Amygdala menceritakan kejadian saat dia memergoki Ashila dengan Riko di kosannya kepada Devan. Dia bahkan menceritakan pertemuannya dengan seorang gadis yang bernama Acha. Devan mengernyitkan dahinya, saat mendengar nama Acha.
"Dal...nama cewek lu yang selingkuh sama si Riko siapa?" Devan penasaran dengan nama perempuan yang berani berselingkuh di belakang bosnya. Selama ini bosnya selalu menjadi incaran banyak perempuan, dan kali ini dia diselingkuhi, miris sekali.
"Ashila, dia seorang model, dan selebgram, tapi belum terlalu terkenal...!" Amygdala tak mengalihkan pandangannya dari berkas di depannya.
"Lu punya fotonya? Penasaran gue...!" ucap Devan. Amygdala langsung mengangkat wajahnya.
"Penasaran mau apa?" Amygdala bertanya penuh curiga.
"Astaghfirullah...gak usah curiga seperti itu, gue gak selera bekas orang!" Sarkas Devan.
"Gue cuma pengen tahu wajahnya saja, soalnya di tempat gue tinggal juga, gue punya tetangga namanya Ashila. Eh tapi ini kan dia ngekos yaa?" Ujar Devan.
Amygdala baru ingat, kalau asisten sekaligus sahabatnya ini kan juga orang Kuningan. Dia lalu mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan sebuah foto pada Devan.
"Nih..lihat baik-baik! Lu kenal gak?" Amygdala menunggu reaksi Devan.
"Haah..! Dal, serius ini pacar lu? Dia beneran tetangga gue anjiir, ortunya sombong banget tahu! Dia anak kebanggaan ortu, sempurna tanpa cela, masa iya selingkuh...? Ketahuan lagi begitu lagi...! Tuhan itu maha adil yaah! Orangtuanya Ashila pernah nuduh yang enggak-enggak sama adek gue! Gak tahunya anaknya parah!" Devan sampai menggelengkan kepala.
"Tunggu..Van! Kalau lu tetanggaan sama Ashila, berarti lu tetanggaan juga sama Acha dong?" Amygdala seperti menemukan harta karun, kalau benar Devan mengenal Acha, dia bisa mengorek informasi tentang Acha pada Devan.
"Acha? Acha siapa? Emang kenapa?" Devan sedikit curiga, kalau yang dimaksud Amygdala adalah Acha yang sama dengannya. Maka dia tidak akan membukanya sekarang, dia harus tahu tujuan Amygdala yang sebenarnya.
"Tadi kan gue udah cerita, kalau gue ketemu seorang gadis, dan hampir aja gue nabrak dia! Begitu melihat wajahnya pertama kali, gue tertarik, matanya menenangkan. Tapi begitu buka mulut,anjiir ucapannya pedes seperti bon cabe level 50. Dan lu tahu Van, rasa kecewa dan sakit hati gue pada Ashila, memuai entah kemana. Hari itu, yang seharusnya gue mengurung diri dan menghabiskan rokok berbatang-batang, gak ada! Yang ada gue happy aja saat di rumahnya. Parahnya, ortunya malah mengira gue sama dia pacaran, padahal kita baru aja ketemu. Dan tanpa sadar gue iyain lagi!" Amygdala bercerita dengan penuh antusias. Devan semakin penasaran, dia ingin tahu lebih jelas.
"Terus ngapain lu nanyain dia ke gue, lu kan udah tahu rumah dan keluarganya juga?" Ujar Devan.
" Yaah kan lu bilang lu tetanggaan sama Ashila, berarti lu juga tetanggaan sama dia, cerita kalian juga hampir sama!" Amygdala kembali fokus pada berkasnya.
"Acha yaah...orangnya cantik gak?" Devan kembali memancing Amygdala.
"Cantik...cantiknya natural no make up! Dan lu tahu, dia salah seorang penulis populer di bawah naungan penerbit gue!" Mata Amygdala selalu memancar penuh binar bahagia,saat menceritakan tentang Acha.
"Terus...?"
"sepertinya gue jatuh cinta sama dia, Van!"
