Bab 9. Lho Kok Barengan?

      Butuh waktu 20 menit untuk sampai ke Mokaya Cafe, yang berada di sebelah utara Kuningan kota. Amygdala memasukan mobilnya, ke halaman Mokaya cafe. Acha bergegas membuka pintu mobil.

"Tenang, Cha! Gak usah buru-buru gitu! Kalaupun terlambat paling diomelin sama atasanmu, gak bakalan dimakan juga kali!" Amygdala melepaskan sabuk pengamannya, lalu keluar dari mobil.

"Masalahnya ini pertemuan pertama sama beliau Bang! Katanya sih dia sibuk banget!" Acha merapikan kerudungnya, sedangkan Amygdala hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Yuk masuk!" Amygdala dan Acha pun masuk berbarengan.

"Abang, ketemuan di sini juga...?" Tanya Acha.

"Iya...nah itu, dia!" Amygdala melambaikan tangannya saat melihat Andre, Acha pun melakukan hal yang sama saat dia menoleh dan melihat Andre. Keduanya saling bertatapan.

"Kamu...!"

"Abang...!"

Ucap keduanya bersamaan, mereka berjalan cepat menghampiri Andre. Andre tak kalah terkejut melihat dua orang penting yang ditunggunya hari ini datang bersamaan.

"Lho kalian? Kok bisa datang barengan?" Andre menggerakan telunjuknya bergantian ke arah Amygdala dan Acha. Amygdala dan Acha saling melemparkan tatapan.

"Tunggu Dre..., jangan bilang penulis muda yang bukunya jadi best seller dan trending saat ini, Chacha Maricha heyhey...yaaah!"

Plak!

Acha memukul lengan Amygdala, dia kesal lelaki ini selalu saja memanggilnya begitu.

"Chacha Maricha heyhey, chacha Maricha heyhey... Kepanjangan!" Tukas Acha sambil cemberut. Amygdala mengusap lengannya yang dipukul Acha.

"Akrab sekali yah, udah sampai physical touch segala ini mah!" Andre melirik keduanya. Keduanya hanya diam, mereka sedang mencerna keadaan.

"Ck...malah pada cosplay jadi patung, ayo duduk, ada Romi sama Delia juga di sana!" Andre berjalan lebih dulu, diikuti Amygdala dan Acha.

"Waah..bisa barengan yah sampainya!" Celoteh Romi.

"Telatnya juga sama yah,Rom!" sindir Andre.

"Gak usah berlebihan!" Timpal Amygdala.

Mereka kemudian duduk bersama, masih dalam kecanggungan.

"Oke...mau pesan apa nih, bos? Cha?" Tanya Andre.

"Kopi...!"

Acha dan Amygdala menyebutkan kata yang sama berbarengan. Keduanya saling bertukar pandangan. Andre dan Romi ikut saling berpandangan.

"ooh...oke..! Makannya?" tawar Andre.

"Gak usah, aku sudah makan!" Lagi-lagi Acha dan Amygdala mengucapkan kalimat yang sama. Acha menepuk jidatnya, Amygdala mengalihkan pandangannya, dan ketiga orang manusia di hadapan mereka, menganga tak percaya.

"Oooh...o-ke!" Andre pun berdiri memesankan kopi untuk keduanya. Dia pun kembali ke mejanya.

"Jadi Dre...gimana project promonya?" Amygdala membuka percakapan.

"Gini Bos, sebelumnya saya perkenalkan dulu nih dua orang penulis yang bukunya jadi best seller di penerbit kita. Yang duduk dekat Romi itu namanya Delia Anastasya, Delia ini penulis senior yang bernaung di bawah penerbit kita. Biodatanya lengkap di map yang ada di depan bos. Kemudian penulis kedua, harus saya kenalkan juga bos?" Andre melihat Amygdala yang sedang melihat biodata Delia. Mendapat pertanyaan bodoh itu, Amygdala pun menatap tajam Andre.

"Lakukan tugasmu, Dre!" Andre pun paham, maksud bosnya.

