Bab 13. Calon Suami Acha

       Amygdala menceritakan kejadian saat dia memergoki Ashila dengan Riko di kosannya kepada Devan. Dia bahkan menceritakan pertemuannya dengan seorang gadis yang bernama Acha. Devan mengernyitkan dahinya, saat mendengar nama Acha.

"Dal...nama cewek lu yang selingkuh sama si Riko siapa?" Devan penasaran dengan nama perempuan yang berani berselingkuh di belakang bosnya. Selama ini bosnya selalu menjadi incaran banyak perempuan, dan kali ini dia diselingkuhi, miris sekali.

"Ashila, dia seorang model, dan selebgram, tapi belum terlalu terkenal...!" Amygdala tak mengalihkan pandangannya dari berkas di depannya.

"Lu punya fotonya? Penasaran gue...!" ucap Devan. Amygdala langsung mengangkat wajahnya.

"Penasaran mau apa?" Amygdala bertanya penuh curiga.

"Astaghfirullah...gak usah curiga seperti itu, gue gak selera bekas orang!" Sarkas Devan.

"Gue cuma pengen tahu wajahnya saja, soalnya di tempat gue tinggal juga, gue punya tetangga namanya Ashila. Eh tapi ini kan dia ngekos yaa?" Ujar Devan.

Amygdala baru ingat, kalau asisten sekaligus sahabatnya ini kan juga orang Kuningan. Dia lalu mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan sebuah foto pada Devan.

"Nih..lihat baik-baik! Lu kenal gak?" Amygdala menunggu reaksi Devan.

"Haah..! Dal, serius ini pacar lu? Dia beneran tetangga gue anjiir, ortunya sombong banget tahu! Dia anak kebanggaan ortu, sempurna tanpa cela, masa iya selingkuh...? Ketahuan lagi begitu lagi...! Tuhan itu maha adil yaah! Orangtuanya Ashila pernah nuduh yang enggak-enggak sama adek gue! Gak tahunya anaknya parah!" Devan sampai menggelengkan kepala.

"Tunggu..Van! Kalau lu tetanggaan sama Ashila, berarti lu tetanggaan juga sama Acha dong?" Amygdala seperti menemukan harta karun, kalau benar Devan mengenal Acha, dia bisa mengorek informasi tentang Acha pada Devan.

"Acha? Acha siapa? Emang kenapa?" Devan sedikit curiga, kalau yang dimaksud Amygdala adalah Acha yang sama dengannya. Maka dia tidak akan membukanya sekarang, dia harus tahu tujuan Amygdala yang sebenarnya.

"Tadi kan gue udah cerita, kalau gue ketemu seorang gadis, dan hampir aja gue nabrak dia! Begitu melihat wajahnya pertama kali, gue tertarik, matanya menenangkan. Tapi begitu buka mulut,anjiir ucapannya pedes seperti bon cabe level 50. Dan lu tahu Van, rasa kecewa dan sakit hati gue pada Ashila, memuai entah kemana. Hari itu, yang seharusnya gue mengurung diri dan menghabiskan rokok berbatang-batang, gak ada! Yang ada gue happy aja saat di rumahnya. Parahnya, ortunya malah mengira gue sama dia pacaran, padahal kita baru aja ketemu. Dan tanpa sadar gue iyain lagi!" Amygdala bercerita dengan penuh antusias. Devan semakin penasaran, dia ingin tahu lebih jelas.

"Terus ngapain lu nanyain dia ke gue, lu kan udah tahu rumah dan keluarganya juga?" Ujar Devan.

" Yaah kan lu bilang lu tetanggaan sama Ashila, berarti lu juga tetanggaan sama dia, cerita kalian juga hampir sama!" Amygdala kembali fokus pada berkasnya.

"Acha yaah...orangnya cantik gak?" Devan kembali memancing Amygdala.

"Cantik...cantiknya natural no make up! Dan lu tahu, dia salah seorang penulis populer di bawah naungan penerbit gue!" Mata Amygdala selalu memancar penuh binar bahagia,saat menceritakan tentang Acha.

"Terus...?"

"sepertinya gue jatuh cinta sama dia, Van!"

"Haah...secepat itu, lu jatuh cinta? Jangan-jangan itu bukan jatuh cinta, itu cuma pelarian rasa kecewa lu dari Ashila."