"Haah...secepat itu, lu jatuh cinta? Jangan-jangan itu bukan jatuh cinta, itu cuma pelarian rasa kecewa lu dari Ashila."
"Entahlah...rasanya beda aja saat ada di dekatnya. Nenek gue juga malah mau gue pacaran sama dia. Lu tahu, kenapa kerja gue lama? Karena setiap kali gue buka berkas, wajah cantiknya yang lihatin gue sambil tersenyum!" Amygdala menyandarkan punggungnya ke kursi. Devan juga sebenarnya bisa melihat ada cinta di mata Amygdala, namun sepertinya ini terlalu cepat, jatuh cinta lagi di saat baru saja melihat perselingkuhan kekasihnya.
"Ck sudahlah, selesaikan pekerjaanmu! Dan jangan terlalu cepat menyimpulkan perasaan, yakinkan saja dulu hatimu, apa sebenarnya perasaan yang sedang kau rasakan saat ini!" Devan lalu beranjak pergi, meninggalkan Amygdala,yang mengernyitkan dahinya. Lalu dia pun kembali fokus pada pekerjaannya.
****
Sementara itu, di kampusnya Acha sedang berada di Kantin bersama Nadia dan Diska. Biasanya mereka bersama Isma juga, namun kali ini,Isms sudah punya dunianya sendiri, Haidar.
"Cha...lu beneran udah putus sama Haidar?"Nadia masih gak percaya dengan apa yang terjadi.
"Iya..baru kemarin gue putusin!" Jawab Acha santai.
"Kok..dia bisa langsung sama Isma aja! Jangan-jangan kalian putus gara-gara Isma lagi!" Celetuk Diska.
"Iya...gak mungkin kan mereka langsung official padahal Haidar baru putus sehari. Kalau mereka gak main di belakang lu sebelumnya!" tambah Nadia.
"Gue gak tahu! Udah ah..males gue bahas yang gak penting kayak gitu!" ucap Acha.
"Anjiir lu yah! Kayak gak ada sakit-sakitnya gitu hati lu, padahal baru putus!" Nadia merasa aneh melihat ekspresi Acha yang biasa aja.
"Laah terus gue harus ngapain? Nangis bombay, ngurung diri di kamar, sambil dengerin lagu-lagu galau! Bukan gue banget! Justru gue bersyukur, Allah memperlihatkan lebih awal. Kalaau kemarin gue gak lihat mereka bermesraan berdua keluar dari hotel, sepertinya sampai hari ini, gue masih dbegoin sama manusia munafik itu!" Acha menyeruput jus jeruknya.
"Eeh...beneran mereka main di belakang lu? Sumpah gak punya hati tuh dua orang! Apa sih kurangnya elu, cantik iya, pinter juga,.body juga aduhai..! Heran gue sama si Haidar!" Diska malah kesal sendiri.
"Kurangnya gue, karena gue enggak mau digrepe-grepe!"Seru Acha.
"Ah...iya bener! Kenapa lu gak mau digrepe-grepe sih Cha, jadinya selingkuh kan cowok lu!" Nadia menggedik lengan Acha.
"Sialan lu..emang gue cewek apaan? Mendingan putus gue mah daripada harus digrepe-grepe, belum tentu jadi sampai nikah udah depe duluan, siapa yang rugi? Gue bersyukur putus dari dia,.berarti dia emang bukan jodoh gue! Dia bukan yang terbaik buat gue! Pasti Allah akan mengirimkan seseorang yang benar-benar sayang sama gue, yang cinta sama gue, yang mau menjaga kehormatan gue sampai nanti halal untuknya!" ujar Acha.
"Aamiin yaa Robbal'aalamiin...!" Nadia dan Diska mengaminkan.
Drrrt..drrt.
Ponsel Acha yang berada di atas meja berdering. Tanpa sengaja Nadia dan Diska melihat nomor yang masuk, sepertinya ini nomor baru, karena Acha belum menyimpan nomornya. Acha mengernyitkan dahinya,saat melihat nomor tak dikenal masuk.
"Angkat Cha, siap tahu penting!" saran Nadia.
"Iya..Cha..angkat siapa tahu jodoh lu itu lagi otewe!" Acha menatap tajam Diska.