"Nah selanjutnya, penulis muda kita bukunya best seller begitu keluar, karya pertama judulnya Jatuh Cinta Pada Hujan, namanya Varsha Evara, panggilannya Acha, nama penanya V.E. Biografinya sudah di map juga.. bos!" Andre menutup sesi perkenalan. Amygdala membuka map biografi Acha, lalu menelisiknya dengan cermat, sesekali menganggukan kepala. Menutup mapnya lalu bertanya pada Romi.

"Perkembangan pasar gimana Rom?" Amygdala mengeluarkan rokoknya, saat akan menyulut rokoknya, dia menghentikan lalu melihat ke arah Delia.

"Delia..gak keberatan kan saya merokok?" Delia yang dari tadi tak bersuara.

"Ooh..gak masalah Pak, silahkan!" Ucap Delia sopan.

Amygdala lanjut menyulut rokoknya, hingga kini asap sudah mengepul keluar dari mulutnya.

"Bang...perempuan kan ada dua di sini, kenapa yang diminta pendapat cuma Teh Adel?" Acha merasa diabaikan, padahal tadinya dia mau protes. Amygdala melirik Acha yang duduk di sampingnya.

"Ngapain tanya lagi, saya kan sudah tahu dari kemarin, kamu gak masalah saya ngerokok!" Ucap Amygdala. Acha mencebikkan bibirnya.

"Ya Kak Romi lanjut, Kak!" titah Acha. Andre, Romi dan Delia yang tadi malah bengong melihat interaksi dua orang di depannya, malah gelagapan.

"Lanjut apa Cha?" Tanya Romi dengan wajah cengonya.

"Lah..itu kan tadi Bang Dal...eh Pak Dala bertanya tentang progres pemasaran...ini kenapa pada bengong gini sih? Sungguh meeting yang aneh!" Acha menggerutu.

"Ooh..itu, eh iya! Sejauh ini sih progres penjualan buku masih stabil. Malah untuk novelnya Acha rencananya mau bikin cetakan kedua, karena permintaan overload." Tutur Romi.

"Yakin permintaan overload? Emang semenarik itu bukunya?" Amygdala seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya,sepertinya tidak sinkron dengan apa yang dilihatnya.

"Waaah...mulai gak asik nih, anda meremehkan saya yah?" Acha tak terima.

"Bukan meremehkan Cha, emang kapasitas otaknya cukup untuk membuat novel! Secara hidupmu terlalu absurd...dan petakilan!" Ledek Amygdala.

"Gak usah komentar sebelum baca!" Ucap Acha

"Aaah...jadi lapar lagi nih! Energy terkuras saat diajak berdebat, isi perut sebelum emosi meningkat...aah! Permisi yah Pa,saya mau pesan makan dulu, lanjut aja meetingnya. Acha berdiri menuju Kasir untuk menambah pesanan, lalu kembali ke tempat duduknya.

Berbeda dengan Acha yang menjadi dirinya sendiri, Delia malah terlihat sangat pendiam, entah pembawaan beneran entah pencitraan. Karena Acha sendiri baru ketemu hari ini. Andre dan Romi, sudah paham betul karakter Acha, yang memang dalam kesehariannya pun seperti itu. Untuk Delia, Andre dan Romi pun tidak terlalu tahu dengan jelas seperti apa sosoknya. Terlalu banyak hal yang disembunyikan sepertinya, Diamnya itu lebih seperti sebuah topeng yang melekat di wajahnya.

"Baiklah...kita adakan road show ke sekolah-sekolah, namun sebelumnya kita bisa memanfaatkan boomingnya pembaca novel Acha. Saya minta dalam waktu dua bulan ini Acha menulis sebuah novel lagi... jadi nanti sambil roadshow sambil promo novel baru. Kamu juga sama Del, siapkan novel baru yah!" Titah Amygdala.

Kopi Acha dan Amygdala sudah sampai dari tadi, sekarang datang pesanan kedua Acha, kentang goreng. Acha langsung melahap kentang gorengnya, sesekali menyeruput kopinya. Pembahasan project sudah selesai, kini mereka hanya ngobrol santai. Amygdala ikut mencomot kentang goreng yang dipesan Acha, lagi-lagi membuat Andre dan Romi bengong. Sedangkan Delia dihinggapi sedikit rasa tidak suka pada, Acha. Saat melihat Amygdala masuk ke cafe, Delia sudah tertarik dan akan menjadikan Amygdala sebagai salah satu target dalam list panjangnya.

