama kelamaan Andre dan Romi terbiasa melihat interaksi lucu dan menggemaskan antara Amygdala dan Acha. Kalau melihat Acha yang seperti itu, Romi dan Andre sudah biasa, tapi mereka sedikit terkejut melihat reaksi Atasannya yang biasanya kaku dan dingin kini terlihat lebih santai saat bersama Acha. Terkadang Amygdala menanggapi candaan Acha dengan sikap tengilnya.
"Maaf, Pak Dala, Mas Andre, Mas Romi, jika meetingnya sudah selesai, saya pamit duluan, karena masih ada keperluan lain!" Delia meninta izin pulang duluan, dia merasa tak nyaman ada diantara mereka, kesal juga melihat Acha yang dimatanya terlihat sok akrab.
"Ooh...iya boleh silahkan! Terima kasih atas kehadirannya!" Amygdala mempersilahkan Delia yang akan pulang duluan. Setelah dipersilahkan Delia pun menuju parkiran. Di parkiran sepertinya Delia sudah ditunggu okeh seseorang, dan dia masuk tergesa ke dalam mobil.
Kembali lagi ke meja dimana Acha, Amygdala,Andre dan Romi berada. Karena sudah tidak ada Delia, suasana terlihat lebih santai. Andre dan Romi pun kini beralih mode menjadi sahabat.
"Cha..ketemu dimana sama nih cowok?" Andre menggerakan dagunya ke arah Amygdala.
"Di jalan!" Jawab Acha santai.
"Maksudnya di jalan?" Andre masih penasaran.
"Dia mau bunuh diri, karena lihat cowoknya selingkuh!" Dengan santainya Amygdala mengarang cerita. Sontak saja Acha melotot ke arah Amygdala.
"Gak usah ngarang bebas yaaa! Hina banget bunuh diri gara-gara diselingkuhi pacar! Bohong kak...gue cuma sock jadi gak sadar jalan ke tengah! Abang ini nih...yang juga habis lihat live streaming pacarnya selingkuh lagi kesal jadi bawa motornya kencang, pas lihat ada saya di depan dia kaget terus, kepeleset deh motornya." Acha malah seperti sedang curhat.
"Haidar yang alim itu selingkuh dari kamu Cha? Enggak percaya gue! Gak kebalik nih? Kamu kali yang selingkuh?" Cecar Andre.
"Idiiih... Amit-amit selingkuh! Gak ada kata selingkuh di kamus hidup aku yaah! Mendingan putusin dulu, terus pacaran lagi, daripada selingkuh." Ucap Acha.
" Yaa jelas shock lah.. pacarnya selingkuh sama sahabatnya!" Sindir Dala.
Andre dan Romi kaget mendengar sindiran Amygdala.
"Sahabat yang mana, Cha? Jangan bilang si Isma yang sering nemenin kamu ke kantor yaa!" terka Romi.
Acha menatap dua orang di depannya, lalu mengangguk-anggukan kepalanya, sebagai jawaban karena mulutnya penuh dengan kentang. Acha lalu menelan kentangnya.
"Eh..dia mah parah banget lagi, lihat langsung pacarnya sedang ML sama rivalnya lagi,.kan sakitnya tuh disini!" Acha langsung menunjuk ulu hatinya.
"Eh... serius, Dal! Ashila beneran selingkuh? Sama siapa?" Andre semakin penasaran.
"Hmm...sama Riko!" jawab Amygdala dengan santai.
"Gilaa si Riko? Ngapain dia di sini? Mereka kepergok di hotel mana?" Romi terkejut mendengar kalau selingkuhan Ashila adalah Riko.
"Di kosan Ashila ..!" jawab Amygdala.
"Anjir definisi selingkuh atas fasilitas pacar!" ujar Andre. Karena dia tahu, sudah pasti kosan Ashila Amygdala yang bayar
"Dan gak tahu makunya, pacarnya datang ke rumah gak mau putus, masih cinta katanya...Cintaaa apaan ya bang? Cinta kok tidur sama cowok lain!" Gerutu Acha. Kini pandangan beralih kepada Acha.
"Kok kamu tahu, pacarnya Amygdala ke rumahnya?" Romi semakin penasaran.
"Ya tahulah ...orang saya ada di sana!" kata Acha tanpa sadar. Amygdala membiarkan Acha ngoceh sampai sadar sendiri.
"Haaaah?" Teriak Andre dan Romi bersamaan.
Acha baru sadar saat mendengar teriakan du orang di depannya. Dia langsung menepuk jidatnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Erni Fitriana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣acha mulutnyahhh🤣🤣🤣🤣🤣
2024-09-14
0
Elizabeth Zulfa
🤣🤣🤣🤣🤣🤣si acha mulutnya lemes amat ya... loooooossss gak ada rem klo lgi gak sadar diri 😅😅
2024-06-06
1
Nadiyah1511
sebenarnya dri awal baca aku tuh mo coment"Amigdala" jdi keinget s koseng SUGA😭🔥💜
2024-04-29
0