"Eh..tapi bener ya, siapa tahu jodoh gue...dari nomor yang kesasar...ha..ha..ha!" Acha kemudian menggeser tombol hijau ke atas.
Acha :
"Assalamualaikum, ya mau bicara sama siapa?"
Amygdala :
"Waalaikum salam, ini aku Cha..Dala!"
Acha :
"Haah..eh Bang Dala, yaa!"
Amygdala:
" Iya kamu gak save nomor saya?"
Acha :
" Enggak lah, kan baru sekarang tahu, nomornya juga, gimana mau ngesave? ngesave nomor gaib?"
Amygdala baru ingat kalau mereka memang belum bertukar nomor. Kemarin Dala hanya menyuruh Acha menulis nomornya di ponselnya.
Amygdala :
"Iya..yah? Kok bisa lupa aku gak ngasih nomor ke kamu?"
Acha :
" Gak tahu! Ada apa nelpon?"
Amygdala :
"Emang kalau mau nelpon Harus ada apa dulu ya?"
Acha:
"Ya enggak juga sih! Cuma kok aneh aja, berasa ditelpon pacar yang mau ngasih perhatian."
Amygdala:
"Yaaa anggap saja seperti itu, lagi jomblo kaan? "
Acha :
"Yaa anggap aja, kirain mau diiyain ternyata cuma Anggap ajaa...!"
Amygdala :
"Emang kamu mau, aku iyain jadi pacar aku?"
Acha :
"Dih...pembahasan yang tak pernah usai! Udah dibilangin aku gak mau pacaran langsung halalkan saja!"
Amygdala:
" Oke setuju!"
Acha :
"Buktikan!"
Amygdala :
"Insyaallah siap! Beri aku waktu dua minggu!"
Acha :
" Ambil waktu yang kamu butuhkan semaumu saja! Aku tunggu! Jadi nelpon mau ngapain?"
Amygdala :
" Cuma mau nanya lagi dimana? Sama siapa? sedang apa?"
Acha :
"Pemborong baang? Pertanyaannya kok borongan? Aku lagi di kantin kampus, lagi makan bakso sama teman, ada Nadia ada Diska, mau kenalan sekalian gak?"
Acha melirik pada dua temannya sambil memainkan alisnya.
Amygdala:
"Haaah...dasar aneh! Gak takut nanti ditikung teman lagi?"
Acha :
"Enggak lah...! Tergantung cowoknya, kalau cowoknya gak ada akhlak ya mau-mau aja jalan belakang!"
Amygdala:
"Ya udah, kasih ponselnya ke teman kamu!"
Acha memberikan ponselnya pada Nadia.
"Ada yang yang mau kenalan nih! Loud speaker aja tapi jangan terlalu keras."
Nadia :
"Assalamualaikum, kenalin saya Nadia temannya Acha.
Diska:
"Saya Diska, teman Acha juga!
Amygdala:
"Waalaikum salam, perkenalkan saya calon suaminya Acha!"
Uhuk..uhuk!
Acha langsung meraih minum , lalu mengambil alih lagi ponselnya, dan langsung mematikan sambungan telponnya.
" Dasar kutu kupret! Malah bikin drama lagi!" Acha mengumpat dalam hatinya.
"Cha... serius dia calon suami lu?" Nadia bertanya dengan wajah seperti tak percaya.
"Dari suaranya sih oke... sepertinya wajahnya juga oke! Dia beneran calon suami lu?" Diska malah seperti sedang membayangkan seperti apa wajah orang yang nelpon tadi.
"Ah...gak tahu gue! Lihat nanti aja deh, terserah Allah aku mah!" Acha tidak tergesa, tak ingin menolak pun tak ingin mengiyakan. Biarkan saja semua berjalan sesuai skenario Tuhan.
Biarkan semua berjalan apa adanya, lihat dan jalani saja takdir seperti apa yang telah Tuhan siapkan untuk kita
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Erni Fitriana
suka ceritanya😘😘😘😘😘😘😘
2024-09-15
0
FUZEIN
Menarikkkkkkkkk
2024-07-14
0
Nadiyah1511
aku curiga Devan nih abangnya Acha...
2024-04-29
0