Acha hanya melirik saat Amygdala mencomot kentang gorengnya.

"Biarin dia ikut makan, biar aku limpahkan pembayarannya..hi..hi..jadi aku gak usah bayar sendiri, karena dia ikut mencicipi!" Pikiran ekonomis Acha muncul tiba-tiba.

Lama kelamaan Andre dan Romi terbiasa melihat interaksi lucu dan menggemaskan antara Amygdala dan Acha. Kalau melihat Acha yang seperti itu, Romi dan Andre sudah biasa, tapi mereka sedikit terkejut melihat reaksi Atasannya yang biasanya kaku dan dingin kini terlihat lebih santai saat bersama Acha. Terkadang Amygdala menanggapi candaan Acha dengan sikap tengilnya.

"Maaf, Pak Dala, Mas Andre, Mas Romi, jika meetingnya sudah selesai, saya pamit duluan, karena masih ada keperluan lain!" Delia meninta izin pulang duluan, dia merasa tak nyaman ada diantara mereka, kesal juga melihat Acha yang dimatanya terlihat sok akrab.

"Ooh...iya boleh silahkan! Terima kasih atas kehadirannya!" Amygdala mempersilahkan Delia yang akan pulang duluan. Setelah dipersilahkan Delia pun menuju parkiran. Di parkiran sepertinya Delia sudah ditunggu okeh seseorang, dan dia masuk tergesa ke dalam mobil.

Kembali lagi ke meja dimana Acha, Amygdala,Andre dan Romi berada. Karena sudah tidak ada Delia, suasana terlihat lebih santai. Andre dan Romi pun kini beralih mode menjadi sahabat.

"Cha..ketemu dimana sama nih cowok?" Andre menggerakan dagunya ke arah Amygdala.

"Di jalan!" Jawab Acha santai.

"Maksudnya di jalan?" Andre masih penasaran.

"Dia mau bunuh diri, karena lihat cowoknya selingkuh!" Dengan santainya Amygdala mengarang cerita. Sontak saja Acha melotot ke arah Amygdala.

"Gak usah ngarang bebas yaaa! Hina banget bunuh diri gara-gara diselingkuhi pacar! Bohong kak...gue cuma sock jadi gak sadar jalan ke tengah! Abang ini nih...yang juga habis lihat live streaming pacarnya selingkuh lagi kesal jadi bawa motornya kencang, pas lihat ada saya di depan dia kaget terus, kepeleset deh motornya." Acha malah seperti sedang curhat.

"Haidar yang alim itu selingkuh dari kamu Cha? Enggak percaya gue! Gak kebalik nih? Kamu kali yang selingkuh?" Cecar Andre.

"Idiiih... Amit-amit selingkuh! Gak ada kata selingkuh di kamus hidup aku yaah! Mendingan putusin dulu, terus pacaran lagi, daripada selingkuh." Ucap Acha.

" Yaa jelas shock lah.. pacarnya selingkuh sama sahabatnya!" Sindir Dala.

Andre dan Romi kaget mendengar sindiran Amygdala.

"Sahabat yang mana, Cha? Jangan bilang si Isma yang sering nemenin kamu ke kantor yaa!" terka Romi.

Acha menatap dua orang di depannya, lalu mengangguk-anggukan kepalanya, sebagai jawaban karena mulutnya penuh dengan kentang. Acha lalu menelan kentangnya.

"Eh..dia mah parah banget lagi, lihat langsung pacarnya sedang ML sama rivalnya lagi,.kan sakitnya tuh disini!" Acha langsung menunjuk ulu hatinya.

"Eh... serius, Dal! Ashila beneran selingkuh? Sama siapa?" Andre semakin penasaran.

"Hmm...sama Riko!" jawab Amygdala dengan santai.