"Entahlah...rasanya beda aja saat ada di dekatnya. Nenek gue juga malah mau gue pacaran sama dia. Lu tahu, kenapa kerja gue lama? Karena setiap kali gue buka berkas, wajah cantiknya yang lihatin gue sambil tersenyum!" Amygdala menyandarkan punggungnya ke kursi. Devan juga sebenarnya bisa melihat ada cinta di mata Amygdala, namun sepertinya ini terlalu cepat, jatuh cinta lagi di saat baru saja melihat perselingkuhan kekasihnya.

"Ck sudahlah, selesaikan pekerjaanmu! Dan jangan terlalu cepat menyimpulkan perasaan, yakinkan saja dulu hatimu, apa sebenarnya perasaan yang sedang kau rasakan saat ini!" Devan lalu beranjak pergi, meninggalkan Amygdala,yang mengernyitkan dahinya. Lalu dia pun kembali fokus pada pekerjaannya.

****

     Sementara itu, di kampusnya Acha sedang berada di Kantin bersama Nadia dan Diska. Biasanya mereka bersama Isma juga, namun kali ini,Isms sudah punya dunianya sendiri, Haidar.

"Cha...lu beneran udah putus sama Haidar?"Nadia masih gak percaya dengan apa yang terjadi.

"Iya..baru kemarin gue putusin!" Jawab Acha santai.

"Kok..dia bisa langsung sama Isma aja! Jangan-jangan kalian putus gara-gara Isma lagi!" Celetuk Diska.

"Iya...gak mungkin kan mereka langsung official padahal Haidar baru putus sehari. Kalau mereka gak main di belakang lu sebelumnya!" tambah Nadia.

"Gue gak tahu! Udah ah..males gue bahas yang gak penting kayak gitu!" ucap Acha.

"Anjiir lu yah! Kayak gak ada sakit-sakitnya gitu hati lu, padahal baru putus!" Nadia merasa aneh melihat ekspresi Acha yang biasa aja.

"Laah terus gue harus ngapain? Nangis bombay, ngurung diri di kamar, sambil dengerin lagu-lagu galau! Bukan gue banget! Justru gue bersyukur, Allah memperlihatkan lebih awal. Kalaau kemarin gue gak lihat mereka bermesraan berdua keluar dari hotel, sepertinya sampai hari ini, gue masih dbegoin sama manusia munafik itu!" Acha menyeruput jus jeruknya.

"Eeh...beneran mereka main di belakang lu? Sumpah gak punya hati tuh dua orang! Apa sih kurangnya elu, cantik iya, pinter juga,.body juga aduhai..! Heran gue sama si Haidar!" Diska malah kesal sendiri.

"Kurangnya gue, karena gue enggak mau digrepe-grepe!"Seru Acha.

"Ah...iya bener! Kenapa lu gak mau digrepe-grepe sih Cha, jadinya selingkuh kan cowok lu!" Nadia menggedik lengan Acha.

"Sialan lu..emang gue cewek apaan? Mendingan putus gue mah daripada harus digrepe-grepe, belum tentu jadi sampai nikah udah depe duluan, siapa yang rugi? Gue bersyukur putus dari dia,.berarti dia emang bukan jodoh gue! Dia bukan yang terbaik buat gue! Pasti Allah akan mengirimkan seseorang yang benar-benar sayang sama gue, yang cinta sama gue, yang mau menjaga kehormatan gue sampai nanti halal untuknya!" ujar Acha.

"Aamiin yaa Robbal'aalamiin...!" Nadia dan Diska mengaminkan.

Drrrt..drrt.

Ponsel Acha yang berada di atas meja berdering. Tanpa sengaja Nadia dan Diska melihat nomor yang masuk, sepertinya ini nomor baru, karena Acha belum menyimpan nomornya. Acha mengernyitkan dahinya,saat melihat nomor tak dikenal masuk.

"Angkat Cha, siap tahu penting!" saran Nadia.

"Iya..Cha..angkat siapa tahu jodoh lu itu lagi otewe!" Acha menatap tajam Diska.

"Eh..tapi bener ya, siapa tahu jodoh gue...dari nomor yang kesasar...ha..ha..ha!" Acha kemudian menggeser tombol hijau ke atas.

Acha :

"Assalamualaikum, ya mau bicara sama siapa?"

Amygdala :

"Waalaikum salam, ini aku Cha..Dala!"

Acha :

"Haah..eh Bang Dala, yaa!"

Amygdala:

" Iya kamu gak save nomor saya?"