"Gilaa si Riko? Ngapain dia di sini? Mereka kepergok di hotel mana?" Romi terkejut mendengar kalau selingkuhan Ashila adalah Riko.

"Di kosan Ashila ..!" jawab Amygdala.

"Anjir definisi selingkuh atas fasilitas pacar!" ujar Andre. Karena dia tahu, sudah pasti kosan Ashila Amygdala yang bayar

"Dan gak tahu makunya, pacarnya datang ke rumah gak mau putus, masih cinta katanya...Cintaaa apaan ya bang? Cinta kok tidur sama cowok lain!" Gerutu Acha. Kini pandangan beralih kepada Acha.

"Kok kamu tahu, pacarnya Amygdala ke rumahnya?" Romi semakin penasaran.

"Ya tahulah ...orang saya ada di sana!" kata Acha tanpa sadar. Amygdala membiarkan Acha ngoceh sampai sadar sendiri.

"Haaaah?" Teriak Andre dan Romi bersamaan.

Acha baru sadar saat mendengar teriakan du orang di depannya. Dia langsung menepuk jidatnya sendiri.

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

sebenarnya dri awal baca aku tuh mo coment"Amigdala" jdi keinget s koseng SUGA😭🔥💜

2024-04-29

0

Rhiedha Nasrowi

Rhiedha Nasrowi

asli lah keren ceritanya 👍👍👍🥰

2024-01-26

2

uyhull01

uyhull01

hadeuhhh Kerandoman pasangan ini bikin jungkir balik yaa, 😂😂

2024-01-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2 Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3 Bab 3. Kita Sudah Selesai
4 Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5 Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6 Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7 Bab 7. Kita Sudah Selesai
8 Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9 Bab 9. Lho Kok Barengan?
10 Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11 Bab 11. Seperti Pacar beneran
12 Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13 Bab 13. Calon Suami Acha
14 Bab 14. Restu Bunda
15 Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16 Bab 16. Acha Baper...
17 Bab 17. Kok Bisa?
18 Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19 Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20 Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21 Bab 21. Acha yang Berbeda
22 Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23 Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24 Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25 Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26 Bab 26. Maunya Acha...
27 Bab 27. Bertemu Riko
28 Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29 Bab 29. Ternyata Acha...
30 Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31 Bab 31. Kamu Bajingan...
32 Bab 32. Acha yang Berisik
33 Bab 33. Menyimpan Rahasia
34 Bab 34. Cepu Atau Intel?
35 Bab 35. Tawakkal
36 Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37 Bab 37. Sefrekuensi
38 Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39 Bab 39. Rider Keren...
40 Bab 40. Gue Gak Peduli!
41 Bab 41. Bertaruh
42 Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43 Bab 43. Suka Melihatmu!
44 Bab 44. Qodarullah, Cha!
45 Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46 Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47 Bab 47. Acha Terkejut
48 Bab 48. Devan Marah
49 Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50 Bab 50. Dapur
51 Bab 51. V.E
52 Bab 52. Kehadiranmu
53 Bab 53. Tentang Perasaan
54 Bab 54. Rahasia Kita
55 Bab 55. Didukung Bunda
56 Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57 Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58 Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59 Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60 Bab 60. Pertarungan Acha
61 Bab 61. Pasangan Aneh
62 Bab 62. Acha Demam
63 Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64 Bab 64. Sefrekuensi
65 Bab 65. Tak Salah Pilih
66 Bab 66. Live Tiktok
67 Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68 Bab 68. Bye...Tante!
69 Bab 69. Acha Baper!
70 Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71 Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72 Bab 72. Kesederhanaan Acha
73 Bab 73. Tantangan Bunda
74 Bab 74. Geli
75 Bab 75. Kantor Geng Motor
76 Bab 76. Diumpetin Dimana?
77 Bab 77. Pulang Kampung
78 Bab 78. Acha Gabut
79 Bab 79. Ijab Qabul
80 Bab 80. Sprei Putih
81 Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82 Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83 Bab 83. Ikatan yang Sah
84 Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85 Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86 Bab 86. Bertemu Haidar
87 Bab 87. Di Rumah Nin!
88 Bab 88. Bertemu Bakteri
89 Bab 89. Satu Pemikiran
90 Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91 Bab 91. Coklat
92 Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93 Bab 92. Hanya Oke?
94 Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95 Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96 Bab 96. Dinner
97 Bab 97. Terlambat
98 Bab 98. Jangan Sombong
99 Bab 99. Bertahanlah!
100 Bab 100. Siuman
101 Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102 Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103 Bab 103. Kejutan
104 Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105 Bab 105. Acha Naik Stage