Acha :

" Enggak lah, kan baru sekarang tahu, nomornya juga, gimana mau ngesave? ngesave nomor gaib?"

Amygdala baru ingat kalau mereka memang belum bertukar nomor. Kemarin Dala hanya menyuruh Acha menulis nomornya di ponselnya.

Amygdala :

"Iya..yah? Kok bisa lupa aku gak ngasih nomor ke kamu?"

Acha :

" Gak tahu! Ada apa nelpon?"

Amygdala :

"Emang kalau mau nelpon Harus ada apa dulu ya?"

Acha:

"Ya enggak juga sih! Cuma kok aneh aja, berasa ditelpon pacar yang mau ngasih perhatian."

Amygdala:

"Yaaa anggap saja seperti itu, lagi jomblo kaan? "

Acha :

"Yaa anggap aja, kirain mau diiyain ternyata cuma Anggap ajaa...!"

Amygdala :

"Emang kamu mau, aku iyain jadi pacar aku?"

Acha :

"Dih...pembahasan yang tak pernah usai! Udah dibilangin aku gak mau pacaran langsung halalkan saja!"

Amygdala:

" Oke setuju!"

Acha :

"Buktikan!"

Amygdala :

"Insyaallah siap! Beri aku waktu dua minggu!"

Acha :

" Ambil waktu yang kamu butuhkan semaumu saja! Aku tunggu! Jadi nelpon mau ngapain?"

Amygdala :

" Cuma mau nanya lagi dimana? Sama siapa? sedang apa?"

Acha :

"Pemborong baang? Pertanyaannya kok borongan? Aku lagi di kantin kampus, lagi makan bakso sama teman, ada Nadia ada Diska, mau kenalan sekalian gak?"

Acha melirik pada dua temannya sambil memainkan alisnya.

Amygdala:

"Haaah...dasar aneh! Gak takut nanti ditikung teman lagi?"

Acha :

"Enggak lah...! Tergantung cowoknya, kalau cowoknya gak ada akhlak ya mau-mau aja jalan belakang!"

Amygdala:

"Ya udah, kasih ponselnya ke teman kamu!"

Acha memberikan ponselnya pada Nadia.

"Ada yang yang mau kenalan nih! Loud speaker aja tapi jangan terlalu keras."

Nadia :

"Assalamualaikum, kenalin saya Nadia temannya Acha.

Diska:

"Saya Diska, teman Acha juga!

Amygdala:

"Waalaikum salam, perkenalkan saya calon suaminya Acha!"

Uhuk..uhuk!

Acha langsung meraih minum , lalu mengambil alih lagi ponselnya, dan langsung mematikan sambungan telponnya.

" Dasar kutu kupret! Malah bikin drama lagi!" Acha mengumpat dalam hatinya.

"Cha... serius dia calon suami lu?" Nadia bertanya dengan wajah seperti tak percaya.

"Dari suaranya sih oke... sepertinya wajahnya juga oke! Dia beneran calon suami lu?" Diska malah seperti sedang membayangkan seperti apa wajah orang yang nelpon tadi.

"Ah...gak tahu gue! Lihat nanti aja deh, terserah Allah aku mah!" Acha tidak tergesa, tak ingin menolak pun tak ingin mengiyakan. Biarkan saja semua berjalan sesuai skenario Tuhan.

Biarkan semua berjalan apa adanya, lihat dan jalani saja takdir seperti apa yang telah Tuhan siapkan untuk kita

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

aku curiga Devan nih abangnya Acha...