106 Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107 Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108 Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109 109. Karenanu Aku Tertawa
110 Bab 110. Kemesraan yang Unik
111 Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112 Bab 112. Kelakuan Acha
113 Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114 Bab 114. Gak Salah,Bang?
115 Bab 115. Baper!
116 Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117 Bab 117. She's Mine!
118 Bab 118. Berghibah...
119 Bab 119. Dicuekin...
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2
Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3
Bab 3. Kita Sudah Selesai
4
Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5
Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6
Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7
Bab 7. Kita Sudah Selesai
8
Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9
Bab 9. Lho Kok Barengan?
10
Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11
Bab 11. Seperti Pacar beneran
12
Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13
Bab 13. Calon Suami Acha
14
Bab 14. Restu Bunda
15
Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16
Bab 16. Acha Baper...
17
Bab 17. Kok Bisa?
18
Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19
Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20
Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21
Bab 21. Acha yang Berbeda
22
Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23
Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24
Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25
Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26
Bab 26. Maunya Acha...
27
Bab 27. Bertemu Riko
28
Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29
Bab 29. Ternyata Acha...
30
Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31
Bab 31. Kamu Bajingan...
32
Bab 32. Acha yang Berisik
33
Bab 33. Menyimpan Rahasia
34
Bab 34. Cepu Atau Intel?
35
Bab 35. Tawakkal
36
Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37
Bab 37. Sefrekuensi
38
Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39
Bab 39. Rider Keren...
40
Bab 40. Gue Gak Peduli!
41
Bab 41. Bertaruh
42
Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43
Bab 43. Suka Melihatmu!
44
Bab 44. Qodarullah, Cha!
45
Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46
Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47
Bab 47. Acha Terkejut
48
Bab 48. Devan Marah
49
Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50
Bab 50. Dapur
51
Bab 51. V.E
52
Bab 52. Kehadiranmu
53
Bab 53. Tentang Perasaan
54
Bab 54. Rahasia Kita
55
Bab 55. Didukung Bunda
56
Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57
Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58
Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59
Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60
Bab 60. Pertarungan Acha
61
Bab 61. Pasangan Aneh
62
Bab 62. Acha Demam
63
Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64
Bab 64. Sefrekuensi
65
Bab 65. Tak Salah Pilih
66
Bab 66. Live Tiktok
67
Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68
Bab 68. Bye...Tante!
69
Bab 69. Acha Baper!
70
Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71
Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72
Bab 72. Kesederhanaan Acha
73
Bab 73. Tantangan Bunda
74
Bab 74. Geli
75
Bab 75. Kantor Geng Motor
76
Bab 76. Diumpetin Dimana?
77
Bab 77. Pulang Kampung
78
Bab 78. Acha Gabut
79
Bab 79. Ijab Qabul
80
Bab 80. Sprei Putih
81
Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82
Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83
Bab 83. Ikatan yang Sah
84
Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85
Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86
Bab 86. Bertemu Haidar
87
Bab 87. Di Rumah Nin!
88
Bab 88. Bertemu Bakteri
89
Bab 89. Satu Pemikiran
90
Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91
Bab 91. Coklat
92
Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93
Bab 92. Hanya Oke?
94
Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95
Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96
Bab 96. Dinner
97
Bab 97. Terlambat
98
Bab 98. Jangan Sombong
99
Bab 99. Bertahanlah!
100
Bab 100. Siuman
101
Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102
Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103
Bab 103. Kejutan
104
Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105
Bab 105. Acha Naik Stage
106
Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107
Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108
Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109
109. Karenanu Aku Tertawa
110
Bab 110. Kemesraan yang Unik
111
Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112
Bab 112. Kelakuan Acha
113
Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114
Bab 114. Gak Salah,Bang?
115
Bab 115. Baper!
116
Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117
Bab 117. She's Mine!
118
Bab 118. Berghibah...
119
Bab 119. Dicuekin...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!