2024-04-29

0

Rhiedha Nasrowi

Rhiedha Nasrowi

tak bantu meng aamiin kan ya cha😁😁

2024-01-26

1

uyhull01

uyhull01

wahhh si Abang bikin jantungan aja dehh dag dig dug serrr,

2024-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2 Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3 Bab 3. Kita Sudah Selesai
4 Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5 Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6 Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7 Bab 7. Kita Sudah Selesai
8 Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9 Bab 9. Lho Kok Barengan?
10 Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11 Bab 11. Seperti Pacar beneran
12 Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13 Bab 13. Calon Suami Acha
14 Bab 14. Restu Bunda
15 Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16 Bab 16. Acha Baper...
17 Bab 17. Kok Bisa?
18 Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19 Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20 Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21 Bab 21. Acha yang Berbeda
22 Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23 Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24 Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25 Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26 Bab 26. Maunya Acha...
27 Bab 27. Bertemu Riko
28 Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29 Bab 29. Ternyata Acha...
30 Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31 Bab 31. Kamu Bajingan...
32 Bab 32. Acha yang Berisik
33 Bab 33. Menyimpan Rahasia
34 Bab 34. Cepu Atau Intel?
35 Bab 35. Tawakkal
36 Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37 Bab 37. Sefrekuensi
38 Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39 Bab 39. Rider Keren...
40 Bab 40. Gue Gak Peduli!
41 Bab 41. Bertaruh
42 Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43 Bab 43. Suka Melihatmu!
44 Bab 44. Qodarullah, Cha!
45 Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46 Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47 Bab 47. Acha Terkejut
48 Bab 48. Devan Marah
49 Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50 Bab 50. Dapur
51 Bab 51. V.E
52 Bab 52. Kehadiranmu
53 Bab 53. Tentang Perasaan
54 Bab 54. Rahasia Kita
55 Bab 55. Didukung Bunda
56 Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57 Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58 Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59 Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60 Bab 60. Pertarungan Acha
61 Bab 61. Pasangan Aneh
62 Bab 62. Acha Demam
63 Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64 Bab 64. Sefrekuensi
65 Bab 65. Tak Salah Pilih
66 Bab 66. Live Tiktok
67 Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68 Bab 68. Bye...Tante!
69 Bab 69. Acha Baper!
70 Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71 Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72 Bab 72. Kesederhanaan Acha
73 Bab 73. Tantangan Bunda
74 Bab 74. Geli
75 Bab 75. Kantor Geng Motor
76 Bab 76. Diumpetin Dimana?
77 Bab 77. Pulang Kampung
78 Bab 78. Acha Gabut
79 Bab 79. Ijab Qabul
80 Bab 80. Sprei Putih
81 Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82 Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83 Bab 83. Ikatan yang Sah
84 Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85 Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86 Bab 86. Bertemu Haidar
87 Bab 87. Di Rumah Nin!
88 Bab 88. Bertemu Bakteri
89 Bab 89. Satu Pemikiran
90 Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91 Bab 91. Coklat
92 Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93 Bab 92. Hanya Oke?
94 Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95 Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96 Bab 96. Dinner
97 Bab 97. Terlambat
98 Bab 98. Jangan Sombong
99 Bab 99. Bertahanlah!
100 Bab 100. Siuman
101 Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102 Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103 Bab 103. Kejutan
104 Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105 Bab 105. Acha Naik Stage
106 Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107 Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108 Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109 109. Karenanu Aku Tertawa
110 Bab 110. Kemesraan yang Unik
111 Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112 Bab 112. Kelakuan Acha
113 Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114 Bab 114. Gak Salah,Bang?
115 Bab 115. Baper!
116 Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117 Bab 117. She's Mine!
118 Bab 118. Berghibah...
119 Bab 119. Dicuekin...
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Bab 1. Luka di Bawah Guyuran Hujan
2
Bab 2. Gara-gara Makan Singkong
3
Bab 3. Kita Sudah Selesai
4
Bab 4. Kita Pacaran Aja, Yuuk!
5
Bab 5. Kamu Mau Aku Muliakan?
6
Bab 6. Dikenalin Sama Cucu Nenek
7
Bab 7. Kita Sudah Selesai
8
Bab 8. Maaf, Aku Belum Jatuh Cinta...
9
Bab 9. Lho Kok Barengan?
10
Bab 10. Sepiring Pisang Goreng
11
Bab 11. Seperti Pacar beneran
12
Bab 12.Wajah Acha Di Tumpukan Berkas
13
Bab 13. Calon Suami Acha
14
Bab 14. Restu Bunda
15
Bab 15. Takdir Yang Tak Terduga
16
Bab 16. Acha Baper...
17
Bab 17. Kok Bisa?
18
Bab 18. Mamang Grab Ganteng
19
Bab 19. Takut Jatuh Cinta
20
Bab 20. Aku Tidak Bisa Berjanji...Cha!
21
Bab 21. Acha yang Berbeda
22
Bab 22. Deal Jadi Pacar Beneran Yaa!
23
Bab 23. Tak Menyadari Perasaannya Sendiri...
24
Bab 24. Pacarnya yang Merasa Pacarku!
25
Bab 25. Bismillaah Mencintaimu...
26
Bab 26. Maunya Acha...
27
Bab 27. Bertemu Riko
28
Bab 28. Seperti Martabak Spesial
29
Bab 29. Ternyata Acha...
30
Bab 30. Mengikuti Kata Hati
31
Bab 31. Kamu Bajingan...
32
Bab 32. Acha yang Berisik
33
Bab 33. Menyimpan Rahasia
34
Bab 34. Cepu Atau Intel?
35
Bab 35. Tawakkal
36
Bab 36. Menunggu Jawaban Acha
37
Bab 37. Sefrekuensi
38
Bab. 38. Tiga Kata Keramat
39
Bab 39. Rider Keren...
40
Bab 40. Gue Gak Peduli!
41
Bab 41. Bertaruh
42
Bab 42. Aku Bukan Pecundang!
43
Bab 43. Suka Melihatmu!
44
Bab 44. Qodarullah, Cha!
45
Bab 45. Acha Tiba di Bandung
46
Bab 46. Amygdala dan Bisikan Acha
47
Bab 47. Acha Terkejut
48
Bab 48. Devan Marah
49
Bab 49. Acha Yang Selalu Mengejutkan
50
Bab 50. Dapur
51
Bab 51. V.E
52
Bab 52. Kehadiranmu
53
Bab 53. Tentang Perasaan
54
Bab 54. Rahasia Kita
55
Bab 55. Didukung Bunda
56
Bab 56. Rahasia Acha dan Bunda
57
Bab 57. Kenalan sama Owner Cafe Jingga
58
Bab 58. Acha Masih Tak Percaya
59
Bab 59. Acha dan Piala Berjalan
60
Bab 60. Pertarungan Acha
61
Bab 61. Pasangan Aneh
62
Bab 62. Acha Demam
63
Bab 63. Perhatian Ugal-ugalan Amygdala.
64
Bab 64. Sefrekuensi
65
Bab 65. Tak Salah Pilih
66
Bab 66. Live Tiktok
67
Bab 67. Rasa Penasaran Nisya
68
Bab 68. Bye...Tante!
69
Bab 69. Acha Baper!
70
Bab 70. Cuma Dua Digit, Cha!
71
Bab 71. Nanti Setelah Akad...
72
Bab 72. Kesederhanaan Acha
73
Bab 73. Tantangan Bunda
74
Bab 74. Geli
75
Bab 75. Kantor Geng Motor
76
Bab 76. Diumpetin Dimana?
77
Bab 77. Pulang Kampung
78
Bab 78. Acha Gabut
79
Bab 79. Ijab Qabul
80
Bab 80. Sprei Putih
81
Bab 81. Kamu Yang Pertama,Cha!
82
Bab 82. Kita Sholat Sunah Dulu, Cha!
83
Bab 83. Ikatan yang Sah
84
Bab 84. Selamat Menjadi Seorang Isteri!
85
Bab 85. Dijodohkan Tuhan
86
Bab 86. Bertemu Haidar
87
Bab 87. Di Rumah Nin!
88
Bab 88. Bertemu Bakteri
89
Bab 89. Satu Pemikiran
90
Bab 90. Bersamamu Aku Bahagia!
91
Bab 91. Coklat
92
Bab 92. Sarapan Pagi Di Marlioboro
93
Bab 92. Hanya Oke?
94
Bab 94. Buat Satu Bulan apa Satu Tahun?
95
Bab 95. Pelukan Di Balik Senja
96
Bab 96. Dinner
97
Bab 97. Terlambat
98
Bab 98. Jangan Sombong
99
Bab 99. Bertahanlah!
100
Bab 100. Siuman
101
Bab 101. Cintaku Mentok Di Kamu!
102
Bab 102. Sampai Bertemu Besok, Cha!
103
Bab 103. Kejutan
104
Bab 104. Varsha Evara Lagi...
105
Bab 105. Acha Naik Stage
106
Bab 106. Gak Mau Dipanggil Ibu!
107
Bab 107. Menginginkan Pengakuan
108
Bab 108. Gak Usah Ngajak!
109
109. Karenanu Aku Tertawa
110
Bab 110. Kemesraan yang Unik
111
Bab 111. Jangan Tinggalkan Aku!
112
Bab 112. Kelakuan Acha
113
Bab 113. Keroncong Vs Dangdut
114
Bab 114. Gak Salah,Bang?
115
Bab 115. Baper!
116
Bab 116. Kegilaan Pagi Ini
117
Bab 117. She's Mine!
118
Bab 118. Berghibah...
119
Bab 119. Dicuekin...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!